Anda di halaman 1dari 11

Vol 31, No 3 |

Juli 2007 Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu 123

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu


pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia*

R.H. ROESHADI

Bagian/KSMF Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/
Medan

Bismillahirrahmanirrahim, kekuatan lahir dan batin, serta memberikan petun-


juk dan menuntun dalam melaksanakan tugas mulia
Yang terhormat, ini. Untuk itu saya mohon doa restu para hadirin
sekalian.
Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik In-
donesia, Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati,
Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali
Amanat Universitas Sumatera Utara, Pada kesempatan ini izinkanlah saya menyam-
Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Aka- paikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar
demik Universitas Sumatera Utara, Tetap dalam bidang Obstetri dan Ginekologi di
Bapak Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Uni- Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
versitas Sumatera Utara, dengan judul:
Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan
Bapak/Ibu Pembantu Rektor Universitas Sumatera Angka Kematian Ibu pada Penderita
Utara, Preeklampsia dan Eklampsia
Para Dekan, Ketua Lembaga dan Unit Kerja, Dosen
dan Karyawan di lingkungan Universitas Sumatera
Utara,
Bapak dan Ibu para undangan, keluarga, teman se- PENDAHULUAN
jawat, mahasiswa dan hadirin yang saya muliakan.
Sampai saat ini angka kematian ibu (AKI) mela-
hirkan tidak dapat turun seperti yang diharapkan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Menurut laporan BKKBN pada bulan Juli 2005,
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji AKI masih berkisar 307 per 100.000 kelahiran
syukur ke hadirat Allah SWT atas taufik, hidayah hidup. Pemerintah sebenarnya telah bertekad untuk
serta ridho-Nya atas nikmat yang telah dilimpahkan menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran
kepada kita semua, sehingga pada hari yang berba- hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 pada
hagia ini kita dapat berkumpul bersama, khususnya tahun 1999, dan menurunkannya lagi menjadi 125
pada saya sekeluarga di mana pada hari ini saya per 100.000 pada tahun 2010.
dapat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Berbagai usaha untuk menurunkan AKI telah di-
bidang Obstetri dan Ginekologi pada Fakultas Ke- lakukan, di antaranya:
dokteran Universitas Sumatera Utara. N Dengan Program Safe Motherhood pada tahun
Kepada Pemerintah Republik Indonesia dan 1988.
Menteri Pendidikan Nasional saya mengucapkan N Dengan Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996.
terima kasih atas kepercayaan kepada saya untuk N Dengan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman
mendapat jabatan guru besar. atau Making Pregnancy Saver (PMS).
Semoga Allah SWT melimpahkan kepada saya N Atas kerjasama POGI, IDAI, IDI, Ikatan Bidan

* Disampaikan pada Upacara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Sabtu 29 April 2006 di Medan
|
| Maj Obstet
124 Roeshadi Ginekol Indones

Indonesia dan Departemen Kesehatan pada tahun matian maternal (Sofoewan S., 2003).
2002, oleh Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pra- Dalam proses perkembangannya kehamilan da-
wirohardjo telah diterbitkan Buku Panduan Prak- pat disertai hipertensi. Hipertensi yang terjadi da-
tis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. lam kehamilan bisa tanpa gejala-gejala klinis lain-
Buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara nya atau dengan gejala klinis yang dapat mengan-
optimal oleh setiap insan kesehatan (bidan, dok- cam nyawa ibu hamil.
ter, dokter spesialis Obstetrik dan Ginekologi) di Menurut Report on The National High Blood
seluruh pelosok tanah air. Pressure Education Program Working Group on
Tetapi pada kenyataannya AKI hanya berhasil di- High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183,
turunkan menjadi 334 per 100.000 pada tahun 1997 5 July 2000). Hipertensi dalam kehamilan diklasi-
dan menjadi 307 per 100.000 pada tahun 2003 fikasi sebagai berikut:
menurut survei demografi kesehatan Indonesia. 1. Hipertensi Gestasional
Berbagai faktor penyebab seringkali dijumpai se- Pada kehamilan dijumpai tekanan darah ≥ 140/90
cara bersamaan dan tumpang tindih turut menye- mmHg, tanpa disertai proteinuria dan biasanya
babkan angka kematian ibu yang terjadi (Siregar tekanan darah akan kembali normal sebelum 12
M., 1998), di antaranya: minggu pascapersalinan.
N Status gizi, higiene, sanitari, kesadaran hidup se- 2. Preeklampsia
hat dan jangkauan serta mutu pelayanan kese- Apabila dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
hatan. setelah kehamilan 20 minggu disertai dengan
N Status ekonomi, pendidikan, ketidaktahuan, tra- proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan
disi sosial budaya dan geografis. dengan dipstick ≥ 1 +.
N Status reproduksi seperti kehamilan risiko tinggi 3. Eklampsia
yang tidak disadari masalahnya oleh ibu hamil. Ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-
Di samping itu pada penanganan kasus sering eklampsia, dapat disertai koma.
ditemukan Trias Tiga Terlambat yang akan mem- 4. Hipertensi Kronik
perbesar angka kematian ibu, di antaranya: Dari sebelum hamil, atau sebelum kehamilan 20
1. Terlambat memutuskan untuk mencari pertolong- minggu, ditemukan tekanan darah ≥ 140/90
an bagi kasus kegawatdaruratan obstetri. mmHg dan tidak menghilang setelah 12 minggu
pascapersalinan.
2. Terlambat mencari tempat rujukan yang disebab-
kan oleh keadaan geografis dan masalah trans- 5. Hipertensi Kronis dengan Super Imposed Pre-
portasi. eklampsia
Pada wanita hamil dengan hipertensi kronis,
3. Terlambat memperoleh penanganan yang ade-
muncul proteinuria ≥ 300 mg/24 jam setelah ke-
kuat di tempat rujukan karena kurangnya sumber
hamilan 20 minggu, dapat disertai gejala dan
daya dan fasilitas kesehatan pada pusat rujukan.
tanda preeklampsia lainnya.
Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama ke-
matian ibu dalam bidang obstetri adalah: pendarah-
an 45%, infeksi 15% dan hipertensi dalam keha- PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
milan (preeklampsia) 13%. Sisanya terbagi atas
penyebab partus macet, abortus yang tidak aman
Angka kejadian preeklampsia dan eklampsia adalah
dan penyebab tidak langsung lainnya (SKRT, 1995).
6%-8% di antara seluruh wanita hamil (Norwitz
Dalam perjalanannya, berkat kemajuan dalam bi- E.R. dkk., 1999) di beberapa rumah sakit di Indo-
dang anestesia, teknik operasi, pemberian cairan in- nesia angka ini sangat bervariasi seperti yang ter-
fus dan transfusi dan peranan antibiotik yang se- lihat pada tabel di bawah ini.
makin meningkat, maka penyebab kematian ibu
karena pendarahan dan infeksi dapat diturunkan
dengan nyata. Sebaliknya pada penderita preeklamp- Tabel 1. Angka Kejadian Preeklampsia dan Eklampsia di be-
sia, karena ketidaktahuan dan sering terlambat men- berapa rumah sakit di Indonesia (Girsang E. 2004)
cari pertolongan setelah gejala klinis berkembang
Tahun Rumah Sakit Persen (%) Penulis
menjadi preeklampsia berat dengan segala komplika-
1993 - 1997 RSPM 5,75 Simanjuntak J.
sinya, angka kematian ibu bersalin belum dapat ditu- 1996 - 1997 12 Rumah Sakit 0,8 - 14 Tribawono A.
runkan. 1995 - 1998 RSHS 13,0 Maizia
Malahan menurut laporan di beberapa rumah 2000 - 2002 RSHAM-RSPM 7,0 Girsang E.
2002 RSCM 9,17 Priyatini
sakit di Indonesia, angka ini telah menggeser pen-
darahan dan infeksi sebagai penyebab utama ke-
|
Vol 31, No 3 |
Juli 2007 Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu 125

Sampai sekarang penyebab preeklampsia dan ek- N Riwayat penderita hipertensi dan penyakit ginjal.
lampsia masih tanda tanya, penyakit ini masih dise- N Multipara dengan umur lebih dari 35 tahun.
but Disease of Theory (Chesley 1978), beberapa
faktor risiko pada penyakit ini antara lain adalah:
N Nullipara, terutama usia ≤ 20 tahun, dan keha- PATOGENESIS PREEKLAMPSIA
milan yang langsung terjadi setelah perkawinan DAN EKLAMPSIA
(Robillard P.Y., 1994).
N Sejarah pernah menderita preeklampsia dan e- Pada saat ini ada 4 hipotesa yang mendasari pato-
klampsia pada kehamilan terdahulu. genesa dari preeklampsia (Dekker G.A., Sibai B.M.,
N Sejarah penderita preeklampsia dan eklampsia 1998) sebagai berikut:
dalam keluarga. 1. Iskemia Plasenta
N Kehamilan ganda, diabetes mellitus, hydrops Peningkatan deportasi sel trofoblas yang akan
foetalis, mola hidatidosa dan antiphospolipid menyebabkan kegagalan invasi ke arteri sperialis
antibodies, infeksi saluran kemih. dan akan menyebabkan iskemia pada plasenta.

Vascular Immunogenetic Triglyceride


disease factors Free fatty acids

Inadequate trophoblast invasion of


Increased maternal spiral arteries
trophoblast
Decreased placental perfusion

Circulating factor(s)
STBM Cytokines Lipid
(IL-6, TNF-α) peroxides

Oxidative stress

Neutrophil Endothelial dysfunction Platelet


activation activation

Gambar 1. Skema Patogenesis Preeklampsia (Robson S.C., 1999)


|
| Maj Obstet
126 Roeshadi Ginekol Indones

2. Mal Adaptasi Imun dilator seperti prostasiklin dan nitrat oksida, di-
Terjadinya mal adaptasi imun dapat menyebab- bandingkan dengan vasokonstriktor seperti endo-
kan dangkalnya invasi sel trofoblas pada arteri thelium I, tromboxan dan angiotensin II sehingga
spiralis. Dan terjadinya disfungsi endotel dipicu akan terjadi vasokonstriksi yang luas dan terjadilah
oleh pembentukan sitokin, enzim proteolitik dan hipertensi.
radikal bebas. Peningkatan kadar lipid peroksidase juga akan
3. Genetic Inprenting mengaktifkan sistem koagulasi, sehingga terjadi
Terjadinya preeklampsia dan eklampsia mungkin agregasi trombosit dan pembentukan thrombus.
didasarkan pada gen resesif tunggal atau gen Secara keseluruhan setelah terjadi disfungsi en-
dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna. dotel di dalam tubuh penderita preeklampsia jika
Penetrasi mungkin tergantung pada genotip ja- prosesnya berlanjut dapat terjadi disfungsi dan
nin. kegagalan organ seperti:
4. Perbandingan Very Low Density Lipoprotein (VLDL) N Pada ginjal: hiperurikemia, proteinuria dan gagal

dan Toxicity Preventing Activity (TxPA). ginjal.


Sebagai kompensasi untuk peningkatan energi N Penyempitan pembuluh darah sistemik ditandai

selama kehamilan, asam lemak nonesterifikasi dengan hipertensi.


akan dimobilisasi. Pada wanita hamil dengan ka- N Perubahan permeabilitas pembuluh darah ditan-

dar albumin yang rendah, pengangkatan kele- dai dengan edema paru dan edema menyeluruh.
bihan asam lemak nonesterifikasi dari jaringan N Pada darah dapat terjadi trombositopenia dan

lemak ke dalam hepar akan menurunkan akti- koagulopati.


vitas antitoksik albumin sampai pada titik di N Pada hepar dapat terjadi pendarahan dan gang-

mana VLDL terekspresikan. Jika kadar VLDL guan fungsi hati.


melebihi TxPA maka efek toksik dari VLDL N Pada susunan syaraf pusat dan mata dapat me-

akan muncul. nyebabkan kejang, kebutaan, pelepasan retina


Dalam perjalanannya keempat faktor di atas ti- dan pendarahan.
dak berdiri sendiri, tetapi kadang saling berkaitan N Pada plasenta dapat menyebabkan gangguan per-

dengan titik temunya pada invasi trofoblas dan ter- tumbuhan janin, hipoksia janin dan solusio pla-
jadinya iskemia plasenta. senta.
Menurut Jaffe dkk. (1995) pada preeklampsia
ada dua tahap perubahan yang mendasari patoge-
nesanya. Tahap pertama adalah: hipoksia plasenta PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA
yang terjadi karena berkurangnya aliran darah
dalam arteri spiralis. Hal ini terjadi karena kega- Oleh kelompok kerja penyusunan pedoman penge-
galan invasi sel trofoblas pada dinding arteri spi- lolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia dari
ralis pada awal kehamilan dan awal trimester kedua Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI pada
kehamilan sehingga arteri spiralis tidak dapat me- bulan Juli 2005 pada PIT XV di Batam, telah di-
lebar dengan sempurna dengan akibat penurunan terbitkan buku Pedoman Pengelolaan Hipertensi
aliran darah dalam ruangan intervilus diplasenta se- dalam Kehamilan di Indonesia. Diharapkan buku
hingga terjadilah hipoksia plasenta. tersebut dapat digunakan sebagai pedoman penge-
Hipoksia plasenta yang berkelanjutan ini akan lolaan preeklampsia di Indonesia.
membebaskan zat-zat toksis seperti sitokin, radikal Dalam pengelolaan klinis, preeklampsia dibagi
bebas dalam bentuk lipid peroksidase dalam sirku- sebagai berikut:
lasi darah ibu dan akan menyebabkan terjadinya N Disebut preeklampsia ringan jika ditemukan:

stres oksidatif yaitu suatu keadaan di mana radikal – Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, tetapi kurang
bebas jumlahnya lebih dominan dibandingkan an- dari 160/110 mmHg.
tioksidan (Robert J.M., 2004). – Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam, atau pemeriksaan
Stres oksidatif pada tahap berikutnya bersama dipstick ≥ 1 +.
dengan zat toksis yang beredar dapat merangsang N Ditegakkan diagnosa preeklampsia berat jika di-
terjadinya kerusakan pada sel endotel pembuluh temukan tanda dan gejala sebagai berikut (Sibai
darah yang disebut disfungsi endotel yang dapat B.M., 2003):
terjadi pada seluruh permukaan endotel pembuluh – Tekanan darah pasien dalam keadaan istirahat:
darah pada organ-organ penderita preeklampsia. sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg.
Pada disfungsi endotel terjadi ketidakseimbang- – Proteinuria ≥ 5 gr/24 jam atau dipstick ≥ 2 +.
an produksi zat-zat yang bertindak sebagai vaso- – Oligouria < 500 ml/24 jam.
|
Vol 31, No 3 |
Juli 2007 Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu 127

– Serum kreatinin meningkat. segera diakhiri tanpa memandang umur kehamilan.


– Edema paru atau sianosis. Di samping itu pemeriksaan terhadap kesejahteraan
N Dan disebut impending eklampsia apabila pada janin harus dilakukan secara ketat. Biometri janin,
penderita ditemukan keluhan seperti (Lipstein, biophysical profile janin harus dievaluasi 2 x se-
2003): minggu, bila keadaan janin memburuk terminasi
– Nyeri epigastrium. kehamilan harus segera dilakukan, tergantung dari
– Nyeri kepala frontal, skotoma dan pandangan keadaan janinnya apakah persalinan dapat dila-
kabur (gangguan susunan syaraf pusat). kukan pervaginam atau perabdominal.
– Gangguan fungsi hepar dengan meningkatnya Pada kehamilan preterm ≤ 34 minggu yang akan
alanine atau aspartate amino transferase. dilakukan terminasi pemberian kortikosteroid se-
– Tanda-tanda hemolisis dan mikro angiopatik. perti Dexamethasone atau Betamethasone untuk pe-
– Trombositopenia < 100.000/mm3. matangan paru harus dilakukan.
– Munculnya komplikasi Sindroma HELLP. Pada penderita preeklampsia berat obat-obat
N Dan disebut eklampsia jika pada penderita pre- yang dapat diberi untuk memperbaiki keadaan ibu
eklampsia berat dijumpai kejang klonik dan dan janinnya adalah:
tonik dapat disertai adanya koma. N Magnesium sulfat
Pada dasarnya penanganan penderita preeklamp- N Anti hipertensi
sia dan eklampsia yang difinitif adalah segera mela- N Kortikosteroid: Dexamethasone atau Betametha-
hirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi, tetapi dalam sone untuk pematangan paru.
penatalaksanaannya kita harus mempertimbangkan
Tujuan utama pemberian magnesium sulfat ada-
keadaan ibu dan janinnya, antara lain umur keha-
lah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya ke-
milan, proses perjalanan penyakit dan seberapa
jang. Di samping itu juga untuk mengurangi kom-
jauh keterlibatan organ (Sibai B.M., 2005).
plikasi yang terjadi pada ibu dan janin (Sibai B.M.,
Tujuan penatalaksanaan preeklampsia dan e- 2004). Cara kerja magnesium sulfat sampai saat ini
klampsia adalah: tidak seluruhnya diketahui, diduga ia bekerja seba-
N Melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat
gai N-methyl D Aspartate (NDMA) reseptor inhibi-
hidup di luar, di samping itu mencegah kompli- tor, untuk menghambat masuknya kalsium ke dalam
kasi yang dapat terjadi pada ibu. neuron pada sambungan neuro muskuler (Neuro
N Mencegah terjadinya kejang/eklampsia yang akan
Musculer Junction) ataupun pada susunan syaraf
memperburuk keadaan ibu hamil. pusat. Dengan menurunnya kalsium yang masuk
Morbiditas dan mortalitas penderita preeklamp- maka penghantaran impuls akan menurun dan kon-
sia sangat ditentukan umur kehamilan saat dite- traksi otot yang berupa kejang dapat dicegah.
mukan, beratnya penyakit, kualitas penanganan dan
adanya penyakit penyerta lainnya (Sibai B.M., Magnesium sulfat dapat diberikan menurut Re-
2003). Preeklampsia ringan yang ditemukan pada gim Prichart. Awalnya diberikan 4 gram secara in-
kehamilan > 36 minggu biasanya tidak bermasalah travena selama 4-5 menit dan 10 gram secara intra
dan prognosenya baik, sebaliknya preeklampsia muskuler. Selanjutnya diberikan 5 gram setiap 4
berat yang ditemukan pada kehamilan < 34 minggu jam secara intra muskuler. Sedangkan menurut Re-
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu, gim Zuspan, magnesium sulfat seluruhnya diberi-
apalagi jika dijumpai penyakit penyerta lainnya. kan secara intravena dengan dosis sebagai berikut:
Awalnya diberikan 6 gram secara intravena selama
Gambaran klinis penderita preeklampsia sangat 5-10 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis pe-
bervariasi, dari penderita tanpa gejala klinik sampai meliharaan 1-2 gram/jam melalui infus. Pada pem-
penderita dengan gajala klinik yang sangat pro- berian magnesium sulfat kita harus berhati-hati ter-
gresif, berkembang dengan cepat dan membahaya- hadap gejala keracunan yang dapat ditandai dengan
kan nyawa penderita. Pada preeklampsia umum- munculnya:
nya perubahan patogenik telah lebih dahulu terjadi
N Reflex patella yang menurun ataupun hilang
mendahului manifestasi klinik.
N Pernapasan < 16 x permenit
Pada dasarnya pada pengelolaan preeklampsia
N Rasa panas di muka, bicara sulit, kesadaran
berat, kita sedapat mungkin harus berusaha mem-
pertahankan kehamilan sampai aterm. Pada keha- menurun dan
N Cardiac arrest
milan aterm persalinan pervaginam adalah yang ter-
baik bila dibandingkan dengan seksio sesarea. Jika Antidotum pada keracunan magnesium sulfat
perjalanan penyakitnya memburuk dan dijumpai adalah kalsium gluconat 10% dalam 10cc diberikan
tanda-tanda impending eklampsia, kehamilan harus secara intravena.
|
| Maj Obstet
128 Roeshadi Ginekol Indones

ANTI HIPERTENSI preeklampsia berat. Pemberian betamethasone 12


mg intra muskuler dua dosis dengan interval 24
Pada preeklampsia berat antihipertensi diberikan jam, atau pemberian dexamethasone 6 mg intravena
jika tekanan darah 180/110 mmHg. Tujuan pem- empat dosis dengan interval 12 jam.
berian antihipertensi adalah untuk mencegah terja-
dinya kardiovaskuler atau serebrovaskuler accident
(Zhang J., 2003). PENGELOLAAN EKLAMPSIA
Sebenarnya banyak pilihan antihipertensi yang
dapat diberikan, tetapi pilihan yang pertama adalah Penderita preeklampsia berat yang tidak mendapat
hydralazine. Mekanisme kerja hydralazine adalah penanganan yang memadai atau terlambat menda-
dengan merelaksasi otot pada arteriol sehingga ter- pat pertolongan bisa mendapat serangan kejang-
jadi penurunan tahanan perifer. Hydralazine dapat kejang yang disebut Eklampsia. Eklampsia sering
diberikan peroral atau parentral. Kerjanya cepat, terjadi pada kehamilan nullipara, kehamilan kem-
bila diberikan intravena sudah dapat dilihat efek- bar, kehamilan mola dan hipertensi dengan pe-
nya dalam 5-15 menit. Efek samping hydralazine nyakit ginjal (Ramin K.D., 1999). Lebih kurang
adalah sakit kepala, tachycardia dan perasaan geli- 75% penderita eklampsia terjadi antepartum dan
sah. 25% sisanya terjadi pasca melahirkan.
Obat antihipertensi yang juga banyak digunakan Eklampsia biasanya terjadi akibat edema otak
adalah Labetalol, obat ini termasuk beta-bloker, da- yang luas, yang terjadi akibat peningkatan tekanan
pat diberikan peroral atau intravena. Kalau diberi darah yang mendadak dan tinggi yang akan menye-
intravena efeknya sudah terlihat dalam 2-5 menit babkan kegagalan autoregulasi aliran darah. Se-
dan mencapai puncaknya setelah 15 menit. Kerja belum serangan kejang pada eklampsia biasanya di-
obat ini dapat berlangsung 4 jam. Bekerja menu- dahului oleh kumpulan gejala impending eklampsia
runkan tahanan perifer dan tidak menurunkan aliran yang dapat berupa: nyeri kepala, mata kabur, mual
darah ke otak, jantung dan ginjal. muntah dan nyeri epigastrium.
Obat antihipertensi yang juga banyak digunakan Diperhitungkan eklampsia menyebabkan 50.000
adalah Nifedipine (Brown, 2002). Nifedipine ada- kematian maternal di seluruh dunia (Ramin K.D.,
lah satu-satunya pilihan obat untuk hipertensi da- 1999) dalam satu tahun, di samping itu kematian
lam kehamilan yang terdapat di Indonesia. Obat ini janin dalam kandungan dan kematian neonatal men-
mudah didapat, harganya murah dan mudah peng- capai angka 34/1000. Pada penanganan penderita
gunaannya. Nifedipine termasuk calcium channel an- eklampsia kita harus bertindak lebih aktif. Stabi-
tagonist, hanya diberikan peroral dengan dosis 10-20 lisasi keadaan ibu, pembebasan jalan napas, sirku-
mg, dapat diulang setiap 30 menit sesuai kebutuhan. lasi udara dan stabilisasi sirkulasi darah harus
Efek samping obat ini adalah sakit kepala, rasa panas, segera dilakukan, terutama bila dijumpai hipok-
sesak napas dan sakit di dada. Tidak mengganggu ali- semia dan acidemia. Kehamilan harus segera diak-
ran darah uteroplasenta. Kalau diberi peroral, efek hiri tanpa memandang umur kehamilan dan kea-
kerjanya sudah terlihat dalam 5-10 menit dan men- daan janin setelah stabilisasi keadaan ibu tercapai.
capai puncaknya setelah 60 menit dan dapat bekerja Gambaran klinik penderita eklampsia biasanya
sampai 6 jam. Mekanisme kerja Nifedipine adalah lebih berat dan dapat disertai berbagai komplikasi
dengan vasodilatasi arteriol. seperti: koma, edema paru, gagal ginjal, solusio
plasenta, gangguan pertumbuhan janin dan kema-
tian janin. Oleh karena itu penanganan penderita
KORTIKO STEROID eklampsia harus komprihensif dan melibatkan ber-
bagai disiplin ilmu.
Pada preeklampsia berat kortiko steroid hanya di-
berikan pada kehamilan preterm < 34 minggu de-
ngan tujuan untuk mematangkan paru janin (Magan PENGELOLAAN SINDROMA HELLP
E.F. dkk., 1993). Semua kehamilan ≤ 34 minggu
yang akan diakhiri diberikan kortiko steroid dalam Diperkenalkan oleh Luis Weinstein tahun 1982,
bentuk dexamethasone atau betamethason. merupakan satu kumpulan gejala multisistem pada
National Institute of Health (NIH-2000) mengan- penderita preeklampsia berat yang ditandai dengan
jurkan pemberian kortiko steroid pada semua wa- adanya: hemolisis, peningkatan kadar enzim hati
nita dengan usia kehamilan 24-34 minggu yang dan penurunan jumlah trombosit. Sindroma HELLP
berisiko melahirkan preterm, termasuk penderita dapat terjadi antara 2-12% pada penderita pre-
|
Vol 31, No 3 |
Juli 2007 Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu 129

eklampsia berat. Bisa terjadi antepartum pada 69% di antaranya 3%-7% pada nullipara dan 0,8-5%
kasus dan sisanya pada 31% kasus terjadi pascaper- pada multipara. Beberapa peneliti lain menemukan
salinan. preeklampsia dan eklampsia terjadi pada 75%-80%
Kriteria diagnosis sindroma HELLP ditegakkan nullipara (Norwitz E.R. dkk., 1999). Adi Putra
berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Dise- (2005) menemukan pada 44% nullipara dan (Su-
but sindroma HELLP komplit bila dijumpai SGOT katendal K., 2004) pada 39% nullipara.
> 70 iu/l, LDH > 600 iu/l, bilirubin > 1,2 mg/dl, Di samping itu faktor risiko lainnya seperti se-
trombosit < 100.000/mm3, dan disebut sindroma jarah pernah menderita preeklampsia dan eklamp-
HELLP parsial jika hanya ditemukan perubahan sia, riwayat keluarga penderita preeklampsia dan
pada salah satu atau lebih, tetapi tidak semua dari eklampsia, kehamilan ganda, diabetes mellitus, hy-
parameter di atas (Audibert dkk., 1996). drops foetalis, mola hydatidosa, antiphospolipid
Sedangkan Martin 1991, hanya mengelompok- antibodies, riwayat hipertensi kronis, penyakit
kan sindroma HELLP berdasarkan jumlah trom- ginjal, infeksi saluran kencing, multipara dengan
bosit, disebut kelas I jika jumlah trombosit ≤ usia ≥ 35 tahun ikut berperan dalam mencetuskan
50.000/mm3, kelas II jika jumlah trombosit > penyakit ini.
50.000/mm3 - ≤ 100.000/mm3 dan kelas III jika Oleh karena itu dalam pengawasan antenatal se-
jumlah trombosit > 100.000/mm3 - ≤ 150.000/mm3. leksi kasus sejak dini sudah harus dimulai dengan
Pada umumnya penanganan penderita Sindroma lebih meningkatkan peran petugas kesehatan di
HELLP lebih sulit bila dibandingkan dengan pe- Puskesmas dan Poliklinik ibu hamil untuk me-
nanganan penderita preeklampsia berat, karena ngenali semua faktor risiko antara lain dengan:
pada penderita Sindroma HELLP umumnya telah N Menyaring semua kehamilan primigravida, teru-

terjadi multiorgan disfungsi. Prioritas utama pena- tama ibu hamil dengan usia ≤ 20 tahun, ibu
nganannya adalah stabilisasi kondisi ibu terutama kawin langsung hamil dan semua ibu hamil de-
terhadap tekanan darah, keseimbangan cairan dan ngan risiko tinggi terhadap preeklampsia dan
gangguan pembekuan darah. Kontrol terhadap te- eklampsia.
kanan darah yang tinggi perlu segera dilakukan N Harus diberi pelayanan khusus dan diminta un-
terutama bila dijumpai tanda-tanda iritabilitas sya- tuk datang melakukan pemeriksaan antenatal se-
raf pusat dan kegagalan ginjal. Seperti penanganan cara teratur sejak awal trimester I kehamilan.
preeklampsia, pemberian magnesium sulfat masih
merupakan pilihan utama. Transfusi darah dan pem-
berian trombosit harus diperhitungkan untuk mem- PENCEGAHAN
berantas anemia, atau jika ditemui kadar trombosit
≤ 50.000/mm3.
Usaha pencegahan preeklampsia dan eklampsia su-
Pemberian kortiko steroid dapat dipertimbang- dah lama dilakukan, telah banyak penelitian dila-
kan terutama untuk pematangan paru, meningkat- kukan untuk menilai manfaat berbagai kelompok
kan kadar trombosit dan memperbaiki fungsi hepar. bahan-bahan non-farmakologi dan bahan farmako-
Terminasi kehamilan harus segera dilakukan, tanpa logi seperti: diet rendah garam, vitamin C, α toco-
memandang usia kehamilan terutama setelah sta- pherol (Vit. E), beta karoten, minyak ikan (eico-
bilitas keadaan ibu tercapai. sapen tanoic acid), zink, magnesium, diuretik, anti-
Pemberian kortiko steroid pascapersalinan dapat hipertensi, aspirin dosis rendah dan kalsium untuk
diulangi dengan tujuan untuk mempercepat per- mencegah terjadinya preeklampsia dan eklampsia.
baikan laboratorium dan keadaan penderita (Martin Sayangnya berbagai cara di atas belum mewu-
J.N. dkk., 1997). judkan hasil yang menggembirakan (Nortwitz E.R.
dkk., 1999).
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan
MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN anti-oxidant seperti N. Acetyl cystein yang diberi-
kan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan
ANGKA KEMATIAN IBU PENDERITA
berbagai mineral lainnya (Rumiris D. dkk., 2005)
PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA yang nampaknya dapat menurunkan angka kejadian
preeklampsia pada kasus risiko tinggi.
SELEKSI KASUS Pada pasien dengan risiko tinggi terjadinya pre-
eklampsia, pemeriksaan antenatal trimester II harus
Seperti disebutkan sebelumnya preeklampsia dan dilakukan secara teratur untuk menilai keadaan ibu
eklampsia dapat terjadi pada 6%-8% wanita hamil, dan kesejahteraan janin.
|
| Maj Obstet
130 Roeshadi Ginekol Indones

Pemeriksaan klinis pada ibu hamil yang mem- KESIMPULAN


punyai keluhan seperti gangguan visus, nyeri ke-
pala, rasa panas di muka, nyeri epigastrium, mual, N Gejala klinis penderita preeklampsia bisa sangat
muntah ataupun kejang harus dilakukan. Di sam- bervariasi dari preeklampsia ringan, preeklamp-
ping itu pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan sia berat, eklampsia, sindroma HELLP dan ber-
proteinuria, menentukan tinggi fundus uteri untuk bagai komplikasi lainnya.
menilai pertumbuhan janin harus dilakukan secara N Dalam penanganan kasus, faktor risiko harus
teratur. Di samping itu juga harus dilakukan pe- dikenali sedini mungkin, hal ini dijadikan dasar
meriksaan biometri janin, kesejahteraan janin de- pengawasan antenatal yang teratur dan seleksi
ngan NST (Non Stress Test) dan bioprofile janin. kasus.
N Pencegahan preeklampsia tampaknya belum mem-
Pemeriksaan Doppler arteri uterina pada kehamil-
berikan hasil yang menggembirakan, meskipun
an 18-24 minggu pada pasien dengan risiko tinggi,
sudah banyak dilakukan penelitian untuk itu.
juga dapat digunakan sebagai seleksi untuk terja-
N Pemberian vitamin C, α tocopherol (Vit. E), beta
dinya preeklampsia dan eklampsia jika dijumpai
karoten, minyak ikan (Eicosapentanoic acid),
peningkatan RI > 0,5 8 atau dijumpai takik dias-
zink, magnesium yang diberikan bersama anti
tolik (Coleman Mag. dkk., 2000).
oksidan N. Acetyl cystein tampaknya dapat me-
Masalah yang sering dihadapi pada penderita nurunkan angka kejadian preeklampsia dan e-
preeklampsia dan eklampsia adalah: penderita tidak klampsia pada kasus risiko tinggi.
melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur N Dalam penanganan penderita preeklampsia dan
dan sering datang terlambat ke rumah sakit: 40% eklampsia, faktor ketidaktahuan, kemiskinan dan
serangan kejang pada penderita eklampsia biasanya terlambat datang ke rumah sakit sangat mempe-
terjadi sebelum penderita masuk ke rumah sakit. ngaruhi prognosa dan morbiditas-mortalitas pen-
Sukatendel K. pada penelitiannya di Rumah derita.
Sakit Pirngadi dan Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan dari 1 Oktober 2002 s/d 31 September 2004
menemukan 104 penderita preeklampsia berat, di SARAN
antaranya:
N 33 kasus sindroma HELLP (31,73%) yang terdiri
N Penjaringan kasus dengan risiko tinggi dan pe-
dari 7 kasus (6,73%) sindroma HELLP murni ngawasan antenatal yang teratur dan baik, sangat
dan 26 kasus (25%) sindroma HELLP parsial. menentukan morbiditas dan mortalitas penderita
N 1 kasus sindroma HELLP murni masuk rumah
preeklampsia dan eklampsia, untuk ini diharap-
sakit dengan pendarahan antepartum berat dan kan:
meninggal sebelum diberi penanganan. – dapat dilakukan penyuluhan pada wanita hamil
dengan risiko tinggi akan bahaya preeklampsia
N 2 kasus sindroma HELLP parsial meninggal se-
dan eklampsia.
belum mendapat pertolongan.
– meningkatkan mutu pelayanan antenatal di Pus-
N 2 penderita preeklampsia berat meninggal pasca-
kesmas dan Poliklinik ibu hamil, untuk itu
seksio sesaria. perlu dilakukan pelatihan untuk menambah
N 7 kasus sindroma HELLP datang dengan kema-
pengetahuan dan keterampilan petugas kese-
tian janin dalam kandungan. hatan dalam mengenal kasus preeklampsia dan
N 16 kasus dengan eklampsia, 9 di antaranya ada- eklampsia.
lah penderita sindroma HELLP. N Segera merujuk penderita preeklampsia dan e-
Dari penelitian di atas tampak jelas bahwa pen- klampsia ke pusat rujukan yang lebih tinggi.
derita datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan N Penanganan kasus preeklampsia dan eklampsia
terlambat. dengan tanda-tanda multi organ disfungsi, harus
Tabel 2. Angka Kematian Maternal di beberapa rumah sakit di dilakukan secara terpadu dan komprehensif.
Indonesia

Tahun Rumah Sakit Persen (%) Peneliti


1989 - 1993 RSPM 2,1 Tobing S. UCAPAN PENGHARGAAN
1999 RSPM 5,1 Simanjuntak J. DAN TERIMA KASIH
1999 RS Hasan S 20,31 Maizia
2002 RSHAM 1,21 Girsang E.
RSPM 12,57 Girsang E. Hadirin yang saya muliakan,
2002 RSCM 4,32 Priyatini
Sebelum mengakhiri pidato pengukuhan ini, pada
|
Vol 31, No 3 |
Juli 2007 Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu 131

kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih Atas kerjasama yang baik dan dorongan dari Staf
dan penghormatan yang sedalam-dalamnya kepada Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedok-
Pemerintah Republik Indonesia c.q. Departemen teran Universitas Sumatera Utara di antaranya:
Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah memberi- Prof. Dr. T.M.A. Chalik, SpOG(K), Prof. Dr. Ha-
kan kepercayaan pada saya untuk menduduki ja- monangan Hutapea, SpOG(K), Prof. Dr. dr. M.
batan guru besar. Thamrin Tanjung, SpOG(K), Dr. Hesti RPO Sitom-
Kepada Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis pul, SpOG, Dr. Maciste LB Raja, SpOG, Dr. Raja
DTM&H, SpA(K) selaku Rektor dan Ketua Senat Malem Kaban SpOG, Dr. Jose Iskandar, SpOG, Dr.
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak men- Stefen Sutejo D. SpOG, Dr. Zulkarnaini Tala,
dukung, membimbing dan membantu saya dalam SpOG, Dr. Amiruddin Siregar, SpOG(K), Dr. Aboe
menjalankan tugas serta menyetujui pengesahan Bakar Umar, SpOG, Alm. Dr. Baren Ratur Sembi-
untuk jabatan Guru Besar ini, saya sampaikan ring, SpOG, Dr. Daulat H. Sibuea, SpOG(K), Dr.
terima kasih yang setulus-tulusnya. Semoga Allah T.M. Hanafiah, SpOG(K), Dr. Sutrisno Hadi, SpOG,
SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya Dr. Zaman Kaban, SpOG, Dr. Budi R. Hadibroto,
kepada beliau untuk memimpin Universitas Su- SpOG(K), Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K), serta
matera Utara yang kita banggakan. seluruh tenaga paramedis dan tenaga administrasi
Terima kasih juga saya sampaikan pada Bapak saya ucapkan terima kasih.
dan Ibu para anggota Senat Universitas Sumatera Kepada Prof. Jusuf Hanafiah, SpOG(K) sebagai
Utara, Tim Penilai Kenaikan Pangkat Universitas Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Sumatera Utara yang telah menyetujui pengesahan Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun
saya untuk jabatan guru besar. 1978, sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang
Kepada Prof. Dr. T. Bahri Anwar Johan, SpJP(K) telah memberi kesempatan pada saya untuk me-
sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Su- ngikuti M. Med Course in Obstetric and Gineco-
matera Utara beserta seluruh Anggota Senat Guru logy di Kandang Kerbau Hospital University of
Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Singapore di bawah bimbingan Alm. Prof. Dr. SS.
Utara yang telah memberikan dukungan dan me- Ratnam dan Prof. Wong Hock Boan Director of
nyetujui pengesahan jabatan Guru Besar ini, saya Post Graduate Medical Study.
ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT selalu Sembah sujud dan ucapan terima kasih yang
melindungi dan membalas kebaikannya. sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada kedua
Kepada Alm. Prof. Dr. E. Kosin dan Alm. Dr. almarhum orang tua saya Alm. R. Roeshadi dan
Kosman yang telah menerima saya bekerja dan me- Almh. Zenab yang dengan bersusah payah telah
mulai karir sebagai staf pengajar di bagian Parasi- membesarkan dan mendidik 16 orang anak-
tologi Fakultas Kedokteran USU saya ucapkan anaknya.
terima kasih. Meskipun bukan dari keluarga mampu dan ber-
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan ke- pendidikan, tetapi kedua orang tua saya telah ber-
pada Prof. Dr. M. Jusuf Hanafiah, SpOG(K) dan juang sekuat tenaga untuk mendorong anak-anak-
Alm. Prof. Dr. E. Kosin yang telah memberi ke- nya mencapai jenjang pendidikan tinggi.
sempatan pada saya untuk mengikuti Program Kepada kedua mertua saya, Alm. dr. M. Arifin,
Pendidikan DTM&H di Mahidol University, Bang- Internist beserta Almh. Nuritja saya ucapkan terima
kok Thailand. kasih yang tidak terhingga, atas dorongan beliau
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga juga yang tidak henti-hentinya kepada saya untuk men-
saya sampaikan kepada Prof. Dr. M. Jusuf Hana- capai jabatan guru besar seperti sekarang ini.
fiah, SpOG(K), Dr. Erjan Albar, SpOG(K), dan Semoga Allah SWT mengampuni dan memberikan
Prof. Dr. Herbert Hutabarat, SpOG, yang telah tempat yang sebaik-baiknya kepada Alm. kedua
menerima dan mendidik saya di Bagian Obstetri orang tua dan mertua saya.
dan Ginekologi. Demikian pula kepada Alm. Prof. Kepada Alm. abang, kakak dan adik saya yang
Dr. Pandapotan Simanjuntak, MPH, SpOG, Dr. berjumlah 15 orang serta kakak dan adik ipar, saya
Agustinus Wilaras, SpOG, Alm. Prof. Dr. Rustam ucapkan terima kasih banyak atas rasa persauda-
Mochtar MPH, SpOG dan Prof. Dr. Djafar Siddik, raan dan saling membantu, di antaranya pada ka-
SpOG(K) atas dorongan dan bimbingannya. kanda Alm. Prof. RA Soekemi, Apt, R. Santoso
Kepada Dr. Agustinus Wilaras, SpOG yang telah Roeshadi dan Rr. Sri Kusbandini yang telah men-
memberikan perhatian khusus dan bimbingan se- dorong, membantu dan kadang bertindak sebagai
lama saya menjalani pendidikan PPDS, sekali lagi ganti orang tua dalam menghadapi berbagai ma-
saya ucapkan terima kasih. salah dalam kehidupan saya.
|
| Maj Obstet
132 Roeshadi Ginekol Indones

Akhirnya kepada istri saya tercinta dr. Yuritna nancy", National High Blood Pressure Education Program
Haryono Sp.THT(K) yang telah mendampingi saya Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy, Am
selama 33 tahun menghadapi berbagai suka duka J Obstet Gynecol, 183; S1, 2000
4. Norwitz ER, Robinson JN, Rifke JT. Prevention of Pre-
dalam kehidupan dan tidak henti-hentinya dengan
eclampsia: Is it Possible? Clin Obstet Ginecology 1999;
sabar mendorong saya untuk mencapai jabatan guru
42(3): 436-54
besar, saya mohon maaf dan terima kasih yang ti- 5. Girsang E. Analisa Tekanan Darah dan Proteinuria sebagai
dak terhingga atas pengertian dan kesetiaan men- Faktor Prognosa. Kematian Maternal dan Perinatal pada Pre-
dampingi sampai saat ini. eklampsia Berat dan Eklampsia. Tesis Bagian Obgin FK USU
Kepada anak saya dr. Hayu Lestari Haryono, yang RSUP. H. Adam Malik/RSUD Dr. Pirngadi Medan, 2004
sekarang sedang meniti karir di bidang Obstetri dan 6. Jaffe R, Dorgan A, Abramowitz JS. Color Doppler Imaging
Ginekologi saya ucapkan selamat, teruslah berusaha of the Utero Placental Circulation in the First Trimester:
mencapai jenjang yang lebih tinggi. Terima kasih Value in Inpredicting Pregnancy Failure or Complication.
papa ucapkan atas dorongan dari Ririn beserta mama Am J Obstet Gynecol 1995; 130 (2 PT 1): 102-5
yang tidak henti-hentinya mendukung dalam menca- 7. Dekker GA, Sibai BM. Ethiology and Pathogenesis of Pre-
pai jabatan guru besar. eclampsia: Current Concept. Am J Obstet Gynecol 1998;
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengenang 179: 1359-75
8. Dekker GA. Risk Factor for Preeclampsia in Clinical
guru-guru saya yang telah mendidik dan mem-
Obstetrics and Gynecology, 1999; Vol. 42: 422
bimbing saya untuk mengikuti pendidikan ke jen- 9. Robillard PY, Holsey TC, Perianin J, Janky E, Miri EH,
jang yang lebih tinggi. Mereka adalah guru-guru Papiernik E. Association of Pregnancy - induced Hyperten-
saya dari SR Percobaan Negeri Medan, SMP sion With Duration of Sexual Cohabitation Before Concep-
Negeri II Medan dan SMA Katolik Medan. Kepada tion. Lancet 1994; 344: 973-5
mereka saya ucapkan terima kasih. 10. Robert JM, Carl A Hubel. Oxydative Stress in Preeclamp-
Kepada semua pihak dan seluruh anggota panitia sia. AJOG 2004; 190: 117-8
yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan acara 11. Robson SC. Hypertention and Renal Disease in Pregnancy.
ini, saya mengucapkan terima kasih banyak, se- In: Keith DE, Eds Dewhurt’s Textbook of Obstetrics and
moga Allah SWT membalas budi baik saudara Gynecology for Post Graduate 6th ed. Blackwell Science
sekalian dengan berlipat ganda. Inc, USA, 1999: 165-85
12. Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di In-
Saya menyadari, masih banyak lagi ucapan te-
donesia, Kelompok Kerja Penyusunan Pedoman Pengelo-
rima kasih yang seharusnya dan selayaknya saya
laan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, Himpunan
sampaikan ke berbagai pihak yang tidak mungkin
Kedokteran Feto Maternal POGI Edisi Kedua, 2005
saya sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, 13. Sibai BM. Diagnosis and Management of Gestational Hy-
untuk ini saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. pertention and Preeclampsia Obstet Gynecol 2003; 102:
181-92
Bapak Rektor dan Hadirin sekalian yang saya 14. Lipstein H, et al. Current Concept of Eclampsia. American
muliakan, Journal of Emergency Medicine 2003; 21(3): 233-7
15. Sibai BM, Gus Dekker GA, Michael Kupferminc. Pre-
Pada akhirnya dari lubuk hati yang paling dalam,
eclampsia. Lancet 2005; 365: 785-99
saya mengucapkan terima kasih atas segala perha- 16. Sibai BM. Diagnosis, Prevention, and Management of
tian dan kesabaran dalam mengikuti acara pengu- Eclampsia, Obstetrics & Gynecology, 2005; 105: 405-10
kuhan hari ini. 17. Baker PN, Kingdom J. Preeclampsia New Current Perspec-
tives on Management. The Parthenon Publishing Group,
Wabillahi taufik wal hidayah
New York, USA, 2004: 133-43
Wassalamualaikum warahmatullahi wabara- 18. Brown MA. Diagnosis and Classification of Preeclampsia
katuh. and Hypertensive Disorders of Pregnancy. In Belfort MA,
Thornton S, Saade GR. Hypertension in Pregnancy, Marcel
Dekker, Inc. New York, 2003: 1-14
RUJUKAN 19. Chronic Hypertension in Pregnancy; ACOG Practice Bul-
letin; number 29, July 2001
1. Masroel Siregar. Kebijaksanaan dan Strategi Penurunan AKI 20. Churchil D, Beevers DG. Definitions and Classification
di SUMUT, Kumpulan Makalah Seminar Bantuan Penuh Systems of the Hypertensive Disorders in Pregnancy. In
Kasus Emergensi Obstetri Medan, Oktober, 1998 Churchil D, Beevers DG. Hypertension in Pregnancy. BMJ
2. Sofoewan S. Preeklampsia - Eklampsia di beberapa Rumah Books, London, 1999
Sakit di Indonesia, Patogenesis dan Kemungkinan Pencega- 21. Sibai BM. Magnesium Sulfat Prophylaxis in Preeclampsia
hannya. MOGI 2003; 27: 141-51 Lessons Learned from recent Trials. Am J Obstet Gynecol
3. "Report of the National High Blood Pressure Education 2004, 190: 1520-6
Program Working Group on High Blood Pressure in Preg- 22. Zhang J, Meikle S, Trumble A. Severe Maternal Morbidity
|
Vol 31, No 3 |
Juli 2007 Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu 133
Associated With Hypertensive Disorders in Pregnancy in 28. Martin JN, Perry KG. et al. Better Maternal Outcomes are
the United States Hypertens Pregnancy 2003; 22: 203-12 Achieved with Dexamethasone Therapy for Post Partum
23. Brown MA., et al. Efficacy and Safety of Nifedipine Tablets HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low
for Acute Treatment of Severe Hypertension Pregnancy. Thrombosit Counts) Syndrome. Am J Obstet Gynecol 1997;
AJOG, 2002; 187: 1046-50 177: 1011-17
24. Magan EF, Martin RW, Isaacs JD, et al. Corticosteroids for 29. M.A.G. Chorman, L.M.E. McCowen, R.A. North. Mid Tri-
the Enhancement of Fetal Lung Maturity: Impact on the mester Uterine Artery Doppler Screening as a Predictor of
Gravida with Preeclampsia and the HELLP Syndrome. Aust Adverse Pregnancy Outcomes in High Risk Women. Ultra-
MJ J Obstet Gynecol 1993; 33: 127-30 sound Obstet Gynecol 2000; 15: 7-12
25. Ramin KD. The Prevention and Management of Eclampsia. 30. Khairani S. Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita Sindroma
Obstet Gynecol Clin N Am 1999; 26: 489-503 HELLP yang diberi Deksametason dan N-Acetyl Cysteine,
26. Pedoman Penanganan Penderita Preeklampsia Berat dan Tesis Bagian Obgin FK USU, 2004
HELLP Syndrome, Satgas Penanganan Penderita Pre- 31. Rushadi RH. Hypertension in Pregnancy. Disampaikan
eklampsia Berat dan HELLP Syndrome Bagian/UPF pada Pertemuan The Third New Trend in Cardiovascular
Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan FK-USU RSUD. Management Medan. Juni 2005
Dr. Pirngadi Medan 2002 32. Magan EF, et al. Antepartum Corticosteroids: Disease Sta-
27. Audibert F, et al. Clinical Utility of Strict Diagnostic Cri- bilization in Patients with the Syndrome of Hemolysis, Ele-
teria for the HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, vated Liver Enzymes, and Low Plateletes (HELLP). AJOG
and Low Platelets) Syndrome. AJOG 1996; 175: 460-4 1994; 174(4): 1148-53

Anda mungkin juga menyukai