PENDAHULUAN
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana
dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian
Pendidikan. Dua dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar Isi (ISI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama dalam Penyusunan
Kurikulum SD Negeri ……………………………………….
2
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan menyenangkan. Sedangkan Kondisi Riil yang ada adalah
Pelaksanaan kurikulum masih belum mencerminkan Prinsip pelaksaan
kurikulum, sebab masih banyak guru yang belum faham tentang aturan
atau regulasi pelaksanaan kurikulum yang benar dan Impelementasi dari
kurikulum itu sendiri. Maka, Rencana Tindak Lanjut yang harus
dilakukan adalah (1). Melakukan pembinaan secara terus memnerus
dan berkelanjutan sesuai perkembangan perubahan dari kurikulum. (2).
Melakukan pelatihan terkait pelaksanaan kurikulum yang benar. (3).
Berkoordinasi dengan stakeholders terutama dengan dinas pendidkan
kabupaten untuk memecahkan permasalahan yang timbul akibat dari
kurangnya pengetahuan guru tentang pelaksanaan kurikulum.
Muatan Kurikulum
Kondisi Ideal yang diharapkan adalah Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan di sesuaikan dengan beban belajar yang
tercantum di dalam Struktur Kurikulum. Kondisi Riil yang ada adalah
Kedalaman muatan kurikulum pelaksanaannya disesuaikan dengan
beban belajar yang terdapat di dalam struktur kurikulum dan
dituangkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Adapun Rencana Tindak Lanjut yang harus dilakukan adalah dengan
meningkatkan kompetensi guru di dalam menganalisa Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar melalui berbagai kegiatan,
3
misalnya melalui pelatihan baik yang diadakan sekolah maupun
pelatihan yang dilaksanakan lembaga di luar sekolah.
Jam Pembelajaran
Kondisi Idealnya adalah Jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam Struktur
Kurikulum. Sekolah dimungkinkan menambah maksimum 4 jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan. Adapun Kondisi Riil
yang ada pada satuan pendidikan adalah pelaksanaan Jam
Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada jam pembelajaran
yang terdapat pada Struktur Kurikulum, namun penambahan 4 jam
pembelajaran belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena
kondisi sekolah yang tidak memungkinkan. Selama ini yang dilakukan
sekolah hanya menambah 2 jam Pembelajaran pada mata pelajaran
Baca tulis Al Qur an. maka Rencana Tindak Lanjut yang bisa
dilaksanakan adalah sekolah dapat memanfaatkan penambahan 4 jam
pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi peserta didik pada
mata pelajaran yang dianggap perlu mendapatkan penambahan jam
pembelajaran karena tingkat kompleksitas dari mapel yang
bersangkutan di masa yang akan datang.
Bagi mata pelajaran yang telah mendapatkan tambahan jam
pembelajaran diharapkan dapat meningkat pencapaian kompetensi
peserta didik yang semakin membaik.
4
pembelajaran dan beban belajar sesuai struktur kurikulum. Alokasi
waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit sedangkan jumlah tatap
muka 36 jam pembelajaran, namun waktu jam pembelajaran 35 menit
masih belum dimanfaatkan dengan sempurna karena masih terdapat
guru yang terlambat masuk kelas kadang-kadang juga faktor siswa yang
belum siap mengikuti pembelajaran, sehingga waktu tersita antara 10
menit s.d. 15 menit. Adapun Rencana Tindak Lanjut yang akan
dilaksanakan sekolah adalah (1). Perlu adanya sosialisasi dan
pemahaman bersama bahwa beban belajar untuk tingkat SD kegiatan
tatap muka hanya 40% dan sisanya bersifat penugasan atau kegiatan
mandiri. (2). Beban belajar melalui jam pelajaran selama 35 menit
harus dipergunakan dengan sebaik mungkin agar target kurikulum
dapat tercapai dengan semestinya melalui sosialisasi dan pemantapan
kinerja oleh kepala sekolah.
Program Remidial
Kondisi Ideal : Program Remidial merupakan layanan pendidikan yang
diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya
sehingga mencapai KKM yang ditetapkan. Kondisi Riil : Program
Remidial dilaksanakan oleh guru maksimal 3 kali setiap KD, namun
aturan pelaksanaan dari remidi masih belum dipahami oleh sebagian
5
guru. Rencana Tindak Lanjut : Memberikan pemahaman kepada guru
tentang kegiatan remidi yang benar.
Bentuk kegiatan Remidial yang harus dilaksanakan guru :
1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya
3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu
4. Menggunakan berbagai jenis media
5. Pemberian bimbingan secara khusus
6. Pemberian tugas latihan secara khusus
7. Pemanfaatan tutor sebaya.
Program Pengayaan
Kondisi Ideal : Program Pengayaan merupakan kegiatan peserta didik
yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum
Kriteria kelebihan kemampuan belajar siswa ditandai:
1. Belajar lebih cepat
2. Menyimpan informasi lebih mudah
3. Keingintahuan yang tinggi
4. Berpikir mandiri
5. Superior dalam berpikir abstrak
6. Memiliki banyak minat.
Kondisi Riil : Program Pengayaan dilaksanakan oleh guru namun
belum sempurna karena:
1. Tidak ditunjang oleh sumber belajar yang memadai.
2. Tidak ditindak lanjuti.
Rencana Tindak Lanjut : Perlu ada pembinaan secara terus menerus
dari kepala sekolah maupun dari pengawas satuan pendidikan.
6
dalam Agenda Kegiatan pembelajaran/ kalender pendidikan pada
setiap semesternya, dan telah mengacu pada kalender yang telah
ditetapkan oleh Provinsi. Namun masih perlu dipertegas lagi tentang
pekan efektif fakultatif, karena pemahaman sekolah dengan dinas
pendidikan kabupaten berbeda.
Rencana Tindak Lanjut : Melakukan koordinasi dengan dinas
pendidikan terkait agar setiap program dan kegiatan yang telah
ditentukan sekolah bisa dilaksanakan dengan baik sehingga
pemahaman yang sama terhadap kalender pendidikan dapat tercapai.
Pekan Efektif
Kondisi Ideal : digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif.
Kondisi Riil : Pekan efektif dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
kegiatan pembelajaran, namun masih terdapat sebagian guru yang
melaksanakan kegiatan di luar pembelajaran pada hari-hari efektif
Rencana Tindak Lanjut : Kegiatan yang bersifat insidental diupayakan
tidak terlalu mengganggu pekan efektif yang semestinya dipergunakan
untuk terlaksananya kegiatan pembelajaran.
7
Rencana Tindak Lanjut : Penyusunan dokumen KTSP harus semakin
sempurna dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan Imtaq
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakter daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global.
9. Persatuan dan nilai – nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial masyarakat setempat
11. Kesetaraan jender
12. Karakteristik satuan pendidikan.
Ini bisa dilakukan melalui sosialisasi isi dokumen KTSP kepada semua
guru setiap tahun penyusunan KTSP, karena setiap tahun KTSP bisa
mengalami perubahan.
Dokumen 2 Silabus
Kondisi Ideal : Pengembangan Silabus harus dilaksanakan sesuai
langkah-langkah pengembangan Silabus:
1. Mengkaji dan menentukan SK
2. Menkaji dan menentukan KD
3. Mengidentifikasi materi pokok
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
5. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
6. Menentukan jenis penilaian
7. Menentukan alokasi waktu
8. Menentukan sumber belajar
Kondisi Riil : Pengembangngan silabus telah dilakukan oleh guru,
namun di dalam penyusunannya masih perlu disempurnakan lagi,
terutama keterkaitan antara Silabus dengan RPP.
8
Rencana Tindak Lanjut : Melakukan pembinaan kepada guru yang
belum biasa menyusun Silabus dengan baik melalui pelatihan-pelatihan
peningkatan profesi guru, sementara guru diwajib membuat Silabus
setiap semester sehingga guru terlatih dan mampu menyusun Silabus
dengan baik dan benar.
Dokumen 2 RPP
Kondisi Ideal : Pengembangan RPP harus disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan atau lebih
2. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar
yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai denagn KD.
3. Tujuan pembelajaran dapat mencakupisejumlah indicator, atau
satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting
tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator.
RPP paling luas mencakup 1 KD yang meliputi 1 atau beberapa
indikator untuk 1 kali pertemuan atau tatap muka.
Kondisi Riil : Pengembangan RPP telah disusun oleh guru setiap
semester dan telah memasukkan pendidikan karakter ke dalam RPP,
namun kadang masih terdapat tidak sinkronnya antara Silabus dengan
RPP dalam hal Kegiatan pembelajar, metode yang ada dalam silabus
dengan langkah-langkah pembelajaran dan metode dalam RPP
Untuk mata pelajaran muatan lokal SK dan KD nya dibuat sendiri oleh
guru.
Rencana Tindak Lanjut : RPP yang disusun guru perlu dikoreksi oleh
kepala sekolah melalui supervisi kelas dan ditindak lanjuti, sehingga
dimasa yang akan datang Penusunan Silabus dan RPP semakin
sempurna.
2. STANDAR PROSES
Standar Proses mempunyai komponen :
a. Perencanaan Proses Pembelajaran, Sub Komponennya :
Penyiapan Perangkat Pembelajaran
Kondisi Ideal :
9
- Dapat menyiapkan perangkat pembelajaran yang berupa: RPP,
Bahan Ajar, Media Pembelajaran baik untuk pembelajaran regular
maupun remedial dan pengayaan.
- Guru dapat membuat bahan ajar dalam bentuk cetakan maupun
bahan ajar yang berbasis IT.
- Melaksanakan program remedial sepanjang semester untuk seluruh
mata pelajaran secara berkelanjutan dan komprehensif.
Kondisi Riil : Perangkat Pembelajaran yang disusun oleh guru telah
memnuhi standar penyusunan perangkat pembelajaran yang benar ,
namun masih perlu disempurnakan terutama pada penggunaan IT di
dalam proses pembelajaran yang dituangkan dalam penjabaran
kegiatan pembelajaran.
Rencana Tindak Lanjut :
- Memberikan pemahaman kepada guru tentang pentingnya
perangkat pembelajaran di dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran dapat terarah dan
dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
- Mewajibkan guru membuat perangkat pembelajaran sebelum
memasuki semester Ganjil maupun semester Genap.
11
- Masih belum tampak bahan ajar di dalam RPP, jadi RPP hanya
merupakan garis besar dari kegiatan pembelajaran .
- Sistimatika pemisahan materi setiap 1 kali tatap muka tidak jelas
karena 1RPP dibuat untuk bebrapa kali tatap muka.
Rencana Tindak Lanjut : Perlu pelatihan secara terus menerus agar
para guru semakin terampil di dalam menyusun RPP yang benar.
Proses pembelajaran
Kondisi Ideal :
- Proses pembelajaran harus dilaksanakan sesuai langkah-langkah
yang telah dituangkan di dalam perangkat pembelajaran
- Proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan PAIKEM
- Proses pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis IT
12
- Guru dapat menggunakan sumber belajar baik dari media cetak,
media elektronik maupun dari lingkungan alam disekitar sekolah.
- Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
Kondisi Riil :
- Proses pembelajaran dilaksanakan kurang sesuai dengan langkah-
langkah yang telah dituangkan di dalam perangkat pembelajaran
- Kondisi Pembelajaran di kelas kurang mendukung untuk
melaksanakan PAIKEM
- Pembelajaran berbasis IT hanya pada mata pelajaran tertentu dan
sifatnya masih moving kelas karena tidak memiliki ruang khusus
seperti ruang multi media.
- Sumber belajar sangat terbatas , sumber belajar yang ada hanya
berupa ringkasan materi yang diterbitkan salah satu penerbit.
- Keterlibatan siswa di dalam PBM kurang aktif
Rencana Tindak Lanjut :
- Menganalisi RPP yang telah disusun guru untuk mengontrol pada
materi apa pembelajaran psikomotorik harus dilaksanakan.
- Terus memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat secara
aktif di dalam Pembelajaran
- Mewajibkan siswa memiliki buku pegangan minimal 2 orang 1 buku.
- Melaksanakan pembinaan, pelatihan, mengintensifkan KKG dan
lain-lain.
13
- Beban kerja guru diupayakan sesuai aturan PP. no. 39 tahun 2009
tentang beban kerja guru.
Rencana Tindak Lanjut :
- Jumlah peserta didik setiap rombel diupayakan 32 siswa.
- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalan hal formasi
guru.
- Beban kerja guru diupayakan sesuai aturan PP. no. 39 tahun 2009
tentang beban kerja guru.
14
- Pelayanan BK sudah mencakup bidang akademis dan non akademis
baik yang dilaksanakan pada saat jam pembelajaran maupun non jam
pembelajaran.
- Kesulitan atau permasalahan siswa belum dapat terlayani dengan baik
karena beban kerja tenaga BK sangant berat.
- Tenaga BK masih merangkap tugas dengan guru mata pelajaran.
Rencana Tindak Lanjut :
- Mengupayakan pengangkatan tenaga BK yang sesuai dengan
kualifikasi pendidikan.
- Adanya penambahan tenaga BK dari pemerintah
15
kepala sekolah.
9. Melaporkan hasil penilaian akhlaq kepada guru pendidikan agama
dan hasil penilaian kepribadian kepada guru pendidikan
kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir
semester akhlaq dan kepribadian peserta didik dengan kategori
sangat baik, baik atau kurang baik.
Kondisi Riil :
- Penilaian Hasil Belajar telah dilakukan oleh guru, namun masih perlu
disempurnakan terutama dalam hal kesesuaian antara indikator
pencapaian kompetensi dengan indikator penilaian
- Guru belum melakukan analisis soal sehingga instrumen soal kurang
valid.
- Dari laporan hasil belajar siswa diketahui bahwa masih banyak
peserta didik yang tidak mencapai KKM karena motivasi belajar yang
masih rendah.
Rencana Tindak Lanjut :
- Guru harus melakukan penilaian secara berkesinambungan kepada siswa
- Mengadakan pelatihan penyusunan instrumen soal yang benar.
- Guru harus mampu memotivasi siswa supaya mau belajar dengan baik.
Penilaian hasil Remidi
Kondisi Ideal : Prinsip Pembelajaran Tuntas adalah memperhatikan
tingkat kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar harus dibantu sampai menacapai KKM. Dan
nilai hasil remidi tidak boleh melebihi KKM.
Kondisi Riil : Prinsip/aturan penilaian hasil remidi telah dilakukan oleh
guru sesuai aturan yang ada.
Rencana Tindak Lanjut : Melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai
prinsip pembelajaran tuntas.
16
- Melaksanakan pengawasan pembelajaran yang intensif melalui
pemantauan, supervisi dan evaluasi.
- Membuat program tindak lanjut kegiatan pengawasan.
Kondisi Riil : Adanya pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh kepala sekolah baik melalui pemantauan, supervisi
maupun kegiatan evaluasi, namun masih terdapat kendala karena system
belum berjalan dengan baik.
Rencana Tindak Lanjut :
- Pengawasan wajib dilakukan oleh kepala sekolah secara terus menerus
dan segera mengatasi kendala yang ada
- Mengadakan koordinasi dengan pengawas satuan pendidikan
Program Pemantuan
Kondisi Ideal : Pemantauan dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi
kelompok, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan
dokumentasi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Supervisi
Kondisi Ideal : Supervisi dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian hasil pembelajaran dengan cara pemberian contoh/simulasi, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Kondisi Riil :
- Pelaksanaan supervisi dilakukan sesuai dengan tahapan yang telah
ditentukan, namun kenyataannya masih terkendala oleh ketidak siapan
guru, karena perangkat sebagai alat supervisi belum ada.
- Kepala sekolah belum pernah memberikan contoh langsung di kelas cara
mengajar yang benar kepada guru.
Rencana Tindak Lanjut :
- Adanya supervisi kelas oleh kepala sekolah secara periodik dan
meningkatkan peran serta Wakasek Kurikulum dan guru senior dalam
pelaksanaan supervisi.
17
- Pengumpulan Perangkat Pembelajaran oleh guru tepat waktu sebagai
media supervisi oleh kepala sekolah.
- Memberikan contoh cara mengajar di kelas yang benar.
Evaluasi
Kondisi Ideal : Evaluasi dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan yang mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil belajar dengan cara membandingkan proses pembelajaran
dengan standar proses; mengidentifikasi kinerja guru dalam proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru; dan memusatkan pada
keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. (Lampiran
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Bagian V Pengawasan proses
pembelajaran).
Kondisi Riil : Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah dan
pengawas tetapi belum sempurna.
18
- Tes Lisan
- Tes Praktek
Observasi
Penugasan perseorangan atau kelompok
Kondisi Ideal : Teknik penilaian yang dilakukan pleh pendidik
memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan yang ada.
Kondisi Riil : Teknik penilaian yang dilakukan ole guru masih terbatas
kepada teknik tes dan penugasan.
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah memberi contoh format observasi dan
meminta kepada guru untuk melaksanakan teknik penilaian observasi
sesuai format dan karakteristik dari masing-masing mata pelajaran.
b. Instrumen penilaian
Kondisi Ideal : Instrumen hasi belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan substansi, konstruksidan bahasa.
Kondisi Riil : Belum ada data penelaahan instrument hasil belajar
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah menyiapkan format penelaahan butir
soal dan meminta guru melakukan telaah butir soal sebelum diujikan
kepada peserta didik.
c. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Kondisi Ideal :
Perancangan Strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan Silabus dan RPP
Penilaian hasil belajar dalam kelompok mata pelajaran Iptek yang
tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan psikomotorik untuk
kelompok matapelajaran agama dan akhlaq mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui ujian
sekolah.
Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk kelompok
mata pelajaran pend. Jasmani orkes ditentukan berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik.
Penilaian akhir hasil belajar peaerta didik kelompok mapta pelajaran
agama dan akhlaq mulia , kewarganegaraan dan kepribadian dilakukn
oleh datuan pendidikan berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik
dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah.
Ujian Sekolah Dilakukan dengan langkah-langkah :
- Menyusun Kisi-kisi Ujian
- Mengembangkan instrument
19
- Melaksanakan Ujian
- Mengolah dan menentukan
- Kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah
- Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian
Penilaian akhlaq mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok
matapelajaran agama dan akhlaq mulia dan penilaian kepribadian
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh guru agama dan dan guru pend. Kewarganegaraan
dengan memanfaatkan informasi dari guru mata prlajaran lain.
Penilaian mata pelajaran muatan local mengikuti penilaian kelompok
mata pelajaran yang relevan.
Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
ulangan harian berikutnya.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilapokan dalam
laporan hasil belajar siswa.
Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN.
UN diselenggarakan oleh BSNP
Hasil UN dijadikan syarat kelulusan dari satuan pendidikan dan
pertimbangan dalam seleksi masuk ke SMP/MTs
Kondisi Riil :
Guru telah memasukkan rancangan penilaian oleh pendidik pada saat
penyusunan silabus dan RPP, namun pelaksanaanya belum sesuai
dengan rancangan yang telah disusun.
Semua penilaian sudah dilaksanakan sesuai tugas masing-masing
( penddik, sekolag dan pemerintah ) dan sesuai aturan dari masing-
masing jenis penilaian, namun penilaian afektif pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlaq mulia, kewarganegaraan dan kepribadian
hanya didasrkan dari data yang ada di guru BK bukan dari guru agama
atau guru pendidikan kewarganegaraan.
Ulangan Harian, UTS, UAS, UKK dilaksanakan sesuai aturan , namun
laporan hasil ulangan harian kadang-kadang terlambat diberikan
kepda peserta didik.
Laporan hasil belajar siswa sudah dapat dilaporkan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan di dalam agenda kegiatan sekolah.
Pelaksanaan UN sesuai aturan yang ada.
Rencana Tindak Lanjut :
20
Kepala sekolah memantau keterlaksanaan dari penilaian yang
dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran .
Sekolah menyiapkan format penilaian tentang panilain akhlaq mulia
dan kepribadian siswa diberikan kepada guru agama dan pendudikan
kewarganegaraan untuk dilaksanakan.
21
- Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan dan/ bentuk lain yang
diperlukan
- Mengolah hasil penilaian
- Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
komentar
- Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
Melaporkan hasil penilaian pada akhir semester kepada kepala sekolah
dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi utuh
Rencana Tindak Lanjut : Kepala sekolah melakukan supervisi,
Pembinaan dengan cara berdialog dan mengarahkan penilaian hasil
belajar dilakukan secara berkesinambungan kepada guru-guru yang
belum melakukan penilaian sesuai dengan kondisi ideal.
22
Rencana Tindak Lanjut : Sekolah terus mempertahankan pemenuhan
persyaratan penilaian oleh satuan pendidikan
23
- Melengkapi administrasi kegiatan ekstra.
- Memberlakukan sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstra
berdasarkan petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten.
- Pengurus OSIS harus dipilih berdasarkan minat dan bakat siswa dalam
berorganisasi serta memperhatikan kemampuan intlektual siiswa, jarak
rumah dengan sekolah, juga factor ekonomi orang tua.
24
- Melaporkan yang bersangkutan untuk mendapat pembinanan dari Dinas
Kabupaten.
- Bisa di nol jamkan
- Sebagai peserta sertifikasi haknya dicabut
- Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan
guru.
c. Sarana Prasarana
Kondisi Ideal :
- Memiliki sarana prasarana yang lengkap dan dapat mendukung proses
pembelajaran yang baik, nyaman dan menyenangkan.
- Melaksanakan moving class.
- Tersedianya ruang multimedia untuk proses pembelajaran berbasis IT.
- Tersedianya ruang Laboratorium Fisika, kimia dan biologi secara terpisah.
- Memiliki ruang BK yang ideal.
- Sekolah mempunyai ruang UKS yang ideal.
- Memiliki Buku Referensi yang cukup untuk Menunjang Pembelajaran
Siswa.
- Memiliki Kantin Sehat.
Kondisi Riil :
- Lokasi SDN ………………………….. berada di lokasi yang strategis dengan luas
lahan ………………………………………………….
- Memiliki lahan yang cukup luas untuk membangun lokal baru.
- Adanya tenaga guru yang sudah menguasai IT.
- Ekstra kurikuler PMR sebagai wadah pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
bagi siswa.
- Minat baca siswa tinggi dan tersedianya tenaga pustakawan secara
khusus.
- Kebutuhan warga sekolah terhadap keberadaan kantin sangat tinggi.
Rencana Tindak Lanjut :
- Masih ada lahan kosong untuk dimanfaatkan menambah lokal baru
- Melakukan rehab dan perawatan secara rutin
- Mengajukan block grant pengadaan RKB.
- Mengajukan block grant pengadaan ruang multimedia
- Tersedianya alat praktikum
- Adanya ruang khusus sebagai tempat konsultasi siswa sedangkan
penyimpanan data layanan perlu ditempatkan di tempat khusus.
25
- Pemenuhan ruang UKS yang ideal.
- Perlu koordinasi dengan pihak-pihak terkait khususnya dinas kesehatan
terdekat.
- Identifikasi kebutuhan buku referensi terhadap guru dan siswa dan
penambahan koleksi buku melalui program rutin tahunan dan partisipasi
dari siswa kelas VI yang akan lulus untuk menyumbang 1 buku 1 orang.
- Pemberdayaan koperasi sekolah dan menyediakan kantin khusus yang
dapat memenuhi kebutuhan warga sekolah yang terjamin kebersihannya.
d. Biaya
Kondisi Ideal : Tersedianya biaya yang memadai untuk seluruh kegiatan
sekolah dan cukup untuk pengadaan sarana/ prasarana yang kurang
ataupun rusak.
Kondisi Riil :
- Pembiayaan sudah terpenuhi memalui dana BOS.
Rencana Tindak Lanjut :
- Penggunaan dana harus sesuai dengan RAPBS yang ada.
- Jika ada kegiatan diluar program perlu adanya alternatif dan musyawarah
antar pihak terkait.
- Biaya di pos-pos tertentu yang tidak digunakan dapat direduksi atau
dialihkan untuk mencukupi kegiatan lainnya.
e. Program Sekolah
Kondisi Ideal : Tercapainya program sekolah yang sudah diprogramkan
baik jangka pendek maupun jangka menengah.
Kondisi Riil : Telah tersusun program sekolah dengan baik beserta
RAPBS.
Rencana Tindak Lanjut :
- Perlu adanya kerjasama yang baik antar semua warga sekolah untuk
mencapai program yang telah di rencanakan.
- Perlu adanya perencanaan dan koordinasi yang baik dengan pihak-
pihak terkait.
- Perlu adanya program dan biaya khusus untuk mengantisipasi program
yang sifatnya insidental sehingga tidak menggangu program dan
anggrana yang telah disusun untuk 1 tahun anggaran.
- Mengalokasikan kembali kebutuhan dana dalam 1 tahun anggaran.
26
III. Analisis Kondisi Masyarakat Dan Lingkungan
1. Komite Sekolah
Kondisi Ideal :
Komite sekolah dapat berperan sebagai pemberi pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan.
Komite Sekolah berperan sebagai :
- Pemberi pertimbangan
- Pendukung finansial dan pemikiran
- Pengontrol transparansi dan akuntabilitas
- Mediator antara pemerintah dan masyarakat
Fungsi Komite Sekolah :
- Komitmen mutu pendidikan
- Melakukan kerja sama
- Menampung aspirasi
- Memberikan masukan dan rekomendasi
- Mendorong partisipasi
- Menggalang dana
- Melakukan evaluasi
Kondisi Riil :
Peluang :
- Pengurus komite sekolah merupakan orang-orang yang mempunyai
pengaruh di masyarakat sehingga berdampak positif bagi perkembangan
SD.............................................................
- Komite sekolah memiliki potensi sebagai nara sumber dalam peningkatan
mutu sekolah
- Komite sekolah memiliki potensi membantu sekolah dalam pemenuhan
sarpras yang dibutuhkan dengan menggalang dana dari masyarakat.
Tantangan :
- Kurang memiliki kemampuan/ pengetahuan tentang managemen sekolah
yang baik karena keterbatasan SDM yang dimiliki.
- Komite Sekolah yang ada, belum berperan sebagaimana mestinya
- Isu dan Peraturan daerah tentang kebijakan pendidikan gratis
Rencana Tindak Lanjut :
- Sosialisasi tugas-tugas komite sekolah yang sebenarnya
- Mengikutsertakan dan memberdayakan pengurus komite dalam menyusun
dan melaksanakan program sekolah
27
- Perlu melakukan revitalisasi atau reformasi pengurus komite agar semua
pengurus dapat bekerja secara optimal
- Mengundang unsur komite sekolah yang berpotensi sebagai nara sumber
dalam peningkatan mutu sekolah, Juli 2010, Wakil kepala Sekolah Bidang
Kurikulum
2. Dinas Pendidikan
Kondisi Ideal : Dinas Pendidikan Daerah/ Kabupaten dapat memberikan
arahan, bimbingan dan informasi yang terkait dengan kebutuhan sekolah serta
pengusulan segala bentuk bantuan.
Kondisi Riil :
Peluang : Sebagai penanggung jawab pelaksana pendidikan di daerah.
Tantangan :
- Jarak yang terlalu jauh dari kota.
- Jaringan komunikasi yang kurang lancar dan kurang mendukung
- Kurangnya tenaga dalam pemenuhan tugas administrasi sekolah
Rencana Tindak Lanjut :
- Sekolah harus pro aktif untuk mendapatkan informasi tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan
- Perlu adanya perhatian dan bantuan khusus terhadap sekolah di daerah
pinggiran sehingga dapat setara dengan sekolah yang ada di kota
28
- Adanya wajib berbusana batik lokal bagi seluruh pegawai khususnya di
Kabupaten Bangkalan maupun ditingkat Nasional
Tantangan :
- Kepedulian DU/DK untuk mendukung program-program sekolah masih
rendah
- Pemasaran hasil karya siswa tidak dapat terealisasi dan mengalami
kesulitan.
- Kualitas produk batik karya siswa masih belum bagus.
- Kepercayaan masyarakat terhadap siswa kurang karena dianggap belum
berpengalaman.
- Adanya persaingan dengan home industri yang tumbuh subur diwilayah
kecamatan Tanjungbumi
4. Masyarakat
Kondisi Ideal : Mendukung program sekolah secara keseluruhan dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran, kedisiplinan, dan sarana prasarana
Kondisi Riil :
Peluang : Masyarakat Tanjungbumi terdiri dari berbagai macam elemen dan
memiliki tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pengusaha
yang dapat diajak untuk memikirkan kondisi lingkungan sekolah.
Tantangan : Kurang adanya komunikasi yang efektif dengan masyarakat
(stake holder) pendidikan.
Rencana Tindak Lanjut :
29
- Melakukan sosialisasi program sekolah kepada stake holder atau pihak
terkait untuk menghindari adanya kesalahpahaman.
- Bekerjasama dengan wali murid melalui komite sekolah untuk memikirkan
perkembangan dan kemajuan kondisi sekolah
5. Sosial Budaya
Kondisi Ideal :
- Kehidupan masyarakat yang memiliki budaya/kerajinan membatik dapat
dijadikan sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar dan sebagai sumber
pembelajaran.
- Kehidupan masyarakat yang agamis dapat mendorong warga sekolah
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing karena setiap
pekerjaan adalah ibadah
Kondisi Riil :
Peluang :
- Sumber pembelajaran khususnya mata pelajaran mulok dapat mengangkat
budaya masyarakat setempat (seperti membatik) dan dapat dijadikan
tempat tujuan wisata.
- Pembelajaran berjalan dengan baik yang berbasis ajaran agama (iman dan
taqwa)
- Adanya himbauan dari masyarakat sekitar, tokoh ulama dan dewan
perwakilan rakyat daerah kepada warga sekolah untuk berbusana muslim
Tantangan :
- Kemampuan siswa masih rendah untuk mengembangkan kreasi batik
- Secara teori keilmuan, kurangnya referensi tentang pembuatan batik tulis
- Kemampuan masyarakat untuk mengembangkan seni membatik sangat
terbatas karena kualifikai pendidikan yang tidak memadai
- Lulusan SMA Negeri 1 Tanjungbumi tidak dapat memanfaatkan yang
dimilikinya
- Isu dan Peraturan daerah tentang kebijakan pendidikan gratis
- Sebagian masyarakat lebih mementingkan pekerjaan daripada
melanjutkan sekolah
- Adanya masyarakat yang melanggara ajaran agama (mabuk-mabukan,
narkoba dan tindakan kriminal) sehingga berdampak pada siswa-siswi
yang ada di sekitar mereka
Rencana Tindak Lanjut :
30
- mencari terobosan yang dapat menjelaskan proses pembuatan batik serta
cara pemasarannya sehingga dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran
di sekolah
- Siswa mampu berwirausaha sehingga dapat menciptakan peluang kerja
- Siswa dapat mengaplikasikan melalui kemajuan tekhnologi untuk
memperkenalkan hasil budaya lokal ke pasar global
- Meningkatkan kualitas pembelajaran membatik baik dikalangan peserta
didik maupun tenaga pendidik
- Menggalang dana dengan baik
- Perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak tentang pentingnya
pendidikan untuk meraih kesuksesan dalam pekerjaan
- Perlu adanya tindakan aparat hukum untuk mengurangi perbuatan
menyimpang tersebut sehingga tidak berdampak pada siswa-siswi di
sekitarnya
Adapun Struktur dan muatan kurikulum meliputi Standar Kompetensi Lulusan yang
terdiri dari Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP), Standar
Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP), Standar Kompetensi Mata
Pelajaran (SK-MP), Struktur dan Muatan Kurikulum. Dari Struktur kurikulum yang
telah ditetapkan di dalam Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi SDN
hanya menambah 1 jam pelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI
Sedangkan Muatan Lokal yang dipilih adalah Bahasa Madura dan Baca tulis Al Qur
an, Sementara pengembangan diri dilaksanakan dalam bentuk layanan konseling dan
kegiatan ekstra kurikuler.
Ketuntasan belajar didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
disusun oleh bapak/ibu guru dari setiap mata pelajaran dengan memperhatikan 3
hal yaitu Intake Siswa, Kompleksitas, Sarana pendukung.
Penilaian hasil belajar oleh sekolah dalam bentuk pelaksananan Ujian Sekolah.
Penilaian hasi belajar oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional.
Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh pendidik dalam bentuk UH, UTS, UAS dan UKK.
31
Kenaikan kelas mengacu pada hasil penilaian setiap mata pelajaran sesuai dengan
Standar Penilaian yang ditetapkan pemerintah dan keputusan Dewan Guru melalui
rapat pleno Kenaikan Kelas.
Kelulusan didasarkan kepada hasil ujian nasional dan hasil ujian sekolah dan
memperhatikan kriteria kelulusan yang lain.
Pindah sekolah
Sekolah harus menfasilitasi adanya peserta didik yang pindah sekolah.
Kalender Pendidikan
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun ajaran adalah minggu ketiga bulan Juli dan berakhir pada
minggu terakhir bulan Juni.
B. LANDASAN
1. Landasan Filosofis
32
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan,
kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.
2. Landasan Yuridis
1. Undang-undang Dasar 1945
Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” dan
Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik”.
Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang
33
sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta
didik”.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 dan nomor 6
Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan
nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah
yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional bersama unit terkait”.
7. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. SI mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
8. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. SKL merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Standar Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
10. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
11. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
12. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan
13. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
14. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
34
15. Peraturan Daerah No 4 tahun 2009 tentang pendidikan
Selain hal tersebut di atas, kurikulum ini disusun sebagai ciri khas dan daya jual serta
daya tarik kepada masyarakat luas bahwa SD Negeri ………………………. memiliki
keunggulan program yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga output atau
lulusannya mampu hidup ditengah-tengah masyarakat dan dapat bersaing dalam segala
aspek kehidupan.
D. PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya;
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
36
hal ini peserta didik harus mendapatkan pelajaran pendidikan yang bermutu,
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis, dan menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar, yaitu :
a. Belajar untuk beriman dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. Belajar untuk memahami dan menghayati,
c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara positif,
d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan perkembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di
belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan
prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan)
5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan
multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi
guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan
yang cocok dam memadai antar kelas dan jenis jenjang pendidikan
.
37
BAB II
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
38
B. Visi
TERWUJUDNYA AKHLAK DAN PRESTASI YANG BAIK SERTA
BERWAWASAN GLOBAL YANG DILANDASI NILAI LUHUR BUDAYA
BANGSA SESUAI AJARAN AGAMA.
C. Misi
1) Menyiapkan generasi yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK;
2) Membangun Sumber Daya Manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan
tuntutan perkembangan zaman;
3) Membangun citra sekolah agar diminati masyarakat.
D. Tujuan Sekolah
Mengacu pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
serta memperhatikan Visi dan Misi tersebut diatas, maka SDN ..........................
menetapkan tujuan sekolah sebagai berikut:
1. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
2. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat kecamatan;
3. Memiliki dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan
pendidikan pada sekolah yang lebih tinggi;
4. Kreatif, trampil dalam bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus;
5. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar.
39
BAB III
A. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing
seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6
ayat (1) Pasal 7 sebagai berikut ini.
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
Kelompok mata pelajaran agama Kegiatan keagamaan,
dan akhlak mulia dimaksudkan pembelajaran kewarganegaraan
untuk membentuk peserta didik dan pembinaan
menjadi manusia yang beriman dan kepribadian/akhlak mulia,
Agama dan bertakwa kepada Tuhan Yang pembelajaran ilmu
Akhlak Mulia Maha Esa serta berakhlak mulia. pengetahuan dan teknologi,
Akhlak mulia mencakup etika, estetika, jasmani, olahraga dan
budi pekerti, atau moral sebagai kesehatan, dan pengembangan
perwujudan dari pendidikan diri/ekstrakurikuler
agama.
Kelompok mata pelajaran Kegiatan keagamaan,
kewarganegaraan dan kepribadian pembinaan kepribadian/akhlak
dimaksudkan untuk peningkatan mulia, pembelajaran
kesadaran dan wawasan peserta kewarganegaraan, bahasa, seni
didik akan status, hak, dan dan budaya, dan pendidikan
kewajibannya dalam kehidupan jasmani, dan pengembangan
bermasyarakat, berbangsa, dan diri/ekstrakurikuler
bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk
Kewarganegaraan
wawasan kebangsaan, jiwa dan
dan Kepribadian
patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan
hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Ilmu Kelompok mata pelajaran ilmu Kegiatan pembelajaran bahasa,
Pengetahuan dan pengetahuan dan teknologi pada matematika, ilmu pengetahuan
Teknologi SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk alam, ilmu pengetahuan sosial,
40
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
memperoleh kompetensi dasar keterampilan/kejuruan,
ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau teknologi informasi
serta membudayakan berpikir dan komunikasi, serta muatan
ilmiah secara kritis, kreatif dan lokal yang relevan.
mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika Kegiatan bahasa, seni dan
dimaksudkan untuk meningkatkan budaya, keterampilan, dan
sensitivitas, kemampuan muatan lokal yang relevan, dan
mengekspresikan dan kemampuan pengembangan
mengapresiasi keindahan dan diri/ekstrakurikuler
harmoni. Kemampuan
mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta
Estetika
harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, Kegiatan pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan pada olahraga, pendidikan
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk kesehatan, ilmu pengetahuan
meningkatkan potensi fisik serta alam, dan muatan lokal yang
membudayakan sportivitas dan relevan, dan pengembangan
kesadaran hidup sehat. diri/ekstrakurikuler
Budaya hidup sehat termasuk
Jasmani, Olah
kesadaran, sikap, dan perilaku
Raga, dan
hidup sehat yang bersifat
Kesehatan.
individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual
bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.
Struktur kurikulum meliputi sejumlah mata pelajaran termasuk pengembangan diri sebagai
berikut ini.
41
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen Kelas
1 2 3 4 5 6
A. Mata Pelajaran
PENDEKATAN TEMATIK
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
3 3 3
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Madura 2 2 2 2 2 2
2. Bahasa Inggris - - 2 2 2 2
3. Baca tulis Al Qur an 2 2 2 2 2 2
Jumlah 28 28 30 39 39 39
C. Pengembangan Diri 2* 2* 2* 2* 2* 2*
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Kepramukaan
b. Drum Band
2*) Ekuivalen 2 Jam pembelajaran
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SD meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal.
1. Mata Pelajaran Wajib
Mata pelajaran wajib yang diselenggarakan di SD terdiri atas mata-mata pelajaran
sebagai berikut ini.
a. Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang diselenggarakan di SD meliputi agama Islam, Kristen
Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Tujuan:
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sesuai keyakinan
agamanya masing-masing;
Memberikan wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia; dan
Menumbuhkembangkan sikap toleransi antarumat beragama.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan.
Ruang lingkup:
42
a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara,
sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan
jaminan keadilan.
b) Norma, hukum, dan peraturan yang meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga,
tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem
hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
c) Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d) Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan
warganegara.
e) Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
f) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, serta mengevaluasi globalisasi.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap
IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
43
c) Membaca
d) Menulis
d. Matematika
Tujuan:
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar Matematika dalam rangka
penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Bilangan
b) Aljabar
c) Geometri dan Pengukuran
d) Statistika dan Peluang
e. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk menguasai
dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b) Materi dan Sifatnya
c) Energi dan Perubahannya
d) Bumi dan Alam Semesta
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan
hidup secara mandiri.
Ruang lingkup:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
g. Seni Budaya dan Keterampilan
Tujuan:
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni budaya
nasional.
Ruang lingkup:
a) Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya.
44
b) Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan
alat musik, apresiasi karya musik.
c) Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d) Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara
yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.
h. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Tujuan:
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampilan
dalam bidang olah raga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin dan
percaya diri pada peserta didik.
Ruang lingkup;
a) Permainan dan olah raga, meliputi: olah raga tradisional, permainan, eksplorasi
gerak, keterampilan lokomotor nonlokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan,
bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
b) Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
d) Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya.
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan
keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik.
Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan
penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan
yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi,
kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di
dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat
menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus
mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap
muatan lokal yang diselenggarakan.
45
a. Bahasa Madura
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap
masyarakat.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
b. Bahasa Inggris
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi.
Ruang lingkup:
1) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
2) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative,
dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata
bahasa, dan langkah-langkah retorika;
3) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SD ini adalah sebagai berikut.
No Alokasi Waktu
Jenis Muatan Lokal Kelas
. I II III IV V VI
1. Bahasa Madura 2 2 2 2 2 2
2. Bahasa Inggris - - 2 2 2 2
3. Baca tulis Al Qur an 2 2 2 2 2 2
JUMLAH 4 4 6 6 6 6
3. Pengembangan Diri
46
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam
bentuk bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak
terprogram.
a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Kepramukaan
Drum Band
EFEKTIFMINGGU
PEMBELAJARAN
/JAM PERTAHUNWAKTU
SATU JAM
JUMLAH JUMLAH
KELAS
JAM JAM
PEMBELAJARAN
PERTAHUN PERTAHUN
AJARAN
(@ 35 Menit ) (@ 60 Menit)
TATAP MUKA
PELAJARAN
PERTAHUN
Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah
penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal
lima puluh persen (40%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di
antaranya pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan, laporan
pelaksanaan kegiatan.
Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau
kelompok yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.
6. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat
kemampuan awal peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda.
Oleh karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.
51
Kriteria Ketuntasan Minimal
Komponen
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 68 66 69 71 71 71
2. Pendidikan Kewarganegaraan 67 67 67 71 71 71
3. Bahasa Indonesia 68 69 69 70 69 69
4. Matematika 66 67 65 67 67 67
5. Ilmu Pengetahuan Alam 64 66 67 68 68 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 62 65 66 68 67 65
7. Seni Budaya dan Keterampilan 70 69 68 71 71 71
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
71 71 72 71 72 71
Kesehatan
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Madura 60 65 65 65 65 65
2. Bahasa Inggris - - 60 60 65 65
3. Baca tulis Al Qur an 60 61 63 63 62 65
C. Pengembangan Diri
1. Kepramukaan B B B B B B
2. Drum Band B B B B B B
Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada
perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan.
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial,
sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
52
a) Telah menyelesaikan semua program pembelajaran untuk satu tahun
pelajaran;
b) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk kelompok mata
pelajaran selain kelompok mata pelajaran IPTEK;
c) Jumlah ketidakhadiran alpa kurang dari 24 izin dan sakit kurang dari 48 hari
per tahun.
2) Kelulusan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 72 ayat (1) menyebutkan bahwa peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar dan menengah apabila:
a) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) Memiliki nilai minimal baik untuk kelompok mata pelajaran selain kelompok
mata pelajaran IPTEK;
c) Lulus ujian sekolah; dan
d) Lulus ujian nasional.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup di SDN .......................... Bangkalan adalah komputer
PROGRAM PEMBELAJARAN KOMPUTER
SDN .......................... BANGKALAN
KELAS MATERI
1. Pengenalan bagian-bagian komputer
I
2. Games
1. Menghidupkan dan mematikan dengan urutan yang benar
II
2. Games
1. Mengetik huruf dan angka
III
2. Games
1. Mengetik surat
IV
2. Games
1. Membuat dan mengetik surat
V
2. Membuat kolom/ tabel jadwal mata pelajaran
1. Membuat surat
VI 2. Menghitung
3. Pengenalan internet
Tabel 7 : Program Pembelajaran Komputer
53
KELAS MATERI
Memperkenalkan bahan-bahan perca yang dapat digunakan untuk
dapatnya dijadikan bahan biasan
Membentuk/ membuat/ menggunting baha yang akan ditempelkan
IV
pada bidang yang akan dihias
Menempelkan bahan-bahan perca pada bidang datar/ kertas yang
akan dihias
Memperkenalkan berbagai jenis bahan perca (pecahan kecil-kecil)
dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan
hiasan dengan teknik mosaic
Merancang bidang yang akan ditempel bahan-bahan perca atau
V
bahan lain untuk dijadikan suatu bentuk hiasan dengan teknik
mosaic
Menempelkan bahan-bahan perca pada bidang datar/ kertas yang
akan dihias
Memperkenalkan berbagai jenis bahan perca (pecahan kecil-kecil)
dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan
hiasan dengan teknik mosaik
Merancang barang jadi (misalnya kendi, tempayan dan sebagainya)
yang akan ditempeli bahan-bahan perca atau bahan lain untuk
VI
dijadikan suatu bentuk hiasan yang lebih menarik dengan teknik
mosaik.
Menempelkan bahan-bahan perca pada benda jadi/ barang yang akan
dihias
Mengemas barang hasil kerajinan siswa untuk pameran
Tabel 8 : Program Keterampilan lokal dan global
54
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut
A. Alokasi Waktu
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan
untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional,
dan hari libur khusus.
Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan
hari raya keagamaan. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Sekolah/madrasah atau sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi sekolah/madrasah
yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif.
55
Hari libur umum/nasional atau penetapan libur serentak untuk jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serempak
untuk satuan-satuan pendidikan.
Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing
satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen standar
isi dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 210 (dua ratus
sepuluh) hari, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu
untuk kelas I–III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 26-28 jam pelajaran,
sedangkan untuk kelas IV–VI adalah 37 jam pelajaran.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kalender pendidikan SDN ..........................
Bangkalan adalah seperti berikut.
ALOKASI WAKTU PADA KALENDER PENDIDIKAN
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Digunakan untuk kegiatan
Minggu efektif
1 34-38 minggu pembelajaran efektif pada setiap satuan
belajar
pendidikan
Jeda tengah Maksimum 2
2 Satu Minggu setiap semester
semester minggu
Antara semester 1 dan 2
Maksimum 2 Digunakan untuk penyiapan kegiatan
3 Jeda antar semester
Minggu dan administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
4 Libur akhir tahun Maksimum 3 Daerah khusus yang memerlukan libur
pelajaran Minggu keagamaan lebih lama dapat
mengaturnya sendirii tanpa mengurangi
jumlah Minggu efektif belajar dan
56
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
waktu pembelajaran efektif
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih lama dapat
Hari libur
5 2-3 Minggu mengaturnya sendirii tanpa mengurangi
keagamaan
jumlah Minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Hari libur umum/ Maksimum 2 Disesuaikan dengan peraturan
6
nasional Minggu pemerintah
Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
7 Hari libur khusus
Minggu ciri kekhususan masing-masing
Digunakan untuk kegiatan yang di
programkan secara khusus oleh
Kegiatan khusus Maksimum 3
8 sekolah/ madrasah tanpa mengurangi
sekolah/ madrasah Minggu
jumlah Minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
Tabel 9 : alokasi waktu pada kalender pendidikan
57
PERKIRAAN JUMLAH HARI EFEKTIF SEKOLAH,
KEGIATAN, PENYERAHAN RAPOR, DAN LIBUR SEKOLAH
SDN .......................... BANGKALAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Semester I
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHR LHB LS LPP JML
1 Juli 2011 3 17 - - 3 - - - 1 23
Agustus
2 2 - 16 - 3 5 3 - 3 33
2011
September
3 3 20 - - 3 6 - - - 29
2011
Oktober
4 4 26 - 3 5 - - - - 38
2011
November
5 4 26 - - 4 - - - - 34
2011
Desember
6 3 21 - - 4 - - 6 - 34
2011
7 Jumlah 19 110 16 3 22 11 3 6 4 191
Semester II
No Bulan JME HES HEF KTS LU LHR LHB LS LPP ML
Januari
1 3 19 - - 5 - 1 6 - 31
2012
Pebruari
2 4 25 - - 4 - 29
2012
Maret
3 4 26 - 3 4 - 1 - - 34
2012
April
4 4 24 - - 5 - 1 - - 30
2011
Mei
5 4 26 - - 4 - 2 - - 34
2012
Juni
6 3 21 - - 4 - - 6 - 31
2012
7 Jumlah 22 140 - 3 28 - 5 12 - 200
Keterangan:
JME = Jam Minggu Efektif = 41
HES = Hari Efektif Sekolah = 250
HEF = Hari Efektif Fakultatif = 16
KTS = Kegiatan Tengah Semester = 6
LU = Libur Umum = 50
LHR = Libur Sekitar Hari Raya = 11
LHB = Libur Hari Besar = 8
LS = Libur Semester = 18
LPP = Libur Permulaan Puasa = 3
Tabel 10 : Perkiraan jumlah hari efektif sekolah, kegiatan, penyerahan rapor, dan libur
sekolah SDN .......................... Bangkalan pada tahun pelajaran 2011/2012
58
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI ..........................
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SEMESTER : I
JUMLAH
HARI HARI KEGIATAN
EFEKTIF
BULAN
JUM’AT
SELASA
SABTU
KAMIS
SENIN
RABU
JULI 3 3 3 3 3 2 17 11 s/d 13 Hari Pertama Masuk
SEMESTER I
OKTOBER 5 4 4 4 4 5 26
6 Hari Raya Idul Adha
NOPEMBER 4 5 5 4 4 4 26 27 Tahun Baru Hijjriyah (1
Muharram 1433 H)
JUMLAH 126
SEMESTER : II
JUMLAH
HARI HARI KEGIATAN
EFEKTIF
BULAN
JUM’AT
SELASA
SABTU
KAMIS
SENIN
RABU
SEMESTER II
JUMLAH 140
Tabel 11 : Perkiraan Kalender Akademik SDN .......................... Bangkalan Tahun Pelajaran
2011/2012
59
HARI EFEKTIF SEKOLAH, EFEKTIF FAKULTATIF DAN HARI LIBUR SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
UNTUK TK/RA,SD/MI,SMP/MTs,SMA/SMK DAN YANG SEDERAJAT
KETERANGAN :
LH
B : LIBUR HARI BESAR HARI EFEKTIF SEKOLAH
11
LU
: LIBUR UMUM SEMESTER 1 : 0 HARI
14
LS1
: LIBUR SEMESTER 1 SEMESTER 2 : 0 HARI
LS2 : LIBUR SEMESTER 2 HARI BELAJAR EFEKTIF FAKULTATIF : 16 HARI
LPP : LIBUR PERMULAAN PUASA
LH
R : LIBUR HARI RAYA
EF : HARI BELAJAR EFEKTIF FAKULTATIF
LIBUR HARI BESAR:
17-08-2011 : Proklamasi Kemerdekaan RI 25-12-2011 : Hari Raya Natal 23-03-2011 : Hari Raya Nyepi
30 s.d 31-08-2011 : Hari Raya Idul Fitri 1427 H 01-01-2012 : Tahun Baru Masehi 06-04-2012 : Wafat Isa Almasih
60
06-11-2011 : Hari Raya Idhul Adha 1430 H 23-11-2012 : Tahun Baru Imlek 2583 06-05-2012 : Hari Raya Waisak
27-11-2011 : Tahun Baru Hijriah 1431 H 05-02-2012 : Maulid Nabi Muhammad SAW 17-05-2012 : Kenaikan Isa Almasih
CATATAN : 1 HARI LIBUR PEMILU/PILKADA MENYESUAIKAN
61
BAB V
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan
diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam
kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab,
dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih
luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada
akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan
budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan
penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (KTSP), seperti
menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis
kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah
yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan
juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman
nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah.
Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai
yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program
pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya
diharapkan menghasil budaya sekolah.
Pedoman yang ada ini pada intinya merupakan produk Program Kerja 100 hari
Kabinet Indonesia Bersatu II. Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan
62
seiring dengan kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya
dan karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan
budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta
didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua
pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan
pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta
didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.
63
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. ”Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. ”Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
–––. 2006. ”Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
–––. 2006. ”Permendiknas Nomor 24/2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor
22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Komptensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
64