Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

ASI adalah sebuah asupan nutrisi yang berbentuk cairan yang di

ciptakan Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan

melindunginya dalam melawan serangan penyakit (Yahya, 2005).

Pengertian lain tentang ASI adalah minuman alamiah untuk bayi sejak

lahir selama usia bulan-bulan pertama (Nelson, 2000). Sehingga dapat

disimpulkan ASI adalah makanan sempurna bagi bayi baru lahir yang

memiliki banyak manfaat, payudara wanita memiliki fungsi untuk

menghasilkan ASI (Chumbley, 2004).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan

menjadi penerus bangsa. Pemberian ASI sama halnya memberikan zat-zat

gizi yang bernilai tinggi dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat yang baik untuk

kekebalan tubuh yang dapat melindungi dari terjangkitnya penyakit dan

mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Depkes RI, 2005).

ASI sangat berpengaruh terhadap manfaat jangka pendek dan jangka

panjang untuk bayi dan ibu (Goyal et al. 2011).


Beberapa bukti telah banyak memberikan petunjuk manfaat ASI

untuk ibu dan bayi (DiFrisco, 2011). ASI merupakan kontributor pokok

yang sangat penting untuk kesehatan bayi. ASI merupakan susu paling

sesuai untuk bayi dan dapat memenuhi nutrisi sesuai dengan kebutuhan

bayi (Ikram, 2010). ASI merupakan sumber nutrisi yang baik untuk semua

bayi baru lahir dan bayi sampai 6 bulan pertama kehidupan (Keister,

2008).

Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu memberikan ASI kepada

anaknya, dalam penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan sejumlah

49,8% para ibu yang memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan

sesuai rekomendasi WHO. Karena rendahnya cakupan pemberian ASI

ekslusif ini dapat menimbulkan dampak terhadap kualitas hidup generasi

penerus bangsa dan berpengaruh pada perekonomian nasional. (IDAI,

2016)

Menurut Peratutan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1

diterangkan “Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI

Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama

6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan zat atau

makanan atau minuman lain”. Semula Pemerintah Indonesia

menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat bulan.

Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes

lewat Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI

eksklusif hingga enam bulan.


Kekurangan gizi yang terjadi pada awal kehidupan bayi dapat

mengakibatkan terjadinya growth faltering (gagal tumbuh) sehingga bayi

akan tumbuh menjadi anak yang lebih pendek. Selain itu, kekurangan gizi

juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, morbiditas dan

mortalitas bayi. Gizi yang baik akan mempercepat pemulihan dan

mengurangi intensitas (kegawatan) penyakit infeksi pada bayi. Kejadian

infeksi pada bayi tidak dapat disepelekan, mengingat infeksi merupakan

penyebab utama kematian bayi di negara berkembang ( Fikawati dkk,

2015).

Permasalahan ASI yang tidak keluar pada hari- hari pertama

kehidupan bayi seharusnya bisa di antisipasi sejak kehamilan melalui

konseling laktasi. Hanya sekitar 60% masyarakat tahu informasi tentang

ASI dan baru ada sekitar 40% tenaga kesehatan terlatih yang bisa

memberikan konseling menyusui. Sehingga perlu adanya solusi untuk ibu

yang terlanjur khawatir dan mencegah pemberian susu formula karena

masalah pemberian ASI dini yang disebabkan ASI tidak keluar di hari

pertama (Ulfah, 2013).

Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga

terutama adalah suami pada ibu menyusui yang berupa back massage pada

punggung ibu untuk meningkatkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin

juga disebut “hormon kasih sayang” karena hampir 80% hormon ini

dipengaruhi oleh pikiran ibu (positif atau negative) (Widuri, 2013). Pijat

oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks let
down. Selain untuk merangsang refleks let down, manfaat pijat oksitosin

yaitu memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak pada

payudara (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang

pelepasan hormon oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI ketika

ibu dan bayi sakit.

Kebutuhan ibu berupa akses informasi yang lebih jelas dari

profesional kesehatan sejak periode antenatal sampai postnatal juga

berpengaruh besar terhadap keberhasilan laktasi. Untuk mencapai inisiasi

menyusui yang baik, ibu harus menerima bantuan profesional untuk cara

menyusui selama jam-jam pertama kelahiran, dan pembelajaran praktis

selama tinggal di rumah sakit (Kervin, Kemp, & Pulver, 2010). Dari segi

ketenagaan, harus dipastikan bahwa semua staf peduli pada ibu menyusui

dan dapat menjawab semua pertanyaan ibu tentang menyusui.

(Condon & Ingram, 2011).

Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk meremas

ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang

dikeluarkan melalui putting susu. (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

Menurut Fikawati, dkk (2015) menyebutkan bahwa salah satu tindakan

yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas ASI,

yaitu pemijatan punggung. Pemijatan punggung ini berguna untuk

merangsang pengeluaran hormon oksitosin menjadi lebih optimal dan

pengeluaran ASI menjadi lancar.


B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam Penelitian yang akan dilakukan adalah

“Pengaruh Terapi Murottal dan Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu

Post Partum dengan Sectio Caesaria”

C. TUJUAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Pengaruh Terapi Murottal dan Pijat Oksitosin

terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum dengan Sectio Caesaria.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui produksi ASI sebelum dilakukan terapi murottal

dan pijat oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum dengan

Sectio Caesaria.

b. Untuk mengetahui produksi ASI sesudah melakukan terapi

murottal dan pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI Ibu Post

Partum dengan Sectio Caesaria.

c. Untuk membandingkan produksi ASI sebelum dan sesudah

dilakukan terapi murotal dan pijat oksitosin.

D. MANFAAT

Memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh

Terapi Murottal dan Pijat Oksitosin untuk Ibu Post Partum dengan SC.

Anda mungkin juga menyukai