Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG (DASAR PEMIKIRAN)


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Tujuan pendidikan yang diharapkan meliputi tujuan pendidikan nasional yang


memiliki kesesuaian dengan kondisi, kekhasan dan potensi daerah serta potensi
sekolah masing-masing. Oleh karena itu sangat penting untuk disusun kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum SD Negeri ………………………………………….. disusun dengan tujuan untuk


menjadi acuan/pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di SD
Negeri…………………………………….. dalam rangka meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan dapat
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetap mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan agar menjamin pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian
Pendidikan. Dua dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar Isi (ISI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama dalam Penyusunan
Kurikulum SD Negeri ……………………………………….

Keberhasilan penyelenggaraan Pendidikan di SD Negeri …………………………. akan


tampak apabila dari kegiatan pembelajarannya mampu membentuk pola tingkah
laku kepribadian anak didik sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yaitu
menjadi manusia beriman, bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri dan
menjadi warga Negara demokratis dan bertanggung jawab.

Untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang baik maka perlu mengetahui


dan memahami kondisi nyata dari satuan pendidikan, sehingga prioritas
penyelenggaraan pendidikan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan berupaya
1
untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada di sekolah. Untuk itu perlu
membuat sebuah analisa sehingga dapat diketahui keputusan-keputusan yang harus
diambil oleh sekolah. Dalam menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman sudah dilakukan melalui analisis konteks yang mencakup:

I. Analisis Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri dari:


1. STANDAR ISI DAN SKL
Standar Isi dan SKL mempunyai komponen dan sub komponen:
a. Kerangka Dasar Kurikulum, sub komponennya adalah:
 Prinsip pengembangan kurikulum
Kondisi Ideal yang diharapkan adalah KTSP dikembangkan oleh sekolah
dan komite sekolah yang berpedoman pada standar isi dan satndar
kompetensi lulusan serta panduan penyusunan KTSP yang ditentukan
oleh BSNP. Sedangkan Kondisi Riil yang ada pada satuan pendidikan
adalah dalam pengembangan KTSP telah memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum namun dalam penerapan yang tertuang dalam
silabus dan RPP belum nampak terutama berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Adapun Rencana Tindak Lanjut (1). Dilakukan
perbaikan dokumen KTSP terutama dokumen 2 (Silabus dan RPP),
sehingga dapat memenuhi setiap prinsip pengembangan kurikulum yang
berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. (2). Melakukan konsultasi dengan
dinas pendidikan dan pihak terkait tentang penyusunan KTSP yang
benar serta mengadakan workshop untuk pengembangan silabus dan
RPP sehingga kurikulum yang disusun terarah dan sesuai dengan kondisi
serta kebutuhan peserta didik yang sebenarnya. (3). Mencari sumber
informasi kepada stakeholder agar dalam penyusunan KTSP benar-benar
menyerap aspirasi masyarakat sehingga tercipta sebuah sinergi antara
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dan kurikulum yang
diberlakukan disekolah.

 Prinsip pelaksanaan kurikulum


Kondisi Idealnya adalah Kurikulum dilaksanankan sesuai Prinsip
Pelaksanaan Kurikiulum yang didasarkan pada potensi , perkembangan
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna
bagi dirinya, mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu serta

2
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan menyenangkan. Sedangkan Kondisi Riil yang ada adalah
Pelaksanaan kurikulum masih belum mencerminkan Prinsip pelaksaan
kurikulum, sebab masih banyak guru yang belum faham tentang aturan
atau regulasi pelaksanaan kurikulum yang benar dan Impelementasi dari
kurikulum itu sendiri. Maka, Rencana Tindak Lanjut yang harus
dilakukan adalah (1). Melakukan pembinaan secara terus memnerus
dan berkelanjutan sesuai perkembangan perubahan dari kurikulum. (2).
Melakukan pelatihan terkait pelaksanaan kurikulum yang benar. (3).
Berkoordinasi dengan stakeholders terutama dengan dinas pendidkan
kabupaten untuk memecahkan permasalahan yang timbul akibat dari
kurangnya pengetahuan guru tentang pelaksanaan kurikulum.

b. Struktur Kurikulum, sub komponennya adalah:


 Struktur Kurikulum
Kondisi Idealnya adalah Struktur Kurikulum dilaksanakan sesuai
aturan di dalam Standar Isi. Kurikulum kelas 1 s.d VI terdiri 8 mata
pelajaran, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri. . Adapun Kondisi
Riil pada satuan pendidikan adalah Struktur Kurikulum dilaksanakan
sesuai aturan yang ada di dalam Standar Isi. Maka Rencana Tindak
Lanjut untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah Diharapkan
Guru lebih meningkatkan kompetensinya dengan melakukan
pengkajian terhadap Standar Isi.

 Muatan Kurikulum
Kondisi Ideal yang diharapkan adalah Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan di sesuaikan dengan beban belajar yang
tercantum di dalam Struktur Kurikulum. Kondisi Riil yang ada adalah
Kedalaman muatan kurikulum pelaksanaannya disesuaikan dengan
beban belajar yang terdapat di dalam struktur kurikulum dan
dituangkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Adapun Rencana Tindak Lanjut yang harus dilakukan adalah dengan
meningkatkan kompetensi guru di dalam menganalisa Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar melalui berbagai kegiatan,

3
misalnya melalui pelatihan baik yang diadakan sekolah maupun
pelatihan yang dilaksanakan lembaga di luar sekolah.

 Jam Pembelajaran
Kondisi Idealnya adalah Jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam Struktur
Kurikulum. Sekolah dimungkinkan menambah maksimum 4 jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan. Adapun Kondisi Riil
yang ada pada satuan pendidikan adalah pelaksanaan Jam
Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada jam pembelajaran
yang terdapat pada Struktur Kurikulum, namun penambahan 4 jam
pembelajaran belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena
kondisi sekolah yang tidak memungkinkan. Selama ini yang dilakukan
sekolah hanya menambah 2 jam Pembelajaran pada mata pelajaran
Baca tulis Al Qur an. maka Rencana Tindak Lanjut yang bisa
dilaksanakan adalah sekolah dapat memanfaatkan penambahan 4 jam
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi peserta didik pada
mata pelajaran yang dianggap perlu mendapatkan penambahan jam
pembelajaran karena tingkat kompleksitas dari mapel yang
bersangkutan di masa yang akan datang.
Bagi mata pelajaran yang telah mendapatkan tambahan jam
pembelajaran diharapkan dapat meningkat pencapaian kompetensi
peserta didik yang semakin membaik.

c. Beban belajar, Sub Komponennya adalah:


 Beban Belajar
Kondisi Ideal yang diharapkan adalah beban belajar untuk satuan
pendidikan SD kategori standar menggunakan sistem Paket yaitu
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran yakni 35
menit per jam pembelajaran sedangkan jumlah tatap muka per minggu
adalah 26 s.d. 32 jam pembelajaran. Adapun jumlah waktu
pembelajaran per tahun adalah 1088 – 216 jam pembelajaran.
Sedangkan Kondisi Riil yang ada adalah beban belajar menggunakan
sistem Paket dimana peserta didik diwajibkan mengikuti program

4
pembelajaran dan beban belajar sesuai struktur kurikulum. Alokasi
waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit sedangkan jumlah tatap
muka 36 jam pembelajaran, namun waktu jam pembelajaran 35 menit
masih belum dimanfaatkan dengan sempurna karena masih terdapat
guru yang terlambat masuk kelas kadang-kadang juga faktor siswa yang
belum siap mengikuti pembelajaran, sehingga waktu tersita antara 10
menit s.d. 15 menit. Adapun Rencana Tindak Lanjut yang akan
dilaksanakan sekolah adalah (1). Perlu adanya sosialisasi dan
pemahaman bersama bahwa beban belajar untuk tingkat SD kegiatan
tatap muka hanya 40% dan sisanya bersifat penugasan atau kegiatan
mandiri. (2). Beban belajar melalui jam pelajaran selama 35 menit
harus dipergunakan dengan sebaik mungkin agar target kurikulum
dapat tercapai dengan semestinya melalui sosialisasi dan pemantapan
kinerja oleh kepala sekolah.

 Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Tertruktur


Kondisi Ideal : Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi, waktu penyelesaian diatur oleh guru. Sedangkan Kegiatan
Mandiri Tidak Tertruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi untuk mencapai standar kompetensi, Waktu
penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik. Adapun alokasi waktu
adalah 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka. Kondisi Riil :
Penugasan terstruktur dan Kegiatan Mandiri tidak tertruktur dilakukan
oleh guru, namun pelaksanaannya tugas yang diberikan oleh guru
melampaui alokasi tatap muka dan tidak sesuai dengan sarana yang
dimiliki siswa, sehingga hasil yang dicapai tidak untuk mencapai
standar kompetensi dan dirasa berat oleh siswa. Rencana Tindak
Lanjut : Memberikan pemahaman kepada guru tentang pemberian
tugas tertruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang benar.

 Program Remidial
Kondisi Ideal : Program Remidial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai KKM yang ditetapkan. Kondisi Riil : Program
Remidial dilaksanakan oleh guru maksimal 3 kali setiap KD, namun
aturan pelaksanaan dari remidi masih belum dipahami oleh sebagian

5
guru. Rencana Tindak Lanjut : Memberikan pemahaman kepada guru
tentang kegiatan remidi yang benar.
Bentuk kegiatan Remidial yang harus dilaksanakan guru :
1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya
3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
4. Menggunakan berbagai jenis media
5. Pemberian bimbingan secara khusus
6. Pemberian tugas latihan secara khusus
7. Pemanfaatan tutor sebaya.

 Program Pengayaan
Kondisi Ideal : Program Pengayaan merupakan kegiatan peserta didik
yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum
Kriteria kelebihan kemampuan belajar siswa ditandai:
1. Belajar lebih cepat
2. Menyimpan informasi lebih mudah
3. Keingintahuan yang tinggi
4. Berpikir mandiri
5. Superior dalam berpikir abstrak
6. Memiliki banyak minat.
Kondisi Riil : Program Pengayaan dilaksanakan oleh guru namun
belum sempurna karena:
1. Tidak ditunjang oleh sumber belajar yang memadai.
2. Tidak ditindak lanjuti.
Rencana Tindak Lanjut : Perlu ada pembinaan secara terus menerus
dari kepala sekolah maupun dari pengawas satuan pendidikan.

d. Kalender pendidikan, sub komponennya adalah:


 Esensial Kalender Pendidikan
Kondisi Ideal : Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun pembelajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
Kondisi Riil : Kalender pendidikan telah tersusun seluruh pengaturan
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan yang lain telah diagendakan di

6
dalam Agenda Kegiatan pembelajaran/ kalender pendidikan pada
setiap semesternya, dan telah mengacu pada kalender yang telah
ditetapkan oleh Provinsi. Namun masih perlu dipertegas lagi tentang
pekan efektif fakultatif, karena pemahaman sekolah dengan dinas
pendidikan kabupaten berbeda.
Rencana Tindak Lanjut : Melakukan koordinasi dengan dinas
pendidikan terkait agar setiap program dan kegiatan yang telah
ditentukan sekolah bisa dilaksanakan dengan baik sehingga
pemahaman yang sama terhadap kalender pendidikan dapat tercapai.

 Pekan Efektif
Kondisi Ideal : digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif.
Kondisi Riil : Pekan efektif dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
kegiatan pembelajaran, namun masih terdapat sebagian guru yang
melaksanakan kegiatan di luar pembelajaran pada hari-hari efektif
Rencana Tindak Lanjut : Kegiatan yang bersifat insidental diupayakan
tidak terlalu mengganggu pekan efektif yang semestinya dipergunakan
untuk terlaksananya kegiatan pembelajaran.

e. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Komponennya adalah:


 Dokumen 1 KTSP
Kondisi Ideal : Dokumen 1 dapat disusun dan dikembangkan oleh
sekolah bersama komite sekolah, tim pengembang Kurikulum (TPK) ,
dewan guru dan stake holder sekolah/pendidikan dengan mengacu
kepada SI dan SKL serta berpedoman pada Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah yang keluarkan BSNP, juga harus mengikuti
ketentuan lain yang menyangkut Kurikulum dalam UU No. 20/2003 dan
PP 19/2005.
Kondisi Riil : Dokumen KTSP telah tersusun setiap tahun yang
penyusunannya dengan melibatkan TPK, Komite sekolah, Dewan guru
dan Stakeholders dan mengadakan koordinasi dengan Dinas
Pendidikan Kabupaten, namun penyusunan dan pelaksanaannya masih
belum sempurna sebagaimana mestinya.

7
Rencana Tindak Lanjut : Penyusunan dokumen KTSP harus semakin
sempurna dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan Imtaq
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakter daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global.
9. Persatuan dan nilai – nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial masyarakat setempat
11. Kesetaraan jender
12. Karakteristik satuan pendidikan.
Ini bisa dilakukan melalui sosialisasi isi dokumen KTSP kepada semua
guru setiap tahun penyusunan KTSP, karena setiap tahun KTSP bisa
mengalami perubahan.

 Dokumen 2 Silabus
Kondisi Ideal : Pengembangan Silabus harus dilaksanakan sesuai
langkah-langkah pengembangan Silabus:
1. Mengkaji dan menentukan SK
2. Menkaji dan menentukan KD
3. Mengidentifikasi materi pokok
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
5. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
6. Menentukan jenis penilaian
7. Menentukan alokasi waktu
8. Menentukan sumber belajar
Kondisi Riil : Pengembangngan silabus telah dilakukan oleh guru,
namun di dalam penyusunannya masih perlu disempurnakan lagi,
terutama keterkaitan antara Silabus dengan RPP.

8
Rencana Tindak Lanjut : Melakukan pembinaan kepada guru yang
belum biasa menyusun Silabus dengan baik melalui pelatihan-pelatihan
peningkatan profesi guru, sementara guru diwajib membuat Silabus
setiap semester sehingga guru terlatih dan mampu menyusun Silabus
dengan baik dan benar.

 Dokumen 2 RPP
Kondisi Ideal : Pengembangan RPP harus disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih
2. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai denagn KD.
3. Tujuan pembelajaran dapat mencakupisejumlah indicator, atau
satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting
tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator.
RPP paling luas mencakup 1 KD yang meliputi 1 atau beberapa
indikator untuk 1 kali pertemuan atau tatap muka.
Kondisi Riil : Pengembangan RPP telah disusun oleh guru setiap
semester dan telah memasukkan pendidikan karakter ke dalam RPP,
namun kadang masih terdapat tidak sinkronnya antara Silabus dengan
RPP dalam hal Kegiatan pembelajar, metode yang ada dalam silabus
dengan langkah-langkah pembelajaran dan metode dalam RPP
Untuk mata pelajaran muatan lokal SK dan KD nya dibuat sendiri oleh
guru.
Rencana Tindak Lanjut : RPP yang disusun guru perlu dikoreksi oleh
kepala sekolah melalui supervisi kelas dan ditindak lanjuti, sehingga
dimasa yang akan datang Penusunan Silabus dan RPP semakin
sempurna.

2. STANDAR PROSES
Standar Proses mempunyai komponen :
a. Perencanaan Proses Pembelajaran, Sub Komponennya :
 Penyiapan Perangkat Pembelajaran
Kondisi Ideal :

9
- Dapat menyiapkan perangkat pembelajaran yang berupa: RPP,
Bahan Ajar, Media Pembelajaran baik untuk pembelajaran regular
maupun remedial dan pengayaan.
- Guru dapat membuat bahan ajar dalam bentuk cetakan maupun
bahan ajar yang berbasis IT.
- Melaksanakan program remedial sepanjang semester untuk seluruh
mata pelajaran secara berkelanjutan dan komprehensif.
Kondisi Riil : Perangkat Pembelajaran yang disusun oleh guru telah
memnuhi standar penyusunan perangkat pembelajaran yang benar ,
namun masih perlu disempurnakan terutama pada penggunaan IT di
dalam proses pembelajaran yang dituangkan dalam penjabaran
kegiatan pembelajaran.
Rencana Tindak Lanjut :
- Memberikan pemahaman kepada guru tentang pentingnya
perangkat pembelajaran di dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran dapat terarah dan
dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
- Mewajibkan guru membuat perangkat pembelajaran sebelum
memasuki semester Ganjil maupun semester Genap.

 Ketersediaan dokumen Silabus (naskah dan substansi)


Kondisi Ideal :
- Dokumen Silabus merupakan dokumen penting sebagai acuan
pengembangan RPPyang harus dibuat oleh guru
- Silabus memuat : Identitas mata pelajaran ,SK KD, Kegiatan
Pembelajaran, Indikator ketercapaian, Penilaian, Alokasi Waktu,
Sumber/Bahan/Alat.
- Penyusunan silabus berdasarakan hasil pemetaan Standar Isi.
- Terdapat sinkronisasi antara Silabus dan RPP.
Kondisi Riil :
- Dalam pengembangan silabus masih banyak guru yang belum
melakukan analisisi SK-KD.
- Dalam penyusunan silabus masih ada sebagian guru yang belum
faham terhadap atauran penyusunan Silabus.
Rencana Tindak Lanjut : Perlu diprogramkan bimbingan dan
pendampingan teknik membuat silabus mulai dari analisis SI sampai
kepada penyusunan RPP, secara terus menerus sepanjamg semester.
10
 Ketersediaan dokumen RPP
Kondisi Ideal :
- Dokumen RPP merupakan sebuah kewajiban bagi guru untuk
menyusunnya secara lengkap dan sistimatis dan ini merupakan
salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru.
- Pengembangan RPP harus disusun dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. RPP memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, Indikator
pencapaian kompetensi,Tujuan Pembelajaran,Materi ajar,
Alokasi waktu, Metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
Penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
2. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih
3. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai denagn KD.
4. Tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau
satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang
penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian
indikator.
- RPP paling luas mencakup 1 KD yang meliputi 1 atau beberapa
indikator untuk 1 kali pertemuan atau tatap muka
- RPP memuat: Identitas MP, SK, KD Indiator Pencapaian, tujuan
,Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,
Penilaian belajar, dan sumber belajar.
- Pada tahapan kegiatan pembelajaran terdiri dari tahapan:
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
- Mengacu pada prinsip-prinsip penyusunan RPP.
Kondisi Riil :
- Setiap semester guru menyusun RPP sesuai ketentuan
Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.
- Dalm penyusunan RPP masih ditemukan ketidak sinkronan dengan
silabus terutama dalam hal kegiatan pembelajaran dan metode
pembelajaran
- Pembelajaran di kelas tidak dilaksanakan sebagaimana yang telah
direncanakan di dalam RPP.

11
- Masih belum tampak bahan ajar di dalam RPP, jadi RPP hanya
merupakan garis besar dari kegiatan pembelajaran .
- Sistimatika pemisahan materi setiap 1 kali tatap muka tidak jelas
karena 1RPP dibuat untuk bebrapa kali tatap muka.
Rencana Tindak Lanjut : Perlu pelatihan secara terus menerus agar
para guru semakin terampil di dalam menyusun RPP yang benar.

b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Dalam kegiatan pembelajaran guru wajib membawa RPP sebagai kontrol
dalam pelaksanaan pembelajaran, Komponennya:
 Perangkat Pembelajaran
Kondisi Ideal :
- Perangkat pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
- Pada pelaksanaan proses pembelajaran perangkat pembelajaran
harus dibawa ke kelas.
Kondisi Riil : Perangkat pembelajaran yang telah disusun telah
menjadi pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi guru,
namun pada saat pelaksanaan proses pembelajaran kadang-kadang
perangkat tidak dibawa.

Rencana Tindak Lanjut :


- Dalam kegiatan pembelajaran guru wajib membawa RPP sebagai
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
- PBM harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat di
dalam RPP.
- Mengusahakan pembelajaran berbasis PAIKEM dan IT.

 Proses pembelajaran
Kondisi Ideal :
- Proses pembelajaran harus dilaksanakan sesuai langkah-langkah
yang telah dituangkan di dalam perangkat pembelajaran
- Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan PAIKEM
- Proses pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis IT

12
- Guru dapat menggunakan sumber belajar baik dari media cetak,
media elektronik maupun dari lingkungan alam disekitar sekolah.
- Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
Kondisi Riil :
- Proses pembelajaran dilaksanakan kurang sesuai dengan langkah-
langkah yang telah dituangkan di dalam perangkat pembelajaran
- Kondisi Pembelajaran di kelas kurang mendukung untuk
melaksanakan PAIKEM
- Pembelajaran berbasis IT hanya pada mata pelajaran tertentu dan
sifatnya masih moving kelas karena tidak memiliki ruang khusus
seperti ruang multi media.
- Sumber belajar sangat terbatas , sumber belajar yang ada hanya
berupa ringkasan materi yang diterbitkan salah satu penerbit.
- Keterlibatan siswa di dalam PBM kurang aktif
Rencana Tindak Lanjut :
- Menganalisi RPP yang telah disusun guru untuk mengontrol pada
materi apa pembelajaran psikomotorik harus dilaksanakan.
- Terus memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat secara
aktif di dalam Pembelajaran
- Mewajibkan siswa memiliki buku pegangan minimal 2 orang 1 buku.
- Melaksanakan pembinaan, pelatihan, mengintensifkan KKG dan
lain-lain.

 Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran


Kondisi Ideal :
- Jumlah maksimal peserta didik adalah 32 peserta didik per kelas
- Rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru sama denagn
20:1
- Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan
sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam 1 minggu
- Rasio buku teks pembelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per
mata pelajaran.
Kondisi Riil :
- Jumlah peserta didik dalam 1 rombel 36 - 40 siswa.
- Rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru memadai

13
- Beban kerja guru diupayakan sesuai aturan PP. no. 39 tahun 2009
tentang beban kerja guru.
Rencana Tindak Lanjut :
- Jumlah peserta didik setiap rombel diupayakan 32 siswa.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalan hal formasi
guru.
- Beban kerja guru diupayakan sesuai aturan PP. no. 39 tahun 2009
tentang beban kerja guru.

 Perencanaan kegiatan layanan konseling kepada peserta didik sesuai


dengan hasil belajar peserta didik;
Kondisi Ideal :
- Melaksanakan program pembimbingan/layanan konseling terhadap
semua kesulitan siswa baik dibidang akademik maupun non
akademik .
- Layanan konsling dapat dilaksanakan dengan 2 cara :
A. Layanan konseling pada saat jam pembelajaran:
1. Kegiatan tatap muka di dalam kelas untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, layanan pembelajaran/membuat kegiatan
instrumen serta layan/kegiatan lain yang dapat dilaksanakan
di dalam kelas alokasi waktu 1 jam pembelajaran.
2. Kegiatan non tatap muka menyelenggarakan kegiatan
konfrensi kasus, himpun data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaandan alih tangan kasus
B. Layanan konseling di luar jam pembelajaran :
1. Kegatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi,konsling pereorangan,
bimbingan kelompok, konsling klompok, dan mediasi serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
Alokasi waktu ekivalen denagn 1 jam pembelajaran tatap
muka di dalam kelas.
2. Kegiatan pelayan di luar jam pembelajaran maksimum 50 %
dari seluruh kegiatan pelayanan konsling.
Kondisi Riil :

14
- Pelayanan BK sudah mencakup bidang akademis dan non akademis
baik yang dilaksanakan pada saat jam pembelajaran maupun non jam
pembelajaran.
- Kesulitan atau permasalahan siswa belum dapat terlayani dengan baik
karena beban kerja tenaga BK sangant berat.
- Tenaga BK masih merangkap tugas dengan guru mata pelajaran.
Rencana Tindak Lanjut :
- Mengupayakan pengangkatan tenaga BK yang sesuai dengan
kualifikasi pendidikan.
- Adanya penambahan tenaga BK dari pemerintah

c. Penilaian Hasil Pembelajaran, komponennya adalah:


 Penilaian Hasil Belajar
Kondisi Ideal :
- Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,
dan memperbaiki proses pembelajaran.
- Penilaian yang dilakukan oleh guru berupa : Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester dan Ulangan Kenaikan Kelas
- Penilaiann yang dilakukan Satuan Pendidikan berupa : Ujian Sekolah
- Penilaian yang dilakukan Pemerintah berupaUjian Nasional.
- Penilain oleh guru meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Silabus mata pelajaran memuat rancangan dan kriteria penilaian
pada awal semester
2. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai.
3. Mengembangkan instrument dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilain yang dipilih.
4. Melaksanakan tes , pengamatan, penugasan, dan bentuk lain yang
dierlukan
5. Mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar
dan kesulitan belajar peserta didik
6. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik
7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
8. Melaporkan hasil penilaian pada setiap akhir semester kepada

15
kepala sekolah.
9. Melaporkan hasil penilaian akhlaq kepada guru pendidikan agama
dan hasil penilaian kepribadian kepada guru pendidikan
kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlaq dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik, baik atau kurang baik.
Kondisi Riil :
- Penilaian Hasil Belajar telah dilakukan oleh guru, namun masih perlu
disempurnakan terutama dalam hal kesesuaian antara indikator
pencapaian kompetensi dengan indikator penilaian
- Guru belum melakukan analisis soal sehingga instrumen soal kurang
valid.
- Dari laporan hasil belajar siswa diketahui bahwa masih banyak
peserta didik yang tidak mencapai KKM karena motivasi belajar yang
masih rendah.
Rencana Tindak Lanjut :
- Guru harus melakukan penilaian secara berkesinambungan kepada siswa
- Mengadakan pelatihan penyusunan instrumen soal yang benar.
- Guru harus mampu memotivasi siswa supaya mau belajar dengan baik.
 Penilaian hasil Remidi
Kondisi Ideal : Prinsip Pembelajaran Tuntas adalah memperhatikan
tingkat kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar harus dibantu sampai menacapai KKM. Dan
nilai hasil remidi tidak boleh melebihi KKM.
Kondisi Riil : Prinsip/aturan penilaian hasil remidi telah dilakukan oleh
guru sesuai aturan yang ada.
Rencana Tindak Lanjut : Melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai
prinsip pembelajaran tuntas.

d. Pengawasan Proses Pembelajaran, Komponennya :


 Pengawasan Pembelajaran
Kondisi Ideal :
- Melaksanakan pengawasan pembelajaran secara intensif wajib dilakukan
oleh kepala sekolah.
- Membuat program pengawasan pengajaran secara komprehensif,
tersistem dan berkelanjutan.
- Menyediakan perangkat pengawasan perangkat pembelajaran.

16
- Melaksanakan pengawasan pembelajaran yang intensif melalui
pemantauan, supervisi dan evaluasi.
- Membuat program tindak lanjut kegiatan pengawasan.
Kondisi Riil : Adanya pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh kepala sekolah baik melalui pemantauan, supervisi
maupun kegiatan evaluasi, namun masih terdapat kendala karena system
belum berjalan dengan baik.
Rencana Tindak Lanjut :
- Pengawasan wajib dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus
dan segera mengatasi kendala yang ada
- Mengadakan koordinasi dengan pengawas satuan pendidikan

 Program Pemantuan
Kondisi Ideal : Pemantauan dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi
kelompok, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Kondisi Riil : Pelaksanaan program pemantauan belum dilakukan secara


intensif karena prilaku guru yang kurang mendukung.
Rencana Tindak Lanjut : Tahap yang dilakukan dalam pemantauan harus
sesuai dengan prinsip-prinsip pemantauan.

 Supervisi
Kondisi Ideal : Supervisi dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian hasil pembelajaran dengan cara pemberian contoh/simulasi, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Kondisi Riil :
- Pelaksanaan supervisi dilakukan sesuai dengan tahapan yang telah
ditentukan, namun kenyataannya masih terkendala oleh ketidak siapan
guru, karena perangkat sebagai alat supervisi belum ada.
- Kepala sekolah belum pernah memberikan contoh langsung di kelas cara
mengajar yang benar kepada guru.
Rencana Tindak Lanjut :
- Adanya supervisi kelas oleh kepala sekolah secara periodik dan
meningkatkan peran serta Wakasek Kurikulum dan guru senior dalam
pelaksanaan supervisi.
17
- Pengumpulan Perangkat Pembelajaran oleh guru tepat waktu sebagai
media supervisi oleh kepala sekolah.
- Memberikan contoh cara mengajar di kelas yang benar.

 Evaluasi
Kondisi Ideal : Evaluasi dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil belajar dengan cara membandingkan proses pembelajaran
dengan standar proses; mengidentifikasi kinerja guru dalam proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru; dan memusatkan pada
keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. (Lampiran
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bagian V Pengawasan proses
pembelajaran).
Kondisi Riil : Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah dan
pengawas tetapi belum sempurna.

Rencana Tindak Lanjut : Melaksanakan pelaksanaan evaluasi terhadap


kinerja guru secara terus menerus dan menindak lanjuti kepada yang
bersangkutan.

3. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


Komponen dan aspek dari Standar Penilaian Pendidikan adalah:
a. Prinsip penilaian
(sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel)
Kondisi Ideal : Prinsip penilaian diharapkan menjadi pedoman bagi guru di
dalam melaksanakan penilaian pembelajaran
Kondisi Riil : Penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
belum memenuhi secara keseluruhan sebagaimana aturan yang ada.
Rencana Tindak Lanjut : Memberikan pemahaman kepada guru tentang
pentingnya penilaian pembelajaran yang betul-betul bisa memantau
perkembangan kemampuan peserta didik dengan membuat portofolio nilai
hasil belajar siswa.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
a. Teknik Penilaian berupa :
 Tes
- Tes Tertulis

18
- Tes Lisan
- Tes Praktek
 Observasi
 Penugasan perseorangan atau kelompok
Kondisi Ideal : Teknik penilaian yang dilakukan pleh pendidik
memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan yang ada.
Kondisi Riil : Teknik penilaian yang dilakukan ole guru masih terbatas
kepada teknik tes dan penugasan.
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah memberi contoh format observasi dan
meminta kepada guru untuk melaksanakan teknik penilaian observasi
sesuai format dan karakteristik dari masing-masing mata pelajaran.
b. Instrumen penilaian
Kondisi Ideal : Instrumen hasi belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan substansi, konstruksidan bahasa.
Kondisi Riil : Belum ada data penelaahan instrument hasil belajar
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah menyiapkan format penelaahan butir
soal dan meminta guru melakukan telaah butir soal sebelum diujikan
kepada peserta didik.
c. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Kondisi Ideal :
 Perancangan Strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan Silabus dan RPP
 Penilaian hasil belajar dalam kelompok mata pelajaran Iptek yang
tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan psikomotorik untuk
kelompok matapelajaran agama dan akhlaq mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui ujian
sekolah.
 Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk kelompok
mata pelajaran pend. Jasmani orkes ditentukan berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik.
 Penilaian akhir hasil belajar peaerta didik kelompok mapta pelajaran
agama dan akhlaq mulia , kewarganegaraan dan kepribadian dilakukn
oleh datuan pendidikan berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik
dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah.
 Ujian Sekolah Dilakukan dengan langkah-langkah :
- Menyusun Kisi-kisi Ujian
- Mengembangkan instrument
19
- Melaksanakan Ujian
- Mengolah dan menentukan
- Kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah
- Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian
 Penilaian akhlaq mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok
matapelajaran agama dan akhlaq mulia dan penilaian kepribadian
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh guru agama dan dan guru pend. Kewarganegaraan
dengan memanfaatkan informasi dari guru mata prlajaran lain.
 Penilaian mata pelajaran muatan local mengikuti penilaian kelompok
mata pelajaran yang relevan.
 Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
ulangan harian berikutnya.
 Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilapokan dalam
laporan hasil belajar siswa.
 Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN.
 UN diselenggarakan oleh BSNP
 Hasil UN dijadikan syarat kelulusan dari satuan pendidikan dan
pertimbangan dalam seleksi masuk ke SMP/MTs
Kondisi Riil :
 Guru telah memasukkan rancangan penilaian oleh pendidik pada saat
penyusunan silabus dan RPP, namun pelaksanaanya belum sesuai
dengan rancangan yang telah disusun.
 Semua penilaian sudah dilaksanakan sesuai tugas masing-masing
( penddik, sekolag dan pemerintah ) dan sesuai aturan dari masing-
masing jenis penilaian, namun penilaian afektif pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan dan kepribadian
hanya didasrkan dari data yang ada di guru BK bukan dari guru agama
atau guru pendidikan kewarganegaraan.
 Ulangan Harian, UTS, UAS, UKK dilaksanakan sesuai aturan , namun
laporan hasil ulangan harian kadang-kadang terlambat diberikan
kepda peserta didik.
 Laporan hasil belajar siswa sudah dapat dilaporkan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan di dalam agenda kegiatan sekolah.
 Pelaksanaan UN sesuai aturan yang ada.
Rencana Tindak Lanjut :

20
 Kepala sekolah memantau keterlaksanaan dari penilaian yang
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran .
 Sekolah menyiapkan format penilaian tentang panilain akhlaq mulia
dan kepribadian siswa diberikan kepada guru agama dan pendudikan
kewarganegaraan untuk dilaksanakan.

d. Penilaian oleh pendidik


Kondisi Ideal :
 Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan yang meliputi kegiatan sebagai berikut :
 Menginformasikan silabus yang didalamnya memuat rancangan dan
criteria penilaian pada awal semester.
 Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mapel
 Mengembangkan instrument dan pedoman penilaian
 Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan dan/ bentuk lain yang
diperlukan
 Mengolah hasil penilaian
 Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
komentar
 Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
 Melaporkan hasil penilaian pada akhir semester kepada kepala
sekolah dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai
deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh
 Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru pendidikan agama dan
hasil penilaian kepribadian kepada guru PKn sebagai informasi untuk
menentukan nilai akhir semester dengan kategori sangat baik, baik,
atau kurang baik.
Kondisi Riil :
 Penilaian oleh pendidik, 90 % telah dilakukan secara
berkesinambungan yang meliputi kegiatan :
- Menginformasikan silabus yang didalamnya memuat rancangan
dan criteria penilaian pada awal semester.
- Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus maple
- Mengembangkan instrument dan pedoman penilaian

21
- Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan dan/ bentuk lain yang
diperlukan
- Mengolah hasil penilaian
- Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
komentar
- Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
 Melaporkan hasil penilaian pada akhir semester kepada kepala sekolah
dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi utuh
Rencana Tindak Lanjut : Kepala sekolah melakukan supervisi,
Pembinaan dengan cara berdialog dan mengarahkan penilaian hasil
belajar dilakukan secara berkesinambungan kepada guru-guru yang
belum melakukan penilaian sesuai dengan kondisi ideal.

e. Penilaian oleh satuan Pendidikan


Kondisi Ideal :
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan :
 Menentukan KKM setiap maple melalui rapat dewan pendidik
 Mengkoordinasikan UTS, UAS dan UKK
 Menentukan kriteria kenaikan kelas melalui rapat dewan pendidik
 Menyelenggarakan Ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta
didik sesuai dengan POS
 Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada orang tua/wali peserta didik
 Melaporkan pencapaian hasil belajar kepada Dinas pendidikan
Bangkalan
 Menentukan kelulusan peserta didik melalui rapat dewan pendidik
sesuai dengan kriteria : Menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
memperoleh nilai minimal baik untuk seluruh mapel kelompok mapel
agama dan akhlak mulia; kelompok mapel kewarganegaraan dan
kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika; dan kelompok mapel
jasmani, olahraga dan kesehatan. Lulus Ujian sekolah dan Lulus UN.
 Menerbitkan SKHUN
 Menerbitkan Ijazah
Kondisi Riil : Penilaian hasil belajar yang dilakukan sekolah 100% telah
memenuhi kegiatan pada kondisi ideal.

22
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah terus mempertahankan pemenuhan
persyaratan penilaian oleh satuan pendidikan

II. Analisis Kondisi Satuan Pendidikan yang mencakup:


1. Peserta Didik
Kondisi Ideal :
- Memiliki peserta didik yang berprestasi dan berakhlakul karimah serta
berbudaya lingkungan.
- Menyediakan sarana pengembangan diri peserta didik baik melalui
Bimbingan Konsling maupun pembinaan kegiatan ekstra kurikuler.

- Memiliki pengurus OSIS yang tangguh.


Kondisi Riil :
- Peserta didik kurang mampu bersaing di lomba-lomba sains
- Implementasi dari pendidikan karakter masih terkendala ketidak siapan
guru melakukan inovasi bidang mental spiritual.
- Masih sulit warga sekolah memahami tentang berbudaya lingkungan.
- Bimbingan konsling masih terfokus kepada penyelesaian masalah dibidang
non akademis belum menyentuh masalah peningkatan pembelajaran
peserta didik.
- Kegiatan Ekstra kurikuler belum dapat dikembangkan dengan baik.
- Kualifikasi pengurus OSIS belum sesuai dengan harapan sekolah.
Rencana Tindak Lanjut :
- Adanya pembinaan dan pengawasan dari kepala sekolah terhadap semua
guru di dalam melaksanakan Proses Belajar Mengajar di kelas. Terutama
guru Pembina olimpiade.
- Memberikan pemahaman kepada orang tua tentang peran serta orang tua
di dalam pendidikan siswa..
- Melakukan konsolidasi dengan semua warga sekolah.
- Mengusahakan tenaga BK sesuai kualivikasi akademiknya.
- Secara bertahap ada pergeseran penyelesaian masalah dari bidang
akademis ke bidang non akademis.
- Menambah tenaga BK baru.
- Mengikut sertakan tenaga BK mengikuti pelatihan ke BK –an
- Menggali sumber dana dari siswa peserta Ekstra.
- Wakasek Kesiswaan selaku Pembina harus lebih aktif di dalam melakukan
pemantauan pelaksanaan ekstra.

23
- Melengkapi administrasi kegiatan ekstra.
- Memberlakukan sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstra
berdasarkan petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten.
- Pengurus OSIS harus dipilih berdasarkan minat dan bakat siswa dalam
berorganisasi serta memperhatikan kemampuan intlektual siiswa, jarak
rumah dengan sekolah, juga factor ekonomi orang tua.

2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan:


a. Pendidik
Kondisi Ideal :
- Tenaga pendidik harus memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1/D4).
- Mengampu mata pelajaran sesuai ijazah yang dimiliki
- Memiliki dan menguasai 4 kompetensi Guru
- Tenaga pendidik dapat menguasai IT.
- Melaksanakan pembelajaran berbasis IT.
- Jumlah tenaga pendidik kurang memadai
Kondisi Riil :
- Masih terdapat tenaga pendidik yang berkualifikasi D 3
- Sebagian guru mengampu mata pelajaran tidak sesuai dengan ijazah yang
dimiliki.
- Sebagian guru tidak menguasai 4 kompetensi guru.
- Sebagian besar guru telah menguasai IT.
- Pembelajaran berbasis IT sifatnya masih moving kelas, karena belum
memiliki ruang khusus multi media.
- Jumlah tenaga pendidik telah memadai
- Jumlag PNS hanya 27 orang dari jumlah guru 37 orang.
Rencana Tindak Lanjut :
- Mendorong tenaga pendidik yang masih GTT untuk menjadi PNS dan mau
ditempatkan di SMAN 1 Tanjungbumi.
- Memberikan kesempatan/ mengirim tenaga pendidik untuk mengikuti
pelatihan, seminar, MGMP untuk menyesuaikan dengan kompetensi mapel
yang diampu.
- Memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan
pembelajaran dan melanjutkan studi ke S-1.
- Menyediakan sarana pembelajaran berbasis IT serta mengadakan
pelatihan pemanfataan IT.

24
- Melaporkan yang bersangkutan untuk mendapat pembinanan dari Dinas
Kabupaten.
- Bisa di nol jamkan
- Sebagai peserta sertifikasi haknya dicabut
- Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan
guru.

c. Sarana Prasarana
Kondisi Ideal :
- Memiliki sarana prasarana yang lengkap dan dapat mendukung proses
pembelajaran yang baik, nyaman dan menyenangkan.
- Melaksanakan moving class.
- Tersedianya ruang multimedia untuk proses pembelajaran berbasis IT.
- Tersedianya ruang Laboratorium Fisika, kimia dan biologi secara terpisah.
- Memiliki ruang BK yang ideal.
- Sekolah mempunyai ruang UKS yang ideal.
- Memiliki Buku Referensi yang cukup untuk Menunjang Pembelajaran
Siswa.
- Memiliki Kantin Sehat.
Kondisi Riil :
- Lokasi SDN ………………………….. berada di lokasi yang strategis dengan luas
lahan ………………………………………………….
- Memiliki lahan yang cukup luas untuk membangun lokal baru.
- Adanya tenaga guru yang sudah menguasai IT.
- Ekstra kurikuler PMR sebagai wadah pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
bagi siswa.
- Minat baca siswa tinggi dan tersedianya tenaga pustakawan secara
khusus.
- Kebutuhan warga sekolah terhadap keberadaan kantin sangat tinggi.
Rencana Tindak Lanjut :
- Masih ada lahan kosong untuk dimanfaatkan menambah lokal baru
- Melakukan rehab dan perawatan secara rutin
- Mengajukan block grant pengadaan RKB.
- Mengajukan block grant pengadaan ruang multimedia
- Tersedianya alat praktikum
- Adanya ruang khusus sebagai tempat konsultasi siswa sedangkan
penyimpanan data layanan perlu ditempatkan di tempat khusus.

25
- Pemenuhan ruang UKS yang ideal.
- Perlu koordinasi dengan pihak-pihak terkait khususnya dinas kesehatan
terdekat.
- Identifikasi kebutuhan buku referensi terhadap guru dan siswa dan
penambahan koleksi buku melalui program rutin tahunan dan partisipasi
dari siswa kelas VI yang akan lulus untuk menyumbang 1 buku 1 orang.
- Pemberdayaan koperasi sekolah dan menyediakan kantin khusus yang
dapat memenuhi kebutuhan warga sekolah yang terjamin kebersihannya.

d. Biaya
Kondisi Ideal : Tersedianya biaya yang memadai untuk seluruh kegiatan
sekolah dan cukup untuk pengadaan sarana/ prasarana yang kurang
ataupun rusak.
Kondisi Riil :
- Pembiayaan sudah terpenuhi memalui dana BOS.
Rencana Tindak Lanjut :
- Penggunaan dana harus sesuai dengan RAPBS yang ada.
- Jika ada kegiatan diluar program perlu adanya alternatif dan musyawarah
antar pihak terkait.
- Biaya di pos-pos tertentu yang tidak digunakan dapat direduksi atau
dialihkan untuk mencukupi kegiatan lainnya.

e. Program Sekolah
Kondisi Ideal : Tercapainya program sekolah yang sudah diprogramkan
baik jangka pendek maupun jangka menengah.
Kondisi Riil : Telah tersusun program sekolah dengan baik beserta
RAPBS.
Rencana Tindak Lanjut :
- Perlu adanya kerjasama yang baik antar semua warga sekolah untuk
mencapai program yang telah di rencanakan.
- Perlu adanya perencanaan dan koordinasi yang baik dengan pihak-
pihak terkait.
- Perlu adanya program dan biaya khusus untuk mengantisipasi program
yang sifatnya insidental sehingga tidak menggangu program dan
anggrana yang telah disusun untuk 1 tahun anggaran.
- Mengalokasikan kembali kebutuhan dana dalam 1 tahun anggaran.

26
III. Analisis Kondisi Masyarakat Dan Lingkungan
1. Komite Sekolah
Kondisi Ideal :
Komite sekolah dapat berperan sebagai pemberi pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan.
Komite Sekolah berperan sebagai :
- Pemberi pertimbangan
- Pendukung finansial dan pemikiran
- Pengontrol transparansi dan akuntabilitas
- Mediator antara pemerintah dan masyarakat
Fungsi Komite Sekolah :
- Komitmen mutu pendidikan
- Melakukan kerja sama
- Menampung aspirasi
- Memberikan masukan dan rekomendasi
- Mendorong partisipasi
- Menggalang dana
- Melakukan evaluasi
Kondisi Riil :
Peluang :
- Pengurus komite sekolah merupakan orang-orang yang mempunyai
pengaruh di masyarakat sehingga berdampak positif bagi perkembangan
SD.............................................................
- Komite sekolah memiliki potensi sebagai nara sumber dalam peningkatan
mutu sekolah
- Komite sekolah memiliki potensi membantu sekolah dalam pemenuhan
sarpras yang dibutuhkan dengan menggalang dana dari masyarakat.
Tantangan :
- Kurang memiliki kemampuan/ pengetahuan tentang managemen sekolah
yang baik karena keterbatasan SDM yang dimiliki.
- Komite Sekolah yang ada, belum berperan sebagaimana mestinya
- Isu dan Peraturan daerah tentang kebijakan pendidikan gratis
Rencana Tindak Lanjut :
- Sosialisasi tugas-tugas komite sekolah yang sebenarnya
- Mengikutsertakan dan memberdayakan pengurus komite dalam menyusun
dan melaksanakan program sekolah

27
- Perlu melakukan revitalisasi atau reformasi pengurus komite agar semua
pengurus dapat bekerja secara optimal
- Mengundang unsur komite sekolah yang berpotensi sebagai nara sumber
dalam peningkatan mutu sekolah, Juli 2010, Wakil kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
2. Dinas Pendidikan
Kondisi Ideal : Dinas Pendidikan Daerah/ Kabupaten dapat memberikan
arahan, bimbingan dan informasi yang terkait dengan kebutuhan sekolah serta
pengusulan segala bentuk bantuan.
Kondisi Riil :
Peluang : Sebagai penanggung jawab pelaksana pendidikan di daerah.
Tantangan :
- Jarak yang terlalu jauh dari kota.
- Jaringan komunikasi yang kurang lancar dan kurang mendukung
- Kurangnya tenaga dalam pemenuhan tugas administrasi sekolah
Rencana Tindak Lanjut :
- Sekolah harus pro aktif untuk mendapatkan informasi tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan
- Perlu adanya perhatian dan bantuan khusus terhadap sekolah di daerah
pinggiran sehingga dapat setara dengan sekolah yang ada di kota

3. Dunia Usaha/Dunia Kerja


Kondisi Ideal :
- Setiap Dunia harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya
termasuk institusi pendidikan atau sekolah. Melalui program Corpurete
Sosial Responsilite (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
- Peluang usaha batik dengan standar kwalitas yang baik, yang bisa bersaing
di pasar nasional maupun pasar global.
- Pemasaran lewat koperasi sekolah, stand pameran, dan kegiatan lainnya
ditingkat kabupaten, propinsi dan nasional.
- Sekolah membekali siswa dengan keterampilan membatik yang berkualitas
sehingga dapat menciptakan lapangan kerja sendiri
Kondisi Riil :
Peluang :
- Keberadaan DU/DK di sekitar sekolah cukup banyak
- Sebagian siswa mampu dan mempunyai ketrampilan membatik.
- Kompetensi siswa dalam berwirausaha baik.

28
- Adanya wajib berbusana batik lokal bagi seluruh pegawai khususnya di
Kabupaten Bangkalan maupun ditingkat Nasional
Tantangan :
- Kepedulian DU/DK untuk mendukung program-program sekolah masih
rendah
- Pemasaran hasil karya siswa tidak dapat terealisasi dan mengalami
kesulitan.
- Kualitas produk batik karya siswa masih belum bagus.
- Kepercayaan masyarakat terhadap siswa kurang karena dianggap belum
berpengalaman.
- Adanya persaingan dengan home industri yang tumbuh subur diwilayah
kecamatan Tanjungbumi

Rencana Tindak Lanjut :


- Menjalin kerja-sama dengan DU/DK untuk mendukung program sekolah
dengan perusahaan yang ada.
- Pemasaran lewat koperasi sekolah, stand pameran, dan kegiatan lainnya
ditingkat kabupaten, propinsi dan nasional.
- Perlu dilakukan praktikum dalam pembelajaran mulai desain grafis sampai
cara memberi warna yang baik.
- Mendatangkan nara sumber/ orang ahli dalam bidang batik.
- Membekali siswa dengan berbagai kompetensi yang ada sehingga bersaing
dalam dunia usaha secara profesional.
- Membekali siswa dengan berbagai kompetensi yang ada sehingga mampu
bersaing dalam dunia kerja secara profesional.

4. Masyarakat
Kondisi Ideal : Mendukung program sekolah secara keseluruhan dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran, kedisiplinan, dan sarana prasarana
Kondisi Riil :
Peluang : Masyarakat Tanjungbumi terdiri dari berbagai macam elemen dan
memiliki tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pengusaha
yang dapat diajak untuk memikirkan kondisi lingkungan sekolah.
Tantangan : Kurang adanya komunikasi yang efektif dengan masyarakat
(stake holder) pendidikan.
Rencana Tindak Lanjut :

29
- Melakukan sosialisasi program sekolah kepada stake holder atau pihak
terkait untuk menghindari adanya kesalahpahaman.
- Bekerjasama dengan wali murid melalui komite sekolah untuk memikirkan
perkembangan dan kemajuan kondisi sekolah

5. Sosial Budaya
Kondisi Ideal :
- Kehidupan masyarakat yang memiliki budaya/kerajinan membatik dapat
dijadikan sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar dan sebagai sumber
pembelajaran.
- Kehidupan masyarakat yang agamis dapat mendorong warga sekolah
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing karena setiap
pekerjaan adalah ibadah

Kondisi Riil :
Peluang :
- Sumber pembelajaran khususnya mata pelajaran mulok dapat mengangkat
budaya masyarakat setempat (seperti membatik) dan dapat dijadikan
tempat tujuan wisata.
- Pembelajaran berjalan dengan baik yang berbasis ajaran agama (iman dan
taqwa)
- Adanya himbauan dari masyarakat sekitar, tokoh ulama dan dewan
perwakilan rakyat daerah kepada warga sekolah untuk berbusana muslim
Tantangan :
- Kemampuan siswa masih rendah untuk mengembangkan kreasi batik
- Secara teori keilmuan, kurangnya referensi tentang pembuatan batik tulis
- Kemampuan masyarakat untuk mengembangkan seni membatik sangat
terbatas karena kualifikai pendidikan yang tidak memadai
- Lulusan SMA Negeri 1 Tanjungbumi tidak dapat memanfaatkan yang
dimilikinya
- Isu dan Peraturan daerah tentang kebijakan pendidikan gratis
- Sebagian masyarakat lebih mementingkan pekerjaan daripada
melanjutkan sekolah
- Adanya masyarakat yang melanggara ajaran agama (mabuk-mabukan,
narkoba dan tindakan kriminal) sehingga berdampak pada siswa-siswi
yang ada di sekitar mereka
Rencana Tindak Lanjut :

30
- mencari terobosan yang dapat menjelaskan proses pembuatan batik serta
cara pemasarannya sehingga dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran
di sekolah
- Siswa mampu berwirausaha sehingga dapat menciptakan peluang kerja
- Siswa dapat mengaplikasikan melalui kemajuan tekhnologi untuk
memperkenalkan hasil budaya lokal ke pasar global
- Meningkatkan kualitas pembelajaran membatik baik dikalangan peserta
didik maupun tenaga pendidik
- Menggalang dana dengan baik
- Perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak tentang pentingnya
pendidikan untuk meraih kesuksesan dalam pekerjaan
- Perlu adanya tindakan aparat hukum untuk mengurangi perbuatan
menyimpang tersebut sehingga tidak berdampak pada siswa-siswi di
sekitarnya
Adapun Struktur dan muatan kurikulum meliputi Standar Kompetensi Lulusan yang
terdiri dari Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP), Standar
Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP), Standar Kompetensi Mata
Pelajaran (SK-MP), Struktur dan Muatan Kurikulum. Dari Struktur kurikulum yang
telah ditetapkan di dalam Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi SDN
hanya menambah 1 jam pelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI

Sedangkan Muatan Lokal yang dipilih adalah Bahasa Madura dan Baca tulis Al Qur
an, Sementara pengembangan diri dilaksanakan dalam bentuk layanan konseling dan
kegiatan ekstra kurikuler.

Ketuntasan belajar didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
disusun oleh bapak/ibu guru dari setiap mata pelajaran dengan memperhatikan 3
hal yaitu Intake Siswa, Kompleksitas, Sarana pendukung.

Penilaian hasil belajar oleh sekolah dalam bentuk pelaksananan Ujian Sekolah.
Penilaian hasi belajar oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional.

Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh pendidik dalam bentuk UH, UTS, UAS dan UKK.

Kenaikan Kelas, kelulusan dan pindah sekolah.

31
Kenaikan kelas mengacu pada hasil penilaian setiap mata pelajaran sesuai dengan
Standar Penilaian yang ditetapkan pemerintah dan keputusan Dewan Guru melalui
rapat pleno Kenaikan Kelas.

Kelulusan didasarkan kepada hasil ujian nasional dan hasil ujian sekolah dan
memperhatikan kriteria kelulusan yang lain.

Pindah sekolah
Sekolah harus menfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah.

Pendidikan kecakapan hidup yang dikembangkan di SD Negeri ……………………


terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal atau potensi daerah untuk SD Negeri adalah
dalam bidang muatan lokal yang menjadi ciri khas sehingga peserta didik lebih
diunggulkan dari sisi budaya dan potensi sekitar dengan tidak mengabaikan potensi
peserta didik dalam bidang lainnya. Alasan potensi dan budaya lokal yang perlu
diunggulkan karena memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan dalam persaingan
global sehingga menjadi kebanggaan bagi masyarakat sekitar.

Silabus Mata Pelajaran


Silabus mata pelajaran merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.

Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun ajaran adalah minggu ketiga bulan Juli dan berakhir pada
minggu terakhir bulan Juni.

B. LANDASAN
1. Landasan Filosofis

32
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.

2. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Dasar 1945
Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan
Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik”.
Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang

33
sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta
didik”.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 dan nomor 6
Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan
nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah
yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional bersama unit terkait”.
7. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. SI mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
8. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. SKL merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Standar Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
11. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
12. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
13. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
14. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

34
15. Peraturan Daerah No 4 tahun 2009 tentang pendidikan

C. TUJUAN PENGEMBANGAN KTSP


Tujuan Penyusunan/pengembangan Kurikulum ini untuk menjadi acuan/pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di SD Negeri ………………….. Kabupaten
Bangkalan dalam rangka meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, akhlaq mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi.

Selain hal tersebut di atas, kurikulum ini disusun sebagai ciri khas dan daya jual serta
daya tarik kepada masyarakat luas bahwa SD Negeri ………………………. memiliki
keunggulan program yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga output atau
lulusannya mampu hidup ditengah-tengah masyarakat dan dapat bersaing dalam segala
aspek kehidupan.
D. PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya;
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.

2. Beragam dan terpadu;


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap pembedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan berkesinam-bungan yang bermakna dan
tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
35
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan
berpikir, ketrampilan sosial, ketrampilan akademik, dan ketrampilan vokasional
merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan;


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat;


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan member-dayakan sejalan dengan moto “Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.

E. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM


Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam

36
hal ini peserta didik harus mendapatkan pelajaran pendidikan yang bermutu,
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis, dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar, yaitu :
a. Belajar untuk beriman dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. Belajar untuk memahami dan menghayati,
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara positif,
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan perkembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di
belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan
prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan)
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi
guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan
yang cocok dam memadai antar kelas dan jenis jenjang pendidikan
.

37
BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. 
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

38
B. Visi
TERWUJUDNYA AKHLAK DAN PRESTASI YANG BAIK SERTA
BERWAWASAN GLOBAL YANG DILANDASI NILAI LUHUR BUDAYA
BANGSA SESUAI AJARAN AGAMA.
C. Misi
1) Menyiapkan generasi yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK;
2) Membangun Sumber Daya Manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman;
3) Membangun citra sekolah agar diminati masyarakat.
D. Tujuan Sekolah
Mengacu pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
serta memperhatikan Visi dan Misi tersebut diatas, maka SDN ..........................
menetapkan tujuan sekolah sebagai berikut:
1. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
2. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat kecamatan;
3. Memiliki dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan
pendidikan pada sekolah yang lebih tinggi;
4. Kreatif, trampil dalam bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus;
5. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.

39
BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing
seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6
ayat (1) Pasal 7 sebagai berikut ini.
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
Kelompok mata pelajaran agama Kegiatan keagamaan,
dan akhlak mulia dimaksudkan pembelajaran kewarganegaraan
untuk membentuk peserta didik dan pembinaan
menjadi manusia yang beriman dan kepribadian/akhlak mulia,
Agama dan bertakwa kepada Tuhan Yang pembelajaran ilmu
Akhlak Mulia Maha Esa serta berakhlak mulia. pengetahuan dan teknologi,
Akhlak mulia mencakup etika, estetika, jasmani, olahraga dan
budi pekerti, atau moral sebagai kesehatan, dan pengembangan
perwujudan dari pendidikan diri/ekstrakurikuler
agama.
Kelompok mata pelajaran Kegiatan keagamaan,
kewarganegaraan dan kepribadian pembinaan kepribadian/akhlak
dimaksudkan untuk peningkatan mulia, pembelajaran
kesadaran dan wawasan peserta kewarganegaraan, bahasa, seni
didik akan status, hak, dan dan budaya, dan pendidikan
kewajibannya dalam kehidupan jasmani, dan pengembangan
bermasyarakat, berbangsa, dan diri/ekstrakurikuler
bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk
Kewarganegaraan
wawasan kebangsaan, jiwa dan
dan Kepribadian
patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu Kegiatan pembelajaran bahasa,
Pengetahuan dan pengetahuan dan teknologi pada matematika, ilmu pengetahuan
Teknologi SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk alam, ilmu pengetahuan sosial,
40
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
memperoleh kompetensi dasar keterampilan/kejuruan,
ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau teknologi informasi
serta membudayakan berpikir dan komunikasi, serta muatan
ilmiah secara kritis, kreatif dan lokal yang relevan.
mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika Kegiatan bahasa, seni dan
dimaksudkan untuk meningkatkan budaya, keterampilan, dan
sensitivitas, kemampuan muatan lokal yang relevan, dan
mengekspresikan dan kemampuan pengembangan
mengapresiasi keindahan dan diri/ekstrakurikuler
harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta
Estetika
harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, Kegiatan pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan pada olahraga, pendidikan
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk kesehatan, ilmu pengetahuan
meningkatkan potensi fisik serta alam, dan muatan lokal yang
membudayakan sportivitas dan relevan, dan pengembangan
kesadaran hidup sehat. diri/ekstrakurikuler
Budaya hidup sehat termasuk
Jasmani, Olah
kesadaran, sikap, dan perilaku
Raga, dan
hidup sehat yang bersifat
Kesehatan.
individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual
bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

Struktur kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran termasuk pengembangan diri sebagai
berikut ini.

41
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen Kelas
1 2 3 4 5 6
A. Mata Pelajaran

PENDEKATAN TEMATIK
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3 3 3

B. Muatan Lokal
1. Bahasa Madura 2 2 2 2 2 2
2. Bahasa Inggris - - 2 2 2 2
3. Baca tulis Al Qur an 2 2 2 2 2 2
Jumlah 28 28 30 39 39 39
C. Pengembangan Diri 2* 2* 2* 2* 2* 2*
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Kepramukaan
b. Drum Band
2*) Ekuivalen 2 Jam pembelajaran

B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SD meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal.
1. Mata Pelajaran Wajib
Mata pelajaran wajib yang diselenggarakan di SD terdiri atas mata-mata pelajaran
sebagai berikut ini.
a. Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang diselenggarakan di SD meliputi agama Islam, Kristen
Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Tujuan:
 Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan
agamanya masing-masing;
 Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia; dan
 Menumbuhkembangkan sikap toleransi antarumat beragama.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan.
Ruang lingkup:

42
a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara,
sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminan keadilan.
b) Norma, hukum, dan peraturan yang meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
c) Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d) Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warganegara.
e) Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
f) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, serta mengevaluasi globalisasi.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap
IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
43
c) Membaca
d) Menulis
d. Matematika
Tujuan:
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar Matematika dalam rangka
penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Bilangan
b) Aljabar
c) Geometri dan Pengukuran
d) Statistika dan Peluang
e. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk menguasai
dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b) Materi dan Sifatnya
c) Energi dan Perubahannya
d) Bumi dan Alam Semesta
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan
hidup secara mandiri.
Ruang lingkup:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
g. Seni Budaya dan Keterampilan
Tujuan:
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni budaya
nasional.
Ruang lingkup:
a) Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya.
44
b) Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan
alat musik, apresiasi karya musik.
c) Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d) Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara
yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.
h. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Tujuan:
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampilan
dalam bidang olah raga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin dan
percaya diri pada peserta didik.
Ruang lingkup;
a) Permainan dan olah raga, meliputi: olah raga tradisional, permainan, eksplorasi
gerak, keterampilan lokomotor nonlokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan,
bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
b) Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
d) Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya.
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan
keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik.
Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan
penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan
yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi,
kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di
dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat
menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus
mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap
muatan lokal yang diselenggarakan.

45
a. Bahasa Madura
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap
masyarakat.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
b. Bahasa Inggris
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi.
Ruang lingkup:
1) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
2) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative,
dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata
bahasa, dan langkah-langkah retorika;
3) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SD ini adalah sebagai berikut.

No Alokasi Waktu
Jenis Muatan Lokal Kelas
. I II III IV V VI
1. Bahasa Madura 2 2 2 2 2 2
2. Bahasa Inggris - - 2 2 2 2
3. Baca tulis Al Qur an 2 2 2 2 2 2
JUMLAH 4 4 6 6 6 6

3. Pengembangan Diri
46
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam
bentuk bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak
terprogram.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.

Kegiatan Pelaksanaan
Ekstrakurikuler  Kepramukaan
 Drum Band

b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai


berikut.
Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu  Piket kelas
kegiatan yang  Ibadah
dilakukan terjadwal  Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas
 Berjabat tangan setiap ketemu guru
 Senam bersama setiap hari Sabtu
Spontan, adalah  Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak  Meminta maaf
terjadwal dalam  Berterima kasih
kejadian khusus  Mengunjungi orang yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
 Melerai pertengkaran
Keteladanan,  Performa guru
adalah kegiatan  Mengambil sampah yang berserakan
dalam bentuk  Cara berbicara yang sopan
perilaku sehari-hari  Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang
berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada
peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang
berprestasi
 Berperilaku santun
47
Kegiatan Contoh
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan

Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SDN .......................... adalah sebagai


berikut ini.
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
A. Kegiatan  Demokratis  Latihan terprogram
Ekstrakurikuler:  Disiplin (kepemimpinan,
1. Kepramukaan  Kerja sama berorganisasi)
 Rasa Kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial dan
lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras
2. UKS  Peduli sosial  Latihan terprogram
 Toleransi
 Disiplin
 Komunikatif
3. Olahraga  Sportifitas  Melalui latihan rutin
 Menghargai (antara lain: bola voli,
prestasi basket, tenis meja,
 Kerja keras badminton, pencak
 Cinta damai silat, outbond)
 Disiplin  Perlombaan olah raga
 Jujur
4. Kerohanian  Religius  Beribadah rutin
 Rasa kebangsaan  Peringatan hari besar
 Cinta tanah air agama
 Kegiatan keagamaan
5. Seni budaya/Sanggar  Disiplin  Latihan rutin
seni  Jujur  Mengikuti vokal grup
 Peduli budaya  Berkompetisi internal
 Peduli sosial dan eksternal
 Cinta tanah air  Pagelaran seni
 Semangat
kebangsaan
48
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
6. Kesehatan  Kebersihan  Kegiatan rutin pada
 Kesehatan waktu hari Sabtu
 Tanggung jawab
 Rasa ingin tahu
7. Kepemimpinan  Tanggung jawab  Kepramukaan
 Keberanian  Kegiatan kerohanian
 Tekun  Kegiatan Tata
 Sportivitas Upacara Bendera
 Disiplin  Kegiatan UKS
 Mandiri  Kegiatan PKS
 Demokratis  Kegiatan IMTAKA
 Cinta damai
 Cinta tanah air
 Peduli lingkungan
 Peduli sosial
 Keteladanan
 Sabar
 Toleransi
 Kerja keras
 Pantang menyerah
 Kerja sama
8. Festival Sekolah  Kreativitas  Pasar seni
 Etos kerja  Pagelaran seni atau
 Tanggung jawab musik
 kepemimpinan  Pameran karya ilmiah
 Kerja sama  Bazaar
 Pasar murah
 Karya seni
 Peringatan hari-hari
besar agama/nasional

4. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak
dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran,
pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan
nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke
dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator
untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala
sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter
bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan
kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku
afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang
49
dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat
progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara satu jenjang
kelas dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru
memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus
dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan
pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai
kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan
belajar yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan
dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan
dimasukkan ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian
dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat
dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke
tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian
masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu
pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru
ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal
record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan
dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu
persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru
dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

5. Pengaturan Beban Mengajar


Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan
yang berlaku di satuan pendidikan.
Pengaturan beban belajar di SD ini dengan sistem paket yang didasarkan pada struktur
dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut ini.
50
 Beban belajar untuk kelas I s/d II adalah 26 jam, kelas III adalah 28 jam, dan
kelas IV s/d VI adalah 37 jam pelajaran per minggu
KELAS TATAP MUKA PER MINGGU
I 28 Jam Pelajaran
II 28 Jam Pelajaran
III 28 Jam Pelajaran
IV 39Jam Pelajaran
V 39 Jam Pelajaran
VI 39 Jam Pelajaran

 Alokasi waktu 35 menit untuk setiap mata pelajaran


PEMBELAJARANJUMLAH JAM

EFEKTIFMINGGU
PEMBELAJARAN

/JAM PERTAHUNWAKTU
SATU JAM

JUMLAH JUMLAH
KELAS

JAM JAM

PEMBELAJARAN
PERTAHUN PERTAHUN

AJARAN
(@ 35 Menit ) (@ 60 Menit)
TATAP MUKA

PELAJARAN
PERTAHUN

I 35 26 41 1.066 35.875 598

II 35 26 41 1.066 35.875 598

III 35 28 41 1.148 40.180 670

IV 35 37 41 1.517 53.095 885

V 35 37 41 1.517 53.095 885

VI 35 37 41 1.517 53.095 885

Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal
lima puluh persen (40%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di
antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan, laporan
pelaksanaan kegiatan.
Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau
kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.
6. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat
kemampuan awal peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda.
Oleh karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.

51
Kriteria Ketuntasan Minimal
Komponen
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 68 66 69 71 71 71
2. Pendidikan Kewarganegaraan 67 67 67 71 71 71
3. Bahasa Indonesia 68 69 69 70 69 69
4. Matematika 66 67 65 67 67 67
5. Ilmu Pengetahuan Alam 64 66 67 68 68 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 62 65 66 68 67 65
7. Seni Budaya dan Keterampilan 70 69 68 71 71 71
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
71 71 72 71 72 71
Kesehatan
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Madura 60 65 65 65 65 65
2. Bahasa Inggris - - 60 60 65 65
3. Baca tulis Al Qur an 60 61 63 63 62 65
C. Pengembangan Diri
1. Kepramukaan B B B B B B
2. Drum Band B B B B B B

Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada
perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan.
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial,
sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

7. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1) Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

52
a) Telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu tahun
pelajaran;
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok mata
pelajaran selain kelompok mata pelajaran IPTEK;
c) Jumlah ketidakhadiran alpa kurang dari 24 izin dan sakit kurang dari 48 hari
per tahun.
2) Kelulusan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 72 ayat (1) menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar dan menengah apabila:
a) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memiliki nilai minimal baik untuk kelompok mata pelajaran selain kelompok
mata pelajaran IPTEK;
c) Lulus ujian sekolah; dan
d) Lulus ujian nasional.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup di SDN .......................... Bangkalan adalah komputer
PROGRAM PEMBELAJARAN KOMPUTER
SDN .......................... BANGKALAN
KELAS MATERI
1. Pengenalan bagian-bagian komputer
I
2. Games
1. Menghidupkan dan mematikan dengan urutan yang benar
II
2. Games
1. Mengetik huruf dan angka
III
2. Games
1. Mengetik surat
IV
2. Games
1. Membuat dan mengetik surat
V
2. Membuat kolom/ tabel jadwal mata pelajaran
1. Membuat surat
VI 2. Menghitung
3. Pengenalan internet
Tabel 7 : Program Pembelajaran Komputer

9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Keterampilan lokal dan global SDN .......................... Bangkalan adalah membuat
kerajinan dari berbagai bahan perca/ pecahan bahan kecil-kecil sehingga menjadi
hiasan.
PROGRAM KETERAMPILAN LOKAL DAN GLOBAL
SDN .......................... BANGKALAN

53
KELAS MATERI
 Memperkenalkan bahan-bahan perca yang dapat digunakan untuk
dapatnya dijadikan bahan biasan
 Membentuk/ membuat/ menggunting baha yang akan ditempelkan
IV
pada bidang yang akan dihias
 Menempelkan bahan-bahan perca pada bidang datar/ kertas yang
akan dihias
 Memperkenalkan berbagai jenis bahan perca (pecahan kecil-kecil)
dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan
hiasan dengan teknik mosaic
 Merancang bidang yang akan ditempel bahan-bahan perca atau
V
bahan lain untuk dijadikan suatu bentuk hiasan dengan teknik
mosaic
 Menempelkan bahan-bahan perca pada bidang datar/ kertas yang
akan dihias
 Memperkenalkan berbagai jenis bahan perca (pecahan kecil-kecil)
dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan
hiasan dengan teknik mosaik
 Merancang barang jadi (misalnya kendi, tempayan dan sebagainya)
yang akan ditempeli bahan-bahan perca atau bahan lain untuk
VI
dijadikan suatu bentuk hiasan yang lebih menarik dengan teknik
mosaik.
 Menempelkan bahan-bahan perca pada benda jadi/ barang yang akan
dihias
 Mengemas barang hasil kerajinan siswa untuk pameran
Tabel 8 : Program Keterampilan lokal dan global

54
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta

didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,

minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut

adalah kalender tersebut secara rinci.

Hari Kegiatan Waktu


Upacara 07.00 – 07.50
Senin
Kegiatan Belajar Mengajar 07.50 – 12.00
Selasa Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 12.00
Rabu Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 12.00
Kamis Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 12.00
Jumat Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 10.35
Sabtu Kegiatan Belajar Mengajar 07.15 – 11.10

A. Alokasi Waktu

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan
untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional,
dan hari libur khusus.
Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan
hari raya keagamaan. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Sekolah/madrasah atau sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi sekolah/madrasah
yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif.

55
Hari libur umum/nasional atau penetapan libur serentak untuk jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

B. Penetapan Kalender Pendidikan

Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serempak
untuk satuan-satuan pendidikan.
Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen standar
isi dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 210 (dua ratus
sepuluh) hari, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu
untuk kelas I–III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 26-28 jam pelajaran,
sedangkan untuk kelas IV–VI adalah 37 jam pelajaran.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kalender pendidikan SDN ..........................
Bangkalan adalah seperti berikut.
ALOKASI WAKTU PADA KALENDER PENDIDIKAN
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Digunakan untuk kegiatan
Minggu efektif
1 34-38 minggu pembelajaran efektif pada setiap satuan
belajar
pendidikan
Jeda tengah Maksimum 2
2 Satu Minggu setiap semester
semester minggu
Antara semester 1 dan 2
Maksimum 2 Digunakan untuk penyiapan kegiatan
3 Jeda antar semester
Minggu dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Daerah khusus yang memerlukan libur
pelajaran Minggu keagamaan lebih lama dapat
mengaturnya sendirii tanpa mengurangi
jumlah Minggu efektif belajar dan
56
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
waktu pembelajaran efektif
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih lama dapat
Hari libur
5 2-3 Minggu mengaturnya sendirii tanpa mengurangi
keagamaan
jumlah Minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Hari libur umum/ Maksimum 2 Disesuaikan dengan peraturan
6
nasional Minggu pemerintah
Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
7 Hari libur khusus
Minggu ciri kekhususan masing-masing
Digunakan untuk kegiatan yang di
programkan secara khusus oleh
Kegiatan khusus Maksimum 3
8 sekolah/ madrasah tanpa mengurangi
sekolah/ madrasah Minggu
jumlah Minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Tabel 9 : alokasi waktu pada kalender pendidikan

57
PERKIRAAN JUMLAH HARI EFEKTIF SEKOLAH,
KEGIATAN, PENYERAHAN RAPOR, DAN LIBUR SEKOLAH
SDN .......................... BANGKALAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Semester I
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHR LHB LS LPP JML
1 Juli 2011 3 17 - - 3 - - - 1 23
Agustus
2 2 - 16 - 3 5 3 - 3 33
2011
September
3 3 20 - - 3 6 - - - 29
2011
Oktober
4 4 26 - 3 5 - - - - 38
2011
November
5 4 26 - - 4 - - - - 34
2011
Desember
6 3 21 - - 4 - - 6 - 34
2011
7 Jumlah 19 110 16 3 22 11 3 6 4 191

Semester II
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHR LHB LS LPP ML
Januari
1 3 19 - - 5 - 1 6 - 31
2012
Pebruari
2 4 25 - - 4 - 29
2012
Maret
3 4 26 - 3 4 - 1 - - 34
2012
April
4 4 24 - - 5 - 1 - - 30
2011
Mei
5 4 26 - - 4 - 2 - - 34
2012
Juni
6 3 21 - - 4 - - 6 - 31
2012
7 Jumlah 22 140 - 3 28 - 5 12 - 200
Keterangan:
JME = Jam Minggu Efektif = 41
HES = Hari Efektif Sekolah = 250
HEF = Hari Efektif Fakultatif = 16
KTS = Kegiatan Tengah Semester = 6
LU = Libur Umum = 50
LHR = Libur Sekitar Hari Raya = 11
LHB = Libur Hari Besar = 8
LS = Libur Semester = 18
LPP = Libur Permulaan Puasa = 3

Tabel 10 : Perkiraan jumlah hari efektif sekolah, kegiatan, penyerahan rapor, dan libur
sekolah SDN .......................... Bangkalan pada tahun pelajaran 2011/2012

58
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI ..........................
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SEMESTER : I
JUMLAH
HARI HARI KEGIATAN
EFEKTIF
BULAN

JUM’AT
SELASA

SABTU
KAMIS
SENIN

RABU
JULI 3 3 3 3 3 2 17 11 s/d 13 Hari Pertama Masuk
SEMESTER I

1 s/d 3 Libur Permulaan Puasa


17 Libur HUT Kemerdekaan RI 66
AGUSTUS 3 3 1 3 3 3 16
25 s/d 29 Libur sekitar Hari Raya
30 s/d 31 Hari Raya Idul Fitri

SEPTEMBER 3 3 3 4 4 3 20 1 s/d 7 Libur sekitar Hari Raya

OKTOBER 5 4 4 4 4 5 26
6 Hari Raya Idul Adha
NOPEMBER 4 5 5 4 4 4 26 27 Tahun Baru Hijjriyah (1
Muharram 1433 H)

25 Hari Raya Natal


DESEMBER 3 3 3 4 4 4 21
26 s/d 31 Libur Semester I

JUMLAH 126

SEMESTER : II
JUMLAH
HARI HARI KEGIATAN
EFEKTIF
BULAN
JUM’AT
SELASA

SABTU
KAMIS
SENIN

RABU
SEMESTER II

1 Tahun Baru Masehi


JANUARI 3 4 3 3 3 3 19 2 s/d 7 Libur Semester I
23 Tahun Baru Imlek
PEBRUARI 4 4 5 4 4 4 25 5 Maulid Nabi Muhammad SAW

MARET 4 4 4 5 4 5 26 23 Hari Raya Nyepi

APRIL 5 4 4 4 3 4 24 6 Wafat Yesus Kristus

8 Hari Raya Waisak


MEI 4 5 5 4 4 4 26
17 Kenaikan Yesus Kristus

JUNI 3 3 3 3 4 4 20 25 s/d 30 Libur Semester II

JUMLAH 140
Tabel 11 : Perkiraan Kalender Akademik SDN .......................... Bangkalan Tahun Pelajaran
2011/2012

59
HARI EFEKTIF SEKOLAH, EFEKTIF FAKULTATIF DAN HARI LIBUR SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
UNTUK TK/RA,SD/MI,SMP/MTs,SMA/SMK DAN YANG SEDERAJAT

KETERANGAN :
LH
B : LIBUR HARI BESAR HARI EFEKTIF SEKOLAH
11
LU
: LIBUR UMUM SEMESTER 1 : 0 HARI
14
LS1
: LIBUR SEMESTER 1 SEMESTER 2 : 0 HARI
LS2 : LIBUR SEMESTER 2 HARI BELAJAR EFEKTIF FAKULTATIF : 16 HARI
LPP : LIBUR PERMULAAN PUASA
LH
R : LIBUR HARI RAYA
EF : HARI BELAJAR EFEKTIF FAKULTATIF
LIBUR HARI BESAR:
17-08-2011 : Proklamasi Kemerdekaan RI 25-12-2011 : Hari Raya Natal 23-03-2011 : Hari Raya Nyepi
30 s.d 31-08-2011 : Hari Raya Idul Fitri 1427 H 01-01-2012 : Tahun Baru Masehi 06-04-2012 : Wafat Isa Almasih

60
06-11-2011 : Hari Raya Idhul Adha 1430 H 23-11-2012 : Tahun Baru Imlek 2583 06-05-2012 : Hari Raya Waisak
27-11-2011 : Tahun Baru Hijriah 1431 H 05-02-2012 : Maulid Nabi Muhammad SAW 17-05-2012 : Kenaikan Isa Almasih
CATATAN : 1 HARI LIBUR PEMILU/PILKADA MENYESUAIKAN

61
BAB V

PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan
diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam
kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab,
dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih
luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada
akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan
budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan
penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (KTSP), seperti
menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis
kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah
yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan
juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman
nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah.
Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai
yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program
pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya
diharapkan menghasil budaya sekolah.
Pedoman yang ada ini pada intinya merupakan produk Program Kerja 100 hari
Kabinet Indonesia Bersatu II. Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan

62
seiring dengan kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya
dan karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan
budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta
didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua
pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan
pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta
didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

63
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. ”Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. ”Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
–––. 2006. ”Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
–––. 2006. ”Permendiknas Nomor 24/2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor
22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Komptensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

64

Anda mungkin juga menyukai