Laporan Magang PT Semen Indonesia-Khadijah Qathrunnida Innur
Laporan Magang PT Semen Indonesia-Khadijah Qathrunnida Innur
R0216052
ii
PENGESAHAN MAGANG
Pembimbing I
Nama : Maria Paskanita Widjanarti S.K.M., M.Sc. ( )
NIK : 1980040620160101
Pembimbing II
Nama : Yeremia Rante Ada’, S.Sos, M.Kes ( )
NIP : 197901152010122002
Penguji
Nama : Ipop Sjarifah, Dra., M.Si ( )
NIP : 195603281985032001
Tyas Lilia Wardani, SST., M.KKK Dr. Isna Qadrijati, dr., M.Kes
NIP. 198801172019032014 NIP. 196701301996032001
iii
PENGESAHAN PERUSAHAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan magang
serta penyusunan laporan magang dengan judul “Implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban”.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program
Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekolah Vokasi Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini
penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu,
perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Santoso Tri Hananto, M.Acc, Ak selaku Direktur Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Isna Qadrijati dr.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Maria Paskanita Widjanarti S.K.M., M.Sc selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Yeremia Rante Ada’, S.Sos, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
5. Ipop Sjarifah, Dra., M.Si selaku Penguji yang telah memberikan masukan pada
laporan ini.
6. Bapak Aries Muchlis Hudin selaku pembimbing lapangan di PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban.
7. Seluruh anggota Unit of Tuban & Gresik SHE serta seluruh rekan magang di
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik Tuban.
8. Ibu dan Bapak tercinta serta keluarga besar yang telah memberikan doa,
dukungan serta semangat demi kelancaran pelaksanaan magang ini.
9. Teman-teman seperjuangan saya keluarga D4 K3 UNS angkatan 2016 serta
seluruh pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan
kegiatan magang dan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis maupun pembaca.
Khadijah Q.I
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Program K3L PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2020 ............. 16
Tabel 2. Matriks Implementasi K3 bidang Higiene Industri................................. 29
Tabel 3. Matriks Implementasi K3 bidang Lingkungan ....................................... 36
Tabel 4. Matriks Implementasi K3 bidang Kesehatan Kerja ................................ 40
Tabel 5. Matriks Implementasi K3 bidang Keselamatan Kerja ............................ 52
Tabel 6. Matriks Implementasi K3 bidang Alat Pelindung Diri ........................... 65
Tabel 7. Matriks Identifikasi Masalah .................................................................. 80
Tabel 8. Daftar Prioritas Masalah ......................................................................... 82
Tabel 9. Analisis SWOT di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk .......................... 85
Tabel 10. Analisis SWOT Untuk Pengembangan Strategi ................................... 86
Tabel 11. Alternatif Jalan Keluar .......................................................................... 87
Tabel 12. Prioritas Jalan Keluar dengan Teknik Kriteria Matriks ........................ 89
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
PT : Perseroan Terbatas
RKC : Raw Mill, Kiln, Coal Mill
SDM : Sumber Daya Manusia
SDS : Safety Data Sheet
SHE : Safety, Health and Environment
SIO : Surat Ijin Operasi
SMK3 : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SNI : Standar Nasional Indonesia
SOP : Standar Operasional Prosedur
Tbk : Terbuka
TPS : Tempat Penampungan Sementara
UU : Undang-Undang
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kegiatan kerja yang ada didalamnya, sehingga akan banyak kondisi yang
Organization (ILO) pada tahun 2018 menyatakan bahwa setiap tahun terdapat
sekitar 2,78 juta tenaga kerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja dan di
147.000 kasus atau sekitar 40.273 kasus terjadi setiap harinya, dengan catatan
4.678 (3,18%) berakibat kecacatan dan 2.575 (1,75%) kasus berakhir dengan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada industri pembuatan
semen dan merupakan produsen semen yang terbesar di Indonesia yang hasil
proses produksinya PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban tidak
lepas dari potensi bahaya dan faktor risiko yang dapat menyebabkan
kecelakaan akibat kerja dan atau penyakit akibat kerja. Di PT. Semen
Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban pada tiga tahun kebelakang terjadi
1
2
kerja berat ditahun 2018 dan 2 kecelakaan berat ditahun 2019 (Data PT.
akan memberikan dampak yang sangat merugikan baik bagi pekerja maupun
Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai
aman dan efisien, dan setiap proses produksi dapat berjalan secara lancar
3
satu upaya dari pemerintah Indonesia untuk mengurangi dan mencegah angka
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
diketahui yaitu:
Tuban.
Pabrik Tuban.
Pabrik Tuban.
Pabrik Tuban.
Pabrik Tuban.
4
C. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Mahasiswa
A. Persiapan
magang.
B. Lokasi
Ladang Sumberarum, Tuban, Jawa Timur (62356). Pada Unit of Tuban &
6
7
C. Pelaksanaan
1. Data Primer
2. Data sekunder
E. Pengolahan Data
Pada tahun yang sama, dengan akte notaris Raden Mr. Soewandi No. 41
9
10
dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 8 Juli 1991, sehingga dijadikan
2,3 juta ton/tahun. Pembangunan diikuti pada tahun 1995 dan 1996
dibangun pada tahun 1997 dan 1998. Produksi meningkat menjadi 17,2
Tbk. Pergantian nama ini juga merupakan langkah awal dari usaha
a. Visi
Regional.
b. Misi
bisnis
kepentingan (stakeholder).
perusahaan.
12
3. Struktur Organisasi
unit yaitu: Unit SHE Tuban dan Gresik, Unit SHE SP, Unit
b. Struktur Organisasi K3
koordinasi dan kontrol terhadap bahaya yang timbul pada unit kerja
fungsi yaitu :
terkait K3
3) Regu Fire and Safety Port yang memiliki fungsi untuk menangani
5) Regu Fire and Safety Plant yang memiliki fungsi untuk membuat
4. Kebijakan K3
strategi perusahaan.
efisiensi energi.
5. Perencanaan K3
6. Pengelolaan K3
b. Penghargaan Bidang K3
November 2011
Desember 2011
19
Thailand.
a. Sumber Dana
b. Pengelolaan Dana
B. Proses Produksi
1. Bahan Baku
berat terak.
Thailand.
terdiri dari lima tahap, yaitu penyiapan bahan baku, penggilingan awal,
semen.
24
Bahan baku utama semen terdiri dari batu kapur (80%), tanah liat
(15%), pasir silika (4%), dan pasir besi (1%). Batu kapur diperoleh
dalam campuran batu kapur dan tanah liat. Bahan baku akan
yang sudah tergiling halus terbawa keluar raw mill bersama udara
cukup halus dan debu. Partikel yang cukup halus tersebut akan turun
ditampung di kiln feed bin, yaitu alat bantu yang berfungsi melakukan
line calsiner (ILC) dan separate line calsiner (SLC). Material yang
Material yang masuk melalui SLC hanya akan mengalami satu kali
dalam rotary kiln. Hasil dari preheater yaitu debu panas, karena titik
udara pendingin yang disebut grate dan alat pemecah clinker (clinker
gypsum, trass, pasir silika, dan pasir besi menggunakan alat ball mill.
halus dengan yang kurang halus. Semen yang berukuran cukup halus
e. Pengemasan (Packer)
Material yang keluar dari silo cement dibantu oleh udara untuk
bergantian. Bin pusat terbagi menjadi dua jalur yaitu untuk semen
dalam kantong (sak) yang terbuat dari kertas kraff. Setiap kantong
dibawa oleh air slide menuju bin semen curah serta masuk ke dalam
melewati bin pusat dibawa dengan air slide ke bin dan rotary yang
diatur dengan rentang berat 49,5 - 50,75 kg. Jika berat semen <49,5
kg maka dikeluarkan melalui bag reject. Semen yang tidak lolos uji
dimasukkan kembali ke bin. Semen yang lulus uji dibawa oleh belt
3. Produk
pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton, massa dan
bendungan.
1. Higiene Industri
30
c. Iklim Kerja Area Crusher, Raw PT. Semen Indonesia Upaya pengendalian yang Permenaker no 5 Sesuai -
Mill, Kiln, Coal Mill, (Persero) Tbk, Pabrik telah dilakukan perusahaan tahun 2018
Finish Mill, Packer Tuban telah melakukan yaitu: tentang
plant Tuban I s/d IV pengukuran iklim kerja -Engineering control : Keselamatan dan
dan sarana penunjang di area kerja. Memasang Air Conditioner Kesehatan Kerja
di area Pabrik Tuban Pengukuran dilakukan (AC), kipas angin, exhaust Lingkungan
setiap 3 bulan sekali atau fan, jendela dan ventilasi Kerja
per triwulan. Parameter udara untuk mengatur suhu
pengukuran iklim kerja dan sirkulasi udara di
ada 3 kriteria yaitu tempat kerja; melakukan
indeks suhu bola basah water spray di halaman dan
(ISBB), kecepatan jalan untuk mengurangi
udara, dan kelembaban panas dan debu; serta
nisbi (R/H). Alat ukur penyediaan air minum
ISBB dan kelembaban dalam galon di unit kerja
nisbi menggunakan untuk mencegah dehidrasi
Quest Temp.34 untuk pada pekerja
kecepatan udara -Administratif :
menggunakan Memberlakukan sistem
anemometer. shift kerja kepada tenaga
Hasil pengukuran Iklim kerja
Kerja pada triwulan IV -Alat Pelindung Diri
2019 di semua titik (APD) : Memberikan baju
pengukuran sudah sesuai kerja kantor dan baju
dengan NAB yaitu 31○C lapangan yang nyaman dan
untuk kategori beban mudah menyerap keringat
kerja ringan. agar tenaga kerja lebih
Area Finish Mill (26,18 nyaman ketika melakukan
○
C); Area RKC (26,01 pekerjaan
○
C); Area Packer (26,22
○
C); Area Crusher (26,31
31
○
C); Area Sarana
Penunjang (23,19○C)
2 Faktor Kimia
a. Debu Area Crusher, Raw PT. Semen Indonesia Upaya pengendalian yang Peraturan Menteri Belum - Melakukan
Mill, Kiln, Coal Mill, (Persero) Tbk, Pabrik telah dilakukan perusahaan Ketenagakerjaan Sesuai pengawasan
Finish Mill, Packer Tuban telah melakukan yaitu: Republik penggunaan APD
plant Tuban I s/d IV pengukuran debu total di -Engineering control : Indonesia No. 5 masker pada
dan sarana penunjang area kerja. Pengukuran Melakukan penyemprotan Tahun 2018 pekerja dan
di area Pabrik Tuban. dilakukan setiap 3 bulan air di jalan dan area tentang menindak tegas
sekali atau per triwulan. produksi yang banyak debu Keselamatan dan bagi yang
Pengukuran debu dan sisa material semen. Kesehatan Kerja melanggar,
dilakukan menggunakan -Administratif. Lingkungan terutama di area
alat ukur High Volume Menerapkan rotasi kerja Kerja kerja yang tingkat
Dust Sampler dan Low untuk mengurangi paparan paparan debunya
Volume Dust Sampler debu pada kepada tenaga tinggi
Pada triwulan IV 2019 kerja; Menerapkan 5R - Melakukan
diperoleh hasil disetiap area kerja pemeriksaan
pengukuran sebagai -Alat Pelindung Diri paparan debu
berikut: (APD) : personal atau
Area RKC (4,51 Menyediakan masker pemeriksaan
mgr/m3); Area Finish untuk tenaga kerja di area spirometri
Mill (4,73 mgr/m3); kerja yang berdebu tinggi - Memberi
Area Packer (7,29 pemahaman
mgr/m3); Area Crusher kepada pekerja
(10,26 mgr/m3); Area tentang akibat
Sarana Penunjang (3,20 dari paparan debu
mgr/m3) dalam jangka
Dari hasil tersebut waktu pendek
terdapat area yang maupun panjang
pengukurannya melebih
32
NAB (10 mgr/m3) yaitu
area Crusher.
Dan perusahaan belum
melakukan pengukuran
paparan debu secara
personal kepada tenaga
kerja.
3 Faktor Biologi
a. Vektor Vektor penyakit yang PT. Semen Indonesia Upaya pengendalian yang Peraturan Menteri Belum - Melakukan
Penyakit ditemukan di PT (Persero) Tbk, Pabrik telah dilakukan perusahaan Ketenagakerjaan Sesuai pengukuran
(Serangga, Semen Indonesia Tuban belum melakukan yaitu: Republik faktor biologi
lalat, tikus, Pabrik Tuban monitoring atau -Engineering control : Indonesia No. 5 - Setiap unit kerja
nyamuk, diantaranya : lalat, pengukuran faktor Pengendalian yang Tahun 2018 harus benar-
kecoa, dll) nyamuk, tikus, kecoa biologi di area kerja. dilakukan yaitu dengan tentang benar
yang terdapat Berdasar hasil observasi menerapkan 5R di seluruh Keselamatan dan berkomitmen
ditempat-tempat yang pada saat kegiatan area kerja Kesehatan Kerja untuk
kotor di area pabrik overhaul banyak sampah -Alat Pelindung Diri Lingkungan menerapkan 5R
dan material kerja yang (APD) : Kerja - Memberikan
berserakan sehingga Menyediakan APD seperti sanksi untuk
dapat menjadi sumber sarung tangan, masker pihak kontraktor
vektor penyakit berupa yang dapat digunakan oleh yang saat
serangga, lalat, tikus, tenaga kerja pelaksanaan
nyamuk, dll. kegiatan
overhaul tidak
menerapkan 5R
dengan baik.
b. Virus Novel Mewabahnya corona PT. Semen Indonesia Upaya pengendalian yang Keputusan Sesuai -
Coronavirus virus (Persero) Tbk, Pabrik telah dilakukan perusahaan Menteri
(Covid’19) Tuban mengeluarkan yaitu: Kesehatan
edaran resmi terkait -Engineering control : Republik
covid’19. Dan Perusahaan mengganti Indonesia Nomor
33
menghentikan sementara sistem presensi fingerprint HK.01.07/MENK
proses overhaul sampai dengan absesi lewat pintu ES/327/2020
kondisi lebih kondusif gate dan absensi online Tentang
melalui aplikasi Penetapan Corona
-Administratif : perusahaan Virus
melakukan rotasi kerja, jadi Disease2019
dalam waktu satu minggu (Covid-19) Akibat
pekerja induk hanya masuk Kerja Sebagai
2 kali selebihnya Penyakit Akibat
melakukan Work From Kerja yang
Home (WFH); memasang Spesifik pada
poster informasi terkait Pekerjaan
upaya pencegahan Tertentu
penularan virus covid’19
dan tentang pola hidup
sehat di tengah pandemi.
-Alat Pelindung Diri
(APD) : Perusahaan sudah
membuat SOP untuk
memakai masker ketika
memasuki area pabrik dan
menyediakan tempat cuci
tangan di area kerja.
4 Faktor Psiko- Area Central Control Faktor psiko-sosial yang Upaya pengendalian yang Undang-Undang Belum - Melakukan
sosial Room (CCR) terdapat di PT Semen telah dilakukan perusahaan No.1 tahun 1970 Sesuai pengukuran stres
Indonesia Pabrik Tuban yaitu: tentang kerja dan
berasal dari internal dan -Engineering control : Keselamatan kelelahan kerja;
eksternal. Faktor internal Perusahaan menambahkan Kerja Pasal 3 ayat - Memberikan
berasal dari hubungan fasilitas diruangan kerja 1 sarana
antar sesama pekerja. berupa televisi, sound komunikasi K3
Tenaga kerja yang untuk karaoke, sofa besar,
34
berpotensi untuk kulkas, dapur yang dapat Peraturan Menteri berupa poster
mengalami stress kerja digunakan okeh tenaga Ketenagakerjaan terkait stres kerja
yaitu pada area CCR kerja. Republik
karena tenaga kerja -Administratif. Indonesia No. 5
harus memperhatikan Perusahan melakukan Tahun 2018
layar komputer dengan sistem shift kerja tentang
intensitas yang sangat Keselamatan dan
tinggi dan tidak bisa Kesehatan Kerja
ditinggalkan. Sedangkan Lingkungan
faktor eksternal berasal Kerja
dari hubungan antara
perusahaan dengan
pihak diluar perusahaan
seperti dinas
pemerintahan,
pelanggan, tamu,
kontraktor, masyarakat
dan lain-lain.
35
2. Lingkungan
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban dalam pengelolaan lingkungan memberikan tanggung jawab pengeloaan ke Seksi
Kebersihan, Seksi Pemantauan Lingkungan, Seksi Water Treatment, serta dibantu oleh anak perusahaan yaitu PT. Swadaya dan PT. Swabina
Gatra. Ruang lingkup bidang lingkungan meliputi pemantauan kualitas udara, pemantauan kualitas air, pengelolaan IPAL, pemantauan
limbah, pemantauan tingkat kepatuhan standar AMDAL, dan pemantauan faktor lingkungan yang meliputi faktor fisika, kimia, dan biologi.
Hal tersebut telah sesuai dengan ISO 14001 tentang Sistem Manejemen Lingkungan klausul 4.4.1 sumber daya, peran, tanggung jawab, dan
kewenangan yang berisi “Manajemen puncak organisasi menunjuk satu orang atau lebih wakil manajemen tertentu, yang tidak tergantung
pada tanggung jawab lainnya, yang harus mempunyai peran, tanggung jawab, dan kewenangan yang ditetapkan”, serta telah mendapatkan
37
-Alat Pelindung Diri
(APD)
Perusahaan
memberikan SOP yang
jelas untuk memasuki
area gudang
penyimpanan APD dan
wajib menggunakan
APD ketika memasuki
area gudang limbah B3
minimal seperti masker
2 Limbah Non B3
a. Cair Limbah cair non B3 Limbah cair non B3 di Upaya pengendalian Peraturan Sesuai -
dihasilkan dari air lakukan pemantauan dan yang telah dilakukan Menteri
bekas aktifitas pengukuran secara rutin perusahaan yaitu: Lingkungan
sehari-hari atau setiap 3 bulan sekali oleh -Engineering control : hidup dan
kegiatan domestik pihak ketiga, untuk Limbah cair non B3, kehutanan No. 68
perusahaan. selanjutnya hasil diolah oleh regu Water Tahun 2016
pengukuran tersebut Treatment. Proses yang Tentang Baku
dilaporkan ke pihak digunakan adalah Mutu Air Limbah
Badan Lingkungan proses pengendapan Domestik
Hidup. dan pelunakan
b. Padat Limbah padat non Pemantauan, Upaya pengendalian Undang-undang Sesuai -
B3 berasal dari pengukuran dan yang telah dilakukan RI No. 18 tahun
sampah rumah penilaian limbah padat perusahaan yaitu: 2008 tentang
tangga misalnya non B3 langsung -Engineering control : Pengelolaan
plastik, botol air dibuang ke Tempat Limbah padat Sampah pasal 13
minum, kertas, dan Pembuangan Akhir dilakukan
daun-daun kering. (TPA) pengelompokan
menurut jenisnya.
Standarisasi bak
38
sampah
dikelompokkan
menurut warnanya
yang disesuaikan
dengan jenis
sampahnya setelah itu
diberikan kepada pihak
ketiga untuk dikelola.
c. Gas Limbah debu atau Pengukuran gas Upaya pengendalian Pergub Jatim No Sesuai -
gas berasal dari dilakukan 3 bulan sekali yang telah dilakukan 10 Tahun 2009
proses produksi PT di semua area kerja dan perusahaan yaitu: Tentang Baku
Semen Indonesia area produksi untuk -Engineering control : Mutu Udara
yang keluar mengetahui kualitas Untuk pengolahan Ambien dan
langsung dari debu atau gas yang dilakukan dengan cara Emisi Sumber
cerobong asap dihasilkan apakah sesuai mengendalikan kadar Tidak Bergerak
menuju udara bebas. dengan ketentuan atau debu semen di udara di Jawa Timur.
tidak. Pengukuran ambien. Pengendalian
terhadap limbah udara dilakukan dengan Peraturan
telah dilakukan secara electrostatic Menteri Negara
rutin oleh pihak Balai precipitator (EP), yaitu Lingkungan
Hiperkes Surabaya alat yang digunakan Hidup No. 12
untuk menangkap debu Tahun 2010
yang berterbangan. tentang
- Alat Pelindung Diri Pelaksanaan
(APD): Pengendalian
Perusahaan Pencemaran
menyediakan APD Udara di Daerah
berupa masker pada Pasal 2
39
3. Kesehatan Kerja
44
penyelenggaraan memberikan pinjam APD untuk tamu yang penyelenggaraan makanan di tempat
makanan di tempat kerja akan memasuki area pabrik. kerja.
Dan perusahaan sudah menyediakan kantin
perusahaan untuk memenuhi gizi pekerja
dengan menu makanan yang bergizi dan
bervariasi setiap harinya.
j. Membantu usaha Pekerja yang mengalami kecelakaan akibat Permenakertrans No 3 Tahun 1982 Sesuai -
rehabilitasi akibat kerja atau penyakit akibat kerja diberi tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
kecelakaan atau penyakit perawatan atau rehabilitasi di poliklinik Pasal 2j yaitu membantu usaha
akibat kerja perusahaan, namun apabila poliklinik tidak rehabilitasi akibat kecelakaan atau
bisa menangani maka akan diberi rujukan ke penyakit akibat kerja.
rumah sakit terdekat yang bekerjasama
dengan perusahaan. Perusahaan membantu
setiap upaya rehabilitasi yang dijalani oleh
pekerja dan memantau pekembangan
kesehatan pekerja hingga pulih kembali.
k. Pembinaan dan Pekerja yang mengalami gangguan atau Permenakertrans No 3 Tahun 1982 Sesuai -
pengawasan terhadap kelainan tertentu dilakukan pemeriksaan tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
tenaga kerja yang khusus sesuai dengan masalah kesehatannya Pasal 2k yaitu Pembinaan dan
mempunyai kelainan yang dilakukan oleh Balai Pengobatan pengawasan terhadap tenaga kerja
tertentu dalam Bogorejo Tuban dan Rumah Sakit Semen yang mempunyai kelainan tertentu
kesehatannya Gresik yang ada di Gresik. Kelainan tersebut dalam kesehatannya.
dideteksi secara dini dari pemeriksaan
kesehatan awal.
l. Memberikan laporan Laporan yang diserahkan hanya laporan Permenakertrans No 3 Tahun 1982 Sesuai -
berkala tentang pekerja yang sakit dan melakukan tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
pelayanan kesehatan pemeriksaan kesehatan di poliklinik. Data Pasal 2l yaitu Memberikan laporan
kerja kepada pengurus penyakit dan jumlah pekerja yang sakit berkala tentang pelayanan kesehatan
disetorkan pada pengurus tiap satu tahun kerja kepada pengurus.
sekali kemudian dilaporkan kepada Direktur
dan Dinas Kesehatan Tuban.
45
3 Gizi Kerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik 1) Surat Edaran Menteri Tenaga Sesuai -
Tuban mempunyai jumlah pekerja lebih dari Kerja dan Transmigrasi No 1
200 orang. Dalam memenuhi kebutuhan gizi Tahun 1979 tentang Pengadaan
dan kalori tenaga kerja, usaha yang Kantin dan Ruang Tempat
dilakukan perusahaan yaitu dengan Makan menjelaskan bahwa
memberikan jatah uang makan perbulan bagi semua perusahaan yang
pekerja dan penyediaan kantin perusahaan, mempekerjakan buruh lebih dari
yang mana kantin dikelola oleh pihak luar 200 orang, supaya menyediakan
dengan sistem kontrak. Berdasarkan kantin di perusahaan yang
pengamatan kantin memiliki ruangan yang bersangkutan.
cukup luas dilengkapi dengan meja dan kursi
dengan jumlah yang memadai, serta tersedia
wastafel dan tempat sampah; Keadaan cukup
baik dilengkapi dengan dapur, kamar kecil,
ruang saji dan ruang makan; menu makanan
bervariasi setiap harinya; dan kondisi kantin
cukup bersih. Perusahaan juga memenuhi
kebutuhan air minum bagi pekerja dengan
menyediakan air mineral di setiap unit kerja.
Setiap harinya satu pekerja mendapatkan
jatah 2 botol air mineral dari perusahaan
yang diproduksi oleh anak perusahaan yaitu
PT Swabina Gatra.
4 Asuransi Kesehatan Asuransi kesehatan di PT Semen Indonesia 1) Undang-Undang No 24 Tahun Sesuai
(Persero) Tbk dibedakan menjadi: 2011 tentang Badan
1) Asuransi Inhealth yaitu diperuntukkan Penyelenggara Jaminan Sosial
untuk pegawai induk perusahaan. pasal 9 ayat 2 yaitu untuk
2) Asuransi BPJS Ketenagakerjaan dan memberikan perlindungan
BPJS Kesehatan yaitu diperuntukan kepada tenaga kerja
untuk pegawai induk perusahaan dan diselenggarakan program
kontraktor yang mempunyai kontrak jaminan social yang
46
lebih dari satu tahun dengan PT Semen pengelolaannya dapat
Indonesia. dilaksanakan dengan
3) Asuransi Jasa Konstruksi yaitu mekanisme asuransi.
diperuntukkan untuk kontraktor 2) Undang-Undang No 3 Tahun
overhaul yang mempunyai kontrak rata- 1992 tentang Jaminan Sosial
rata 15 hari - 2 bulan. Tenaga Kerja pasal 4 ayat 1
yaitu program jaminan sosial
tenaga kerja wajib dilakukan
oleh setiap perusahaan bagi
tenaga kerja.
3) Undang-Undang No. 24 Tahun
2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
pasal 9 ayat 2 yaitu BPJS
Ketenagakerjaan berfungsi
menyelenggarakan program
jaminan kecelakaan kerja,
program jaminan kematian,
program jaminan pensiun, dan
jaminan hari tua.
5 Ergonomi
a. Desain stasiun kerja Perusahaan telah mengatur dalam hal 1) Peraturan Menteri Tenaga Sesuai
(antropometri, display, pembuatan desain stasiun kerja. Pada bagian Kerja No 5 Tahun 2018
layout, dll) office tata letak komputer, meja dan kursi tentang Keselamatan dan
sudah dilakukan penempatan yang sesuai Kesehatan Kerja Lingkungan
dan ergonomis. Kursi kerja mempunyai Kerja Pasal 23 yaitu mengenai
sandaran punggung, landasan untuk lengan pencegahan timbulnya
tangan dan tinggi rendahnya kursi dapat penyakit akibat kerja dan
diatur sesuai kebutuhan. Dalam penataan pengaturan mengenai
barang seperti file arsip, buku, alat tulis keserasian antara tenaga kerja,
kantor dan sebagainya sudah dilakukan
47
penataan secara rapi, mudah dilihat dan alat kerja, lingkungan, cara
dijangkau serta diberi pelabelan yang sesuai. kerja dan proses kerja.
2) Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No 5
Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja Pasal
23 ayat (4) huruf d yaitu
memodifikasi tempat kerja,
objek kerja, bahan, desain
tempat kerja dan perlatan kerja.
b. Pengorganisasian kerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik 1) Peraturan Menteri Tenaga Sesuai
(pengaturan waktu kerja, Tuban mengatur waktu kerja bagi tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 5
shift kerja) kerja sebagai berikut: Tahun 2018 tentang
(1) Tenaga Kerja Shift Keselamatan dan Kesehatan
a) Shift I (pagi) pukul 07.30-16.30 Kerja Lingkungan Kerja pasal
WIB 23 ayat (4) huruf e, yaitu
b) Shift II (siang) pukul 16.30-23.30 mengatur waktu kerja dan
WIB waktu istirahat.
c) Shift III (malam) pukul 23.30-07.30 2) Undang-Undang No 13 Tahun
WIB 2003 tentang Ketenagakerjaan
(2) Tenaga Kerja Non-Shift pasal 77 ayat 2 yaitu
a) Hari Senin-Kamis bekerja dari jam (1) Setiap pengusaha wajib
07.30-16.30 dengan istirahat jam melaksanakan ketentuan waktu
12.00 – 13.00 WIB. kerja.
b) Hari jumat bekerja mulai dari jam (2) Waktu kerja sebagaimana
07.30-16.30 dengan istirahat jam dimaksud dalam ayat 1
11.00-13.00 WIB. meliputi :
c) Hari Sabtu dan Minggu libur. a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari
dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 6 (enam)
48
hari kerja dalam 1 (satu)
minggu; atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari
dan 40 (empat puluh) jam 1
(satu) minggu untuk 5 (lima)
hari kerja dalam 1 (satu)
minggu.
(3) Ketentuan waktu kerja
sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 tidak berlaku bagi sektor
usaha atau peker-jaan tertentu.
(4) Ketentuan mengenai waktu
kerja pada sektor usaha atau
pekerjaan tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3 diatur
dengan Keputusan Menteri.
c. Sikap Kerja (statis, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik 1) Peraturan Menteri Tenaga Sesuai
dinamis, statis-dinamis) Tuban telah melakukan penyesuaian sikap Kerja dan Transmigrasi No 5
kerja duduk dengan antropometri pekerja, Tahun 2018 tentang
yaitu dengan penyediaan kursi kerja pada Keselamatan dan Kesehatan
pekerja kantor yang bisa diatur sesuai Kerja Lingkungan Kerja Pasal
kebutuhan pekerja. 23 yaitu mengenai pencegahan
timbulnya penyakit akibat
kerja dan pengaturan mengenai
keserasian antara tenaga kerja,
alat kerja, lingkungan, cara
kerja dan proses kerja.
d. Manual Handling PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik 1) Undang-Undang No. 1 tahun Belum sesuai - Menambah alat
(angkat-angkut, batas Tuban telah memberikan alat bantu kerja 1970 pasal 3 ayat 1 h. bantu otomatis
beban angkut, dll) untuk pekerjaan manual handling pada mencegah dan untuk kegiatan
kegiatan produksi maupun maintenance. angkat-angkut
49
Kegiatan angkat angkut banyak dilakukan mengendalikan timbulnya sehingga pekerja
di area crusher, packer dan saat overhaul. penyakit akibat kerja baik tidak perlu
Namun dibagian unit packer masih terdapat physik maupun psychis, melakukan secara
tenaga kerja yang tidak menggunakan alat peracunan, infeksi dan manual
bantu untuk kegiatan angkat-angkut saat penularan - Melakukan
memindahkan semen dan untuk transporter inspeksi rutin
2) Undang-Undang No. 1 tahun
pengangkut semen masih banyak ditemukan kepada tenaga kerja
1970 pasal 9 ayat 1 d bahwa
ketidakpatuhan dalam penggunaan APD di area packer
saat melakukan pekerjaan. pengurus diwajibkan
menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang
cara-cara dan sikap yang
aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
3) Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan
Kerja
e. Alat Bantu Kerja (crane, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Pabrik 1) Peraturan Menteri Sesuai
forklift, dll) Tuban dalam menunjang pekerjaannya Ketenegakerjaan No. Per. 05/
menggunakan alat bantu kerja yaitu forklift, MEN/ 1985 tentang Pesawat
crane, excavator dan alat angkat-angkut Angkat dan Angkut BAB I
lainnya yang memudahkan pekerja dalam pasal 4 yaitu “Setiap pesawat
melakukan pekerjaannya. Alat angkat dan angkat dan angkut harus
angkut sudah dilakukan pengujian secara dilayani oleh operator yang
berkala untuk mengetahui kelayakan mempunyai kemampuan dan
pemakaian. Setiap pesawat angkat-angkut telah memiliki keterampilan
dioperasikan oleh operator yang mempunyai
50
kemampuan dan keterampilan khusus khusus tentang Pesawat Angkat
tentang pesawat angkat dan angkut dan telah dan Angkut”
memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) beserta 2) Peraturan Menteri Tenaga
sertifikat alat yang digunakan. Kerja dan Transmigrasi No 5
Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja, pasal
23 ayat 4 huruf e yaitu
menggunakan alat bantu kerja.
3) Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No 9
Tahun 2010 tentang Operator
dan Petugas Pesawat Angkat
dan Angkut, pasal 34 ayat 1
bahwa operator pesawat angkat
dan angkut berkewajiban untuk
melakukan pengecekan
terhadap kondisi atau
kemampuan kerja pesawat
angkat dan angkut, alat alat
pengaman, dan alat
perlengkapan lainnya sebelum
pengoperasian pesawat angkat
dan angkut.
51
4. Keselamatan Kerja
59
pemasangan, perawatan, keamanan dan keselamatan
pemeriksaan, perbaikan instalasi terhadap instalasi listrik,
listrik dilakukan oleh tenaga ahli harus direncanakan,
dibidang listrik yang kompeten dipasang, diperiksa dan diuji
dan memiliki sertifikat ahli K3 oleh orang yang
listrik. berkompeten dan memiliki
ijin kerja.
2) Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 33
Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 12 Tahun 2015
tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja pasal 10 ayat
(1) yang menyatakan bahwa
“Pemeriksaan dan pengujian
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan oleh : a.
pengawas ketenagakerjaan
spesialis K3 listrik; b. Ahli
K3 bidang listrik pada
perusahaan; c. ahli K3
bidang listrik pada PJK3”.
8 Keselamatan Pesawat Uap dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 1) Peraturan Menteri Tenaga Sesuai -
Bejana Tekan dalam penerapan keselamatan Kerja Republik Indonesia
kerja pesawat uap dan bejana Nomor 37 Tahun 2016
tekan, perusahaan melakukan Tentang Keselamatan Dan
60
pemeliharaan terhadap bejana Kesehatan Kerja Bejana
tekan dengan inspeksi secara Tekanan Dan Tangki
berkala oleh pihak engineering Timbun pasal 2 yaitu
dan bekerja sama dengan pihak “Pengurus dan/ atau
eksternal untuk melakukan Pengusaha wajib
pemeriksaan serta pengecekan menerapkan syarat-syarat
setiap satu tahun sekali. Dan K3 Bejana Tekanan atau
perusahaan telah memiliki ijin Tangki Timbun”.
untuk menggunakan boiler dan 2) Permenaker No. 37 Tahun
reaktor, serta mendapatkan 2016 tentang keselamatan
pengawasan dari pemerintah. dan kesehata kerja Bejana
Tekan dan Tangki Timbun
pasal 70 “Pemeriksaan
dan/atau pengujian bejana
tekanan dan tangki timbun
meliputi pemeriksaan dan
atau pengujian pertama,
berkala, khusus, dan ulang”.
9 Keselamatan Kerja Kimia Setiap bahan kimia yang 1) Peraturan Pemerintah No 74 Sesuai -
(Catt: MSDS, eye wash, safety digunakan oleh perusahaan telah Tahun 2001 tentang
shower, dll) dilengkapi oleh Safety Data Sheet Pengelolaan Bahan
(SDS) atau Lembar Data Kimia Berbahaya dan Beracun
Bahan (LDKB), simbol-simbol Pasal 11 yaitu “Setiap orang
yang terkait keselamatan. yang memproduksi B3
Upaya pengendalian yang wajib membuat Lembar
dilakukan perusahaan yaitu Data Keselamatan Bahan
melakukan penyimpanan B3 yang (Material Safety Data
dihasilkan secara terpisah Sheet)” dan Pasal 12 yaitu
berdasarkan karakteristiknya di “Setiap penanggung jawab
TPS B3. Bahan kimia yang pengangkutan,
disimpan di TPS limbah B3 penyimpanan, dan
61
diambil oleh pihak ke 3 yang pengedaran B3 wajib
ditunjuk oleh perusahaan menyertakan Lembar Data
Keselamatan Bahan
(Material Safety Data Sheet)
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11”.
2) Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor:
KEP.187/MEN/1999
tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja pasal 2 yang
menyatakan bahwa
“Pengusaha atau pengurus
yang menggunakan,
menyimpan, memakai,
memproduksi dan
mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja
wajib mengendalikan bahan
kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja”.
3) Peraturan Pemerintah No.
101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan
Kimia Berbahaya dan
Beracun pasal 12 ayat (1)
yang berbunyi “Setiap orang
yang menghasilkan limbah
62
B3 wajib melakukan
penyimpanan limbah B3”,
serta pasal 12 ayat (2) yang
berbunyi “Setiap orang yang
menghasilkan limbah B3
sebagaimana dimaksud ayat
(1) dilarang melakukan
pencampuran limbah B3
yang disimpannya”
10 Keselamatan Kerja Mekanik Penerapan keselamatan kerja 1) Peraturan Menteri Tenaga Sesuai -
(Catt: pengaman mesin) mekanik di PT Semen Indonesia Kerja Republik Indonesia
(Persero) Tbk yaitu dengan Nomor 38 Tahun 2016
memasang pengaman atau
tentang K3 Pesawat Tenaga
pelindung untuk peralatan yang dan Produksi Pasal 8 Ayat
berputar, melakukan engineering (1) bahwa “Pesawat tenaga
control dengan cara meletakkan dan produksi harus
mesin table conveyor lebih tinggi dilengkapi alat pengaman”.
dari roll conveyor dan memberi 2) Permenaker No. Per
jarak yang lebih lebar, terdapat 4/MEN/1985 tentang
sistem interlock yang dipasang Pesawat Tenaga dan
pada peralatan proses-proses Produksi Pasal 9 ayat 1
produksi, memasang safety sign yang berbunyi “semua
dan setiap harinya selalu dilakukan
pesawat tenaga dan
pengecekan dan pemeliharaan produksi harus dipelihara
mesin-mesin produksi secara berkala dan baik”.
yang
beroperasi.
11 Komunikasi K3 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk 1) Undang-Undang No. 1 Tahun Belum Sesuai Melakukan pengecetan
(Catt: safety sign/rambu-rambu telah menerapkan komunikasi K3 1970 tentang Keselamatan ulang atau
K3, safety talk, poster K3) melalui safety talk via handy talk Kerja pasal 14 “Pengurus pembaharuan untuk
sebelum memulai shift, melakukan diwajibkan memasang dalam rambu-rambu yang
tool box meeting setiap hari, tempat kerja yang sudah memudar
63
melakukan safety induction untuk dipimpinnya, semua gambar
pekeja, tamu, maupun kontraktor, keselamatan kerja yang
melakukan training kepada diwajibkan dan semua bahan
karyawan mengenai K3, P3K, pembinaan lainnya, pada
penanggulangan kebakaran, tempat-tempat yang mudah
menyebarluaskan kebijakan dilihat dan terbaca menurut
perusahaan secara kepada semua petunjuk pegawai pengawas
pekerja dan pihak terkait, atau ahli keselamatan kerja.”
memasang safety sign atau rambu- 2) Peraturan Pemerintah No. 50
rambu K3 di seluruh area kerja Tahun 2012 tentang Sistem
namun banyak rambu-rambu K3 Manajemen Keselamatan dan
yang memudar sehingga kurang Kesehatan Kerja pasal 8 yaitu
terlihat jelas. pengusaha harus
menyebarluaskan kebijakan
K3 yang telah ditetapkan
kepada seluruh pekerja/buruh,
orang lain selain
pekerja/buruh yang berada di
perusahaan, dan pihak lain
yang terkait.
64
5. Alat Pelindung Diri (APD)
67
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
B. Simpulan
meliputi proses penyiapan bahan baku yaitu batu kapur, tanah liat, pasir
silica, pasir besi dan gypsum. Selanjutnya semua bahan dicampur dalam
proses penggilingan bahan awal (raw mill), lalu hasil penggilingan awal
tanur putar (rotary kiln) dan dibakar sampai menjadi terak (clinker),
Pabrik Tuban masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai. Untuk
68
69
Crusher Tuban 1 s/d 4; area 341 RM 1, 342 RM 1,343 RM1 dan 344 RM
1, Coal Mill 473 dan Coal Mill 474; Area Finish Mill Tuban 1 s/d;
sesuai dengan standar. Untuk faktor kimia, hasil pengukuran debu di area
Precipitator.
dan shift kerja, penyesuaian sikap kerja dan pemberian alat bantu kerja.
70
C. Saran
Crusher Tuban 1 s/d 4; area 341 RM 1, 342 RM 1,343 RM1 dan 344 RM
1, Coal Mill 473 dan Coal Mill 474; Area Finish Mill Tuban 1 s/d 4 yang
terpapar debu, terutama tenaga kerja unit crusher, finish mill dan packer.
4. Sebaiknya pada area Packer ditambahkan lagi alat bantu angkat angkut
tenaga kerja, pemberian sanksi tegas bagi pekerja yang melanggar dan
kerja untuk pekerja kontraktor dan memberikan sanksi tegas jika didapati
memasang fire alarm system secara menyeluruh di semua area kerja atau
73
74
Menteri Tenaga Kerja. 2010. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No 9 Tahun 2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut.
Jakarta: Departemen Tenaga Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja. 2010. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI No 08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri. Jakarta: Departemen
Tenaga Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja. 2015. Permenaker No 33 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan nomor 12 tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja. Jakarta:
Departemen Tenaga Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja.1985. Permenaker No.PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat
Angkat dan Angkut. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja RI
Menteri Tenaga Kerja.1998. Permenaker No.PER.03/MEN/1998 tentang Tata
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan. Jakarta: Departemen Tenaga
Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja.1999. Kepmenaker No. Kep.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Jakarta: Departemen Tenaga
Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja.1999. Kepmenaker No. Kep.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun di Tempat Kerja.
Jakarta: Departemen Tenaga Kerja RI.
Menteri Tenaga Kerja.2018. Permenakertrans No. PER 5/MEN/ 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Jakarta: Departemen
Tenaga Kerja RI.
Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001
tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta: Pemerintah RI.
Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta:
Pemerintah RI.
Pemerintah Republik Indonesia.2012. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta: Pemerintah RI.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
Presiden Republik Indonesia. 1970. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Jakarata: Presiden RI.
76
Menetapkan
Prioritas
Masalah
2. Pengolahan
Data
3.
1 Pengumpulan Penyajian
Data Data
4. Pemilihan
Prioritas Masalah 5.
Penyusunan
10. Apabila Tidak
Alternatif
Berhasil
Jalan Keluar
Dilaksanakan
9. 6. Pemilihan
Penyusunan Prioritas Jalan
Rencana Keluar
Selesai
Kerja
8. Perbaikan 7. Uji
Menetapkan Jalan Keluar Lapangan
Prioritas
Jalan Keluar
77
B. Masalah K3
1. Penyebab Masalah
1) Faktor Fisika
dilakukan pengukuran.
2) Faktor Kimia
terhadap pekerja.
3) Faktor Biologi
seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dll, serta bakteri virus yang
4) Faktor Ergonomi
5) Faktor Sosial-Psikologi
b) Faktor Manusia
pabrik
secara rutin.
2. Deskripsi Masalah
berikut:
I
Jumlah
No Daftar Masalah T R
IxTxR
P S RI DU SB PCc PCm
Keterangan:
terpenuhi)
d. Nilai 4 = Penting
area pabrik.
III. PENENTUAN JALAN KELUAR
berikut ini:
Eksternal
Peluang (O) a. Melakukan inspeksi a. Memberikan
transporter secara rutin penyuluhan
dan memberikan tentang
penjelasan tentang pemakaian APD
pentingnya yang benar
penggunaan APD
alternatif.
keluar tersebut.
mengatasi masalah .
keluar tersebut.
keluar tersebut.
c. Selanjutnya, hitung nilai P (Prioritas) untuk setiap alternatif jalan
nilai C.
terpilih.
nilai 18.
1. Nama Kegiatan
09.00-12.00 WIB.
3. Sasaran
Semua transporter yang akan memasuki area pabrik PT. Semen Indonesia
4. Pelaksana
5. Waktu
6. Biaya
Cetak poster
7. Lokasi/ Bagian
Pabrik Tuban dengan menjelaskan plan of action yang sudah penulis buat.
94
Melakukan observasi di clay storage Melakukan observasi di raw mill