Anda di halaman 1dari 100

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional
1. Hasil Evaluasi KTSP Tahun Sebelumnya
SMKN 1 Silaut merupakan unit sekolah baru dan baru memiliki siswa pada
kelas X. Dokumen KTSP mulai disusun pada tahun pelajaran 2019/2010 jadi
belum memiliki dokumen KTSP tahun sebelumnya.

2. Tuntutan Perubahan Kurikulum


Kemajuan peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kemajuan yang
dicapai dalam tingkat pendidikannya. Sejauh ini bangsa Indonesia secara
keseluruhan belum mampu mewujudkan pendidikan yang efektif untuk
masyarakatnya, walaupun Pemerintah telah berupaya untuk mendongkrak mutu
pendidikan Indonesia. Bahkan akhir akhir ini isu yang melemahkan pendidikan
terdengar sangat kuat. Kalau begitu apa pendidikan itu dan seberapa pentingnya
pendidikan?
Secara teoritis Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional dilaksanakan dengan mempedomani standar nasional
pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana
dan berkala.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

1
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya
kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah,
mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Panduan yang
dikeluarkan BNSP, setiap satuan pendidikan harus dapat menyiapkan kurikulum
yang akan digunakan sebagai kurikulum operasional. Termasuk dalam hal ini
adalah SMKN 1 Silaut. Untuk pedoman pelaksanaan proses pembelajarn, maka
SMKN 1 Silaut harus mempunyai kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Butir 19, menyatakan
bahwa : Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum, pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik. (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab X Pasal 36 Butir 2) Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen Agama
Kabupaten/ Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi untuk pendidikan
menengah (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab X Pasal 38 ayat 2)
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan
peserta didik. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan,
penjelasan ini sesuai dengan pasal 17 ayat 1 dan 2, Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005.

2
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. (PP 19/2005 Bab I Pasal 1 butir 15)
Berdasarkan aturan tersebut, maka :

1. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan SMK Negeri 1 Silaut dan


komite sekolah.
2. Kurikulum SMKN 1 Silaut dimaksudkan untuk memungkinkan adanya
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada.
3. SMKN 1 Silaut perlu mencermati dan memperhatikan berbagai
kepentingan dalam kerangka pengembangan kurikulum yang relevan
bagi permasalahan saat ini dan masa datang.
4. Kurikulum SMKN 1 Silaut harus bersifat baku tetapi tetap fleksibel,
karena itu secara periodik harus tetap divalidasi sesuai kebutuhan pada
zamannya.
Dari empat point di atas tercermin bahwa adanya dinamika internal dan dinamika
eksternal yang mempengaruhi muatan sebuah kurikulum.
Dinamika internal yang mempengaruhi muatan kurikulum antara lain :
1. Karakteristik satuan pendidikan
Pertama, SMKN 1 Silaut memiliki visi dalam menjalankan pendidikan
yaitu ingin menciptakan lulusan yang religi, inovatif dan berdaya saing di
dunia kerja
Kedua, latar belakang SMKN 1 Silaut yang merupakan sekolah dari
kelompok pertanian dan berlokasi di daerah pertanian.
2. Kondisi komponen satuan pendidikan
a. Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang menjadi orientasi dalam
pengembangan kurikulum. Hal hal dari komponen peserta didik yang
menjadi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum ini adalah :
- Jumlah dan Intake siswa

3
- Banyak sedikitnya jumlah siswa dan beragamnya intake siswa
menuntut sekolah harus mampu menyajikan kurikulum yang
relevan untuk memenuhi kebutuhan masing masing siswa.
- Minat siswa
Minat siswa akan berbeda dari tahun ke tahun, minat ini secara
tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan siswa dan kebutuhan
dunia usaha dan industri. Nah, muatan kurikulum harus dapat
mendorong dan mengembangkan minat yang posisitf dan
mengarahkan minat minat yang kurang sesuai dengan potensi
siswa.

b. Pendidik
Betapapun sempurnanya muatan kurikulkum jika tidak dimbangi oleh
potensi tenaga pendidik maka tetap saja tidak akan membawa hasil.
Karena yang akan menjadi motor penggerak kurikulum adalah
tenaga pendidik. Maka tenaga pendidik yang berkompeten akan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah kurikulum

c. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan cukup menentukan dalam pengembangan
kurikulum Karena tenaga kependidikan adalah membantu
melancarkan tugas pendidik, bertanggung jawab terhadap lalu lintas
data sekolah

d. Sarana Prasarana
Keberadaan sarana dan prasarana sekolah juga mempengaruhi
mutu kurikulum, karena mutu kurikulum berkaitan dengan proses
pembelajaran, proses pembelajaran dipengaruhi oleh ketersedian
sarana dan prasarana.

e. Kondisi pembiayaan sekolah


Kondisi pembiayaan sekolah juga mempengaruhi mutu kurikulum
karena pembiayaan sekolah akan mempengaruhi fasilitas sekolah

4
yang menunjang proses belajar mengajar dan pembayaran dan
kegiatan kegiatan proses belajar mengajar

Dinamika eksternal yang mempengaruhi perubahan kurikulum :

1. Kebijakan penyempurnaan kurikulum oleh pemerintah mulai dari


kurikulum 1964, - 1976 – 1984 – 1994 – 1992 – 2004 – 2006 – 2013
( paradigma perubahan pembelajaran )
Setiap zaman atau waktu akan memiliki kebutuhan yang berbeda.
Dalam satu waktu mungkin yang dibutuhkan adalah kompetensi yang
bersifat teknis, diwaktu lain yang dibutuhkan mungkin kompetensi yang
bersifat prosedural atau malah mungkin kompetensi yang bersifat
verbal. Hal ini harus disikapi dengan cara membuat kurikulum yang
muatannya selalu kekinian (up to date) .
Dari segi kebijakan pemerintah muatan kurikulum dari tahun 1964
sampai tahun 1994 masih berorientasi pada muatan mata pelajaran ,
Baru pada tahun 1994 Menteri Pendidikan Prof. Wardiman
Joyodininggrat mengubah paradigma tersebut menjadi muatan
kurikulum yang berorientasi kompetensi. Mulai tahun 1994 ini mulai
dibedakan muatan antara SMA dan SMK.
Pada tahun 2004 muatan kurikulum yang berorientasi kompetensi
lebih dilegalkan. Pada tahun ini mulai muncul rintisan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). Pada tahun 2006 KBK disempurnakan
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di mana masing
– masing tingkat satuan pendidikan di beri wewenang memberi warna
(pengkhasan ) pada kurikulum yang akan diberlakukan di tingkat satuan
pendidikan.
Tahun 2013, muatan kurikulum disempurnakan lagi menjadi
kurikulum 2013. Pada muatan kurikulum 2013 ini pendidikan karakter
masuk dalam kompetensi inti. Tahun 2017, muatan kurikulum 2013
disempurnakan lagi.

5
2. Tuntutan pengguna lulusan SMK (PT / DUDI ) terhadap kompetensi
lulusan yang semakin tinggi dan kompleks (Paradigma perubahan
kompetensi lulusan )
Komponen eksternal lainnya yang mempengaruhi perkembangan
kurikulum adalah permintaan pasar (persyaratan dari perguruan tinggi
dan dunia kerja/Dunia usaha). Akibat dari kebutuhan pemenuhan
kualifikasi dunia kerja ini adalah munculnya kegiatan penerbitan paspor
kompetensi untuk setiap naik tingkat dan sertifikasi konpetensi untuk
siswa lebih ditingkatkan mutunya yaitu dengan melibatkan lembaga
sertifikasi Profesi (LSP)
Hal ini juga diperkuat dengan sudah disepakatinya kerjasama Negara
Negara Asean di bidang ekonomi (MEA). Di mana ini menuntut setiap
Negara yang tergabung dalam kesepakatan tersebut harus mampu
menyiapkan tenaga poduktif yang siap bersaing. Tentu saja ini
merupakan tantangan bagi SMK yang notabene bertugas menyiapkan
siswa untuk bekerja. Maka SMKN 1 Silaut harus terlibat dalam
penyiapan tenaga terampil tersebut.

3. Permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat


Permasalahan permasalahan yang muncul di masyarakat juga harus
menjadi hal yang diperhatikan dalam menyusun muatan muatan
kurikulum. Contohnya: Seringnya remaja usia SLTA yang terlibat dalam
kegiatan negatif (suka bolos, tawuran, merokok, narkoba, terlibat
pornografi, dll), mencerminkan tidak terlatihnya siswa dalam
menggunakan waktu, solusinya, tentunya dalam muatan kurikulum
dirancang bagaimana membina siswa sehingga waktu yang mereka
punyai betul betul dimanfaatkan secara maksimal untuk kegiatan yang
posisitf.

4. Dukungan lingkungan
Dukungan dari lingkungan juga mempengaruhi muatan kurikulum. Pada
lingkungan yang mendukung segala potensi yang ada di sekolah akan
dapat berkembang dengan baik. Sebaliknya Jika lingkungan tidak

6
mendukung maka hambatan dalam pelaksanaan muatan kurikulum
akan sangat memberatkan sekolah. Lingkungan SMKN 1 Silaut sampai
saat ini masih kondusif dan cukup mendukung dalam pengembangan
potensi sekolah.

3. Hasil Evaluasi Diri Sekolah Berdasarkan SNP

A.1. Standar Isi

A.1.1. Kondisi Ideal Standar Isi


Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan.
Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabus pada setiap satuan pendidikan. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Beban belajar untuk sekolah menengah kejuruan menggunakan jam
pembelajaran per minggu setiap semester dengan sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas
masing-masing.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan pada sekolah menengah kejuruan terdiri atas
model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu model kurikulum tingkat
satuan pendidikan kategori standar dan model kurikulum tingkat satuan
pendidikan kategori mandiri. Model kurikulum tingkat satuan pendidikan kategori

7
standar menggunakan sistem paket dan model kurikulum tingkat satuan
pendidikan kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk jenis kejuruan terdiri atas;
kelompok mata pelajaran muatan nasional (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris), kelompok mata pelajaran kewilayahan (Seni
Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan), kelompok mata pelajaran
peminatan kejuruan terdiri dari: C1. Dasar Bidang Keahlian (Simulasi dan
Komunikasi Digital, Fisika,Kimia), C1. Dasar Program Keahlian (Gambar Teknik
Mesin, Dasar Teknik Mesin, Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik, dan Elemen
Mesin), C3. Kompetensi Keahlian (Teknik Pengelasan Oksi-asetelin, Teknik
Pengelasan Busur Manual, Teknik Pengelasan Gas Metal, Teknik Pengelasan
Gas Tungsten, Produk Kreatif dan Kewirausahaan).
Kalender pendidikan/kalender akademik sekolah menengah kejuruan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif, dan hari libur. Hari libur berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, hari libur nasional dan hari libur keagamaan.

A.1.2. Kondisi Real Standar Isi Pada Tahun pembelajaran 2018-2019

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Silaut, Kompetensi Keahlian Teknik


Pengelasan, telah melaksanakan struktur kurikulum sesuai dengan Spektrum
Kompetensi Keahlian yang dikeluarkan Pendidikan Menengah Kejuruan mulai
Tahun Pelajaran 2018/2019. Spektrum Keahlian yang digunakan sesuai dengan
spektrum yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan .
Selama tahun pembelajaran 2018-2019 implementasi dari amanat standar
isi belum tercapai secara sempurna. Masih terdapat kelemahan antara lain :
 Kelemahan yang terlihat adalah kurang optimalnya pencapaian
muatan kurikulum untuk standar-standar kompetensi Kejuruan atau
pada mata pelajaran produktif. Artinya ada standar kompetensi
yang belum optimal pencapaiaannya, hal ini disebabkan karena
kurang mendukungnya sarana dan prasaran yang ada di sekolah

8
 Belum sempurnanya format silabus dan RPP yang dipakai

Pada SMK Negeri 1 Silaut kurikulum dilaksanakan dengan Model


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kategori Standar yaitu pembelajaran
dengan sistem paket. .

A.1. 3. Solusi untuk mengatasi masalah yang belum tercapai pada TP 2018-
2019

 Melengkapi sarana dan prasarana pendukung untuk mata pelajaran


kejuruan sehingg dapat memenuhi standar kompetensi mata
pelajaran kejuruan
 Melakukan penyempurnaan terhadap format silabus dan RPP yang
dipakai sehingga lebih bersifat operasional
 Mulai mengembankan materi yang memberi siswa Kecakapan hidup,
kecakapan sosial, kecakapan vokasional

A.2. Standar Proses


A.2.1.. Kondisi Ideal standar Proses
Standar proses adalah pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembagan fisik serta psikologis peserta didik.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.

9
Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal
peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio
maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah
peserta didik setiap pendidik. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan
dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis. Penilaian hasil
pembelajaran menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai. Teknik penilaian dapat berupa tes tertulis, observasi,
tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk mata pelajaran
selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, teknik penilaian
observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam
satu semester. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

A.2. 2. Kondisi Real Standar Proses Pada Tahun pembelajaran 2018-2019

Pelaksanaan proses pembelajaran pada SMKN 1 Silaut sebagian sudah


sesuai dengan stndar proses pendidikan dan sebagian ternyata belum terlaksana
sebagaimana yang diharapkan dalam standar proses.

Hal–hal yang belum dapat dilakukan secara sempurna antara lain :

 Proses pembelajaran belum terselenggara secara interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif.
 Proses pembelajaran belum memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembagan fisik serta psikologis peserta didik.
 Masih ada pendidik yang belum menyusun perencanaan proses
pembelajaran seperti menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
 Penilaian hasil pembelajaran belum menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Dalam melakukan kegiatan penilaian masih ada aspek aspek

10
penilaian yang belum dilakukan, seperti belum adanya pembuatan
soal yang diawali dengan pembuatan kisi kisi soal. Hal ini terjadi
karena kurangnya kemauan dan kemampuan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang diharapkan
dalam standar proses
 Pengawasan proses pembelajaran seperti pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, belum seutuhnya digunakan sebagai
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

A.2.3. Solusi untuk mengatasi masalah yang belum tercapai pada TP 2018-
2019

 Tenaga pendidik harus mampu menciptakan Proses pembelajaran


yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.
 Proses pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembagan fisik serta psikologis peserta didik.
 Semua pendidik harus mampu dan mau menyusun perencanaan
proses pembelajaran seperti menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
 Tenaga Pendidik dalam melakukan Penilaian hasil pembelajaran
harus menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai.Semua aspek penilaian
dilaksanakan secara berimbang seperti pembuatan soal yang
diawali dengan pembuatan kisi kisi soal. Sekolah harus mampu
mendorong kemauan dan kemampuan pendidik dalam
melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang diharapkan
dalam standar proses
 Pengawasan proses pembelajaran seperti pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, harus seutuhnya digunakan sebagai
pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
 Melaksanakan kegiatan pelatihan mengenai pengembangan
kurikulum terhadap tenaga kependidikan yang terkait. Terutama

11
terhadap ketua – ketua Kompetensi keahlian yang bertanggung
Jawab terhadap ada dan terlaksananya kurikulum sesuai dengan
Standar Proses pendidikan

A.3. Standar Kemampuan Lulusan


A.3.1. Kondisi Ideal Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan untuk
mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis
sesuai dengan jenjang pendidikan.

Kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1) adalah bahwa


peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah:

a. Menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti peserta didik


telah dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya untuk seluruh kompetensi
pendidikan dan pembelajaran yang diikuti.

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berarti peserta
didik memperoleh nilai kepribadian minimal B (baik) atau telah dinyatakan
kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.

c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; Berarti telah mengikuti ujian sekolah dan dinyatakan lulus atau
kompeten untuk mata pelajaran yang diujikan. Program produktif tidak
menjadi bagian dari ujian sekolah. Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti
ketentuan Permendiknas dan POS yang diterbitkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).

12
d. Lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan (Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, dan Ujian Kompetensi Keahlian). Pelaksanaan
Ujian Nasional mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh
Depdiknas dan POS yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).

Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat, artinya


kelulusan bukan semata-mata hanya ditentukan oleh kelulusan ujian nasional;
tetapi untuk bisa mengikuti ujian nasional dan ujian sekolah syarat sebelumnya
harus dilalui.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.

A.3. 2. Kondisi Real Standar Kompetensi Lulusan


Secara umum standar kelulusan pada SMK Negeri 1 Silaut sudah
mengacu pada keempat persyaratan di atas. Walaupun hal ini belum sempurna
dilakukan. Pedoman penilaian mata pelajaran pada SMK N 1 Silaut belum
seluruhnya mengacu kepada standar kompetensi lulusan terutama penilaian hasil
belajar sikap dan keterampilan yang dilakukan oleh pendidik dalam mata pelajaran
kejuruan. Hal ini terjadi karena belum dilakukannya analisis terhadap sikap,
pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran kejuruan dalam kaitannya
dengan standar kompetensi lulusan sebagaimana yang diharapkan.

A.3.3. Solusi mengatasi permasalahn standar Kompetensi Lulusan TP 2018-


2019

Permasalahan pada standar kompetensi lulusan hanya


penyempurnaan pelaksanaan penentuan proses kelulusan karena secara umum
SMKN 1 Silaut sudah untuk standar kompetensi lukusan sudah melakukannya
sesuai dengan apa yang diamanatkan.

13
A.4. Standar Pengelolaan
A.4.1 Kondisi Ideal Standar pengelolaan
Standar pengelolaan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan pada sekolah menengah kejuruan menerapkan
manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah sebagai


penanggung jawab pengelolaan pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan dibantu minimal oleh tiga wakil kepala
sekolah yang masing-masing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana
dan prasarana, serta kesiswaan. Pengambilan keputusan pada sekolah
menengah kejuruan di bidang akademik dilakukan dalam rapat Dewan Pendidik
yang dipimpin oleh kepala sekolah. Pengambilan keputusan pada sekolah
menengah kejuruan di bidang non-akademik dilakukan oleh komite sekolah yang
dihadiri oleh kepala sekolah. Rapat dewan pendidik dan komite sekolah
dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada
peningkatan mutu sekolah. Setiap sekolah harus memiliki pedoman yang
mengatur tentang :

1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;


2) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori
aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan, dan mingguan;
3) Struktur organisasi satuan pendidikan;
4) Pembagian tugas di antara pendidik;
5) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
6) Peraturan akademik;
7) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana;

14
8) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat;
9) Biaya operasional satuan pendidikan.

Pedoman butir 1), 2), 4), 5), 6), dan 8) diputuskan oleh rapat dewan
pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah. Pedoman butir 3) dan 9) diputuskan
oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah. Pedoman butir 7)
ditetapkan oleh kepala sekolah setelah mempertimbangkan masukan dari rapat
dewan pendidik dan komite sekolah.

Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun. Rencana kerja tahunan meliputi :

1) kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran,


ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur;
2) jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun
ajaran berikutnya;
3) mata pelajaran yang ditawarkan pada semester gasal, semester
genap
4) penugasan pendidik pada mata pelajaran dan kegiatan lainnya;
5) buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran;
6) jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran; pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal
bahan habis pakai;
7) program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang
meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan
penyelenggara program;
8) jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan
dengan orang tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan
dengan komite sekolah
9) rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk
masa kerja satu tahun;
15
10) jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan
pendidikan untuk satu tahun terakhir.
Untuk jenjang pendidikan menengah kejuruan, rencana kerja tahunan
harus disetujui oleh rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah. Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri,
efisien, efektif, dan akuntabel. Pelaksanaan pengelolaan sekolah untuk jenjang
pendidikan menengah kejuruan yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan
harus mendapat persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah.

Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah


kejuruan dipertanggungjawabkan oleh kepala sekolah kepada rapat dewan
pendidik dan komite sekolah. Pengawasan sekolah menengah kejuruan meliputi
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Pemantauan dilakukan oleh kepala sekolah dan komite sekolah atau bentuk lain
dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan
pendidikan. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas dan kepala sekolah.

Pelaporan dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, kepala sekolah,


dan pengawas sekolah. Pada jenjang pendidikan menengah kejuruan, laporan
oleh pendidik ditujukan kepada kepala sekolah dan orang tua/wali peserta didik,
berisi hasil evaluasi dan penilaian yang dilakukan setiap akhir semester. Laporan
oleh tenaga kependidikan ditujukan kepada kepala sekolah, berisi pelaksanaan
teknis dari tugas masing-masing dan dilakukan setiap akhir semester. Untuk
pendidikan menengah kejuruan, laporan oleh kepala sekolah ditujukan kepada
komite sekolah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, yang berisi hasil
evaluasi dan dilakukan setiap akhir semester. Untuk pendidikan menengah
kejuruan, laporan oleh pengawas ditujukan kepada Bupati melalui Dinas
Kabupaten yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan satuan pendidikan
yang bersangkutan. Setiap pihak yang menerima laporan wajib menindak lanjuti
laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk
memberikan sanksi atas pelanggaran yang ditemui.

16
A.4.2. Kondisi Real Standar Pengelolaan TP 2018-2019

Dalam hal pengelolaan sekolah pada tingkat program studi keahlian atau
jurusan belum terlaksana menurut standar pengelolaan. Program studi keahlian
belum menyusun rencana kerja tahunan secara berkesinambungan setiap
tahunnya. Pendidik belum melaksanakan laporan kinerja secara periodik maupun
insidental. Mekanisme kerja untuk pencapaian tujuan belum terkoordinasi dengan
baik.

Sekolah belum mempunyai pedoman tentang pengaturan berbagai hal berikut :

1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;


2) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori
aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan, dan mingguan; Kalender pendidikan akademik untuk
SMKN 1 Silaut sering tidak sesuai dengan perencanaan awal, hal ini
berkaitan dengan adanya perubahan perubahan kalender akademik dari
Dinas pendidikan tingkat Kabupaten.
3) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; Pedoman yang mengatur
tentang pembagian tugas diantara tenaga kependidikan sampai saat ini
belum terlaksana dengan sempurna. Masih ada tenaga kependidikan yang
belum berfungsi sebagaimana mestinya.
4) Peraturan akademik; pedoman yang mengatur tentang peraturan akademik
sudah ada tapi belum tersosialisasi dengan baik.
5) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana; Hal ini sudah mulai tercipta hanya
saja belum dalam bentuk dokumen yang resmi.
6) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat; pedoman yang mengatur tentang kode etik ini juga belum
dituangkan dalam sebuah dokumen yang resmi atau tertulis.
Pada setiap akhir semester telah dilakukan evaluasi dan pelaporan oleh
personil personil sekolah hanya laporan ini tidak terdokumentasi sehingga
terkadang tidak ada tindak lanjut dari evaluasi yang telah dilakukan.
17
A.4.3. Solusi untuk mengatasi masalah Standar Pengelolaan TP 2018-2019

Sekolah harus mempunyai pedoman tentang pengaturan berbagai hal


berikut :

a. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;


b. Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas
satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran,
bulanan, dan mingguan; Kalender pendidikan akademik untuk SMK N 1
Silaut sering tidak sesuai dengan perencanaan awal, hal ini berkaitan
dengan adanya perubahan perubahan kalender akademik dari Dinas
pendidikan tingkat Kabupaten.
c. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; Pedoman yang mengatur
tentang pembagian tugas diantara tenaga kependidikan mulai saat ini harus
terlaksana dengan sempurna. Semua tenaga kependidikan harus
berfungsi sebagaimana mestinya.
d. Peraturan akademik; pedoman yang mengatur tentang peraturan akademik
sudah ada dan harus disosialisasikan dengan baik.
e. Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana; Hal ini sudah mulai tercipta dan susun
dalam bentuk dokumen yang resmi
f. Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat; pedoman yang mengatur tentang kode etik ini juga harus
dituangkan dalam sebuah dokumen yang resmi atau tertulis.
g. Pada setiap akhir semester harus dilakukan evaluasi dan pelaporan oleh
personil personil sekolah dan laporan ini harus terdokumentasi sehingga
ada tindak lanjut dari evaluasi yang telah dilakukan.

18
A.5. Standar Penilaian
A.5.1. Kondisi Ideal Standar penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan
terdiri atas :

1) penilaian hasil belajar oleh pendidik;


2) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
3) penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan


untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk ; menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui :

1) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai


perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; serta
2) ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata
pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku
dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta
didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan dilakukan melalui :

1) pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai


perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan

19
2) ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta
didik.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai semua mata
pelajaran pada kelompok mata pelajaran muatan nasional (Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris), kelompok mata
pelajaran kewilayahan (Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan), kelompok mata pelajaran peminatan kejuruan terdiri dari: C1. Dasar
Bidang Keahlian (Simulasi dan Komunikasi Digital, Fisika,Kimia), C1. Dasar
Program Keahlian (Gambar Teknik Mesin, Dasar Teknik Mesin, Teknologi
Mekanik, Mekanika Teknik, dan Elemen Mesin), C3. Kompetensi Keahlian (Teknik
Pengelasan Oksi-asetelin, Teknik Pengelasan Busur Manual, Teknik Pengelasan
Gas Metal, Teknik Pengelasan Gas Tungsten, Produk Kreatif dan
Kewirausahaan). Penilaian akhir mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik
oleh pendidik. Penilaian hasil belajar untuk semua mata pelajaran pada kelompok
ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui ujian sekolah untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Untuk dapat
mengikuti ujian sekolah peserta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau
lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP,
pada kelompok mata pelajaran muatan nasional dan kelompok mata pelajaran
muatan kewilayahan. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian
nasional. Ujian nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya
dua kali dalam satu tahun pelajaran. Pemerintah menugaskan BSNP untuk
menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan
pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan jalur nonformal
kesetaraan. Dalam penyelenggaraan ujian nasional BSNP bekerja sama dengan

20
instansi terkait di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan. Ketentuan mengenai ujian nasional
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. Hasil ujian nasional digunakan
sebagai salah satu pertimbangan untuk :

1) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;


2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
3) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan
pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan berhak
mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan. Setiap
peserta didik wajib mengikuti satu kali ujian nasional tanpa dipungut biaya.
Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh BSNP. Peserta ujian nasional memperoleh
surat keterangan hasil ujian nasional yang diterbitkan oleh satuan pendidikan
penyelenggara Ujian Nasional.

Ujian Nasional mencakup pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,


Matematika, dan mata pelajaran kejuruan yang menjadi ciri khas program
pendidikan. Kriteria kelulusan ujian nasional dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;


2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan ;
3) lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.

21
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Penilaian hasil belajar peserta didik oleh pendidik terdiri atas penilaian
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semester dan ulangan
kenaikan kelas. Bentuk tes dapat berupa tes tertulis dan tes lisan. Teknik tes
dapat berupa observasi atau pengamatan dan penugasan secara individu atau
kelompok. Perangkat tes harus disiapkan saat menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Setiap tes yang dilakukan oleh pendidik harus
dianalisis agar diketahui sejauhmana peserta didik telah menguasai standar
kompetensi yang diajarkan sekaligus untuk menentukan tindakan perbaikan dan
pengayaan.

A.5. 2 Kondisi Real Standar Penilaian


Selama pelaksanaan KTSP Tahun Pelajaran 2018-2019 terdapat
beberapa hal yang belum terlaksana baik secara utuh maupun sebagian , yaitu :

 Pendidik Kompetensi Keahlian teknik pengelasan sebagian belum


menyusun perangkat tes saat menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
 Pendidik belum memeriksa dan mengembalikan tugas yang
ditugaskan kepada peserta didik secara konsisten.
 Hasil belajar baik ulangan harian maupun ulangan tengah semester,
ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas belum dianalisis
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menguasai
standar kompetensi yang diajarkan sekaligus untuk menentukan
tindakan perbaikan dan pengayaan. Sebagian tenaga pendidik
sudah melakukan analisis ulangan harian hanya hasilnya tidak
ditindak lanjuti.
 Penilaian hasil pembelajaran belum menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Dalam melakukan kegiatan penilaian masih ada aspek aspek
penilaian yang belum dilakukan, seperti belum adanya pembuatan
soal yang diawali dengan pembuatan kisi kisi soal.
22
 Dalam melakukan penilaian untuk mata pelajaran kelompom Agama
dan Kewarganegaraan, penilaian belum secara utuh
mengikutsertakan penilaian terhadap perubahan karakter siswa.

A.5.3. Solusi untuk Masalah Standar Penilaian TP 2018-2019


 Supaya semua pendidik, Kompetensi Keahlian teknik pengelasan
menyusun perangkat tes saat menyusun silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
 Pendidik harus memeriksa dan mengembalikan tugas yang
ditugaskan kepada peserta didik secara konsisten.
 Hasil belajar baik ulangan harian maupun ulangan tengah semester,
ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas harus dianalisis untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah menguasai standar
kompetensi yang diajarkan sekaligus untuk menentukan tindakan
perbaikan dan pengayaan. Sebagian tenaga pendidik yang sudah
melakukan analisis ulangan harian maka hasilnya harus ditindak
lanjuti.
 Penilaian hasil pembelajaran harus menggunakan berbagai teknik
penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Dalam melakukan kegiatan penilaian harus meliputi banyak aspek,
seperti harus adanya pembuatan soal yang diawali dengan
pembuatan kisi kisi soal.
 Dalam melakukan penilaian untuk mata pelajaran kelompom Agama
dan Kewarganegaraan, penilaian harus secara utuh
mengikutsertakan penilaian terhadap perubahan karakter siswa. Hal
ini dapat dibuktikan dengan rubric rubric yang disusun untuk
pengamatan perubahan perilaku.

23
4. Potensi Internal dan Eksternal yang dimiliki sekolah
Potensi internal yang dimiliki SMKN 1 Silaut antara lain :
* Potensi tenaga kependidikan
SMKN 1 Silaut mempunyai tenaga pendidik yang terdiri dari guru PNS 8
orang dan guru honorer 8 orang. Sedangkan tenaga kependidikan terdiri atas 5
orang.
* Potensi sarana Prasarana
SMKN 1 Silaut mempunyai 2 Program keahlian dan masing masing
program keahlian sudah mempunyai bengkel kerja atau ruang workshop walaupun
peralatannya pada masing masing bengkel belum lengkap.
* Potensi Pembiayaan
Kegiatan operasional di SMKN 1 Silaut dibiayai oleh dana BOP dari Dinas
Pendidikan provinsi Sumatera Barat.

Potensi eksternal yang dimiliki SMKN 1 Silaut antara laian :


* SMKN 1 Silaut mempunyai kompetensi keahlian teknik pengelasan yang banyak
dibutuhkan di dunia pekerjaan
* SMKN 1 Silaut juga didukung oleh lingkungan masyarakat yang cukup
mendukung terhadap perkembangan pendidikan di SMKN 1 Silaut

5. Karakteristik dan Kekhasan Sekolah


Karakteristik SMKN 1 Silaut yang cukup khas adalah SMKN 1 Silaut berada di
daerah perkebunan atau agroindustri khususnya perkebunan Kelapa Sawit dan
industri pengolahan minyak kelapa sawit.

B. Dasar Hukum
Dasar Hukum adalah landasan konstitusional bagi sebuah pekerjaan yang
dilakukan dan atau merupakan aspel legalitas bagi sebuah institusi. Kurikulum
sebuah sekolah adalah panduan bagi sekolah tersebut dalam mengorganisasikan
sebuah Pelangi sekolah dan harus mempunyai aspel legalitas yang dinamakan
dasar hukum.

24
Dasar hukum kurikulum SMK Negeri 1 Silaut adalah sebagai berikut :
a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar nasional
pendidikan (SNP)
d. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi (SI)
e. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
f. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
g. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007
tentang Perubahan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006
h. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan
i. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
tentang Penilaian
j. Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses
k. Permen No. 69 tahun 2009 tentang Standar Biaya SMK
l. Permen No. 5 tahun 2015 tentang Kriteria kelulusan peserta didik
m. Permendiknas No 57 tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar
C. Tujuan Penyusunan KTSP
KTSP merupakan seperangkat dokumen yang berisikan muatan muatan
yang diamantkan dalam kurikulum nasional dan disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah. KTSP menjadi pedoman dalam semua pelaksanaan kegiatan di sekolah.
Jadi dapat dipahami betapa pentingnya fungsi KTSP ini bagi sekolah.
Penyusunan KTSP ini bertujuan :
1. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM)
2. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler
3. Menjadi pedoman dalam melakukan penilaian

25
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Visi Sekolah
1. Rumusan Visi
“ Terciptanya lulusan yang religius, inovatif dan berdaya saing di dunia kerja

2. Indikator Pencapaian Visi


a. Menjadi pusat pembinaan dan pemantapan aqidah, ibadah, dan akhlaq
mulia, serta penguasaan ilmu pengetahuan, seni dan olahraga bagi
siswa.
b. Menghasilkan lulusan yang mempunyai keterampilan sesuai dengan
bidang keahliannya.
c. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja.

B. Misi Sekolah
1. Menanamkan kepada peserta didik keimanan dan ketakwaan yang
diselaraskan dengan IPTEK.
2. Mengaktifkan fungsi rohis sekolah menuju SMK bisa.
3. Membekali peserta didik dengan keterampilan sesuai kompetensi agar
mampu beradaptasi dalam dunia kerja.
4. Meningkatkan prestasi dalam IPTEK, seni budaya dan Olahraga

C. Tujuan Sekolah
Tujuan SMKN 1 Silaut adalah :
1. Peserta didik yang religi dan berakhlak mulia
2. Peserta didik menguasai setiap kompetensi yang diberikan per
tingkatnya.
3. Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai kemampuan
mengaplikasikan kompetensi yang dipunyai pada dunia kerja
4. Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan memiliki bekal yang kuat untuk
berhasil dalam melakukan usaha mandiri
5. Tamatan mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri

26
6. Tamatan mampu menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun masa
yang akan dating
7. Tamatan mampu menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan
kreatif
8. Peserta didik yang mampu berkompetisi di era global

D. Tujuan Program Keahlian


1. Peserta didik menguasai konsep dasar dasar teknik mesin
2. Peserta didik kompeten dalam kegiatan teknik pengelasan
3. Peserta didik kompeten dalam menggunakan alat dan mesin pengelasan

E. Tujuan Kompetensi Keahlian


1. Peserta didik mampu menerapkan K3 pada setiap kegiatan teknik
pengelasan
2. Peserta didik kompeten dalam menyiapkan alat teknik mesin
3. Peserta didik kompeten dalam menyiapkan kegiatan teknik pengelasan
4. Peserta didik kompeten dalam melakukan teknik pengelasan
5. Peserta didik kompeten dalam melakukan pemeriksaan hasil pengelasan

27
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Muatan Kurikulum Tingkat Nasional


1. Daftar Mata Pelajaran
Daftar mata pelajaran adalah sebuah daftar yang berisikan mata
pelajaran yang terdapat pada SMK Negeri 1 Silaut dengan Program Studi
Keahlian teknik mesin Kompetensi Keahlian teknik pengelasan. Mata pelajaran
terdiri atas mata pelajaran muatan nasional (Pendidikan agama dan budi
pekerti, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa asing lainnya),
mata pelajaran muatan kewilayahan (Seni budaya, Pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan ) dan mata pelajaran muatan peminatan kejuruan (terdiri atas
dasar bidang keahlian, dasar program keahlian dan kompetensi keahlian )

Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang


bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. Mata
pelajaran berisikan Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah yang disusun berdasarkan
kebutuhan siswa dan sekolah dalam upaya pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan.
Gambaran mata pelajaran pada daftar pelajaran tertera di bawah ini :
MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU

A. Muatan Nasional
1. Pendidian Agama dan Budi Pekerti 318

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3. Bahasa Indonesia 354

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352

B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108

28
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144

Jumlah A dan B 2.020

C. Muatan Peminatan Kejuruan


C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. Fisika 144

3. Kimia 108

C2. Dasar Progam Keahlian

1. Gambar Teknik Mesin 144

2. Dasar Teknik Mesin 144

3. Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik dan Elemen


144
Mesin

C3. Kompetensi Keahlian

1. Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) 288

2. Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) 560

3. Teknik Pengelasa Gas Metal (MIG/MAG) 560

4. Teknik Pengelasan Gas Tungsten (TIG) 306

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856

Total 4.876

Daftar Kompetensi dasar pada Mata Pelajaran Kejuruan :


No Mapel KD

1 Dasar Teknik 3.1 Memahami keselamatan, 4.1 Melaksanakan


Mesin kesehatan kerja dan keselamatan,
lingkungan (K3L) kesehatan kerja dan
lingkungan (K3L)

3.2 Menjelaskan onsep 4.2 Melaksanakan


penggunaan alat ukur pengukuran dengan
pembanding dan alat alat ukur pembanding
ukur dasar dan atau alat ukur
dasar

29
3.3 Menerapkan 4.3 Menggunakan alat
penggunaan alat ukur ukur Mekanik Presisi
Mekanik Presisi

3.4 Menerapkan 4.4 Menggunakan


penggunaan perkakas perkakas tangan
tangan

3.5 Menerapkan 4.5 Menggunakan


penggunaan perkakas perkakas
bertenaga/operasi bertenaga/operasi
digenggam digenggam

3.6 Menerapkan prosedur 4.6 Mengoperasikan


mesin umum pekerjaaan mesin
umum

3.7 Menerapkan prosedur 4.7 Melakukan


penggerindaan alat penggerindaan alat
potong dengan gerinda potong dengan
bangku/pedestal gerinda
bangku/pedestal

3.8 Menerapkan prosedur 4.8 Melakukan rutinitas


pengelasan busur pengelasan busur
manual manual

3.9 Menjelaskan teknik 4.9 Menerapkan teknik


pengerjaan farikasi pengerjaan fabrikasi
logam logam

3.10 Menjelaskan teknik 4.10 Menerapkan teknik


pengecoran logam pengecoran logam

2 Gambar 3.1 Menjelaskan fungsi 4.1 Menggunakan


Teknik Mesin peralatan dan peralatan dan
kelengkapan gambar kelengkapan gambar
teknik berdasarkan teknik sesuai fungsi
penggunaannya dan prosedur
penggunaan

3.2 Menjelaskan fungsi 4.2 Membuat garis-garis


garis-garis gambar gambar teknik sesuai
teknik berdasarkan bentuk dan fungsi
bentuk dan garis garis

3.3 Mendeskrpsikan huruf, 4.3 Membuat huruf, dan


dan angka gambar angka gambar teknik
teknik sesuai prosedur sesuai prosedur dan
dan aturan penerapan aturan penerapan

3.4 Menganalisa gambar 4.4 Merancang gambar

30
konstruksi geometris konstruksi geometris
berdasarkan bentuk berdasarkan bentuk
konstruksi konstruksi

3.5 Mendeskripsikan etiket 4.5 Membuat etiket


gambar teknik sesuai gambar teknik sesuai
prosedur dan aturan prosedur dan aturan
penerapan penerapan

3.6 Mendeskripsikan 4.6 Membuat gambar


persyaratan gambar benda 3D, sesuai
proyeksi piktorial (3D) aturan proyeksi
berdasarkan aturan piktorial
gambar proyeksi

3.7 Menganalisis gambar 4.7 Menggambarkan


proyeksi orthogonal benda 2D, sesuai
kuadran I dan kuadran III strategi proyeksi
(2D) berdasarkan orthogonal
strategi gambar proyeksi

3.8 Menerapkan teknik 4.8 Membuat gambar


gambar potongan sesuai potongan sesuai
konsep dan prosedur konsep dan prosedur
gambar potongan gambar potongan

3.9 Menerapkan aturan 4.9 Mengimplementasikan


tanda ukuran dan sistem pemberian
peletakan ukuran ukuran pada gambar
gambar

3 Mekanika 3.1 Memahami besaran dan 4.1 Menjabarkan besaran


Teknik dan sistem satuan dan sistem satuan
Elemen Mesin
3.2 Memahami vector, gaya, 4.2 Menunjukkan vector,
resultan gaya dan gaya resultan, gaya
kesetimbangan dan kesetimbangan

3.3 Menganalisis tegangan 4.3 Menghitung tegangan


dan momen pada suatu dan momen pada
konstruksi suatu konstruksi

3.4 Menganalisis gaya aksi 4.4 Menghitung gaya aksi


dan reaksi dari macam dan reaksi dari
macam tumpuan macam-macam
tumpuan

3.5 Menganalisis gerak 4.5 Menghitung gerak


translasi, rotasi dan translasi, rotasi dan
keseimbangan benda keseimbangan benda
tegar tegar

31
3.6 Menganalisis jenis dan 4.6 Menghitung kekuatan
kekuatan sambungan sambungan

3.7 Menerapkan rumus 4.7 Menghitung kekuatan


kekuatan poros dan poros dan pasak
pasak

3.8 Menerapkan rumus 4.8 Menghitung kekuatan,


kekuatan transmisi transmisi (pulley &
(pulley& belt, rantai, belt, rantai, kopling,
kopling, roda gigi) roda gigi)

3.9 Menerapkan rumus 4.9 Menghitung macam-


macam-macam gaya, macam gaya,
tegangan dan momen tegangan dan momen
pada sambungan: keling, pada sambungan:
pasak, baut dan las keling, pasak, baut
dan las

4 Teknik 3.1 Menerapkan teknik 4.1 Melakukan


Pengelasan pengelasan pelat pada pengelasan pelat
Oksi-Asetelin sambungan sudut posisi dengan pelat pada
(OAW) bawah tangan dengan sambungan sudut
las oksi asetilin (OAW) posisi bwah tangan
dengan las oksi
asetilin (OAW)

3.2 Menerapkan teknik 4.2 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi dibawah tangan posisi dibawah tangan
dengan las oksi asetilin dengan las oksi
(OAW) asetilin (OAW)

3.3 Menerapkan teknik 4.3 Melakukan teknik


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut dan sambungan sudut dan
tumpul posisi mendatar tumpul posisi
dengan las oksi asetilin mendatar dengan las
(OAW) oksi asetilin (OAW)

3.4 Menerapkan teknik 4.4 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut dan sambungan sudut dan
tumpul posisi vertikal tumpul posisi vertikal
dengan las oksi asetilin dengan las oksi
(OAW) asetilin (OAW)

32
3.5 Menerapkan teknik 4.5 Melakukan
pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
di bawah tangan dengan posisi di bawah tangan
las oksi asetilin (OAW) dengan las oksi
asetilin (OAW)

3.6 Menerapkan teknik 4.6 Melakukan teknik


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
mendatar dengan las posisi mendatar
oksi asetilin (OAW) dengan las oksi
asetilin (OAW)

3.7 Menerapkan teknik 4.7 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
vertikal dengan las oksi posisi vertikal dengan
asetilin (OAW) las oksi asetilin (OAW)

3.8 Menerapkan teknik 4.8 Melakukan


pengelasan pipa dengan pengelasan pipa
pipa pada sambungan dengan pipa pada
tumpul posisi di bawah sambungan tumpul
tangan dengan las oksi posisi di bawah tangan
asetilin (OAW) dengan las oksi
asetilin (OAW)

3.9 Menerapkan teknik 4.9 Melakukan


pengelasan pipa dengan pengelasan pipa
pipa pada sambungan dengan pipa pada
tumpul posisi mendatar sambungan tumpul
dengan las oksi asetilin posisi mendatar
(OAW) dengan las oksi
asetilin (OAW)

3.10 Menganalisis penyebab 4.10 Melakukan prosedur


dan prosedur pencegahan distorsi
pencegahan distorsi dalam pengelasan
dalam pengelasan oksi oksi asetilin (OAW)
asetilin (OAW)

5 Teknik 3.1 Menerapkan teknik 4.1 Melakukan


Pengelasan pengelasan pelat pengelasan pelat
Busur Manual dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
dibawah tangan dengan posisi dibawah tangan
las busur manual dengan las busur

33
(SMAW) manual (SMAW)

3.2 Menerapkan teknik 4.2 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi di bawah tangan posisi di bawah tangan
dengan las busur dengan las busur
manual (SMAW) manual (SMAW)

3.3 Menerapkan teknik 4.3 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
mendatar dengan las posisi mendatar
busur manual (SMAW) dengan las busur
manual (SMAW)

3.4 Menerapkan teknik 4.4 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi mendatar dengan posisi mendatar
las busur manual dengan las busur
(SMAW) manual (SMAW)

3.5 Menganalisis penyebab 4.5 Melakukan prosedur


dan prosedur pencegahan distorsi
pencegahan distorsi dalam pengelasan las
dalam pengelasan las busur manual (SMAW)
busur manual (SMAW)

3.6 Menerapkan teknik 4.5 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
vertikal dengan las busur posisi vertikal dengan
manual (SMAW) las busur manual
(SMAW)

3.7 Menerapkan teknik 4.7 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi vertikal dengan las posisi vertikal dengan
busur manual (SMAW) las busur manual
(SMAW)

3.8 Menerapkan teknik 4.8 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada

34
sambungan sudut posisi sambungan sudut
atas kepala dengan las posisi atas kepala
busur manual (SMAW) dengan las busur
manual (SMAW)

3.9 Menerapkan teknik 4.9 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi atas kepala posisi atas kepala
dengan las busur dengan las busur
manual (SMAW) manual (SMAW)

3.10 Menerapkan teknik 4.10 Melakukan


pengelasan pipa posisi pengelasan pipa posisi
sumbu mendatar dapat sumbu mendatar
diputar dengan proses dapat diputar dengan
las busur manual proses las busur
(SMAW) manual (SMAW)

3.11 Menerapkan teknik 4.11 Melakukan


pengelasan pipa posisi pengelasan pipa posisi
sumbu tegak dapat sumbu tegak dapat
diputar dengan proses diputar dengan proses
las busur manual las busur manual
(SMAW) (SMAW)

3.12 Menerapkan teknik 4.12 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
di bawah tangan dengan posisi di bawah tangan
las busur manual dengan las busur
(SMAW) manual (SMAW)

3.13 Menerapkan teknik 4.13 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
mendatar dengan las posisi mendatar
busur manual (SMAW) dengan las busur
manual (SMAW)

3.14 Menerapkan teknik 4.14 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
5F dengan las busur posisi 5F dengan las
manual (SMAW) busur manual (SMAW)

3.15 Menerapkan teknik 4.15 Melakukan

35
pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
6 F dengan las busur posisi 6 F dengan las
manual (SMAW) busur manual (SMAW)

3.16 Menerapkan teknik 4.16 Melakukan


pengelasan pipa pada pengelasan pipa pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi 5 G dengan las posisi 5 G dengan las
busur manual (SMAW) busur manual (SMAW)

3.17 Menerapkan teknik 4.17 Menerapkan teori


pengelasan pipa pada pengelasan pipa pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi 6 G dengan las posisi 6 G dengan las
busur manual (SMAW) busur manual (SMAW)

3.18 Menganalisis kesalahan 4.18 Melakukan


dan cacat pengelasan pemeriksaan hasil
pada proses pengelasan pengelasan las busur
las busur manual manual (SMAW)
(SMAW)

6. Teknik 3.1 Menerapkan teknik 4.1 Melakukan


Pengelasan pengelasan pelat pengelasan pelat
Gas Metal dengan pelat pada dengan pelat pada
(MIG/MAG) sambungan sudut posisi sambungan sudut
bawah tangan dengan posisi bawah tangan
las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.2 Menerapkan teknik 4.2 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut dan sambungan sudut dan
tumpul posisi mendatar tumpul posisi
dengan las gas metal mendatar dengan las
(MIG/MAG) gas metal (MIG/MAG)

3.3 Menerapkan teknik 4.3 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi di bawah tangan posisi di bawah tangan
dengan las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.4 Menerapkan teknik 4.4 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada

36
sambungan sudut dan sambungan sudut dan
tumpul posisi vertikal tumpul posisi vertikal
dengan las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.5 Menerapkan teknik 4.5 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
di bawah tangan dengan posisi di bawah tangan
las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.6 Menerapkan teknik 4.6 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
mendatar dengan las posisi mendatar
gas metal (MIG/MAG) dengan las gas metal
(MIG/MAG)

3.7 Menerapkan teknik 4.7 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
vertikal dengan las gas posisi vertikal dengan
metal (MIG/MAG) las gas metal
(MIG/MAG)

3.8 Menerapkan teknik 4.8 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi di bawah tangan posisi di bawah tangan
dengan las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.9 Menerapkan teknik 4.9 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi mendatar dengan posisi mendatar
las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.10 Menganalisis penyebab 4.10 Melakukan prosedur


dan prosedur pencegahan distorsi
pencegahan distorsi dalam pengelasan gas
dalam pengelasan gas metal (MIG/MAG)
metal (MIG/MAG)

37
3.11 Menerapkan teknik 4.11 Melakukan
pengelasan pelat pada pengelasan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
vertical (3F), dengan las posisi vertical (3F),
gas metal (MIG/MAG) dengan las gas metal
(MIG/MAG)

3.12 Menerapkan teknik 4.12 Melakukan


pengelasan pelat pada pengelasan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
atas kepala (4F), dengan posisi atas kepala
las gas metal (4F), dengan las gas
(MIG/MAG) metal (MIG/MAG)

3.13 Menerapkan teknik 4.13 Melakukan


pengelasan pelat pada pengelasan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi vertical (3G), posisi vertical (3G),
dengan las gas metal dengan las gas metal
(MIG/MAG) (MIG/MAG)

3.14 Menerapkan teknik 4.14 Melakukan


pengelasan pelat pada pengelasan pelat pada
sambungan sudut dan sambungan sudut dan
tumpul posisi atas tumpul posisi atas
kepala (4G), dengan las kepala (4G), dengan
gas metal (MIG/MAG) las gas metal
(MIG/MAG)

3.15 Menerapkan teknik 4.15 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pipa pada dengan pipa pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
5F dengan las gas metal posisi 5F dengan las
(MIG/MAG) gas metal (MIG/MAG)

3.16 Menerapkan teknik 4.16 Melakukan


pengelasan dengan pengelasan pelat
pipa pada sambungan dengan pipa pada
sudut posisi 6F dengan sambungan sudut
las gas metal posisi 6F dengan las
(MIG/MAG) gas metal (MIG/MAG)

3.17 Menerapkan teknik 4.17 Melakukan


pengelasan pipa pada pengelasan pipa pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi 5G dengan las posisi 5G dengan las
gas metal (MIG/MAG) gas metal (MIG/MAG)

3.18 Menerapkan teknik 4.18 Melakukan


pengelasan pipa pada pengelasan pipa pada

38
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi 6G dengan las posisi 6G dengan las
gas metal (MIG/MAG) gas metal (MIG/MAG)

3.19 Menganalisis kesalahan 4.19 Melakukan


dan cacat pengelasan pemeriksaan hasil
pada proses pengelasan pengelasan
las gas metal
(MIG/MAG)

7. Teknik 3.1 Menerapkan teknik 4.1 Melakukan


Pengelasan pengelasan pelat pengelasan pelat
Gas Tungsten dengan pelat pada dengan pelat pada
(TIG) sambungan sudut posisi sambungan sudut
di bawah tangan dengan posisi di bawah tangan
las gas tungsten (TIG) dengan las gas
tungsten (TIG)

3.2 Menerapkan teknik 4.2 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi di bawah tangan posisi di bawah tangan
dengan las gas tungsten dengan las gas
(TIG) tungsten (TIG)

3.3 Menerapkan teknik 4.3 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
mendatar dengan las posisi mendatar
gas tungsten (TIG) dengan las gas
tungsten (TIG)

3.4 Menerapkan teknik 4.4 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi mendatar dengan posisi mendatar
las gas tungsten (TIG) dengan las gas
tungsten (TIG)

3.5 Menerapkan teknik 4.5 Melakukan


pengelasan pipa posisi pengelasan pipa posisi
sumbu mendatar dapat sumbu mendatar
diputar (1G) dengan dapat diputar (1G)
proses las gas tungsten dengan proses las gas
(TIG) tungsten (TIG)

3.6 Menerapkan teknik 4.6 Melakukan


pengelasan pipa posisi pengelasan pipa posisi

39
sumbu tegak (2G) sumbu tegak (2G)
dengan proses las gas dengan proses las gas
tungsten (TIG) tungsten (TIG)

3.7 Menganalisis penyebab 4.7 Melakukan prosedur


dan prosedur pencegahan distorsi
pencegahan distorsi dalam pengelasan
dalam pengelasan

3.8 Menerapkan teknik 4.8 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
vertikal dengan las gas posisi vertikal dengan
tungsten (TIG) las gas tungsten (TIG)

3.9 Menerapkan teknik 4.9 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi vertikal dengan las posisi vertikal dengan
gas tungsten (TIG) las gas tungsten (TIG)

3.10 Menerapkan teknik 4.10 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan sudut posisi sambungan sudut
atas kepala dengan las posisi atas kepala
gas tungsten (TIG) dengan las gas
tungsten (TIG)

3.11 Menerapkan teknik 4.11 Melakukan


pengelasan pelat pengelasan pelat
dengan pelat pada dengan pelat pada
sambungan tumpul sambungan tumpul
posisi atas kepala posisi atas kepala
dengan las gas tungsten dengan las gas
(TIG) tungsten (TIG)

3.12 Menganalisis kesalahan 4.12 Melakukan


dan cacat pengelasan pemeriksaan hasil
pada proses pengelasan pengelasan las gas
las gas tungsten (TIG) tungsten (TIG)

8. Produk Kreatif 3.1 Memahami sikap dan 4.1 Mempresentasikan


dan perilaku wirausahawan sikap dan perilaku
Kewirausahaa wirausahawan

40
n 3.2 Menganalisis peluang 4.2 Menentukan peluang
usaha produk usaha produk
barang/jasa barang/jasa

3.3 Memahami hak atas 4.3 Mempresentasikan


kekayaan intelektual hak atas kekayaan
intelektual

3.4 Menganalisis konsep 4.4 Membuat


desain/prototype dan desain/prototype dan
kemasan produk kemasan produk
barang/jasa barang/jasa

3.5 Menganalisis proses 4.5 Membuat alur dan


kerja pembuatan proses kerja
prototype produk pembuatan prototype
barang/jasa produk barang/jasa

3.6 Menganalisis lembar 4.6 Membuat lembar


kerja/gambar kerja untuk kerja/gambar kerja
pembuatan prototype untuk pembuatan
produk barang/jasa prototype produk
barang/jasa

3.7 Menganalisis biaya 4.7 Menghitung biaya


produksi prototype produksi prototype
produk barang/jasa produk barang/jasa

3.8 Menerapkan proses 4.8 Membuat prototype


kerja pembuatan produk barang/jasa
prototype produk
barang/jasa

3.9 Menentukan pengujian 4.9 Menguji prototype


kesesuaian fungsi produk barang/jasa
prototype produk
barang/jasa

3.10 Menganalisis 4.10 Membuat


perencanaan produksi perencanaan produksi
massal massal

3.11 Menentukan indikator 4.11 Membuat indikator


keberhasilan tahapan keberhasilan tahapan
produksi massal produksi massal

3.12 Menerapkan proses 4.12 Melakukan produksi


produksi massal massal

41
3.13 Menerapkan metoda 4.13 Melakukan perakitan
perakitan produk produk barang/jasa
barang/jasa

3.14 Menganalisis prosedur 4.14 Melakukan pengujian


pengujian kesesuaian produk barang/jasa
fungsi produk
barang/jasa

3.15 Mengevaluasi 4.15 Melakukan


kesesuaian hasil produk pemeriksaan produk
dengan rancangan sesuai dengan kriteria
kelayakan
produk/standar
operasional

3.16 Memahami paparan 4.16 Menyusun paparan


deskriptif, naratif, deskriptif, naratif,
argumentatif, atau argumentatif, atau
persuasif tentang produk persuasif tentang
barang/jasa produk barang/jasa

3.17 Menentukan media 4.17 Membuat media


promosi promosi berdasarkan
segmentasi pasar

3.18 Menyeleksi strategi 4.18 Melakukan pemasaran


pemasaran

3.19 Menilai perkembangan 4.19 Membuat bagan


usaha perkembangan usaha

3.20 Menentukan standard 4.20 Membuat laporan


laporan keuangan keuangan

2. Struktur Kurikulum
Gambaran mata pelajaran pada Struktur kurikulum K13 edisi revisi
tertera di bawah ini :
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan agama dan Budi pekerti 318
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3 Bahasa Indonesia 354
4 Matematika 424
5 Sejarah Indonesia 108
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya 488
B Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 108

42
2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 144
Jumlah A dan B 2.156
C Muatan Peminatan kejuruan
C1 Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi digital 108
2 Fisika 72
3 Kimia 72
C2 Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik Mesin 144
2 Dasar Teknik Mesin 144
3 Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik dan 144
Elemen Mesin
C3 Kompetensi Keahlian
1 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) 420

2 Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) 420

3 Teknik Pengelasa Gas Metal (MIG/MAG) 420

4 Teknik Pengelasan Gas Tugsten (TIG) 244

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 210

6 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) 350

Jumlah C 2.856
Total 4.876

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan agama dan Budi pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 . . . .
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing 3 3 3 3 4 4
lainnya
B Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 . . . .
2 Pendidikan jasmani olahraga dan 2 2 2 2 . .

43
kesehatan
Jumlah A dan B
C Muatan Peminatan kejuruan
C1 Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan komunikasi digital 3 3 . . . .
2 Fisika 2 2 . . . .
3 Kimia 3 3 . . . .
C2 Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik Mesin 4 4 . . . .
2 Dasar Teknik Mesin 4 4 . . . .
3 Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik 4 4 . . . .
dan Elemen Mesin
C3 Kompetensi Keahlian
1 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) . . 6 6 6 6

2 Teknik Pengelasan Busur Manual . . 6 6 6 6


(SMAW)

3 Teknik Pengelasa Gas Metal . . 5 5 6 6


(MIG/MAG)

4 Teknik Pengelasan Gas Tungsten (TIG) . . 4 4 4 4

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan . . 3 3 3 3

6 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) . . 7 7 8 8

Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48

B. Muatan Kurikulum Tingkat Daerah/Muatan Lokal


1. Daftar Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar yang mengintegrasikan Muatan
Lokal Nilai-nilai Alquran dan Budaya Minangkabau.
Sejak tahun pelajaran 2018/2019 mata pelajaran mulok tidak lagi menjadi mata
pelajaran yang berdiri sendiri dalam daftar mata pelajaran atau pada struktur
kurikulum. Sementara sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam bidang
pendidikan dan amanat dari pemerintah Provinsi Sumatera Barat maka nilai religi
dan nilai budaya Minangkabau dirasa perlu untuk ditanamkan pada anak.
Penguatan nilai ini dilakukan melalui sistem integrasi dalam mata pelajaran atau
pada KD yang relevan dalam mata pelajaran tersebut.

44
Mata Pelajaran yang mengimplementasikan nilai Alquran dan Budaya
Minangkabau adalah :
1 Pendidikan agama dan Budi pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya
7 Seni Budaya
8 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
9 Simulasi dan komunikasi digital
10 Fisika terapan
11 Kimia terapan
12 Gambar Teknik Mesin
13 Dasar Teknik Mesin
14 Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
15 Kompetensi Keahlian
16 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW)

17 Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW)

18 Teknik Pengelasa Gas Metal (MIG/MAG)

19 Teknik Pengelasan Gas Tungsten (TIG)

20 Produk Kreatif dan Kewirausahaan

21 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW)

Artinya semua mata pelajaran direncanakan harus mengintegrasikan nilai religi


dan budaya Minangkabau dalam proses pembelajarannya.

2. Strategi Pelaksanaan Integrasi Muatan Lokal Nilai-nilai Alquran dan Budaya


Minangkabau.

45
Strategi pelaksanaan integrasi nilai Alquran dan budaya Minangkabau adalah
dengan memasukannya ke setiap KD yang relevan.
C. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
1. Berbasis Kelas
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas dilakukan dengan:

a. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran secara


tematik atau terintegrasi dalam mata pelajaran sesuai dengan isi kurikulum.
b. Merencanakan pengelolaan kelas dan metode pembelajaran /
pembimbingan sesuai dengan karakter peserta didik.

c. Melalukan evaluasi pembelajaran/pembimbingan.

d. Mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan


karakteristik daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Adapun cara mengintegrasikan nilai karakter ke dalam rencana pembelajaran


dengan cara:

a. Memilih dan menentukan metode dan model pembelajaran.


b. Menguraikan nilai karakter ke dalam langkah-langkah pembelajaran.

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam pelaksanakan


pembelajaran adalah dengan cara:

a. Mengelola kelas.
b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
c. Memperkaya dan menyeimbangkan kegiatan pembelajaran.
d. Merefleksikan pelaksanaan pembelajaran melalui umpan balik, kuesioner,
anekdot, dan selebrasi.

46
Sedangkan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam
melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran melalui:

a. Mengembangkan instrument penilaian karakter berdasarkan analisis


kompetensi.
b. Melaksanakan penilaian secara autentik.
c. Mengolah hasil penilaian secara objektif.
d. Melaporkan hasil penilaian melalui komunikasi yang efktif kepada orangtua.
e. Menindaklanjuti hasil penilaian.

2. Berbasis Kultur Sekolah


1. Religius:
a. Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
b. Merayakan hari-hari besar keagamaan
c. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.
2. Jujur
a. Menyediakan tempat pengumuman barang temuan atau hilang,
b. Transparasi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala
c. Larangan menyontek.
3. Toleransi
a. Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa
memebedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi
b. Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus
c. Bekerja dalam kelompok yang berbeda.
4. Disiplin:
a. Memiliki catatan kehadiran
b. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin
c. Memiliki tata tertib sekolah
d. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi
pelanggar tata tertib
e. Membiasakan hadir tepat waktu.

47
5. Kerja Keras:
a. Menciptakan suasana kompetisi yang sehat
b. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan
belajar
c. Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan
belajar.
6. Kreatif
a. Menciptakan situasi belajar yang menumbuhkan daya berpikir dan
bertindak kreatif
b. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik
yang autentik maupun modifikasi.
7. Demokrasi
a. Mengambil keputusan secara bersama melalui musyawarah dan
mufakat
b. Pemilihan pengurus kelas secara terbuka
8. Rasa Ingin Tahu
a. Menciptakan suasan kelas yang mengundang rasa ingin tahu
b. Tersedia media komunikasi atau informasi.
9. Semangat Kebangsaan
a. Melakukan upacara rutin sekolah
b. Melakukan upacara hari-hari besar nasional,
c. Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional
d. Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah
e. Mengikuti lomba pada hari besar nasional
f. Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status
sosial-ekonomi.
10. Cinta Tanah Air
a. Menggunakan produk buatan dalam negeri
b. Menyediakan informasi tentang kekayaan alam dan budaya indonesia
c. menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
d. Memajangkan foto presiden dan wakil presiden, bendera negara,
lambang negara dan peta indonesia

48
3. Berbasis Komunitas

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Komunitas dilakukan


dengan cara:

a. Potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan


serta dukungan pegiat seni & budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha
dan dunia industri.
b. Sinergi PPK dengan berbagai program yang ada dalam lingkup
akademisi, pegiat pendidikan dan LSM.
c. Sinkronisasi program dan kegiatan melalui kerja sama dengan
pemerintah daerah dan juga masyarakat serta orangtua siswa.

Adapun bentuk program kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka


Implementasi PPK Berbasis Komunitas adalah:

1. Penguatan dan pengayaan pengetahuan peserta didik.

2. Penyediaan dana dan fasilitas pendidikan.

4. Pemberdayaan lingkungan dan pengembangan tanggung jawab sosial.

5. Publikasi program dan implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

D. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

1. Lingkungan Fisik Sekolah


Agar SMK menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literasi maka
perlu adanya lingkungan fisik sekolah yang ramah literasi. Dengan kata lain,
sekolah harus mampu menciptakan kondisi fisik sekolah yang mendukung
terciptanya masyarakat sekolah yang literat. Cara yang bisa ditempuh misalnya
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkarya dan
mendapatkan apresiasi terhadap karyanya.

49
SMK Negeri 1 Silaut merupakan sekolah yang turut serta dalam
menggalakkan program GLS demi terwujudnya masyarakat sekolah yang literat.
SMK Negeri 1 Silaut memberikan kesempatan peserta didik untuk berkarya dan
memberikan apresiasi terhadap karyanya. Pihak sekolah berusaha menciptakan
lingkungan fisik sekolah yang kondusif agar memudahkan peserta didik untuk
mengakses berbagai sumber informasi. Berikut adalah langkah yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Lingkungan Fisik sekolah yang ramah literasi.
a. Membuat pojok baca pada setiap kelas.
b. Memajang karya peserta didik di seluruh area sekolah, termasuk di
koridor, kantor kepala sekolah dan guru.
c. meramaikan mading sekolah dengan karya-karya peserta didik.
d. Memuat karya peserta didik maupun guru dalam buletin/majalah
sekolah.

2. Lingkungan Sosial dan Afektif


Lingkungan sosial dan afektif juga menjadi faktor penunjang
terlaksananya gerakan literasi sekolah. Lingkungan sosial dan afektif ini
dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah.
Hal itu dapat dibentuk dan dikembangkan dengan cara pemberian pengakuan
atas pencapaian peserta didik sepanjang tahun, seperti pemberian
penghargaan, penyelenggaraan bentuk festival buku, lomba poster untuk tema-
tema tertentu, misalnya tentang lingkungan, informasi K3 untuk ruang-ruang
praktek kejuruan, pencegahan penggunaan NAPZA. Kepala SMK berperan aktif
dalam menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya
kolaboratif antar guru dan tenaga kependidikan. (Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan
Berikut adalah upaya Untuk mewujudkan lingkungan sosial dan afektif
demi terlaksananya GLS di SMK Negeri 1 Silaut.
a. memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi
(baik dibidang akademik dan nonakademik) secara rutin
(minggu/bulan).
b. merayakan hari-hari besar nasional dengan nuansa literasi, misalnya
merayakan hari kartini dengan membaca surat-suratnya.

50
c. melaksanakan berbagai ajang lomba seperti lomba poster, lomba
menulis puisi/cerpen, dll.

3. Lingkungan Akademik
Pelaksanaan GLS juga harus didukung oleh lingkungan akademik yang
literat. Upaya yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Silaut dalam meningkatkan
budaya literasi peserta didik, salah satunya dengan cara membentuk Tim
Literasi Sekolah (TLS). TLS bertugas untuk membuat perencanaan,
pelaksanaan, serta asesmen program. Program GLS di SMK Negeri 1 Silaut
adalah berupa kegiatan membaca dalam hati 15 menit sebelum pembelajaran
setiap hari. Selain itu, kegiatan literasi juga dikembangkan dalam proses
pembelajaran di kelas oleh setiap guru mata pelajaran.

E. Pengembangan Diri

1. Layanan Bimbingan dan Konseling


a. Bentuk Program Layanan Konseling
Program layanan Konseling adalah program pemberian bantuan
oleh sekolah terhadap siswa siswa yang membutuhkan dan dilakukan oleh
seorang guru BK. Konseling sendiri berarti proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara oleh seorang ahli kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi klien.

Program layanan konseling disekolah (SMKN 1 Silaut) bertujuan

a. Membantu peserta didik SMKN 1 Silaut untuk mandiri dan


mengembangkan potensi yang dimiliki.
b. Membantu peserta didik SMKN 1 Silaut memiliki keyakinan dan
ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
c. Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersdamaan dalam
kehidupan

51
d. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta beretos
belajar untuk melanjutkan pendidikan dan atau berkarya.
e. Menggunakan kemampuan akademik dan keterampilan berkarya untuk
keluarga dan masyarakat
f. Menghargai seni
g. Mengembangkan pola hidup berdasarkan nilai nilai kebersihan,
kesehatan rohani dan kebugaran jasmani
h. Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan
i. Bermayarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis dan
memiliki pemahaman dan wawasan yang luas terhadap dunia
pendidikan dan mampu memilih jurusan yang sesuai kemampuan, bakat
dan minat yang dimilikinya.

Layanan konseling dan atau layanan akademik/belajar yang berkenaan


dengan masalah diri pribadi, masalah belajar dan kehidupan sosial peserta
didik yaitu :

1) Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling
atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya,
sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi
(1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya,
baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan
kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2) Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi
sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi
masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan

52
memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga
mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi
(1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar
sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4)
menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial
yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab,
dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.

3) Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam
mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar,
terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian,
memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal
sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan
dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) menyadari potensi
diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; (2)
memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang
tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang
efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian

4) Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi
potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

53
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) pengetahuan
konsep diri yang positif tentang karir, (2) kematangan emosi dan fisik dalam
membuat keputusan karir, (3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi
untuk mendapatkan kesempatan karir, (4) Kesadaran hubungan antara
pekerjaan dan belajar, (5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan
informasi karir, (6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal,
kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir, (7) Kesadaran
bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat,
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki
dan perempuan.

b. Strategi Pelaksanaan Layanan Konseling


1) Bimbingan Klasikal
Secara terjadwal, guru BK memberikan layanan bimbingan kepada para
siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi,
informasi dan layanan penguasaan konten tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi siswa.
2) Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui
kelompok-kelompok kecil (5 sampai dengan 10 orang). Bimbingan ini
ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa.
3) Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua,
atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan
persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa.

4) Konseling Individual atau Kelompok


Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para
siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu
untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.

54
Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan
masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-
masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu
sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan
masalah tersebut.
5) Referral (rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk
menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau
mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti
psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal
adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan
(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis
6) Pengembangan professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update”
pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif
dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti
seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program
yang lebih tinggi (Pascasarjana).

7) Pemberian konsultasi dan berkolaborasi


Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru,
orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah
(pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik
tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa,
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa,
melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan
konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah
untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang
relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan.

c. Mekanisme Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan


1) Evaluasi

55
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan
bimbingan dan konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan
program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program bimbingan dan
konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan
evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis
hasil penilaian proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
brlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam
pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari
hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada
hasil yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan
dan konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan
materi/topik/masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah
yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam
rangka mewujudkan upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data

2) Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi
sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun
dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi
proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan

56
informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan
kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah
penulisan dan kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus
dilaporkan secara akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan

3) Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil
evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan
program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang atau
merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang
dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan
dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan
dan konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang
akan diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah
ditentukan.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan

57
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah
(panduan pengembangan diri yangditerbitkan oleh Dit. PSMA, BAB. III, Butir
A1);
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas pengembangan, sosial,
rekreasi, persiapan karier yang dalam pelaksanaanya harus memenuhi
beberapa prinsip,yaitu individual, pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan,
etos kerja, kemanfaatansosial (panduan pengembangan diri oleh Dit. PSMA,
BAB. III, Butir A. 4-6);
Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan
yang memuat unsur-unsur sasaran kegiatan, substansi kegiatan, waktu pelaksana
kegiatan, serta keorganisasiannya, tempat, dan sarana (panduan pengembangan
diri yang diterbitkan oleh Dit. PSMA, BAB. III, Butir A 4 – 6);
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan secara
terprogram maupun tidak terprogram yang penilaiannya secara kualitatif deskripsi
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Mandikdasmen Nomor 12
Tahun 2008 tentang LHBPD;
Wakil Kepala SMK Bidang Kesiswaan secara operasional bertanggung
jawab atas pelaksanaan penyusunan program Pengembangan Diri.

a. Jenis dan Dasar Pemilihan Kegiatan Ekstra Kurikuler


Pengembangan bakat dan minat peserta didik dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan ekstra kurikuler. Pengembangan bakat dan minat peserta didik terdiri dari
atas

1. Bidang Olah raga


2.1.Kelompok takraw

58
2.2.Kelompok Volley
2. Bidang seni
3.1.Kelompok Tari
3. Bidang pembinaan akhlak, social dan kemasyarakatan
4.1.Kelompok Muhadarah
4.2.Kelompok Pramuka
4.3.Kelompok Paskibra

b. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstra kurikuler dapat dilaksanakan baik secara terprogram
maupun tidak terprogram dan penilaiannya secara kualitiatif deskripsi. Di
SMKN 1 Silaut, kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan secara terprogram,
yaitu diadakah setiap hari Hari Jum’at mulai pukul 14. 00 Wib dan Sabtu
mulai 14.30 wib

Strategi pelaksanaanya adalah :

a. Dengan persetujuan Kepala Sekolah Wakasek Kesiswaan berkoordinasi


dengan Wakasek Kurikulum menyusun rencana pengembangan diri
melalui kegiatan ekstrakurikuler.

b. Kepala Sekolah memberikan arahan teknik tentang kegiatan ekstra


kurikuler, yang memuat tentang essensi kegiatan pengembangan diri
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler, tujuan yang ingin dicapai pada
program pengembangan diri melalui kegiatan ekstra kurikuler, manfaat
program pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler, hasil yang
diharapkan dari program pengembangan diri melalui kegiatan ekstra
kurikuler, unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam program
pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler dan mekanisme
program pengembangan diri melalui kegiatan ekstra kurikuler.

c. Kegiatan pengembangan diri melalui kegiatan ekstra kurikuler


dilaksanakan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1). Kegiatan ekstrakurikuler sebanyak 11 Cabang

59
2). Kegiatan dibimbing oleh 15 orang guru

Kegiatan kepramukaan dilaksanakan di bawah bimbingan dan pembinaan


pokja kesiswaan bidang pramuka sekolah, dan ketua program studi keahlian di
bawah kordinasi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan pada akhir semester
ganjil tiap tahun pelajaran.

Kegiatan olah raga dilaksanakan di bawah bimbingan dan pembinaan pokja


kesiswaan bidang olah raga, dan ketua program studi keahlian di bawah kordinasi
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan pada tiap tahun pelajaran berlangsung.

Kegiatan kesenian dilaksanakan di bawah bimbingan dan pembinaan pokja


kesiswaan bidang kesenian, dan ketua program studi keahlian di bawah kordinasi
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan pada tiap tahun pelajaran berlangsung.
Kegiatan kesenian ini terutama untuk mendukung acara acara yang
diselenggarakan di sekolah.

c. Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai Kegiatan Ekstrakurikuler


Penilaian pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
Dengan cara pengamatan dan penilaian praktik

d. Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Ekstrakurikuler


Evaluasi kegiatan ekstra kurikuler dilakukan secara berkala yaitu setiap akhir
semester melalui pengmatan dan observasi oleh wakil Kepala Sekolah
Bidang kesiswaan. Hasil panilaian akan menjadi pedoman dalam menyusun
dan menindaklanjuti program selanjutnya.
F. Pengaturan Beban Belajar
1. Deskripsi Sistem Pembelajaran yang Digunakan (Paket/SKS)

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan


menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau
sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan
kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Penyelenggaraan program

60
pendidikan pada SMK Negeri 1 Silaut menggunakan sistem paket dan termasuk
dalam kategori standar.
Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket


adalah tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK Program percepatan dapat
diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa.

2. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran


Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 minggu efektif per tahun 38
minggu berarti minggu efektif per semester 38 : 2 = 19 minggu. Minggu efektif 19
minggu per semester tidak dapat dialokasikan menurut idealnya, hal ini terjadi
karena pada SMK ada kegiatan Pendidikan Sistem Ganda selama 6 bulan yang
di lakukan pada semester 2 kelas XI dan berlanjut pada semester 1 pada kelas
XII.

Jam pembelajaran tatap muka per minggu 46 jam pelajaran untuk kelas X
dan 48 jam pembelajaran untuk kelas XI.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses


interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka
per jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap
muka per minggu 46 untuk kelas X dan 48 jam pembelajaran untuk kelas XI.
Minggu efektif per tahun ajaran 38 minggu pada tahun pertama, 29 minggu pada
tahun kedua, dan 21 minggu pada tahun ketiga. Total minggu efektif selama 3

61
tahun pelajaran adalah 88 minggu. Waktu pembelajaran pada tahun pertama 1748
jam pembelajaran (78660 menit), pada tahun kedua 1392 jam pembelajaran
(62640 menit) belajar di sekolah , serta pada tahun ketiga 1008 jam pembelajaran
(45360 menit) dan belajar di industri selama 6 bulan .

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk Kompetensi Keahlian


Teknik Pengelasan sebagaimana tertera di bawah ini.

Tabel 12. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan (KK Teknik
Pengelasan)

Kelas Semest Waktu Jml Mgg Waktu Jml jam /


er TM / jam / efektif Pembelajaran / Th
jam mgg /Th Th @ 60 menit
X 1 dan 2 45 46 38 1748 1311
XI 1 dan 2 45 48 29 1392 1044
XII 1 dan 2 45 48 21 1008 756
XI (di 45 26 1248 jam 936 (PSG)
-XII industry)
Jumlah jam 3 tahun @ 60 menit 3111
Jumlah rata rata jam per tahun 1037
Jumlah jam per tahun standar minimal 1026

3. Pengaturan beban belajar TM, PT dan KMTT


Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan, contoh : mata pelajaran dasar Menggambar Teknik
Dasar 104 jam pelajaran, maka penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur maksimum adalah 60% x 104 jam = 68 jam. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi. 56 % PT, 44 % KMTT dari 60 % peruntuk-an PT dan KMTT
Untuk lebih jelasnya penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi
dilakukan melalui langkah-langkah berikut :
a. Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis
kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM) /
teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam untuk
praktik di sekolah (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu

62
terisi jam, tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan
kompetensi.
b. Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS dan PI dengan ketentuan
konversi 1-2-4.
c. Menghitung jumlah total jam terstruktur berdasarkan rumus :
TM + PS = PI

2 4

Keterangan :

TM = Jam Tatap Muka

PS = Jam Praktik Sekolah

PI = Jam Praktik Industri

Misalnya satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sbb :

Tatap muka (TM) = 6 jam


Praktik di sekolah (PS) = 8 jam
Praktik di industri (PI) = 20 jam
Maka :

Jumlah jam terstruktur : (6/1 + 8/2 + 20/4) = 6 + 4 + 5 = 15 jam


Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam
Jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) = 20 jam
Total jam belajar di sekolah dan industri (terjadwal) adalah : 6 + 8 + 20 =
34 jam.

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa


pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik.Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik
yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Beban belajar penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum

63
60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.

Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam pembelajar
an kegiatan praktik di luar sekolah, setara dengan satu jam pembelajaran tatap m
uka yang tercantum pada struktur kurikulum.

G. Pemilihan Kompetensi Keahlian

1. Deskripsi kompetensi keahlian dan syarat masuk


Program Keahlian Teknik mesin kompetensi keahlian teknik
pengelasan dibuka tahun 2018 dengan angkatan pertama bersamaan
dengan dimulainya tahun pelajaran pertama di SMKN 1 Silaut.
Sebelumnya berasal dari kompetensi keahlian Teknik Pengelasan.
Kompetensi keahlian teknik mesin membekali siswa dengan pengetahuan
mulai dari teknik pengelasan oksi-asetelin (OAW), teknik pengelasan
busur manual (SMAW), teknik pengelasan busur manual (SMAW), teknik
pengelasan gas tungsen (TIG).

Kriteria persyaratan calon siswa yang dapat bergabung dengan


kompetensi keahlian teknik mesin adalah :

1) Sehat jasmani dan rohani (tidak punya riwayat penyakit berat)

2) Tidak buta warna

3) Memiliki sikap kerja keras dan pantang menyerah

4) Mempunyai bakat mempresentasikan pengalaman

5) Mempunyai nilai yang baik dalam pelajaran Fisika dan Kimia

2. Mekanisme dan proses pelaksanaan pemilihan kompetensi keahlian


Ada beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum siswa dibagi atas
program keahlian sesuai bakat dan kemampuan. Kompetensi keahlian
teknik mesin, mekanisme pelaksanaan penjurusan sebagai berikut :

64
a) Penilaian akademik terutama dari nilai Rapor untuk pelajaran Fisika
dan Kimia (IPA), Olah Raga dan matematika
b) Penilaian fisik, Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan sedikit
banyak memang dipengaruhi oleh keadaan fisik calon siswa. Karena
kegiatan praktek pada kompetensi keahlian teknik pengelasan
menghendaki tenaga yang tentunya harus berasal dari jasmani yang
sehat.
c) Minat calon siswa yang akan mendaftar
H. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar peserta didik digambarkan dalam bentuk kriteria
ketuntasan minimal yaitu kriteria ketuntasan belajar untuk mata pelajaran muatan
nasional dan muatan kewilayahan, ditentukan oleh satuan pendidikan dan mata
pelajaran muatan peminatan kejuruan ditentukan oleh satuan pendidikan bersama
dengan DUDI dan atau lembaga terkait.
Berdasarkan beberapa pertimbangan, untuk tahun pelajaran 2019-2020
KKM yang diganti penyebutannya dengan SKM nilainya ditetapkan oleh Direktorat
Pendidikan Menengah dan Kejuruan seperti tertera pada tabel berikut :
Daftar SKM semua mata pelajaran per semester
MATA PELAJARAN SKM
A. Muatan 1 Pendidikan agama dan Budi pekerti 60
Nasional 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 60
3 Bahasa Indonesia 60
4 Matematika 60
5 Sejarah Indonesia 60
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya 60
B. Muatan 1 Seni Budaya 60
kewilayahan 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 60
Mata Pelajaran Kejuruan
C1.Dasar 1 Simulasi dan komunikasi digital 65
Bidang 2 Fisika terapan 65
keahlian 3 Kimia terapan 65
C 2. dasar program 1 Gambar Teknik Mesin 65
keahlian
2 Dasar Teknik Mesin 65

3 Teknologi Mekanik , Mekanika Teknik dan 65


Elemen Mesin

C 3. Kompetensi 1 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) 65


keahlian
2 Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) 65

65
3 Teknik Pengelasa Gas Metal (MIG/MAG) 65

4 Teknik Pengelasan Gas Tugsten (TIG) 65

5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 65

6 Produk kreatif dan kewirausahaan 65

1. Daftar rasio nilai pengetahuan dan nilai keterampilan

Ratio nilai pengetahuan dan keterampilan berdasarkan analisis karakter


masing masing mata pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :
NO MAPEL KELAS PERSENTAS
E
X XI XII NP NK
1 Pendidikan agama dan Budi pekerti √ √ √ 50 50
2 Pendidikan Pancasila dan √ √ √ 60 40
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia √ √ √ 65 35
4 Matematika √ √ √ 75 25
5 Sejarah Indonesia √ 75 25
6 Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya √ √ √ 50 50
7 Seni Budaya √ 40 60
8 Pendidikan jasmani olahraga dan √ √ 40 60
kesehatan
9 Simulasi dan komunikasi digital √ 50 50
10 Fisika terapan √ 75 25
11 Kimia terapan √ 75 25
12 Gambar Teknik Mesin √ 50 50

13 Dasar Teknik Mesin √ 70 30

14 Teknologi Mekanik , Mekanika Teknik dan √ 50 50


Elemen Mesin

15 Teknik Pengelasan Oksi-Asetelin (OAW) √ √ 40 60

16 Teknik Pengelasan Busur Manual √ √ 40 60


(SMAW)

17 Teknik Pengelasa Gas Metal (MIG/MAG) √ √ 50 50

18 Teknik Pengelasan Gas Tugsten (TIG) √ √ 60 40

19 Produk Kreatif dan Kewirausahaan √ √ 60 40

20 Produk kreatif dan kewirausahaan √ √ 50 50

66
2.Program sekolah untuk pencapaian KPK
Program yang dilakukan sekolah untuk mencapai KPK (kriteria pencapaian
kompetensi) antara lain :
1. Mendorong guru mapel untuk aktif pada kegiatan MGMP
2. Secara berangsur mencukupi sarana dan prasarana pembelajaran
3. Secara berangsur menyediakan buku penunjang
4. Secara berkala melakukan supervisi kelas
5. Menfasilitasi proses pembelajaran yang harus dilakukan di luar sekolah
6. Mengadakan workshop penyusunan perangkat dengan mendatangkan
narasumber yang relevan

I. Rancangan Penilaian Pembelajaran

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka


atau deskripsi verbal), analisis dan interpretasi untuk mengambil keputusan.
Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan secara adil, objektif dan
berkesinambungan. Adil maksudnya berlaku sama untuk semua siswa tanpa
membedakan latar belakang siswa. Objektif artinya penilaian dilakukan
berdasrkan kemampuan siswa. Berkesinambungan artinya penilaian dilakukan
secara terus menerus sampai siswa mencapai tingkat ketuntasan dan batas waktu
yang dipersyaratkan.

1.Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian dalam lingkup ranah afektif. Ranah
afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku. Penilaian
sikap merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati sikap peserta

67
didik dalam berprilaku di lingkungan tempat belajar. Ciri-ciri hasil belajar afektif
akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti:
perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti mata
pelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai mata
pelajaran yang diterimanya atau rasa hormatnya terhadap guru mata pelajaran,
dan sebagainya.

a. Teknik Penilaian
Penilaian aspek sikap dilakukan oleh pendidik atau pembimbing lapangan
melalui tahapan :
a. Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajarannya
b. Mencatat perilaku peserta didik
c. Menganalisa perilaku peserta didik
d. Menindaklanjuti hasil analisis dalam proses pembelajaran
e. Mengklasifikasi perilaku peserta didik ke dalam kategori sangat baik,
baik atau kurang dan mendeskripsikannya secara singkat pada setiap
akhir semester

Format penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian sikap.


Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kedisiplinan
2 Kejujuran
3 Kerja sama
4 Tanggung jawab
5 Memecahkan masalah
6 Ketekunan
7 Kemandirian
8 Religius
9 Nasionalis

Deskripsi Penetapan skor sikap.


Aspek Deskripsi Skor Perolehan
N
yang
o 5 4 3 2 1
dinilai
1 Kedisipli Manaati Menaati Mentaati Peraturan Peraturan
n an semua semua semua kerja kerja

68
peraturan peratura peraturan kadang- sering
kerja n kerja kerja kadang dilanggar
secara secara dengan dilanggar meskipun
konsisten konsiste pengawas meskipun diawasi
tanpa n an guru diawasi
instruksi dengan
dan sedikit
pengawasa pengaw
n guru asan
dari guru
2 Kejujura Selalu jujur Jujur Kadang- Kadang- Sering
n selama kadang kadang tidak jujur
diawasi jujur tidak jujur
walaupun
diawasi
3 Kerja Dapat Bisa Dapat Hanya Tidak
sama bekerjasa
bekerjas bekerjasa dapat dapat
ma dengan
ama ma dalam bekerjasam bekerjasa
semua dengan grup a dengan ma
pihak grup kerjasama guru walaupun
tertentu diawasi dalam
tanpa guru grup kerja
pengaw
asan
guru
4 Tanggun Dapat ber Bertang Kadang- Bertanggun Kurang
g jawab tanggung gung kadang g jawab bertanggu
jawab jawab bertanggu selama ng jawab
dalam tetapi ngjawab menguntun pada
segala hanya jika g kan dan kewajiban
kewajiban sebagia diawasi diawasi nya
n saja
5 Memeca Dapat Dapat Dapat Dapat Semua
hkan memecah memeca memecah memecah masalah
masalah kan hkan kan kan diselesaik
masalah masalah sebagian sebagian an
dengan dengan besar masalah selaluden
baik tanpa baik atas masalah walau gan
bimbingan bimbing tanpa tanpa bantuan
an bimbingan bimbingan penuh
6 Ketekun Tekun Tekun Kadang- Kadang- Kurang
an tanpa selama kadang kadang tekun
harus dibimbin tekun kurang walau
dibimbing g tekun walau dibimbing
dibimbing
7 Kemandi Dapat Dapat Kadang- Kadang- Kurang
rian belajar belajar kadang kadang mampu
sendiri sendiri dapat mandiri jika bekerja
tanpa dengan belajar diawasi mandiri

69
pengawa pengaw mandiri
san guru a san
guru

b. Pengolahan nilai sikap


Sikap yang mendapat skor 1 , 2 atau 3 dianggap sikap yang perlu bimbingan
sedangkan sikap dengan skor 4 dan 5 dimasukan dalam kategori sangat baik.
Contoh Cara mendeskripsikannya seperti tertera berikut ini :

Jurnal Penilaian sikap peserta didik


Kompetensi Keahlian : teknik pengelasan
Kelas / Semester : X / ganjil
Tahun pelajaran : 2018/2019
Penilai : Guru PPKn
N0 Nama Sangat Baik Perlu Bimbingan
1. Yasril 1. Selalu jujur
2. Selalu mandiri 1. Kerjasama
2. Hafizhan 1. Selalu bersyukur 1. Kurang peduli
2. Selalu betanggung jawab
Silaut, 6 Juni 2018
Guru PPKn

Roni prayoga, S.Pd

Jurnal penilaian Karakter


Jurnal Penilaian sikap peserta didik
Kompetensi Keahlian : teknik pengelasan
Kelas / Semester : X / ganjil

70
Tahun pelajaran : 2018/2019
Penilai : Guru PPKn

N0 Nama Kelebihan Keunikan


1. Yasril 1. Selalu Disiplin 1. santun
3. Selalu mandiri
2. Hafizhan 3. Selalu bersyukur 2. Percaya diri
4. Selalu betanggung jawab

Silaut, 6 Juni 2018


Guru PPKn

Roni Prayoga, S.Pd

Wali kelas nanti menerima jurnal penilaian sikap dan karakter dari guru PPKn,
guru BK dan guru Agama kemudian Wali Kelas merekapnya dengan tambahan
masukan secara lisan dari guru lainnya. Wali kelas menuliskan sikap yang paling
LAPORAN PERKEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK
menonjol dan yang perlu bimbingan.
SMKN 1 SILAUT
Contoh penulisan sikap di rapor
PROVINSI SUMATERA BARAT
Nama : yasril
Ananda , siswa yang selalu mandiri, dan jujur jika ananda bisa menyeimbangkan dan
Kelas : teknik mesin
memanfaatkannya suatu hari ananda akan menjadi pribadi yang sukses
Semester / tahun : Genap

Yasril memiliki sikap mandiri dan disiplin yang tinggi, ia menyelesaikan pekerjaan pekerjaan di
bengkel dengan bersih, rapi dan teliti. Selalu menyelesaikan tepat waktu dan sesuai dengan SOP yang
ditentukan. Selalu bekerja mandiri, baik ketika belajar di sekolah atau bekerja di lapangan.
Memiliki sikap sportif dan pantang menyerah, terutama jika diadakan perlombaan sehingga pada
perlombaan cerdas cermat individu yang diadakan dalam memperingati pekan muharram, Yasril
berhasil menjadi juara 1.
Yasril juga rajin beribadah dan santun dalam berbicara, bersikap baik dengan teman sebaya, ataupun
dengan bapak ibuk guru

Mengetahui Silaut, 12 juni 2018


Contoh penulisan
Orang tua / Wali laporan karakter di rapor Wali Kelas

........................ ....................

Mengetahui
71
Kepala sekolah
............................

2.Penilaian Pengetahuan
Penilaian kognitif merupakan penilaian dalam lingkup ranah kognitif. Ranah
kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
kemampuan mengevaluasi.

a. Teknik penilaian
Pelaksanaan penilaian kognitif di sekolah dilakukan oleh guru
(pendidik) dan satuan pendidikan.Ada beberapa teknik penilaian yang bisa
dilakukan guru dalam penilaian kognitif, yaitu tes (lisan maupun tulisan),

72
penugasan (peseorangan atau kelompok), dan portofolio. Selain oleh guru,
teknik penilaian berbentuk tes juga dilakukan oleh satuan pendidikan.

Penilaian oleh guru dilakukan selama proses belajar. Penilaian ini


berupa penugasan (perseorangan atau kelompok) dalam bentuk tugas rumah
(PR) atau latihan-latihan.

Penilaian dalam bentuk tes yang dilakukan oleh guru berupa ulangan
harian. Ulangan harian dirancang dan dikembangkan berdasarkan instrumen
penilaian oleh guru/kelompok MGMP di sekolah dalam bentuk tes uraian atau
pilihan ganda dan tes lisan. Bahan/materi pembelajaran untuk ulangan harian
sesuai dengan kompetensi dasar yang dibelajarkan di kelas.

Satuan pendidikan melakukan penilaian dengan melaksanakan Ulangan


Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Ulangan tengah semester
dirancang dan dikembangkan oleh kelompok MGMP di sekolah dalam bentuk
pilihan ganda sebagai proses verifikasi menejemen sekolah (Quality
Assurance). Bahan/materi pembelajaran untuk ulangan tengah semester adalah
seluruh kompetensi dasar pada paruh pertama semester berjalan.Ulangan akhir
semester dirancang dan dikembangkan oleh kelompok MGMP di sekolah dalam
bentuk pilihan ganda sebagai kegiatan verifikasi internal menejemen sekolah
(Quality Assurance). Bahan/materi pembelajaran untuk ulangan akhir semester
adalah seluruh kompetensi dasar pada paruh ke dua semester berjalan.

73
b. Pengolahan nilai pengetahuan

Tabel. Contoh pengolahan nilai pengetahuan


Penugasan penugasan harian UTS UTS total Total Skor Nilai
No Nama KD
rata- rata-
P1 P5 P9 bobot total P P p bobot total p bobot total p bobot total bobot Skor akhir rapor
rata rata

1.

2.

74
Terdapat empat komponen penilaian yang membentuk nilai akhir sebuah
standar kompetensi atau sebuah mata pelajaran. Komponen tersebut adalah
rata-rata nilai tugas dan nilai harian, rata – rata nilai tengah semester dan rata
rata nilai ulangan akhir semester. Masing masing komponen mempunyai
persentase yang berbeda dalam menyusun nilai akhir sebuah standar
kompetensi. Untuk SMKN 1 Silaut porsentase yang dipakai adalah : 30 %
untuk nilai tugas, 30 % untuk nilai harian, 20 % untuk nilai hasil ulangan
tengah semester dan 20 % untuk nilai hasil ulangan akhir semester.

Komponen tersebut dikonversikan dalam rumus berikut :

NR =(0,3 x NH)+ (0,3xNT) + 0.2 (UTS) + 0,2 (UAS) .. Sem Ganjil

NR = (0,3 x NH)+ (0,3xNT) + 0.2 (UTS) + 0,2 (UAS) .. Sem Ganjil

NR = Nilai Rapor NH = Rata rata nilai harian


UTS = Nilai hasil ulangan tengah semester
UAS = Nilai hasil ulangan akhir semester

Rumus mendapatkan nilai harian :

NH = 0,4 (Nh) + 0,6 (NPrt)

NH = Nilai harian
Nh = rata rata nilai ulangan harian
NPrt = Nilai praktek harian

Rumus Nilai akhir semester :

UAS = 0,6 (N Uj Prt) + 0,4(Uas)

N Uj Prt = Nilai ujian praktek akhir semester

Uas = Nilai ujian teori (persentase tergantung ratio NP/NK)

75
3.Penilaian Keterampilan
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik,
misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Mata
pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih
berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan
keterampilan tangan.

a. Teknik dan instrumen penilaian


Teknik penilaian yang digunakan pada penilaian psikomotor adalah teknik
penilaian unjuk kerja atau praktik. Penilaian unjuk kerja atau praktik ini dilakukan
oleh pendidik melalui observasi atau pengamatan

b. Pengolahan nilai keterampilan


Proses Produk Proyek total Total Skor Nilai
No Nama KD
P P P Opt Bbt total P P Opt Bbt total P Opt Bbt total bbt Skor akhir rapor

1.

2.

3.

76
4. Remedi dan pengayaan
a. Mekanisme dan prosedur pelaksanaan
Program perbaikan dilakukan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar dalam menyelesaikan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang
dipelajari dalam mata pelajaran.
Bentuk kegiatan remedial berupa ;
1) Memberikan tambahan penjelasan atau contoh, dilakukan terhadap
peserta didik yang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi
pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali,
apalagi kurang ilustrasi dan contoh.
2) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya,
penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan
memungkinkan peserta didik  dapat mengatasi masalah pembelajaran
yang dihadapi
3) .Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu, penerapan prinsip pengulangan
dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan
pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan
metode dan media yang sama atau metode dan media yang  berbeda
4) .Menggunakan berbagai jenis media, penggunaan berbagai jenis  media
dapat menarik perhatian peserta didik. Semakin memperhatikan, hasil
belajar akan lebih baik. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada
materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan
perhatian peserta didik.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran remedial meliputi ; mendiagnosis
kesulitan belajar dan memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
Kesulitan belajar terdiri atas ;
1) Kesulitan belajar ringan, biasanya dijumpai pada peserta didik yang
kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
2) Kesulitan belajar sedang,        dijumpai pada peserta didik yang
mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik,
misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.

77
3) Kesulitan belajar berat, dijumpai pada peserta didik yang mengalami
ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa,
dsb.
Teknik yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes
prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik,
wawancara, pengamatan, dsb.)
1) Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah
prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi
tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat
pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
2) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik
dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari
operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada
kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
3) Wawancara dilakukan  dengan mengadakan interaksi lisan dengan
peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar
yang dijumpai peserta didik
4) .Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat
perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan
dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan remidial ;
1) mengidentifikasi kesulitan siswa.
2) memberikan perlakuan kepada siswa sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi
3) .memberikan tes.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial :
1) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua
peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami
kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan
menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

78
2) Pemberian bimbingan secara khusus (bimbingan perorangan). Dalam hal
pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan,  perlu dipilih
alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual.
Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran  pendidik
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau
beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka
menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak
agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes
akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu
menguasai kompetensi yang ditetapkan
4) .Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan
belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial


Pembelajaran remedial diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu.
Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi
pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari
KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat
ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka
pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes
SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK
merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka
yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program
pembelajaran remedial.

 Tes Ulang
tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program
pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai
ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Nilai remedial

79
idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakan ini diberlakukan, maka
setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak mengikuti
remedi untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai nilai maksimal (100). Oleh
karena itu, mempertimbangkan kepraktisan dalam pelaksanaan remedial sekolah
dapat menetapkan nilai remedi sama dengan nilai KKM. Kebijakan ini harus
disosialisasikan sejak awal tahun pelajaran. Teknik pelaksanaan
penugasan/pembelajaran remedial adalah ;
1) Penugasan individu diakhiri dengan penilaian bila jumlah peserta didik
yang mengikuti remedial maksimal 20%.
2) Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah
peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%
3) .Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah
peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.

Pembelajaran pengayaan terdiri atas ;


1) Kegiatan eksploratori dirancang untuk disajikan kepada peserta didik
berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara
regular tidak tercakup dalam kurikulum.
2) Keterampilan proses diperlukan untuk peserta didik melakukan
pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri.
3) Pemecahan masalah diberikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata
dengan menggunakan pendekatan  pemecahan masalah atau
pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai
dengan:
a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
b) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
c) Penggunaan berbagai sumber;
d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
e) Analisis data;
f) Penyimpulan hasil investigasi.

80
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain
melalui :
1) Belajar Kelompok

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan


pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil
menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial
karena belum mencapai ketuntasan.

2)  Belajar mandiri.
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

3) Pembelajaran berbasis tema.


Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

4) Pemadatan kurikulum.
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara
mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik
mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun
internasional seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.

b. Pengolahan nilai

Nilai untuk kegiatan yang diremedi di batasi sampai nilai SKM, pengolahan
selanjutnya seperti pengolahan nilai yang lain. Jadi peserta didik yang
melakukan remedi nilai yang dituliskan dari hasil remedi adalah sebatas SKM

81
5.Pengolahan nilai akhir dan predikat/kategori
Untuk pengolahan nilai akhir belum dibakukan karena peserta didik di SMKN 1
Silaut untuk tahun 2019 -2020 belum ada yang menamatkan sekolah.

J.Kenaikan Kelas
1. Kriteria kenaikan kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran

Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila ;


1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
2. Memiliki sikap yang dimanifestasikan dalam kriteria karakter sekurang-
kurang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan.
3. Nilai Ekstrakurikuler Kepramukaan sekurang-kurangnya baik sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran wajib A, B, dan C1
(adaptif dan normatif) yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan
dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah skor ketuntasan minimal
(SKM) atau predikat D. Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai
ketuntasan belajar pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata
semsester ganjil dan genap pada tahun ajaran tersebut.
5. Tidak memiliki nilai mata pelajaran C2 dan C3 (produktif) yang masing-
masing nilai kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi
keterampilannya di bawah SKM atau pridekat D.
6. Tidak tersangkut masalah tata tertib sekolah yang disahkan.
7. Tidak tersangkut masalah kriminal dan asusila baik di lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat tempat tinggal.
Nilai mata pelajaran dikategorikan tidak tuntas oleh peserta didik bila
1. Lebih dari 50% kompetensi dasar dan standar kompetensi dalam mata
pelajaran tidak dapat dituntaskan
2. Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas
diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta standar kompetensi.

82
3. Sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran
sebelumnya.

2. Prosedur dan bentuk pelaporan hasil belajar peserta didik


Pelaporan hasil belajar peserta didik di SMKN 1 Silaut dilakukan dengan
prosedur berikut :
a. Guru mata pelajaran merancang strategi penilaian dalam RPP
b. Menyusun berbagai instrumen penilaian (pengamatan, tes, penugasan dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi)
c. Melakukan penilaian : UH, UTS, UAS, US/USBN, UN
d. Melakukan pelaporan hasil belajar dalam bentuk format : daftar PH, Rapor
Mid, rapor SMT, SKHUN
e. Pelaporan hasil belajar disampaikan kepada siswa-orang tua-dinas
pendidikan dan stake holder lain yang memerlukan

K. Pendidikan Sistim Ganda/Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Strategi dan Prosedur Pelaksanaan PSG
Pendidikan sistem ganda untuk SMKN 1 Silaut dilakukan pada semester 4
dan semester 5 yaitu pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan september
2020. Peserta didik ditempatkan pada DUDI yang relevan dengan kompetensinya.

2. Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai PSG


Nilai PSG ditentukan oleh Institusi pasangan yang menjadi tempat PSG
peserta didik.

L. Uji Kompetensi Keahlian (UKK)


Berhubung SMKN 1 Silaut belum mempunyai siswa di kelas XII maka
perangkat tentang uji kompetensi keahlian belum disiapkan.

M. Kelulusan
Standar kelulusan juga belum dirumuskan karena belum adanya siswa
kelas XII.

83
N. Teaching Factory (TEFA)/Business Centre(BC) dan Bursa Kerja Khusus
(BKK)

Teaching factory adalah suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis


produksi yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri, dan
dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.
Teaching factory ini dilakukan karena siswa membutuhkan pembelajaran
berupa pengalaman situasi yang sama dengan industri tentang standar produk,
standar aturan kerja dan suasana kerja. Dilakukan di pabrik (industri) / unit usaha
dalam ;lingkungan sekolah atau pabrik / industri di luar lingkungan sekolah yang
sudah menjalin kerjasama dengan sekolah.
Teaching faktory ini dilakukan selama siswa menjalani pendidikannya di
SMK baik dalam mata pelajaran produktif maupun mata pelajaran umum, baik
dalam waktu pembelajaran ataupun ada penambahan waktu. Dilaksanakan oleh
siswa dengan guru sebagai supervisor.

1.Teaching Factory/Bussiness Centre


a. Struktur organisasi

DEWAN PEMBINA
KEPALA SEKOLAH /ELDI
S.Pd.M.Pd.T

KETUA
RONI PRAYOGA

SEKRETARIS BENDAHARA
AHMAD DWI NOVIANTO ENDANG SETIA RINI

RAPAT ANGGOTA

84
b. Ruang lingkup usaha dan strategi pemasaran
Teaching Factory SMK Negeri 1 Silaut bergerak di bidang barang dan jasa,
yaitu penjualan barang dan jasa. Kami memilih usaha di bidang ini karena
disesuaikan berdasarkan dengan Kompetensi keahlian yang ada di SMK
Negeri 1 Silaut.

Ruang lingkup usaha

Di SMK Negeri 1 Silaut jenis usaha di bidang barang dan jasa


memiliki peluang yang sangat menjanjikan, karena barang dan jasa adalah
kebutuhan primer manusia, ditambah lagi dengan banyaknya
pembangunan properti di wilayah sekitar SMK. Oleh karena itu kami
bertekad mengembangkan usaha barang dan jasa karena ditunjang dari
banyaknya peluang dalam mengembangkan jenis usaha ini.

Jenis usaha yang direncanakan untuk dikembangkan di SMKN 1 silaut


adalah :

1. Produksi jasa pengelasan

2. Produksi pupuk organik

Kondisi Pasar

Jika melihat kompetitor-kompetitor yang bergerak di bidang usaha


yang sama, masih belum banyak banyak. Bahkan untuk produksi pupuk
organik belum ada diwilayah sekitar. Berdasarkan analisis pasar ini maka
kita SMKN 1 Silaut merasa usaha ini cukup layak untuk dimulai dan
dikembangkan.

C. Rencana Pemasaran

Dengan usaha barang dan jasa yang sudah memiliki pelanggan


tetap, maka kami akan menambah pemasarannya dengan membuat brosur
untuk lebih memperkenalkan lagi jenis usaha yang ada di SMK Negeri 1
Ranah Pesisir, sehingga akan ada banyak yang membantu untuk
mengembangkan usaha ini, ikut serta dalam suatu event-event (bazaar)
yang diadakan dengan mendirikan stan.

Produk dari TeFa direncanakan diproduksi sesuai dengan


karakteristik produk yaitu untuk Usaha jasa teknik pengelasan diproduksi
berdasarkan pesanan dan usaha pupuk organik berdasarkan situasi pasar.

85
c. Analisis sinkronisasi KD-KD mata pelajaran C2 dan C3 dengan produk/jasa yang ada di Teaching Factory/

 Mata Pelajaran dan KD yang relevan untuk usaha produksi pupuk organik adalah :
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
1 Dasar dasar budidaya 3.2 Memahami keselamatan dan kesehatan kerja 4.2 Melaksanakan K3 dalam kegiatan produksi tanaman
3.3 Menerapkan komunikasi 4.3 Melakukan komunikasi
tanaman (C2)
3.4 Menerapkan pelestarian lingkungan hidup 4.4 Melakukan pelestarian lingkungan hidup
3.11 Menerapkan pemupukan tanaman 4.11 Melaksanakan pemupukan tanaman
2 Alat Mesin Pertanian (C 3.8 Menerapkan dan mengoperasikan alat dan mesin produksi 4.8 Melakukan pengoperasian alat dan mesin produksi
2) pertanian pertanian
3.10 Menerapkan cara perawatan alat dan mesin produksi 4.10 Mengkalibarasi perawatan alat dan mesin produksi
pertanian , laboratorium, klimatologi, penyimpanan dan pertanian , laboratorium, klimatologi, penyimpanan dan
prosesin sesuai prosedur prosesin sesuai prosedur
3 Pemeliharaan dan 3.6 Menerapkan pemeliharaan kesuburan tanah 4.6 Melakukan pemeliharaan kesuburan tanah
pengelolaan tanaman
perkebunan (C 3)
4 Produk kreatif dan 3.1 - Semua KD relevan 4.1 Semua KD relevan
kewirausahan (C 3) 3.20 -
4.20

 Mata Pelajaran dan KD yang relevan untuk usaha produksi jasa pengelasan adalah :
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
1 Gambar teknik mesin 3.4 Menganalisis gambar konstruksi geometris berdasarkan 4.4 Merancang gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk

86
bentuk konstruksi konstruksi
2 Dasar Teknik mesin 3.2 Memahami K3L 4.2 Melaksanakan K3L
3.3 Menerapkan penggunaan alat ukur mekanik 4.3 Menggunakan alat ukur mekanik
3
3.4 Menerapkan pengunaan perkakas tangan 4.4 Menggunakan perkakas tangan
3.8 Menerapkan perosedur pengelasan busur manual 4.8 Melakukan pengelasan busur manual
4 Teknik pengelasan gas 3.1 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada 4.1 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
metal sambungan sudut posisi bawah tangan dengan las gas metal sudut posisi bawah tangan dengan las gas metal
3.2 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada 4.2 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
sambungan sudut dan tumpul posisi mendatar dengan las sudut dan tumpul posisi mendatar dengan las gas metal
gas metal
3.3. Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada 4.3 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
sambungan tumpul posisi bawah tangan dengan las gas tumpul posisi bawah tangan dengan las gas metal
metal
5 Teknik pengelasan Oksi 3.1 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada 4.1 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
aseteli (OAW) sambungan sudut posisi bawah tangan dengan las oksi sudut posisi bawah tangan dengan las oksi asetelin
asetelin
3.2 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada 4.2 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
sambungan sudut dan tumpul posisi mendatar dengan las sudut dan tumpul posisi mendatar dengan las oksi asetelin
oksi asetelin
3.3 Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan pelat pada 4.3 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan
sambungan tumpul posisi bawah tangan dengan las oksi tumpul posisi bawah tangan dengan las oksi asetelin
asetelin
4 Produk kreatif dan Semua KD relevan Semua KD relevan
kewirausahan (C 3)

87
d. Program pembelajaran yang dilaksanakan di Teaching Factory/ Business
Centre
Teaching factory merupakan suatu konsep pembelajaran pada
tingkat yang sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam
teaching factory yang perlu dikembangkan yaitu :

1) Standar Kompetensi

Standar kompetensi yang digunakan dalam pelaksanaan teaching


factory adalah kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia
industri. Dengan pengajaran yang berbasis kompetensi pada industri
diharapkan siswa siap menghadapi tuntutan kebutuhan dunia industri.

2) Peserta didik

Penggolongan peserta didik / siswa dalam proses teaching factory


adalah berdasarkan kualitas akademis dan bakat/minat. Siswa dengan
kualitas yang seimbang antara akademis dan ketrampilan bakat/minat
memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa
yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk mengambil
bagian yang termudah.

3) Media belajar

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses teaching factory


menggunakan pekerjaan produksi sebagai media untuk proses
pembelajaran. Pekerjaan Produksi dapat berupa industrial order atau
standard products. Produk ini harus dipahami terlebih dahulu oleh instruktur
sebagai media untuk pengembangan kompetensi melalui fungsi produk,
dimensi, toleransi, dan waktu penyelesaian.

4) Perlengkapan dan Peralatan (Toolkit)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

 Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang maksimal;


 Investasi untuk kegiatan teaching factory;
 Manfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa
bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat
kualitas terbaik;
 Pengawasan atas peralatan dan perlengkapan yang sudah tidak efektif
untuk kecepatan dan ketelitian proses produksi.

5) Instruktur/Pengajar

88
Instruktur/pengajar adalah mereka yang memiliki kualifikasi
akademis dan juga memiliki pengalaman industri. Dengan demikian mereka
mampu mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus
men”supervisi” proses untuk dapat menyajikan “finished products on time”.

6) Penilaian Prestasi Belajar

Dalam penilaian prestasi belajar, teaching factory menilai siswa yang


berkompeten melalui “penyelesaian produk”. Standar penilaian yang
digunakan harus mengacu kepada kebutuhan dunia usaha dan dunia
industri.

7) Pengakuan Kompetensi

Teaching Factory menilai kompetensi siswa menggunakan National


Competency assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi
pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah
badan standar kompetensi nasional. Guna mendukung program teaching
factory maka SMKN 1 Silaut telah menyiapkan berbagai unsur penunjang
diantaranya :

Instruktur/guru yang akan mendampingi kegiatan teaching factory


adalah guru-guru SMKN 1 Silaut yang telah memiliki pengalaman di dunia
usaha dan industri sebagai assesor sesuai dengan bidang keahliannya
masing-masing.

Berkenaan dengan teaching factory, SMKN 1 silaut bersedia


bekerjasama dengan SMK-SMK baik negeri maupun swasta di Pesisir
Selatan yang berkeinginan mengembangkan teaching factory dalam proses
pembelajaran di SMK, semoga melalui teaching factory ini dapat
memberikan bekal siswa SMK supaya mereka dapat menjadi SDM yang
berkompeten dalam bidangnya dan pada akhirnya “alumni SMK” dapat
terserap oleh dunia usaha dan industri.

2.Bursa Kerja Khusus (BKK)


SMKN 1 Silaut untuk saat ini belum memiliki Bursa kerja khusus hal ini
terutama karena SMKN 1 Silaut belum mempunyai siswa yang sudah
menamatkan pelajarannya.

89
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan di


Sekolah harus diatur dalam runtutan waktu yang sistematis dan terkoordinasi
dengan baik. Oleh karena itu menyambut tahun pembelajaran 2019 – 2020 maka
SMKN 1 Silaut telah menetapkan kalender Pendidikan untuk tahun pembelajaran
2019 -2020.
Pada kalender Pendidikan tahun pembelajaran 2019 - 2020 jumlah hari
efektif dalam satu tahun sebanyak 212 hari dengan jumlah minggu efektif kurang
lebih 36 minggu. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 125/U/2002 tentang
kalender pendidikan menyebutkan bahwa hari efektif belajar dalam satu tahun
adalah 200 – 245 hari dan minggu efektif adalah 34 – 38 minggu. Oleh karena itu
menyikapi kalender pendidikan yang sudah diterbitkan maka diharapkan kepada
satuan pendidikan untuk dapat merevisi perangkat pembelajarannya disesuaikan
dengan aturan yang ada.

A. Penetapan Awal Tahun Pelajaran


Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Untuk
tahun pelajaran 2019 - 2020 awal tahun pelajaran ditetapkan sesuai dengan
ketentuan Dinas Pendidikan provinsi Sumatera Barat yaitu pada tanggal 8 Juli
2019

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

1. Jumlah minggu efektif

Satuan waktu yang digunakan dalam menghitung penyampaian materi pada


Proses Belajar Mengajar (PBM) dinamakan minggu efektif. Minggu efektif adalah
jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pada setiap satuan
pendidikan.

90
Minggu efektif belajar untuk SMK N 1 Silaut untuk tahun pembelajaran 2019
2020 adalah 38 minggu, dengan rincian 20 minggu untuk semester ganjil dan 18
minggu untuk semester genap. Minggu ini dihitung sejak dimulainya kegiatan
pembelajaran pada permulaan waktu sekolah.. Ini berlaku untuk semester 1, 2,
dan 3. Sedangkan untuk semester 4, 5 dan 6 minggu efektif yang diperoleh
sekitar 10 minggu. Pengurangan minggu efektif ini karena pada Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK ) terdapat kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG )
pada semester 4 dan 5 dan Kegiatan Ujian Nasional (yang sudah dimulai pada
pertengahan Maret ) pada semester 6.

2. Jumlah hari efektif

Hari efektif adalah jumlah hari dilaksanakannya kegiatan pembelajaran


untuk tiap semester. Hari efektif untuk Tahun Pembelajaran 2019 – 2020 adalah
117 hari untuk semester ganjil dan 107 Hari untuk semester genap.

C. Pengaturan Waktu Libur

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Pelaksanaan
libur di SMK N 1 Silaut adalah sebagai berikut :
1. Libur umum
Libur umum adalah hari libur yang sudah ditetapkan secara nasional yang
meliputi hari hari besar keagamaan atau hari yang ditetapkan secara
internasional seperti hari Buruh.
2. Libur semester
Libur Semester adalah hari libur yang diberikan pada peserta didik setelah
mengikuti ujian akhir semester, baik itu semester ganjil ataupun semester
genap.
3. Libur Lebaran
Libur lebaran adalah libur yang diberikan pada saat Hari raya Idul Fitri

91
2. Tabel Alokasi waktu libur pada kalender pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1 Minggu efektif belajar 36 minggu Untuk pembelajaran
efektif
2. Jeda tengah semester Maks 2 minggu 1 minggu/semester
3. Jeda antar semester Maks 2 minggu Antara sem I & Sem
II
4. Libur akhir tahun Maks 3 minggu Penyiapan
pelajaran administrasi akhir dn
awal tahun
pembelajaran
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah dapat
mengaturnya tanpa
mengurangi minggu
efektif
6. Libur umum Maks 2 minggu Sesuai PP
7. PSG 24 minggu Implementasi praktek
industri

92
D. Penjabaran Matrik Kalender Pendidikan Sekolah
KALENDER PENDIDIKAN SMKN 1 SILAUT TP 2019 - 2020
JULI 2019 AGUSTUS 2019 SEPTEMBER 2019 OKTOBER 2019 Keterangan
Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sab mgg sen Sel rab Kam Jum Sab Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sabt Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sabt

1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 Awal semester
7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10 8 9 10 11 12 13 14 6 7 8 9 10 11 12 MPLS
14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 16 17 15 16 17 18 19 20 21 13 14 15 16 17 18 19 Ujian Mid / semester
21 22 23 24 25 26 27 18 19 20 21 22 23 24 22 23 24 25 26 27 28 20 21 22 23 24 25 26 Pekan kreatifitas siswa
28 29 30 31 25 26 27 28 29 30 31 29 30 27 28 29 30 31 Pemberangkatan siswa PSG
Hari Raya idul fitri
NOVEMBER 2019 DESEMBER 2019 JANUARI 2020 FEBRUARI 2020 Libur Idul Fitri
Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sab Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sabt Libur awal Ramadhan
1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 Pembagian rapor
3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 2 3 4 5 6 7 8 Libur semester
10 11 12 13 14 15 16 15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 9 10 11 12 13 14 15
17 18 19 20 21 22 23 22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 16 17 18 19 20 21 22
24 25 26 27 28 29 30 29 30 31 26 27 28 29 30 31 23 24 25 26 27 28 29

MARET 2020 APRIL MEI JUNI


Mgg sen Sel Rab Kam Jum Sab Mgg Sen sel Rab Kam Jum Sab Mgg Sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg Sen Sel Rab Kam Jum Sab
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 5 6
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 12 13
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16 14 15 16 17 18 19 20
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23 21 22 23 24 25 26 27
29 30 31 26 27 28 29 30 24 25 26 27 28 29 30 28 29 30
31

93
Penjabaran matrik kalender pendidikan
A. Pembelajaran Semester 1(juli - desember 2019)
* Awal semester 1 : 8 juli 2019
* Kegiatan MPLS (BC) : 9,10,11 juli 2019
* Peringatan tahun baru Islam : 2 September 2019
* Penilaian tengah semester : 16 - 21 september 2019
* Penilaian Semester ganjil : 9 - 14 desember 2019
* Pekan kreatifitas siswa : 16 - 21 Desember 2019
*
B. Pembelajaran Semester 2 (Januari - juni 2020)
* Awal semester 2 : 2 januari 2020
* Penilaian tengah semester : 2 - 7 Maret 2020
* PSG : 16 Maret - 16 september 2020
* penilaian semester genap : 8 - 13 juni 2020
* Libur awal ramadhan : 23,24,25 April 2020
* Penyusunan KTSP 2020-2021 : 11 - 16 Mei 2020
* Kegiatan Pesantren : 27 - 30 April dan 2 - 9 Mei 2020
* Libur idul Fitri ; 20 - 30 Mei 2020
* Libur Akhir tahun : 22 - 30 juni 2020

3. Teaching Factory/Bussiness Centre


a. Struktur organisasi
b. Ruang lingkup usaha dan strategi pemasaran
c. Analisis sinkronisasi KD-KD mata pelajaran C2 dan C3 dengan produk/jasa
yang ada di Teaching Factory/Business Centre
d. Program pembelajaran yang dilaksanakan di Teaching Factory/ Business
Centre

4. Bursa Kerja Khusus (BKK)


a. Struktur organisasi
b. Ruang lingkup kegiatan
c. Program kerjasama dengan pihak Disnaker dan DUDI
d. Program pemasaran dan penelusuran tamatan (Tracer Study) melalui BKK

94
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan di


Sekolah harus diatur dalam runtutan waktu yang sistematis dan terkoordinasi
dengan baik. Oleh karena itu menyambut tahun pembelajaran 2019 – 2020 maka
SMKN 1 Silaut telah menetapkan kalender Pendidikan untuk tahun pembelajaran
2019 -2020.
Pada kalender Pendidikan tahun pembelajaran 2019 - 2020 jumlah hari
efektif dalam satu tahun sebanyak 212 hari dengan jumlah minggu efektif kurang
lebih 36 minggu. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 125/U/2002 tentang
kalender pendidikan menyebutkan bahwa hari efektif belajar dalam satu tahun
adalah 200 – 245 hari dan minggu efektif adalah 34 – 38 minggu. Oleh karena itu
menyikapi kalender pendidikan yang sudah diterbitkan maka diharapkan kepada
satuan pendidikan untuk dapat merevisi perangkat pembelajarannya disesuaikan
dengan aturan yang ada.

A. Penetapan Awal Tahun Pelajaran


Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Untuk
tahun pelajaran 2019-2020 awal tahun pelajaran ditetapkan sesuai dengan
ketentuan Dinas Pendidikan provinsi Sumatera Barat yaitu pada tanggal 8 Juli
2019

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

1. Jumlah Minggu Efektif

Satuan waktu yang digunakan dalam menghitung penyampaian materi pada


Proses Belajar Mengajar (PBM) dinamakan minggu efektif. Minggu efektif adalah
jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pada setiap satuan
pendidikan.

95
Minggu efektif belajar untuk SMKN 1 Silaut untuk tahun pembelajaran 2019
2020 adalah 36 minggu, dengan rincian 20 minggu untuk semester ganjil dan 16
minggu untuk semester genap. Minggu ini dihitung sejak dimulainya kegiatan
pembelajaran pada permulaan waktu sekolah.. Ini berlaku untuk semester 1, 2,
dan 3. Sedangkan untuk semester 4, 5 dan 6 minggu efektif yang diperoleh
sekitar 10 minggu. Pengurangan minggu efektif ini karena pada Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK ) terdapat kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG )
pada semester 4 dan 5 dan Kegiatan Ujian Nasional (yang sudah dimulai pada
pertengahan Maret ) pada semester 6.

2. Jumlah Hari Efektif

Hari efektif adalah jumlah hari dilaksanakannya kegiatan pembelajaran


untuk tiap semester. Hari efektif untuk Tahun Pembelajaran 2019 – 2020 adalah
117 hari untuk semester ganjil dan 95 Hari untuk semester genap.

C. Pengaturan Waktu Libur

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Pelaksanaan
libur di SMKN 1 Silaut adalah sebagai berikut :
1. Libur umum
Libur umum adalah hari libur yang sudah ditetapkan secara nasional yang
meliputi hari hari besar keagamaan atau hari yang ditetapkan secara
internasional seperti hari Buruh.
2. Libur semester
Libur Semester adalah hari libur yang diberikan pada peserta didik setelah
mengikuti ujian akhir semester, baik itu semester ganjil ataupun semester
genap.
3. Libur Lebaran
Libur lebaran adalah libur yang diberikan pada saat Hari raya Idul Fitri

96
Tabel Alokasi waktu libur pada kalender pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1 Minggu efektif belajar 36 minggu Untuk pembelajaran
efektif
2. Jeda tengah semester Maks 2 minggu 1 minggu/semester
3. Jeda antar semester Maks 2 minggu Antara sem I & Sem
II
4. Libur akhir tahun Maks 3 minggu Penyiapan
pelajaran administrasi akhir dn
awal tahun
pembelajaran
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah dapat
mengaturnya tanpa
mengurangi minggu
efektif
6. Libur umum Maks 2 minggu Sesuai PP
7. PSG 24 minggu Implementasi praktek
industri

D. Penjabaran Matrik Kalender Pendidikan Sekolah


KALENDER PENDIDIKAN SMKN 1 Silaut TP 2019-2020

97
JULI AGUSTUS
Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab
1 2 3 4 5 6 1 2 3
7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10
14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 16 17
21 22 23 24 25 26 27 18 19 20 21 22 23 24
28 29 30 31 25 26 27 28 29 30 31
17 hari proklamasi
SEPTEMBER OKTOBER
Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5
201
8 9 10 11 12 13 14 6 7 8 9 10 11 12
9
15 16 17 18 19 20 21 13 14 15 16 17 18 19
22 23 24 25 26 27 28 20 21 22 23 24 25 26
29 30 27 28 29 30 31
1 th baru hijrah
NOVEMBER DESEMBER
Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab
1 2 1 2 3 4 5 6 7
3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13 14
10 11 12 13 14 15 16 15 16 17 18 19 20 21
17 18 19 20 21 22 23 22 23 24 25 26 27 28
24 25 26 27 28 29 30 29 30 31
9 maulid nabi
JANUARI FEBRUARI
Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab
1 2 3 4 1
5 6 7 8 9 10 11 2 3 4 5 6 7 8
12 13 14 15 16 17 18 9 10 11 12 13 14 15
19 20 21 22 23 24 25 16 17 18 19 20 21 22
26 27 28 29 30 31 23 24 25 26 27 28 29
25 imlek
MARET APRIL
Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11
202
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 0
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25
29 30 31 26 27 28 29 30
22 israk mikraj 25 nyepi 10 April jumat agung
MEI JUNI
Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab Mgg sen Sel Rab Kam Jum sab
1 2 1 2 3 4 5 6
3 4 5 6 7 8 9 7 8 9 10 11 12 13
10 11 12 13 14 15 16 14 15 16 17 18 19 20
17 18 19 20 21 22 23 21 22 23 24 25 26 27
24 25 26 27 28 29 30 28 29 30
31
1 juni hari lahir Pancasila

Penjabaran matrik kalender pendidikan


a. Pembelajaran Semester 1(juli - desember 2019)
* Awal semester 1 : 8 juli 2019

98
* Kegiatan MPLS (BC) : 9,10,11 juli 2019
* Peringatan tahun baru Islam : 2 September 2019
* Penilaian tengah semester : 16 - 21 september 2019
* Penilaian Semester ganjil : 9 - 14 desember 2019
* Pekan kreatifitas siswa : 16 - 21 Desember 2019

b. Pembelajaran Semester 2 (Januari - juni 2020)


* Awal semester 2 : 2 januari 2020
* Penilaian tengah semester : 2 - 7 Maret 2020
* PSG : 16 Maret - 16 september 2020
* penilaian semester genap : 8 - 13 juni 2020
* Libur awal ramadhan : 23,24,25 April 2020
* Penyusunan KTSP 2020-2021 : 11 - 16 Mei 2020
* Kegiatan Pesantren : 27 - 30 April dan 2 - 9 Mei 2020
* Libur idul Fitri ; 20 - 30 Mei 2020
* Libur Akhir tahun : 22 - 30 juni 2020

LAMPIRAN
1. SK TIM Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah yang dilengkapi
dengan uraian tugas dan rencana kerja (action plan)

99
2. Photo copy rekomendasi/saran perbaikan KTSP tahun lalu dari
TPK Provinsi
3. Analisis keterkaitan SKL, KI, KD 1 per kelompok mapel per
tingkat
4. Contoh 1 analisis sinkronisasi KD-KD mata pelajaran C3 dengan
SKKNI/ Jabatan di DUDI yang relevan tingkat XI dan XII.
5. Contoh 1 RPP mata pelajaran yang mengitegrasikan Mulok nilai-
nilai Alquran dan Budaya Minangkabau
6. Program pelaksanaan PPK di sekolah
7. Program pelaksanaan literasi disekolah
8. Peraturan Tata Tertib Peserta Didik
9. Peraturan Akademik dan non akademik
10. Program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

100

Anda mungkin juga menyukai