Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi saat ini, kebijakan - kebijakan pemerintah
Indonesia yang terkait oleh kawasan regional ASEAN salah satunya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang bertujuan untuk meningkatkan
stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu
mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN
(nationalgeographic.co.id). Dari tujuan MEA tersebut banyak tenaga kerja
asing terutama dibidang konstruksi dari luar negeri datang ke Indonesia
untuk bekerja dengan kemampuan dan pendidikan yang lebih dari pada
tenaga kerja Indonesia.
Pendidikan merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan
tenaga kerja agar dapat bersaing baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pendidikan nasional juga merupakan suatu investasi masa depan dalam
pembangunan sumber daya manusia yang berkaitan erat dengan
pembangunan nasional. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3, fungsi dari
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik.
Dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang mempersiapkan
tenaga kerja saat ini adalah pendidikan menengah kejuruan atau Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). SMK adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat, (PP No.17 th 2010).
Peraturan pemerintah tersebut jelas bahwa SMK adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja.
Walaupun dari definisi tersebut siswa siap bekerja, namun kenyataannya
banyak kendala-kendala yang dialami oleh siswa dalam menerima
pembelajaran di sekolah yang menyebabkan ketidaksiapan siswa dalam
bekerja.
Kendala yang ada tersebut menjadi salah satu fokus pemerintah
khususnya dalam pendidikan menengah kejuruan untuk melaksanakan
pengembangan kurikulum. Pada tahun 2017, kurikulum 2013 resmi
diperbaharui dengan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 edisi revisi
(K13 revisi). Dalam teorinya K13 revisi ini berfokus pada pendidikan
berbasis kompetensi dan pendidikan yang bersumber pada siswa sendiri.
Akan tetapi, dalam implementasinya K13 revisi juga mengalami kendala –
kendala baik dari guru, siswa, maupun materi ajarnya. SMK N 2 Wonosari
adalah salah satu SMK yang baru akan menerapkan K2013 revisi pada
tahun ajaran 2019/2020. Pada saat ini, SMK N 2 Wonosari masih
menggunakan kurikulum K13 untuk kelas X dan XI. Sedangkan kelas XII
masih menggunakan KTSP. Walaupun demikian, dalam pelaksanaannya
tentu ada kendala, salah satunya pada mata pelajaran Gambar Teknik.
Mata pelajaran Gambar Teknik adalah salah satu mata pelajaran
yang sangat penting bagi Jurusan Desain Permodelan dan Informasi
Bangunan (DPIB) SMK N 2 Wonosari karena melalui mata pelajaran ini
siswa dapat menggambar bangunan dengan baik dan kompeten sesuai
dengan standar kompetensi lulusan yang telah ditentukan.
Bedasarkan pengamatan saat observasi PLP di SMK 2 Wonosari
proses pembelajaran belum cukup baik terlihat dari media pembelajaran
yang belum dapat membantu siswa dengan jumlah rombongan belajar
yang banyak serta proses pembelajaran yang dilakukan masih bersifat
konvensional. Proses pembelajaran konvensional yaitu proses
pembelajaran yang hanya terpusat pada guru. Akibatnya terjadi proses
pembelajaran yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif
dalam pembelajaran, sehingga membuat pemahaman siswa sulit untuk
berkembang.
Berdasarkan kondisi permasalahan di atas, maka peneliti
bermaksud mengadakan penelitian yang diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman siswa. Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis
MAPG (Maket Proyeksi Gambar) dapat menjadi salah satu solusinya.
Solusi tersebut didapat dengan mengesampingkan faktor yang
kemungkinan menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa dalam
menangkap materi yang diberikan guru terlebih pada menggambar tampak
suatu bangunan.

1. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
berbagai masalah yang ada, yaitu :
a. Materi belum mampu dipahami secara mudah dan cepat oleh
siswa.
b. Media pembelajaran masih kurang sehingga perlu ditingkatkan.
c. Media pembelajaran yang terdapat di internet belum sepenuhnya
menerapkan ketentuan yang berlaku dalam dunia pendidikan.

2. Batasan Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah di atas, penelitian
ini memiliki batasan masalah yaitu materi pokok dalam media
pembelajaran yang akan dikembangkan hanya menyangkutmaeter
menggambar tampak rumah untuk siswa kelas X jurusan DPIB SMK
N 2 Wonosari dan pengujian media pembelajaran yang dibuat, hanya
meliputi pengujian produk tidak diuji pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran interakif berbasis
MAPG (Maket Proyeksi Gambar) dalam pembelajaran mata pelajaran
Gambar Teknik materi menggambar tampak kelas X di jurusan Desain
Permodelan dan Informasi Bangunan SMK N 2 Wonosari?
2. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran interaktif berbasis
MAPG (Maket Proyeksi Gambar) dalam pembelajaran mata pelajaran
Gambar Teknik materi menggambar tampak kelas X di jurusan Desain
Permodelan dan Informasi Bangunan SMKvN 2 Wonosari?

C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis MAPG (Maket
Proyeksi Gambar) dalam pembelajaran mata pelajaran Gambar Teknik
materi menggambar tampak Kelas X di jurusan Desain Permodelan dan
Informasi Bangunan SMK N 2 Wonosari.
2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran berbasis MAPG
(Maket Proyeksi Gambar) dalam pembelajaran mata pelajaran Gambar
Teknik materi menggambar tampak Kelas X di jurusan Desain
Permodelan dan Informasi Bangunan SMK N 2 Wonosari.

D. Manfaat Pengembangan
Manfaat dari proposal pengembangan media pembelajaran berbasis
MAPG (Maket Proyeksi Gambar) ini dapat dirasakan bagi beberapa pihak
yang terkait, yang nantinya dapat disarankan untuk dijadikan kritik dan
saran sehingga menjadi lebih baik. Manfaat tersebut antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Sebagai sumber rujukan baru dalam mempelajari pembuatan
tampak melalui media pembelajaran berupa maket pryeksi gambar.
b. Dapat memberikan pemahaman kepada siswa sehingga mampu
mempraktikkan langsung pembuatan tampak dalam mengikuti
pelajaran Gambar Teknik di kelas secara mandiri.
2. Bagi Guru
Sebagai alternatif guru dalam memilih media pembelajaran yang
inovatif dan efektif.
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan kejuruan yang diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi Peneliti
Dapat sebagai ilmu pengetahuan tambahan yang diperoleh selama
proses penelitian.

E. Asumsi Pengembangan
Hal yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah peneliti memfokuskan
pada pembuatan produk media pembelajaran interaktif berbasis MAPG
(Maket Proyeksi Gambar) bagi siswa kelas X jurusan DPIB SMK N 2
Wonosari dan menilai kelayakan media pembelajaran interaktif
berdasarkan penilaian peer reviewer, guru dan uji coba di kelas kecil.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Produk yang diharapkan setelah mengembangkan penelitian ini adala
sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian ini adalah media pembelajaran interaktif berbasis
MAPG (Maket Proyeksi Gambar) yang berisi maket disertai dengan
garis proyeksi gambar tampak rumah.
2. Pembuatan media pembelajaran dibuat memuat gambar diam (image),
garis proyeksi orthogonal dan maket.
3. Guru dan siswa dapat dengan mudah menggunakan MAPG (Maket
Proyeksi Gambar) dalam pembelajaran karena sistem penggunaannya
seperti kubus tanpa tutup yang bisa dibuka dan ditutup tergantung sisi
tampak yang akan dilihat.

Anda mungkin juga menyukai