Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESMI FARMAKOTERAPI

P2

ANEMIA

Disusun oleh:

LABORATORIUM FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

FAKUTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2019
PEMBAHASAN

Pada pembahasan kali ini dibahas tentang penyakit Hematologi yang


merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, oragan pembentuk
darah dan penyakitnya. Khususnya jumlah da morfologi sel-sel darah, serta sumsum
tulang. Darah adalah jaringan khusus yang berbeda dengan organ lain, karena
berbentuk vcairan. Jumlah darah dalam tubuh adalah sekitar 6-8% berat tubuh total.
45-60% darah terdiri dari sel-sel terutama eritrosit, leukosit dan trombosit. Fungsi
utama darah adalah sebagai media transportasi, serta memeliihara suhu tubuh dan
keseimbangan cairan (Arifin, dkk, 2015). Penyakit hematologi yang akan dibahas
pada kasus ini yaitu anemi.

Berdasarkan learning objektif yang didapat saat praktikum, pembahasan yang


pertama yaitu patofisiologi dari kasus yang didapat. Dari kasus pasien mengalami
gejala melena dan nyeri perut. Sedangkan keluhan yang dialami pasien diantaranya
fatigue, malaise, wajah dan conjunctiva pucat. Riwayat pasie yaitu pendarahan GI 7
tahun yang lalul, operassi hernia dan pusing kronik. Pasien sudah lansia dimana dia
berusia 70 tahun, karena sudah lansia Tn.M merasakan nyeri rematik dan pusing
pada badannya, untuk mengatasinya pasien mengkonsumsi ibu profen dan Na
diklofenak tetapi efek samping kedua obat tersebut adalah dapat menyebabkan
gangguan GI sampai pendarahan. Oleh karna itu penggunaan obat golongan NSAID
tersebut menginduksi kembali pendarahan GI (di akibatkan adanya ulcer di gastriks)
yang pernah ia derita yang ditandai melena dan nyeri perut. Akibatnya kadar HB dan
eritrosit menurun dan menyebabkan menurunnya absorbs Fe dari saluran cerna,
sehingga untuk mengganti kehillangannya tubuh akan menggunakan ferritin/
simpanan zat besi yag masih tersisa. Oleh karna itu kadar ferritin pasien mengalami
penurunan yang menandakan bahwa pasien mengalami defisensi besi dan anemi
ditandai dengan Hb yang menurun sehingga anemia yang diderita pasien yaitu
anemi defisiensi besi.

Adapaun tanda vital dan hasil laboratorium klinik menunjukkan adanya


ketidaknormalan beberapa hasil. Tekanan darah pasien 150/71 dimana nilia
normalnya 120/80, hasil menunjukkan bahwa pasien mengalami prehipertensi. Tapi
pasien tidak perlu minum obat antihipertensi karena hasil tersebut tidak akan
menjadi resiko yang berbahaya dan akan turun dengan pengaturan pola hidup. Data
lab yang tidak normal yaitu ada HB, Hct, Eritirosit, MCH dan ferritin. Dari nilai
eritrosit, Hct dan Hb menurun menandakan pasein anemia. Dan nilai ferritin dibawah
normal menandakan pasien defisiensi besi sehingga pasien di indikasi mengalami
anemia defisiensi besi.

Terapi obat yang dijalani pasien yaitu tablet ferro sulfat, celecoxib, pct, sukralfat.
Adapun pelayanan informasi untuk masing-masing obat yang diberikan yaitu:

1. ferro sulfat
Indikasi :
Dosis : 200 mg 3x sehari segera setelahh makan
ES : intoleransi terhadap sediaan oral, mual, nyeri
epigastrum, konstipasi perubahan warna tinja
Interaksi obat : obat yang menurunkan keasaman lambung,
menurunkan absorbs besi
Durasi pengobatan diberikan selama 2 bulan dengan dipantau gejalanya
danhasil labnya

2. celecoxib
Indikasi : meredakan gejala OA, RA, dan spondylitis ankiola,pada orang
dewasa
Dosis : 200 mg 1xsehari setelah makan
ES : Diare, dyspepsia, kembung, mual, insommmnia.

3. Sukralfat
Indikasi : tukak lambung, tukak duodenum
ES : konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan
lambung, mulut kering
Dosis : suspense 100 ml.
Penggunaan : 4x/hari 2 sendok tek (10 ml) sebelum makan
Durasi pengobatan 8 minggu

4. PCT
Pertimbangan klinis dari terapi farmakologi yang kami berikan yaitu :

a. Pemberian tablet ferro sulfat (golongan preparat besi) dengan dosis 200mg
dan pemakaiannya 3xsehari segera setelah makan dengan durasi terapi 2
bulan. Alasan memilih ferro sulfat secara oral karena pemberian secara oral
lebih aman, murah dan sama efeknya dengan pemberian secara parenteral.
Selain itu hrga dari ferro sulfat lebih murah dan mudah dibandingkan dengan
cara lain. Obat ini dianjurkan diminum sebelum makan untuk meningkatkan
absorbsinya didalam usus. Namun bila diminum sewaktu perut kosong
seringkali menimbulkan iritasi lambung dan gangguan gastrointestinal. Oleh
karena itu agar tidak memperparah pendarahan ferro sulfat diminum segera
setelah makan.
b. Pemberian tablet celecoxib (golongan OAINS COX 2 inhibitor) dengan dosis
200mg dan cara pemakain 1xsehari setelah makan. Obat analgesic ini aman
untuk saluran pencernaan kareana mekanisme kerja dari celecoxib selektif
menghambat COX2 .
c. Pemberian PCT …
d. Pemberian Sukralfat …

Anda mungkin juga menyukai