Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Dosen Pembimbing :
Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep., Ns

Kelompok 6 :

1. Hanafatul Fauziah (10218040)


2. Nela Adellania Talita (10218054)
3. Riko Firmansyah (10218066)
4. Yuyun Nita Rahayu (10218076)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITIT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan
rahmat -Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Makalah Keperawatan
Keluarga dengan hipertensi” dengan lancar. Adapun maksud penyusunan karya tulis
ini untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga.

Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Bpk Bagus
Sholeh Apriyanto, S.Kep.,Ns selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah
ini, teman - teman yang membantu dalam proses pembuatan, serta semua pihak yang
telah mendukung dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.

Harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan seputar keluarga dengan hipertensi sehingga
kedepanya pembaca bisa mengantisipasi kemungkinan yang dapat terjadi. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Tegur sapa dari pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Kediri, 08 januari 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. KONSEP KELUARGA
2.1 Pengertian keluarga......................................................................................................3
2.2 Fungsi keluarga ...........................................................................................................3
2.3 Tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan..........................................4
2.4 Tujuan dasar keluarga...................................................................................................6
2.5 Struktur keluarga..........................................................................................................7
2.6 Tipe keluarga................................................................................................................7
B. HIPERTENSI
2.7 definisi hipertensi..........................................................................................................8
2.8 jenis hipertensi...............................................................................................................9
2.9 faktor yang mempengaruhi hipertensi...........................................................................9
2.10 faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol..............................................................10
2.11 asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ........................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................59
3.2 Saran.............................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................60

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.


Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini.
Bahkan, Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan
hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan
mematikan serta memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti
stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk
otot jantung. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darahnya tinggi
atau melampaui nilai tekanan darah yang normal yaitu 140/80 mmHg. Penyakit ini
telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia
maupun di beberapa negara yang ada di dunia (Wirakusumah, 2002; Ova S., 2008).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam karena


pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi merupakan
salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang
menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan
tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran
tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut
(WHO, 2005).

Penyakit hipertensi tahun demi tahun terus mengalami peningkatan. Tidak


hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1
dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan, diperkirakan jumlah penderita
hipertensi akan meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025. Kurang lebih
10- 30% penduduk dewasa di hampir semua negara mengalami penyakit hipertensi,
dan sekitar 50-60% penduduk dewasa dapat dikategorikan sebagai mayoritas utama
yang status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan
darahnya (Adib, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?
2. Bagaimana konsep tentang keluarga ?
3. Apa pengertian hipertensi?
4. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan hipertensi ?
5. Apa masalah yang terjadi pada keluarga dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga dengan hipertensi
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga dengan hipertensi.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga
dengan hipertensi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga


2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan
darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan
adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam Doane &
Varcoe, 2005). Keluarga adalah kumpulan dua orang/lebih hidup bersama dengan
terikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing – masing
(Friendman 1998). Fitzpatrick & Whall (1986) dalam analisis konsep tentang
keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia mendefiniskan keluarga sebagai
kelompok yang mengindentifikasi diri dengan anggotannya yang terdiri dari dua
individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah – istilah khusus, yang
boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
Pernikahan merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dewasa
muda. Menurut Undang-Undang Pernikahan Nomor 1 Tahun 1974 Bab 1 Pasal 1,
pernikahan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa.
Ciri – ciri keluarga adalah: diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada
ikatan batin, tanggung jawab masing – masing, ada pengambil keputusan, kerjasama
diantara anggota keluarga, interaksi dan tinggal dalam suatu rumah.

2.2 Fungsi Keluarga


1. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi

3
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nyadan kepentingan di
masyarakat.
5. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit

2.3 Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan

1. Keluarga baru menikah/pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai


bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status
lajang ke hubungan baru yang intim.
a. Membangun perkawinanyangsaling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social
d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi
orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.

2. Keluarga Dengan anak baru lahir


a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru.
c. Interaksi keluarga
d. Hubungan Seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah, Dimulai ketika anak pertama berusia
dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak berusia lima tahun.

4
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga internal dan luar.
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah, dimulai ketika anak pertama telah berusia
enam tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun,
awal dari masa remaja.
a. Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja, dimulai ketika anak pertama melewati umur 13
tahun, berlangsung selama enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
masih tinggaldirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
c. Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan.
d. Persiapan perubahan Sistem peran

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa, ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang,
tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di
rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak –
anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a. Perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. Pertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. Penataan kembali peran orangtua

5
7. Keluarga usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua, dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki
masa pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan : kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangan

2.4 Tujuan Dasar Keluarga


Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini
memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu – individu
yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga
berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu,
yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi
kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran anggotanya menerima
peran di masyarakat (Supriadi, 1999) Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan
dasar baik yang menyangkutkebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah
keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya sebagai anggota masyarakat (Supriadi, 1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara,
namun keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang
memperhatikan secara total segi–segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi
yang menjadi perhatian keluarga adalah kesejahteraan anggotanya, kelompok lain
seperti temankerja, teman sekolah, majelis dan LSM tidak menaruh perhatian
secara keseluruhanhidup individu, mereka sebatas satu segi seperti kerjasama,
persahabatan, keterlibatandalam urusan sekolah atau pengajian atau produktivitas
dan prestasi di sekolah (Supriadi, 1999).

6
2.5 Struktur Keluarga
Berdasarkan ikatan darah, struktur keluarga dibagi menjadi :
2.1 Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2.2 Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
2.3 Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri.
2.4 Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami.
2.5 Keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.

2.6 Tipe Keluarga

Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai


tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non
normative. Sussman (1974), Macklin (1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai
berikut:

1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua
campuran atau orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada
anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier
tunggal atau karier keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan
anak-anaknya sudah berpisah.

2. Keluarga Non Tradisional

7
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.

2.6 HIPERTENSI

2.7 Definisi Hipertensi


Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit
ini. Bahkan, Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,
melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat
dan mematikan serta memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ,
seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung
dan untuk otot jantung. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan
darahnya tinggi atau melampaui nilai tekanan darah yang normal yaitu 140/80
mmHg. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia
(Wirakusumah, 2002; Ova S., 2008).

8
2.8 Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi
sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan
diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a) Hipertensi esensial atau hipertensi primer Sebanyak 90-95 persen kasus
hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar
menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik)
dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan
stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah
lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag
meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan
kelainan darah.
b) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder Pada 5-10 persen kasus sisanya,
penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit
diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal.
Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.

2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi


Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria
ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita
ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh
pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita
setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2. Umur Perubahan
tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40
tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.

9
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah
semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan
darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang
telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar
dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga
dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas
kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat
(Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007).

2.10 Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol


1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan
aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga
akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan akan memperburuk
kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk mengurangi
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer,
sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih
berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di dalam
kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

10
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono
Kris Pranaka, 2014-2015)
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan
darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir
kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan meningkatkan
frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini
akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan
tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah
yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini
dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak
jantung semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh
akan semakin cepat

11
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

KASUS
Tn. B (38 th) merupakan seorang kepala keluarga, yang bekerja sebagai karyawan pabrik
dan istrinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tn. B memiliki seorang anak perempuan
th
(10 ) masih dalam tahap perkembangan tahap ke IV keluarga dengan anak sekolah
(families with children). Keluarga Tn. B mengatakan cara menjaga hubungan baik
dengan keluarga adalah dengan musyawarah jika ada masalah dan yang mengambil
suatu keputusan adalah kepala keluarga. Keluarga tanggap mencari bantuan pelayanan
kesehatan jika terdapat keluhan pada kesehatannya. Tn. B sebagai Kepala Keluarga
menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, rutin kontrol ke puskesmas 1 bulan sekali
untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat,
makan maupun kebutuhan dasar lainnya. Tn.B mengatakan dari pihak Bapak/ Ibu tidak
ada yang menderita hipertensi. Dalam merawat Tn. B yang menderita hipertensi
keluarga masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain
dan masih sering merasa pusing sehingga Tn. B khawatir tekanan darahnya tinggi.
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga Tn. B masalah keperawatan yang
didapatkan adalah Tn. B mengalami hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan sering
mengalami pusing. Pada saat pengkajian didapatkan TD : 140/85 mmHg, S : 37 ℃,
BB : 55 kg. N : 84x /menit, R : 20x/ menit, TB : 160 cm.

12
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA

a. Identitas Kepala Keluarga :


Nama : Tn. B Pendidikan : SMA
Umur : 38 tahun Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Agama : Islam Alamat : Bandar Lor
Suku : Jawa No.Telp : 081123654789

b. Komposisi Keluarga

No. Nama L/P Umur Hub.Keluarg Pekerjaan Pendidikan


a
1. Ny. S P 34 Istri IRT SMA

2. An. R P 10 Anak Pelajar SD

c. Genogram

13
: Laki-laki : Satu rumah

: Perempuan : Sakit

d. Type Keluarga :

a) Jenis type keluarga :


Tipe keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family), karena di dalam satu
rumah terdiri dari ayah, ibu dan anak.

b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut :


Tidak ada masalah dengan tipe keluarga ini

e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Keluarga klien berasal dari suku Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : Kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :


Agama yang dianut keluarga adalah agama islam, dan meyakini segala bentuk
perintah agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi kesehatan.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Keluarga mengatakan Tn.B yang
mencari nafkah
b) Penghasilan : Rp. 3.000.000

c) Upaya lain : Keluarga ini mendapat penghasilan tambahan dari


perkebunan.dan dari usaha tokonya

d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)


Televisi, kipas angin, handphone, 1 set kursi tamu, almari, dan alat
tranportasi motor.

14
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Jumlah pengeluaran per bulan
berkisar Rp 1.300.000,00
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi
bersama dirumah

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :


Keluarga Tn. B dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
Dimana anak Tn. B berumur 10 tahun

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :


Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi,
anak sudah mampu berkembang sesuai dengan tahap perkembangan.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :


a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. B sebagai Kepala Keluarga menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu,
rutin kontrol kepuskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat
rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya. Pada saat pengkajian : TD : 140/85 mmhg S : 37 celcius BB :
55 Kg N : 84 x/m R : 20 x/m TB : 160 cm
b) Riwayat penyakit keturunan :
Keluarga mengatakan tidak memilki riwayat penyakit keturunan dan
penyakit menular di keluarganya.

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Imunisasi
Keadaan Masalah Tindakan yang
No Nama Umur BB (BCG/Polio/DPT
Kesehatan kesehatan telah dilakukan
/HB/Campak)
1. Tn. B 38 th 60 Sakit Lengkap Hipertensi -

2. Ny. S 34 th 56 Sehat Lengkap - -

15
3. An. R 10 th 2 Sehat Lengkap - -

c) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Sumber pelayanan yang di manfaatkan adalah pelayanan bidan, klinik, dan
puskesmas.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Tn. B menderita hipertensi tapi keluarga Tn.B dari pihak Bapak/ Ibu tidak ada
yang menderita hipertensi

III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah :
300 m²

b) Type rumah :
Rumah satu lantai

c) Kepemilikan :
Rumah milik keluarga sendiri

d) Jumlah kamar/ruangan :
3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, ruang jualan dan ruang tengah untuk
berkumpul keluarga.

e) Ventilasi/jendela :
Ventilasi dan penerangan cukup baik.

f) Pemanfaatan ruangan :
Ruangan digunakan sesuai manfaatnya

g) Septic tank :
Terdapat septic tank yang terletak di belakang rumah dengan jarak 10 meter
dari rumah dengan menggunakan pipa paralon sebagai saluran
pembuangannya

h) Sumber air minum

16
Air minum berasal dari air sumur keluarga yang kemudian dimasak, kualitas
airnya jernih dan tidak berbau.

i) Kamar mandi/WC :
Kamar mandi satu, sanitasi baik, air jernih dan tidak berbau,dan di kamar
mandi sudah tersedia semua peralatan mandi

j) Pengolahan Sampah :
Sampah di buang di bak sampah yang ada di rumah, setelah penuh dibawa
keluar dan akan diangkut tukang sampah.

k) Kebersihan lingkungan :
Keadaan tempat tinggal bersih karena setiap harinya dibersihkan

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a) Kebiasaan :
Tetangga keluarga Tn. B ramah dan baik dan juga memiliki kebiasaan
kegiatan yasinan setiap malam jum’at dan perkumpulan RT disetiap
bulannya yang diadakan di rumah ketua RT, dan ada juga kegiatan kerja
bakti.

b) Aturan/kesepakatan :
Jika terjadi sesuatu di lingkungan masyarakat dan ada tamu selama 2 x 24
jam harus melaporkan kepada ketua RT.RW

c) Budaya :
Setiap 1 bulan sekali ada kegiatan bersih bersih lingkungan

c. Mobilitas Geografis Keluarga :


Keluarga tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi dari kecil tinggal di Bandar
Lor Kediri

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Tn.B mengatakan mulai bekerja pukul 07.00-16.00 WIB, namun keluarga
mengatakan hubungan dnegan tetangga baik, saling interaksi dan saling
membantu satu sama lain

e. Sistem Pendukung Keluarga

17
Keluarga di dukung oleh fasilitas pelayanan di desanya. Biasanya keluarga pergi
ke bidan desa, puskesmas, atau pelayanan kesehatan lainnya.

IV. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :


Anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dan Indonesia dalam
berkomunikasi sehari-harinya ketika Tn. B tidak berada dirumah komunikasi
tetap selalu ada dengan melalui telepon untuk saling memberi kabar dan
bertukar cerita.

b. Struktur Kekuatan Keluarga :


Keluarga Tn. B mengatakan cara menjaga hubungan baik dengan keluarga
adalah dengan musyawarah jika ada masalah. Dan yang mengambil suatu
keputusan adalah kepala keluarga

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)


Tn. B sebagai Kepala Keluarga, Ny. S sebagai istri, An. R sebagai anak

d. Nilai dan Norma Keluarga


Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan
sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada
keluarga yang sakit dibawa ke RS atau petugas kesehatan yang terdekat.

V. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif

Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.

b. Fungsi sosialisasi

a) Kerukunan hidup dalam keluarga : .

Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah


tangga.
d) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
Keluarga berinteraksi satu sama lain setiap hari dengan baik.

18
e) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Keluarga mengatakan Tn. B sebagai pengambil keputusan yang dominan
f) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Berkumpul bersama keluarga sambil nonton TV. Aktivitas Rekreasi di luar
rumah jarang dilakukan.
g) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Keluarga Tn. B mengatakan sering berpartisipasi dalam kegiatan bersih –
bersih lingkungan

c. Fungsi perawatan kesehatan

a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan


keluarganya :

Keluarga memandang kesehatan sebagi suatu hal yang sangat penting.


keluarga dengan anaknya yang masih usia sekolah dan balita memiliki
resiko/rentan terhadap penularan penyakit.

c) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :


Keluarga tanggap mencari bantuan pelayanan kesehatan jika terdapat
keluhan pada kesehatannya

d) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :


Dalam merawat Tn. B yang menderita hipertensi masih memberikan
makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.

d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :

Keluarga membersihkan rumah setiap hari.


e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat ketika salah satu
keluarganya sakit.

d. Fungsi reproduksi

a) Perencanaan jumlah anak : 1

b) Akseptor : Ya yang digunakan KB spiral lamanya 3 tahun

19
d) Keterangan lain :

e. Fungsi ekonomi

a) Upaya pemenuhan sandang pangan :

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk


anak dan biaya untuk berobat

b) Pemanfaatan sumber di masyarakat :

Keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dengan baik

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

a. Stressor jangka pendek : .


Tn. B sering mengeluh pusing.
b. Stressor jangka panjang :
Tn. B khawatir karena tekanan darahnya tinggi.
c. Respon keluarga terhadap stressor :
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
dengan petugas kesehatan
d. Strategi koping :
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang
ada.
e. Strategi adaptasi disfungsional :
Tn. B bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi :

Pemenuhan gizi keluarga Tn.B tercukupi

Upaya lain :

Selalu mengkonsumsi sayuran dan buah buahan

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda Tanda Vital

20
Tn.B  TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 S : 37°C
Ny.S  TD : 120/80 mmHg
 Nadi : 65x/menit
 RR : 16x/menit
 S : 36,5°C

An.R  TD : 90/80 mmHg


 Nadi : 80x/menit
 RR : 20x/menit
 S : 36,0°C

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn.B Ny.S An.R
Hidung Lubang hidung normal Lubang hidung normal Lubang hidung normal
simetris, pernafasan simetris, pernafasan simetris, pernafasan
vesikuler vesikuler vesikuler
Mulut Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir
lembab, tidak ada lembab, tidak ada lembab, tidak ada
stomatitis stomatitis stomatitis
Mata Konjungtivitis merah Konjungtivitis merah Konjungtivitis merah
muda, sklera putih muda, sklera putih muda, sklera putih
terdapat gambaran tipis terdapat gambaran tipis terdapat gambaran tipis
pembuluh darah pembuluh darah pembuluh darah
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, limfe kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak
dan vena jugularis ada lesi ada lesi
Dada I : Simetris tidak ada I : Simetris tidak ada I : Simetris tidak ada
Paru – paru lesi lesi lesi
P : tidak ada nyeri tekan P : tidak ada nyeri tekan P : tidak ada nyeri tekan
P : sonor P : sonor P : sonor
A : vesikuler A : vesikuler A : vesikuler
Jantung I : Simetris tidak tampak I : Simetris tidak I : Simetris tidak

21
ictus cordis tampak ictus cordis tampak ictus cordis
P : tidak ada nyeri tekan P : tidak ada nyeri tekan P : tidak ada nyeri tekan
P : pekak P : pekak P : pekak
A : S1 S2 reguler A : S1 S2 reguler A : S1 S2 reguler
Abdomen simetris, tidak tampak simetris, tidak tampak simetris, tidak tampak
adanya benjolan, adanya benjolan, adanya benjolan,
terdengar suara tympani, terdengar suara terdengar suara
tidak ada nyeri tekan tympani, tidak ada nyeri tympani, tidak ada nyeri
tekan tekan
Ekstremitas tidak ada oedema, masih tidak ada oedema, tidak ada oedema,
dapat gerak aktif masih dapat gerak aktif masih dapat gerak aktif

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini

Keluarga mengatakan Tn.B mengeluh pusing

c. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Keluarga mengatakan Tn.B memiliki riwayat hipertensi

IX. HARAPAN KELUARGA

a. Terhadap masalah kesehatannya :


Keluarga menginginkan selalu di beri kesehatan pada anggota keluarganya dan
kesembuhan untuk Tn.B yang menderita hipertensi
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar melakukan penyuluhan
kesehatan di keluarganya mengenai penyakit hipertensi

Kediri, 11 Januari 2021

( Kelompok 6 )

22
ANALISA DATA

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O
1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
kesehatan keluarga keluarga merawat
 Keluarga mengatakan
tidak efektif dalam mengenal
kurang memahami cara
masalah anggota
merawat.
keluarga dengan
 Keluarga mengatakan
hipertensi
makanan Tn”B” sama
dengan keluarga yang lain
 Pola tidur Tn”B” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
 Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn
“B” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi
DO :

 Keluarga tampak bingung


dengan penyakit yang
diderita Tn.B
 TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37°C

2. DS : Defisit Pengetahuan Ketidakmampuan


keluarga dalam

23
 Tn “B” mengatakan memutuskan
khawatir tensinya semakin tindakan kesehatan
tinggi yang tepat bagi
 Keluarga kurang memahami keluarga
cara mengenal masalah Tn
“B” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi
 Keluarga mengatakan Tn. B
yang menderita hipertensi
masih diberikan makanan
yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
DO :

 Keluarga tampak bingung


dengan penyakit yang
diderita Tn.B
 TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37°C

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi d.d
Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn. B
2. Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga yang terkena hipertensi d.d Tn. B masih
diberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.

24
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga


merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi d.d Keluarga
mengatakan kurang memahami cara merawat Tn. B

No Diagnosa Nilai
Kriteria Skor Bobot Pembenaran
Kep Total
1. Sifat masalah : Rasa takut
Skala : Tidak/ kurang sehat 1 menyebabkan
3/3 x 1 = 1
Ancaman kesehatan 3 peningkatan TD
2 yang dapat
Keadaan sejahtera
1 memperburuk
keadaan
Kemungkinan masalah dapat diubah : Pemberian
Skala : Mudah 2 penjelasan yang
½x2=1
Sebagian 2 tepat dapat
1 membantu
Tidak dapat
0 menurunkan rasa
takut
Potensial masalah untuk dicegah : Penjelasan dapat
Skala : Tinggi 3 1 membantu
2/3 x 1 =
Cukup 2 mengurangi rasa
0,6
takut
Rendah 1
Menonjolnya masalah : 2 Keluarga
Skala : menyadari
½x1=
Masalah berat, harus segera 1 1 dengan
0,5
ditangani mematuhi diet
0
Ada masalah, tetapi tidak perlu yang dianjurkan
ditangani dapat mengrangi
Masalah tidak dirasakan rasa khawatir

25
Tn”B”
TOTAL SKOR 3,1

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

2. Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan tindakan


kesehatan yang tepat bagi keluarga d.d Tn. B masih diberikan makanan yang sama
dengan anggota keluarga yang lain.
No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Kep Total
Sifat masalah : Masalah tersebut
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 bersifat aktual,
3/3 x 1 =
Ancaman kesehatan 2 sehingga
1
dikategorikan
Keadaan sejahtera 1
tidak atau kurang
sehat.
Kemungkinan masalah dapat diubah : Kemungkinan
Skala : Mudah 2 2 masalah yang
2/2 x 2 =
Sebagian 1 dapat diubah
2
dengan mudah
Tidak dapat 0
2.
dengan diberikan
informasi terkait
makanan yang
diberikan oleh
keluarga kepada
Tn.B yang
memiliki penyakit
hipertensi
Potensial masalah untuk dicegah : Masalah cukup
Skala : Tinggi 3 1 bisa untuk dicegah
2/3 x 1 =
Cukup 2 dengan
0,6
memberikan

26
Rendah 1 edukasi makanan
apa saja yang
boleh dikonsumsi
Tn.B.
Menonjolnya masalah : Masalah yang ada
Skala : termasuk berat dan

Masalah berat, harus segera 1 harus segera


2 2/2 x 1 =
ditangani ditangani.
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1 1
ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR 4,6

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan
keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan
4,6
yang tepat bagi keluarga d.d Tn. B masih
diberikan makanan yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat dalam
mengenal masalah anggota keluarga dengan
hipertensi d.d Keluarga mengatakan kurang 3,1

memahami cara merawat

27
INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KRITERIA HASIL
1. Defisit Pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
b.d Ketidakmampuan Tujuan : Observasi :
keluarga dalam Setelah dilakukan - Identifikasi kesiapan dan
memutuskan tindakan tindakan tingkat kemampuan menerima
kesehatan yang tepat pengetahuan diharapkan informasi
bagi keluarga d.d Tn. dapat teratasi - Identifikasi faktor-faktor
B masih diberikan Kriteria Hasil : yang dapat meningkatkan
makanan yang sama - Perilaku sesuai dan menurunkan perilaku
dengan anggota dengan hidup bersih dan sehat
keluarga yang lain pengetahuan Terapeutik :
meningkat - Sediakan materi dan media
- Persepsi yang pendidikan kesehatan
keliru terhadap - Jadwalkan pendidikan
masalah menurun kesehatan sesuai
- Menjalani kesepakatan
pemeriksaan yang - Berikan kesempatan untuk
tidak tepat bertanya
menurun Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.
2. Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan Dukungan Koping Keluarga
keluarga tidak efektif keluarga Observasi :

28
b.d Ketidakmampuan Tujuan : - Identifikasi respons
keluarga merawat Setelah dilakukan emosional terhadap
dalam mengenal tindakan keperawatan kondisi saat ini
masalah anggota manajemen kesehatan - Identifikasi beban
keluarga dengan keluarga tidak efektif prognosis secara
hipertensi d.d masalah dapat teratasi psikologis
Keluarga mengatakan Kriteria hasil : - Identifikasi kesesuaian
kurang memahami - Kemampuan antara harapan pasien,
cara merawat menjelaskan keluarga, dan tenaga
masalah kesehatan
kesehatan yang Terapeutik :
dialami - Dengarkan masalah,
meningkat perasaan, dan pertanyaan
- Aktivitas keluarga
keluarga - Terima nilai-nilai keluarga
mengatasi dengan cara yang yang
masalah tidak menghakimi
kesehatan tepat - Fasilitasi pengungkapan
meningkat perasaan antara pasien dan
- Tindakan untuk keluarga atau antar
mengurangi anggota keluarga
faktor risiko - Fasilitasi memperoleh
meningkat pengetahuan,
- Verbalisasi keterampilan, dan
kesulitan peralatan yang di perlukan
menjalankan untuk mempertahankan
perawatan yang keputusan perawatan
ditetapkan pasien
meningkat - Hargai dan dukung
- Gejala penyakit mekanisme koping adaptif
anggota keluarga yang digunakan
meningkat Edukasi :

29
- Informasi kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan fasilitas
perawatan kesehtan yang
tersedia
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi
keluarga, jika perlu

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

KUNJUNGAN KE : 1

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan simpatis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari, pengkajian,
perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian dan observasi
merupakan langkah awal bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan
dan permasalahan yang di hadapi klien.

Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengkajian tehadap kesehatan pasien sangat diperlukan dalam menindaklanjuti suatu
intervensi keperawatan kepada pasien. Dengan adanya pengkajian yang menyeluruh
maka intervensi keperawatan kepada pasien akan semakin optimal, hal ini di awali
dengan menetapkan kapan gejala mulai timbul, menetapkan kapan gejala timbul, apa
yang menjadi pencetusnya, apa yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala
tersebut dan apa yangmemperburuk gejala adalah bagian dari pengkajian, juga
mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan.

B. Tujuan

30
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data pada keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah
keperawatan pada keluarga khususnya dengan masalah hipertensi.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
b. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga.
c. Mengetahui struktur keluarga.
d. Mengetahui fungsi keluarga.
e. Mengetahui stress dan koping keluarga.
f. Mengetahui status kesehatan keluarga.
g. Mengetahui harapan keluarga.
h. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga.
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media dan Alat : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik.
3. Sasaran : Keluarga Tn. B
4. Hari/Tanggal : Senin, 18 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. B
6. Waktu : 09.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi

1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Mengingat kontrak 3. Menyepakati kontrak
waktu dan tujuan waktu & tujuan
pertemuan pertemuan
4. Menanyakan kesediaan 4. Keluarga bersedia
keluarga
2 30 menit Kerja

31
1. Melakukan pengkajian 1. Mendengarkan dan
tentang: menyimak
a. Data sosial keluarga 2. Menanggapi
b. Riwayat dan tahap 3. Menjawab pertanyaan
perkembangan
keluarga
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping
keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
i. Memberi pujian dan
semangat pada hal-
hal positif yang ada
dalam keluarga
3 10 menit Terminasi

1. Menyampaikan 1. Mendengarkan
kesimpulan 2. Menyetujui kontrak
2. Menyusun kontrak selanjutnya
selanjutnya 3. Menjawab salam
3. Menjelaskan tujuan
kontrak yang akan
datang
4. Mengucapkan salam

8. Setting Tempat
Keterangan :

: Keluarga Tn. B

: Perawat

32
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana
b. Keluarga bersedia menerima mahasiswa
c. Menyiapkan media satu hari sebelum pelaksanaan
2. Kriteria evaluasi proses
a. Keluarga dapat menyambut dengan ramah
b. Situasi mendukung tidak ada gangguan
c. Keluarga dapat berpartisipasi aktif selama kegiatan
d. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Didapatkan data-data keluarga sesuai dengan TUK minimal 80% dapat terkaji

33
A. PENGKAJIAN

Genogram

: Laki-laki : Satu rumah

: Perempuan : Sakit

Keluarga ini tergolong dalam nuclear family karena dalam satu rumah terdiri
dari ayah,ibu dan anak. Tahap perkembangan keluarga Tn. B saat ini adalah
merupakan tahap ke IV keluarga dengan anak sekolah (families with children).

34
Keluarga ini bisa tergolong dalam keluarga dengan lingkungan yang bersih dan
memiliki hubungan yang baik antara anggota keluarga. Keluarga ini menganut
agama islam dan berbudaya suku jawa. Dalam keluarga, Tn. B menderita hipertensi
keluarga mengatakan tidak memilki riwayat penyakit keturunan dan penyakit
menular di keluarganya. Pada saat pengkajian tekan darah Tn. B mencapai TD :
140/85 mmHg namun sering memiliki keluhan pusing. Dalam keluarga ini kepala
keluarga bekerja sebagai karyawan pabrik.

B. ANALISA DATA

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O
1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
kesehatan keluarga keluarga merawat
 Keluarga mengatakan
tidak efektif dalam mengenal
kurang memahami cara
masalah anggota
merawat.
keluarga dengan
 Keluarga mengatakan
hipertensi
makanan Tn”B” sama
dengan keluarga yang lain
 Pola tidur Tn”B” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
 Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn
“B” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi
DO :

 Keluarga tampak bingung


dengan penyakit yang
diderita Tn.B

35
 TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37°C

2. DS : Defisit Ketidakmampuan
Pengetahuan keluarga dalam
 Tn “B” mengatakan
memutuskan tindakan
khawatir tensinya semakin
kesehatan yang tepat
tinggi
bagi keluarga
 Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn
“B” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi
 Keluarga mengatakan Tn. B
yang menderita hipertensi
masih diberikan makanan
yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
DO :

 Keluarga tampak bingung


dengan penyakit yang
diderita Tn.B
 TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37°C

36
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

KUNJUNGAN KE : 2

A. Latar Belakang
Menentukan masalah keperawatan merupakan masalah penting dalam proses
keperawatan setelah melakukan pengkajian karena dengan menentukan masalah yang
dihadapi klien secara tepat dan benar akan menentukan keberhasilan dalam membuat
intervensi yang akan diterapkan pada pasien / keluarga sehingga masalah dapat teratasi.

Setelah melakukan pengkajian pada keluarga Tn. B masalah keperawatan yang


didapatkan adalah Tn. B mengalami hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan sering
mengalami pusing. Pada saat pengkajian didapatkan TD : 140/85 mmHg, S : 37 ℃,
BB : 55 kg. N : 84x /menit, R : 20x/ menit, TB : 160 cm.

Hasil pengkajian tersebut dianalis untuk menyimpulkan masalah keperawatan,


perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga,
koping keluarga, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik yang dikaji secara
komprehensif sehingga dapat menyimpulakan masalah keperawatan.

Masalah keperawatan yang ditemukan harus disepakati bersama keluarga.


Keberhasilan dalam mengatasi masalah kesehatan diperlukan partisipasi keluarga
terutama Tn. B. Membantu keluarga untuk menyatakan masalah kesehatan secara benar

37
sehingga dapat memotivasi keluarga untuk malakukan perawatan secara mandiri,
pencegahan dan tindakan promotif secara aktif.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyepakati prioritas masalah keperawatan dan intervensi keperawatan
diharapkan Tn. B dan keluarga dapat menyepakati masalah dan intervensi
keperawatan yang akan dilakukan.

2. Tujuan Khusus
a. Menyepakati intervensi yang akan dilakukan
b. Mengetahui tujuan dari masing – masing intervensi
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Diskusi
2. Media dan Alat : Alat tulis, format prioritas masalah.
3. Sasaran : Keluarga Tn. B
4. Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. B
6. Waktu : 10.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi

1. Mengucapkan salam Menjawab salam


2. Perkenalan
Menerima
3. Mengingat kontrak waktu
dan tujuan kunjungan Memperhatikan

4. Menanyakan kesediaan Memberikan informasi


keluarga
5. Memvalidasi keadaan
keluarga
2 20 menit Kerja

1. Menjelaskan pada keluarga Memperhatikan

38
prioritas masalah yang
didapatkan saat pengakjian.
Klarifikasi
2. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
klarifikasi masalah Menerima
3. Menawarkan intervensi
yang akan dilakukan pada
keluarga Menyetujui
4. Menyepakati prioritas
masalah dan intervensi yang
yang akan dilakukan
3 10 menit Terminasi

1. Menyampaikan kesimpulan Membuat kesepakatan


2. Menyusun kontrak
Menjawab salam
selanjutnya
3. Menjelaskan tujuan kontrak
yang akan datang
4. Mengucapkan salam

8. Setting Tempat
Keterangan :

: Keluarga Tn. B

: Perawat

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Pre planning disiapkan
b. Alat bantu / media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Kriteria evaluasi proses

39
a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Keluarga menyepakati masalah kesehatan yang ada dikeluarga dan tindakan
keperawatan yang akan diberikan mahasiswa
b. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.

A. PENGKAJIAN

Genogram

: Laki-laki : Satu rumah

: Perempuan : Sakit

Keluarga ini tergolong dalam nuclear family karena dalam satu rumah terdiri
dari ayah,ibu dan anak. Tahap perkembangan keluarga Tn. B saat ini adalah

40
merupakan tahap ke IV keluarga dengan anak sekolah (families with children).
Keluarga ini bisa tergolong dalam keluarga dengan lingkungan yang bersih dan
memiliki hubungan yang baik antara anggota keluarga. Keluarga ini menganut
agama islam dan berbudaya suku jawa. Dalam keluarga, Tn. B menderita hipertensi
keluarga mengatakan tidak memilki riwayat penyakit keturunan dan penyakit
menular di keluarganya. Pada saat pengkajian tekan darah Tn. B mencapai TD :
140/85 mmHg namun sering memiliki keluhan pusing. Dalam keluarga ini kepala
keluarga bekerja sebagai karyawan pabrik.

B. ANALISA DATA

N DATA PROBLEM ETIOLOGI


O
1. DS : Manajemen Ketidakmampuan
kesehatan keluarga keluarga merawat
 Keluarga mengatakan
tidak efektif dalam mengenal
kurang memahami cara
masalah anggota
merawat.
keluarga dengan
 Keluarga mengatakan
hipertensi
makanan Tn”B” sama
dengan keluarga yang lain
 Pola tidur Tn”B” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
 Keluarga kurang memahami
cara mengenal masalah Tn
“B” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi
DO :

 Keluarga tampak bingung


dengan penyakit yang

41
diderita Tn.B
 TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37°C

2. DS : Defisit Pengetahuan Ketidakmampuan


keluarga dalam
 Tn “B” mengatakan
memutuskan
khawatir tensinya semakin
tindakan kesehatan
tinggi
yang tepat bagi
 Keluarga kurang memahami
keluarga
cara mengenal masalah Tn
“B” yang khawatir tensinya
akan bertambah tinggi
 Keluarga mengatakan Tn. B
yang menderita hipertensi
masih diberikan makanan
yang sama dengan anggota
keluarga yang lain.
DO :

 Keluarga tampak bingung


dengan penyakit yang
diderita Tn.B
 TD : 140/85 mmHg
 Nadi : 84x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 37°C

C. SKORING

42
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi d.d
Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn. B

No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Kep Total
Sifat masalah : Rasa takut
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 menyebabkan
3/3 x 1 =
Ancaman kesehatan 2 peningkatan TD
1
yang dapat
Keadaan sejahtera 1
memperburuk
keadaan
Kemungkinan masalah dapat Pemberian
diubah : penjelasan yang
2 2 ½x2=1
Skala : Mudah tepat dapat
1. 1
Sebagian membantu
0
Tidak dapat menurunkan rasa
takut
Potensial masalah untuk Penjelasan dapat
dicegah : membantu
3 1 2/3 x 1 =
Skala : Tinggi mengurangi rasa
2 0,6
Cukup takut
1
Rendah
Menonjolnya masalah : Keluarga
Skala : menyadari dengan
½x1=
Masalah berat, harus segera 2 1 mematuhi diet
0,5
ditangani yang dianjurkan
1
Ada masalah, tetapi tidak dapat mengrangi
0
perlu ditangani rasa khawatir
Masalah tidak dirasakan Tn”B”
TOTAL SKOR 3, 1

43
2. Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga d.d Tn. B masih diberikan makanan yang
sama dengan anggota keluarga yang lain

No Diagnosa Kriteria Skor Bobot Nilai Total Pembenaran


Kep
Sifat masalah : Masalah tersebut
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 bersifat aktual,
3/3 x 1 = 1
Ancaman kesehatan 2 sehingga
dikategorikan tidak
Keadaan sejahtera 1
atau kurang sehat.
Kemungkinan masalah dapat Kemungkinan
diubah : masalah yang dapat
2 2 2/2 x 2 = 2
Skala : Mudah diubah dengan
1
Sebagian mudah dengan
0
Tidak dapat diberikan informasi
terkait makanan
2. yang diberikan oleh
keluarga kepada
Tn.B yang memiliki
penyakit hipertensi
Potensial masalah untuk Masalah cukup bisa
dicegah : untuk dicegah
3 1 2/3 x 1 =
Skala : Tinggi dengan memberikan
2 0,6
Cukup edukasi makanan
1
Rendah apa saja yang boleh
dikonsumsi Tn.B.
Menonjolnya masalah : Masalah yang ada
Skala : termasuk berat dan

Masalah berat, harus segera harus segera

44
ditangani 2 1 2/2 x 1 = 1 ditangani.
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR 4,6

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan tindakan


kesehatan yang tepat bagi keluarga d.d Tn. B masih diberikan makanan yang
sama dengan anggota keluarga yang lain.
2) Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi d.d
Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn. B.

INTERVENSI

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KRITERIA HASIL
1. Defisit Pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
b.d Ketidakmampuan Tujuan : Observasi :
keluarga dalam Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi kesiapan dan
memutuskan tindakan tingkat pengetahuan kemampuan menerima
kesehatan yang tepat diharapkan dapat teratasi informasi
bagi keluarga d.d Tn. Kriteria Hasil : - Identifikasi faktor-faktor yang
B masih diberikan - Perilaku sesuai dapat meningkatkan dan
makanan yang sama dengan pengetahuan menurunkan perilaku hidup
dengan anggota meningkat bersih dan sehat
keluarga yang lain - Persepsi yang keliru Terapeutik :
terhadap masalah - Sediakan materi dan media
menurun pendidikan kesehatan

45
- Menjalani - Jadwalkan pendidikan
pemeriksaan yang kesehatan sesuai kesepakatan
tidak tepat menurun - Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan Dukungan Koping Keluarga
keluarga tidak efektif keluarga Observasi :
b.d Ketidakmampuan Tujuan : - Identifikasi respons emosional
keluarga merawat Setelah dilakukan tindakan terhadap kondisi saat ini
dalam mengenal keperawatan manajemen - Identifikasi beban prognosis
masalah anggota kesehatan keluarga tidak secara psikologis
keluarga dengan efektif masalah dapat - Identifikasi kesesuaian antara
hipertensi d.d teratasi harapan pasien, keluarga, dan
Keluarga mengatakan Kriteria hasil : tenaga kesehatan
kurang memahami - Kemampuan Terapeutik :
cara merawat menjelaskan masalah - Dengarkan masalah, perasaan,
kesehatan yang dan pertanyaan keluarga
dialami meningkat - Terima nilai-nilai keluarga
- Aktivitas keluarga dengan cara yang yang tidak
mengatasi masalah menghakimi
kesehatan tepat - Fasilitasi pengungkapan
meningkat perasaan antara pasien dan
- Tindakan untuk keluarga atau antar anggota
mengurangi faktor keluarga
risiko meningkat - Fasilitasi memperoleh

46
- Verbalisasi kesulitan pengetahuan, keterampilan, dan
menjalankan peralatan yang di perlukan
perawatan yang untuk mempertahankan
ditetapkan keputusan perawatan pasien
meningkat - Hargai dan dukung mekanisme
- Gejala penyakit koping adaptif yang digunakan
anggota keluarga Edukasi :
meningkat - Informasi kemajuan pasien
secara berkala
- Informasikan fasilitas
perawatan kesehtan yang
tersedia
Kolaborasi :
- Rujuk untuk terapi keluarga,
jika perlu

47
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

KUNJUNGAN KE : 3

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2020
didapatkan data bahwa Tn. B telah mengalami penyakit hipertensi tetapi Tn. B tidak
mengerti tentang komplikasi penyakit hipertensi, dan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang makanan yang harusnya tidak dikonsumsi Tn. B.
Pada kesempatan pertemuan ini perawat akan melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan masalah keperawatan yang didapat. Tindakan yang dilakuka nyakni
melakukan penyuluhan atau Edukasi kesehatan yang merupakan upaya kegiatan untuk
pengetahuan kesehatan perorangan paling sedikit mengenai pengelolaan faktor resiko
penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya meningkatkan status
kesehatan pasien serta mencegah timbulnya penyakit dan memulihkan penyakit. Pada
kunjungan sebelumnya perawat telah menjelaskan masalah kesehatan kepada klien
sehingga keluarga diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk kegiatan selanjutnya atau
implementasi yang diberikan .
Masalah keperawatan :
- Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga d.d Tn. B masih diberikan
makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi d.d
Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat Tn. B.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,
memahami tentang penyakit hipertensi, mengetahui bagaimana cara merawat
keluarga dengan penyakit hipertensi, mengetahui apa saja yang dapat meningkatkan

48
tekanan darah dan mampu mempraktikkan secara mandiri tentang pola hidup bersih
dan sehat pada keluarga dengan penderita hipertensi

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan keluarga dapat:
a. Mengerti dan memahami tentang kosep hipertensi,
b. Mengerti dan memahami tentang penyebab hipertensi,
c. Mengerti dan memahami tentang tanda, gejala dan akibat hipertensi,
d. Mengerti dan memahami tentang cara penanganan dan pencegahan hipertensi
e. Mengerti dan memahami tentang nutrisi / diet hipertensi.
f. Mengerti dan mampu mengambil keputusan tepat dengan masalah utama
hipertensi
g. Mengerti dan mendukung klien dalam melaksanakan diet hipertensi
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Diskusi dan ceramah
2. Media dan Alat : Leaflat
3. Sasaran : Keluarga Tn. B
4. Hari/Tanggal : Rabu, 20 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. B
6. Waktu : 09.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi

1. Mengucapkan Salam Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri
Menerima
3. Menjelaskan tujuan dari
kunjungan Memperhatikan

4. Memvalidasi keadaaan
keluarga
5. Mengingatkan kembali
kontrak

49
2 30 menit Kerja

1. Menyampaikan Mendengarkan dan


informasi mengenai menyimak
hipertensi
2. Feedback dari materi
yang telah disampaikan Menanggapi

3. Memotivasi dan
memberikan
Menjawab pertanyaan
reinforcement positif
atas usaha yang telah
dilakukan oleh
keluarga.
3 10 menit Terminasi

1. Menanyakan perasaan Mengungkapkan perasaan


keluarga setelah
diberikan penyuluhan
2. Mengobservasi saat Menyetujui kontrak
keluarga selanjutnya

mengungkapkan
perasaan setelah
Menjawab salam
diberikan penyuluhan
3. Membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
4. Mengucapkan salam

8. Setting Tempat
Keterangan :

: Keluarga Tn. B

: Perawat

50
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) disiapkan
b. Media sudah dipersiapkan
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Kriteria evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam Kegiatan
c. Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Keluarga dapat memahami tentang konsep hipertensi, penyebab hipertensi,
tanda, gejala dan akibat hipertensi, cara penanganan dan pencegahan hipertensi
serta nutrisi / diet hipertensi.

IMPLEMENTASI

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi TTD


1. Defisit Pengetahuan b.d 20/01/2021
Ketidakmampuan Pukul :
keluarga dalam 09.15 1. Mengidentifikasi kesiapan 
memutuskan tindakan dan kemampuan menerima
kesehatan yang tepat informasi

bagi keluarga d.d Sering 09.18 2. Menyediakan materi dan
mengeluh pusing. media pendidikan kesehatan

(leaflat)
09.22 3. Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai 
kesepakatan

(20-30 menit)
09.25 4. Memberikan kesempatan
klien untuk bertanya
09.30 5. Menjelaskan kosep

51
hipertensi, penyebab
hipertensi, tanda gejala dan
akibat hipertensi, cara
penanganan dan pencegahan
hipertensi, nutrisi / diet
hipertensi
09.55 6. Informasikan kondisi klien

saat ini
10.15 7. Anjurkan melapor jika 
merasakan tanda dan gejala
memberat atau tidak bisa.
(menganjurkan keluarga
untuk pergi ke yankes
terdekat)

2. Manajemen kesehatan 10. 20 1. Menganjurkan pada


keluarga tidak efektif keluarga memerikasakan
b.d Ketidakmampuan Tn. B setiap minggu dan
keluarga merawat dalam minum obat secara teratur.
mengenal masalah 10.30 2. Memberikan penjelasan

anggota keluarga pada keluarga tentang diet
dengan hipertensi d.d yang sesuai dengan
Keluarga mengatakan hipertensi pada makanan 
kurang memahami cara yang diberikan Tn. B harus
merawat. benar-benar rendah garam,
mengurangi makanan
berlemak
11.00 3. Menganjurkan pada

keluarga untuk mengatur
pola tidur pada siang hari
sebaiknya digunakan untuk
istirahat

52
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

KUNJUNGAN KE : 4

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan intervensi keperawatan yang sudah diterapkan.
Dari hasil evaluasi maka perawat dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi
keperawatan pada keluarga Tn. B yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2021
yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang ditemukan pada saat
pengkajian.
Masalah keperawatan :
- Defisit Pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan
tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga d.d Sering mengeluh pusing.
- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi d.d
Keluarga mengatakan kurang memahami cara merawat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya Tn. B

2. Tujuan Khusus
a. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. B terkait dengan penyakit
hipertensi
b. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. B terkait dengan kebiasaan
PHBS
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara dan Observasi
2. Media dan Alat : Alat tulis dan Lembar Evaluasi
3. Sasaran : Keluarga Tn. B
4. Hari/Tanggal : Kamis, 21 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. B
6. Waktu : 10.00 WIB

53
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi

1. Mengucapkan salam Menjawab salam


2. Memperkenalkan diri
Menerima
3. Menjelaskan tujuan
kunjungan Memperhatikan

2 30 menit Kerja

1. Evaluasi keluarga dan Menanggapi


observasi
2. Mengidentifikasi
perubahan pengetahuan Menjawab pertanyaan
keluarga
3. Mengidentifikasi
pemahaman klien terkait
penyakit hipertensi
4. Memberikan
penghargaan pada hal-
hal yang positif yang
dilakukan klien dan
keluarga
3 10 menit Terminasi

1. Mengakhiri pertemuan Mengungkapkan perasaan


2. Mengucapkan salam
Menjawab salam

8. Setting Tempat
Keterangan :

54
: Keluarga Tn. B

: Perawat

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Format evaluasi disiapkan
b. Alat bantu media berupa alat tulis (pulpen, pensil, dan kertas)
2. Kriteria evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Keluarga Tn. B lebih memahami penyakit hipertensi
b. Keluarga Tn. B lebih memahami tentang PHBS.

EVALUASI

No Diagnosa Tanggal Evaluasi TTD


Keperawatan
1. Defisit Pengetahuan b.d 21/01/2021 S:
Ketidakmampuan Pukul : - Ny. S mengatakan 
keluarga dalam 10.00 sudah paham akan
memutuskan tindakan kondisi suaminya

kesehatan yang tepat - Tn. B mengatakan
bagi keluarga d.d sudah paham akan
Sering mengeluh kondisinya saat ini
pusing.
O: 
- Tn. B dan keluarga

55
sangat antusias
menerima informasi
mengenai penyakit dan 
kondisi Tn.B dari
perawat 
- Keluarga sudah
mengenal masalah
kesehatan yang dialami

oleh Tn. B
- Keluarga tampak lebih

tenang dari sebelumnya

A:
- Masalah teratasi.
P:
- Rencana perawatan
dihentikan.

2. Manajemen kesehatan 10.00 S:


keluarga tidak efektif - Keluarga mengatakan 
b.d Ketidakmampuan sudah menyendirikan
keluarga merawat makanan Tn. B dengan
dalam mengenal anggota keluarga
masalah anggota 
keluarga dengan O:
hipertensi d.d Keluarga - Tn. B mengatakan sudah

mengatakan kurang tidak takut lagi dengan
memahami cara tensinya

merawat. - Makanan untuk Tn. B
dan anggota keluarga
yang lain tersendiri

Wajah
- Tn. B tampak lebih

56
relaks 

A :
Masalah teratasi

P :
Rencana keperawatan
dihentikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Sebanyak 1 milyar orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit

57
ini. Bahkan, Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya,
melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat
dan mematikan serta memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ,
seperti stroke untuk otak
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-
ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, adahubungan
darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambilkeputusan,
kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah

3.2 Saran
Sebagai tenaga medis sebaiknya memberikan penyuluhan terkait hipertensi
untuk mempertahankan kesehatan masyarakat agar berpola hidup yang jauh lebih
baik dari sebelumnya, karena penyakit hipertensi bias timbul akibat pola makan
yang kurang baik .

DAFTAR PUSTAKA

Wirakusumah, E. 2002. Tetap Bugar Usia Lanjut. Jakarta: Tribus Agriwidia


World Health Organization (WHO), 2005, Risk Factor. Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_ diseases/en/cvd_atlas_03_risk_factors.p df.
Adib., M., (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Dianloka Dianloka Pustaka Populer, Yogyakarta.

58
Doane, G. H., & Varcoe, C. (2005). Family Nursing as Relational Inquiry: Developing
Health Promoting Practice. Philadelphia: Lippincott : USA
Supriadi. 1999. Keperawatan Keluarga. Bandung.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan
Klinis. Bandung: Alfa Beta.

WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of reise
blood pressure or contain the according to national circumstances

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam


Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanudin Makasar.

Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Program
Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah
Kesehatan. 5 (1) : 20-25.

Heniwati. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan


Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Tesis.
Medan: Universitas Sumatera Utara.

59

Anda mungkin juga menyukai