Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik anak-anak,
remaja, orang dewasa yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk
membantu konseli agar dapat mandiri, mengembangkan potensi diri secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosial, belajar, karir, dan memecahkan permasalahan yang dialaminya melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma norma yang berlaku untuk tujuan
yang berguna bagi konseli atau klien.
Bimbingan dan konseling dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis,
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan
konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.

2.2. Pengertian Bimbingan dan Konseling Sosial


Bimbingan sosial adalah jenis bimbingan yang bertujuan membantu tujuan individu dalam
memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam masalah sosialnya, sehingga individu
mendapatkan penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam lingkungan sosialnya (Surya,1975:37).
Bimbingan dan konseling sosial adalah pelayanan bantuan untuk seseorang baik individu atau
kelompok dalam masyarakat agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial
melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma norma yang berlaku,
bimbingan dan konseling sosial adalah proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu
mengembangkan pemahaman dan keterampilan berinteraksi sosial atau hubungan insan (human
relationship) dan memecahkan masalah masalah sosial yang didalamnya (Yusuf, 2009:55).

2.3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Sosial


Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar konseli mampu berinteraksi sosial secara
baik dengan lingkungannya. Bimbingan sosial juga bertujuan untuk membantu konseli dalam
memecahkan dan mengatasi masalah- masalah sosial, sehingga konseli dapat menyesuaikan diri
secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya. Tujuan bimbingan konseling sosial:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat. 
b. Memiliki sikap toleransi terhadap antar umat beragama dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajiban masing-masing. 
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu merespon
secara positif
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif terkait dengan
keunggulan dan kelemahan, baik fisik maupun psikis. 
e. Bersifat respect, menghormati, menghargai, tidak melecehkan martabat atau harga diri orang
lain.
f. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya. 

2
g. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship),  yang diwujudkan dalam bentuk
hubungan persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia. 
h. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik dalam diri sendiri maupun dengan orang
lain. 
i. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Sosial menurut para ahli :
a. Supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas
perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu
dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan
penyesuaian diri secara memadai (Winkle (2005:32). 
b. Untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status
social ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan
dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang
memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

2.4. Unsur-Unsur dalam Bimbingan dan Konseling


Unsur-unsur yang ada dalam bimbingan dan konseling sosial adalah konselor, klien dan
masalah sosial
a. Konselor
Kualitas konselor antara lain: (1) memiliki pemahaman diri (self-knowledge), (2)
kompeten, (3) kesehatan psikologis,(4) dapat dipercaya (trustworthiness), (5) jujur (honesty), (6)
kekuatan (strength), (7) bersikap hangat, (8) actives responsiveness, (9) sabar (patience) (10)
kepekaan (sensitivity), (11) kesadaran holistic (holistic awareness).
Menurut Association for Counselor Education & Supervision, ada enam sifat dasar
konselor antara lain: (1) percaya terhadap individu, (2) komitmen terhadap nilai manusiawi
individu, (3) memahami perkembangan lingkungan, (4) bersikap terbuka, (5) memahami diri, (6)
komitmen terhadap profesi.
Menurut Thohari Musnamar (1992), sifat yang harus dimiliki oleh seorang konselor
adalah berkepribadian baik atau akhlaqul karimah yang ditunjukkan dengan sikap siddiq,
amanah, tabligh, fathona, mukhlish, sabar, tawadhu’, saleh, adil dan mampu mengendalikan
diri.
B. Konseli
Konseli yang menjadi bidang garapan konseling sosial adalah individu yang mengalami
kesulitan bersosialisasi dan kelompok yang mengalami stagnasi sosial. Individu atau keluarga
yang mengalami kesulitan bersosialisasi antara lain: (1) individu atau keluarga non sosial, (2)
individu atau keluarga a sosial dan (3) individu atau keluarga anti sosial. Kelompok yang
mengalami stagnasi social antara lain: (1) disorganisasi sosial, (2) kesukaran sosial, (3) masalah
sosial.

3
C. Masalah sosial
Masalah sosial adalah ketika terjadinya suatu kesenjangan antara kondisi masyarakat
yang diharapkan dengan kenyataan yang ada. Menurut Parillo dalam Soetomo (1995), untuk
dapat memahami pengertian masalah sosial perlu memperhatikan empat komponen antara lain:
(1) masalah tersebut bertahan untuk suatu pereode tertentu; (2) dirasakan dapat menyebabkan
berbagai kerugian fisik atau mental, baik pada individu maupun masyarakat; (3) merupakan
pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standart social dari satu atau beberapa sendi kehidupan
masyarakat dan (4) menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.
Menurut Mubarroq, masalah sosial yang menjadi bidang kajian bimbingan konseling
sosial antara lain: (1) rasa rendah diri yang berlebihan, (2) merasa terasing sehingga seseorang
mengasingkan diri, (3) sulit bergaul dengan orang lain, (4) takut pada orang yang belum dikenal
sehingga seseorang selalu mencurigai siapapun yang bukan dari komunitasnya, (5) kesulitan
mendekati lawan jenis, (6) iri, dengki dan dendam pada orang lain yang memiliki kelebihan
disbanding dirinya, (7) merasa diri lebih hebat dari orang lain, sehingga seseorang merasa tidak
pantas untuk bergaul dengan masyarakat.

2.5. Fungsi Bimbingan dan Konseling Sosial


Untuk menjamin kelangsungan hidup bersama maka diciptakan berbagai pelayanan. Masing-
masing pelayanan berguna bermanfaat untuk kehidupan bersama. Oleh karena itu, fungsi dari
suatu pelayanan dapat dilihat dari seberapa besar nilai kegunaan pelayanan tersebut dapat
memberikan manfaat untuk kehidupan bersama, sehingga fungsi-fungsi yang harus ada dalam
bimbingan dan konseling sosial antara lain: (1) fungsi pemahaman, (2) fungsi pencegahan, (3) fungsi
pengembangan, (4) fungsi perbaikan atau penyembuhan, (5) fungsi penyaluran, (6) fungsi adaptasi

2.4. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Sosial


Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting bagi konseli di lingkungan
sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
a. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan
pendidikan bagi masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah, terdapat sejumlah bidang pelayanan
bimbingan dan konseling yang memiliki kedudukan dan peranan yang khusus.
b. Pelayan bimbingan dan konseling diluar sekolah
1) Bimbingan dan konseling di keluarga.
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan
pangkal kehidupan bermasyarakat.
2) Bimbingan dan konseling di lingkungan masyarakat
Permasalahan yang dialami oleh masyarakat tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah
dan keluarga saja, melainkan juga di luar keduanya

2.5. Aspek Aspek Bimbingan dan Konseling Sosial


Bimbingan sosial membantu konseli berhubungan dengan masyarakat di lingkungannya
dengan berdasar pada budi pekerti yang luhur, tanggung jawab kemanusiaan, sopan santun yang

4
dilandasi oleh rasa kebangsaan tinggi serta diiringi dengan adanya rasa toleransi, tenggang rasa,
tidak mau menang sendiri, dan juga rasa memberi dan menerima di tengah lingkungan yang
memiliki banyak perbedaan. Selain itu, bimbingan sosial juga membantu mengembangkan
kemampuan berkomunikasi yang efektif di tengah masyarakat yang luas.
Aspek-aspek bimbingan dan konseling sosial secara rinci diuraikan sebagai berikut:
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi secara efektif melalui lisan maupun tulis. Dengan
kemampuan komunikasi yang efektif, maka konseli dapat menyampaikan gagasan dan
pikirannya kepada orang lain
b. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan gagasan secara argumentasi dengan
cara yang dinamis, kreatif, efektif dan produktif agar mudah dimengerti oleh orang lain
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial di rumah, sekolah, maupun
masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai agama, sopan-santun, tata krama, adat, hukum,
ilmu, dan kebiasaan.
d. Pemantapan hubungan antar masyarakat yang dinamis, harmonis dan produktif, dengan teman
sebaya di sekolah, serta dengan individu yang lebih tua dan lebih muda di lingkungan
masyarakat dan keluarga.
e. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan di sekolah agar para siswa terutama siswa baru
tidak terkejut dengan kondisi dan peraturan yang harus mereka patuhi dan menjalankannya
secara efektif serta bertanggung jawab.

2.6. Hubungan BK Sosial dengan BK Pribadi, BK Karier, dan BK Belajar


a. Hubungan BK Sosial dengan BK Pribadi
Bimbingan pribadi tidak dapat terpisah dari bimbingan sosial atau sebaliknya. Dikatakan
sebagai bimbingan pribadi, karena penekanan bimbingan lebih pada usaha menangani masalah-
masalah pribadi. Sedangkan bimbingan sosial penekanannya lebih pada penekanan masalah-
masalah sosial.
Bimbingan pribadi dan sosial adalah seperangkat usaha bantuan kepada konseli agar
dapat menghadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial, memilih jenis-jenis kegiatan
sosial yang berguna, serta memecahkan mesalah-masalah pribadi dan sosial.
b. Hubungan BK Sosial dengan BK Karier
Bimbingan karier dan bimbingan sosial memiliki keterkaitan dalam hal memberikan
bantuan dan motivasi bagi konseli. Bimbingan karier merupakan suatu usaha untuk membantu
konseli dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk berupaya
mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Bimbingan
karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, namun
juga membantu pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
c. Hubungan BK Sosial dengan BK Belajar
Belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang
sudah ada pada diri individu. Hubungan bimbingan konseling belajar dengan bimbingan
konseling sosial merupakan hal yang begitu berkaitan. Hal ini dapat diketahui dengan bagaimana
masyarakat luas dapat belajar bagaimana berhubungan sosial dengan kelompok-kelompok lain.

5
Juga bagaimana masyarakat luas mengembangkan dirinya agar dapat membentuk kebiasaan
tolerensi antar umat beragama.

2.7. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Sosial di Sekolah


Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa diberikan kepada para siswa di
sekolah atau madrasah. Bentuk-bentuk layanan tersebut :
1.      Layanan informasi yang mencakup :
a)      Informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini, yang mencakup :
·         Informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju atau modern
·         Makna ilmu pengetahuan
·         Pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan lain-lain
b)      Informasi tentang cara-cara bergaul
Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting diberikan kepada setiap individu. Sebagai
makhluk sosial, individu perlu berhubungan dengan orang. Dengan perkataan lain, individu
memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara
baik, individu dituntut untuk mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya.
2. Orientasi
Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial suasana, lembaga dan objek-objek
pengembangan sosial seperti berbagai suasana hubungan sosial antarindividu dalam keluarga,
organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.

Anda mungkin juga menyukai