PROPOSAL
OLEH:
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 12
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 13
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................... 16
2.1.1 Teori agensi ....................................................................... 16
2.1.2 Opini Adit Going Concern ................................................ 17
2.1.3 Ukuran Perusahaan............................................................ 20
2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan .................................................. 21
2.1.5 Kondisi Keuangan ............................................................. 23
2.1.6 Opini Audit Tahun Sebelumnya........................................ 23
2.2 Pandangan Islam ......................................................................... 24
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................... 27
2.4 Kerangka Berpikir....................................................................... 33
2.5 Rumusan Hipotesis ..................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Waktu Penelitian........................................................ 38
3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel................................. 38
3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................ 44
3.4 Defenisi Variabel ....................................................................... 40
3.5 Defenisi Oerasional Variabel...................................................... 44
3.6 Metode Pengumpulan Data...............................................................45
3.7 Metode Analisis Data.........................................................................45
i
3.7.1 Analisis Deskriptif...................................................................45
3.7.2 Menilai Kelayakan Model FIT.................................................46
3.7.3 Analisis Regresi Logistik Logit...............................................47
3.8. Uji Hipotesis............................................................................47
3.8.1 Uji Statistik t (Parsial)...................................................47
3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)............................................48
3.8.3 Uji Signifikansi F (Simultan).........................................48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUA
serta mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang aktivitas ekonomi untuk lebih
informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan keuangan bersifat adil (fair)
Menurut Alvin A. Arens, et. al dalam Amir Abadi Jusuf (2015: 4), yang
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan.Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.”
Opini Audit Laporan audit merupakan suatu sarana bagi auditor dalam
terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan dari entitas yang telah diaudit.
Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus kas. Opini
audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat
memberikan kesimpulan terkait dengan opini yang harus diberikan atas laporan
1
2
keuangan yang diauditnya. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan diny-
isi laporan-laporan audit dapat berbeda, tetapi pada hakekatnya laporan tersebut
yang diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan. Opini audit diberikan oleh
lain: total aktiva, log size nilai pasar saham, jumlah karyawan, dan lain-lain. Pada
dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan
besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil
(small firm).
keadaan perusahaan yang sedang baik. Jika rasio pertumbuhan laba positif, maka
auditor cenderung tidak mengeluarkan opini audit going concern (Alichia, 2013)
3
Perusahaan yang telah mendapatkan opini audit going concern pada tahun
sebelumnya akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena opini yang
didapatkan oleh perusahaan membuat para investor menjadi ragu untuk me-
nanamkan dananya. Sehingga keadaan sulit yang terjadi pada tahun sebelumnya
tidak dapat diatasi dan berakibat pada memburuknya keadaaan perusahaan dan
kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern lagi akan semakin
besar (Arisandy, 2015). opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan
Opini Audit “Going Concern” Opini audit going concern merupakan opini
yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi kinerja entitas apakah ada
tersebut, baik sebagai akibat dari tindakan wan prestasi (1243 KUH Perdata)
ataupun Perbuatan Melawan Hukum (1365 KUH Perdata) yang secara hukum (by
melawan hukum tersebut untuk membayar seluruh kerugian dari pihak-pihak yang
dirugikan dengan menggunakan seluruh harta miliknya, tidak saja yang telah ada
minoritas dan pemegang saham publik dalam perusahaan dapat tetap terjaga dan
UtamaPada
Boyke G.P 2017
tahun Siahaan.
lalu, BEI mengumumkan beberapa perusahaan yang
telah ditetapkan, salah satunya opini going concern. Hal tersebut dinyatakan
Bahkan, BEI juga berencana menghapus (delisting) empat emiten jika tidak
ini suspend ada 27 perusahaan yang terdiri dari beragam penyebab. Ada yang
disebabkan oleh transaksi yang terlalu fluktuatif, ada juga yang jadi going
keterbukaan," ujarnya.
suspensi terhadap emiten yang tidak memenuhi jumlah saham beredar di publik
sebesar 7,5 persen (free float). Disebutkan dia, dari 27 perusahaan itu ada
"Potensi delisting yang sudah memenuhi kriteria dua tahun saja, mungkin
tiga sampai empat perusahaan," katanya. Namun, hingga saat ini dirinya belum
ditemukan beberapa perusahaan yang terpaksa delisting dari Bursa Efek Indonesia
(BEI), 37,5% diantaranya berasal dari subsektor manufaktur, properti, real estate
tersebut bermasalah dalam kesempatan hidup atau bertumbuh di masa yang akan
datang.
Oke., Daftar emiten/ perusahaan publik/ perusahaan terbuka/ perusahaan Tbk atau
saham delisting 2017 (dikeluarkan) dari Bursa Efek Indonesia adalah sebagai
berikut;
Tabel 1.1
Perusahaan Delisting 2017 Menurut BEI
Tanggal
No. Kode Nama Emiten Tanggal IPO Delisting
1 CTRP Ciputra Property, Tbk. 07-11-2007 19-01-2017
2 CTRS Ciputra Surya, Tbk. 15-01-1999 19-01-2017
3 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo,
03-08-1992 03-07-2017
Tbk
4 CPGT Citra Maharlika Nusantara
09-07-2013 19-10-2017
Corpora, Tbk.
5 INVS Inovisi Infracom, Tbk 03-07-2009 23-10-2017
6 BRAU Berau Coal Energy, Tbk 19-08-2010 16-11-2017
7 TKGA Permata Prima Sakti, Tbk 06-01-1992 16-11-2017
8 LAMI Lamicitra Nusantara, Tbk 18-07-2001 28-12-2017
(Sumber:https://www.sahamok.com/emiten/saham-delisting/saham-delisting-
2017-di-bei/).
CTRP dan CTRS di delisting karena dimerger oleh CTRA sehingga seluruh
7
sahamnya berpindah menjadi saham CTRA, kasus ini mengacu pada variabel
karena keadaan perusahaan yang tidak likuid, delisting SOBI juga didorong
dana dan tidak terpenuhinya ketentuan BEI No. I-A yang mengatur tentang free
float 50 juta lembar saham dimana 7,5% saham dimiliki oleh investor publik
sementara pada nyatanya hanya 1,32% saham yang dimiliki investor publik
pailit sejak 19 oktober 2017. CPGT dipaksa untuk delisting (force delisting)
negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat baik secara finansial baik
dipublikasi 9 November 2017). Force delisting juga dialami oleh INVS, BRAU
dan TKGA, namun dengan alasan yang berbeda. INVS di delisting karena telah
BRAU dan TKGA telah mengalami suspensi lebih dari dua tahun karena
going concernnya dan tidak mau mengikuti aturan bursa maka akan dipastikan
otoritas pasar akan melakukan delisting terhadap perusahaan tersebut dari papan
Perusahaan tidak pernah melakukan right issue, stock split, dan lainnya sejak IPO
tahun 2001. Selain itu, volume perdagangan saham yang dilakukan LAMI relatif
publikasi 9
Mei 2017). Dari beberapa alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan di
untuk go private.
keberlanjutan usaha pun dapat dilihat dari usaha apa yang telah/ akan dilakukan
perusahaan untuk membuat keberlanjutan usahanya lebih baik di masa yang akan
baik akuisisi, merger maupun joint venture. Akuisisi akan meningkatkan kinerja
investasi. Risiko investasi dapat terlihat dari tingkat leverage/ solvabilitas maupun
dari standar defiasi investasi tersebut. Semakin baik kinerja perusahaan dan
sebelumnya terhadap opini audit going concern oleh auditor. Dari beberapa
beda, Penelitian yang dilakukan Debby Tandungan dan I Made Mertha (2016)
meneliti tentang pengaruh Komite Audit, ukuran perusahan, Audit Tenure, dan
reputasi KAP terhadap Opini Audit Going Concern. Hasil penelitian ini
Concern. Analisis data yang dig6unakan adalah analisis statistik deskriptif dan
10
Nurul Ardiani, Emrinaldi Nur DP dan Nur Azlina (2012) meneliti tentang,
Ukuran KAP, dan Kondisi Keuangan ter-hadap Penerimaan Opini Audit Going
dari penelitian ini adalah disclosure, ukuran KAP, dan berpengaruh terhadap
Agusti, dan Alfiati Silfi (2014) meneliti tentang Pengaruh Opini Tahun
Sebelumnya, Kondisi Keuangan dan Auditor Client Tenure terhadap Opini Audit
data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis statistik deskriptif
dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit
perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh terhadap opini
Dari ulasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan riset yang berjudul
perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going
(BEI) 2016-2019” .
audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh terhadap opini audit going concern..
Maka adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Bagi Mahasiswa
2) Bagi Auditor
yang lebih jelas, sederhana, dan sistematis agar mempermudah bagi pembaca
dalam memahami penulisan dalam penelitian yang telah dibuat, dari masing-
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan dan manfaat yang akan dicapai melalui penelitian ini dan
Bab ini menjelaskan tentang populasi dan sampel, data dan sumber
LANDASAN TEORI
(2011:10) adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal
perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai
principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang saham
agensi dengan penerimaan opini audit going concern, agen bertugas dalam
perusahaan.
diharuskan adanya pihak yang independen sebagai mediator antara agen dan
1
16
17
akan semakin besar karena auditor akan semakin teliti untuk memeriksa semua
dan Siregar, 2012). Dengan laporan keuangan auditan tersebut, pemakai laporan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
18
umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor
paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
19
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Opini ini dikeluarkan ketika auditor
dalam Emphasis of Matter Paragraph (alinea yang menekankan suatu hal) untuk
entitas tidak terdapat bukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan
(contrary information).
Gambar 2.1
Pedoman Pernyataan Pendapat Going concern
Apakah ada kondisi dan/atau Tidak Opini wajar tanpa
peristiwa yang berdampak pengecualian SA Seksi 508
terhadap kelangsungan [PSA No. 29]
hidup
Ya
entitas?
Apakah cukup
pengungkapan
Ya
?
Tidak
Pendapat Wajar Tanpa
Pendapat wajar Pendapat Wajar
Pengecualian dengan
tanpa dengan Pengecualian
Paragraf Penjelas Berkaitan
pengecualian dgn Going concern atau
Pendapat Tidak Wajar
dari besarnya total aset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan (Fitria,
hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus miliyar, sedangkan
21
perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus miliyar
(Yulianti, 2011). Penelitian ini menggunakan jumlah kekayaan (total asset) yang
kecilnya suatu perusahaan diukur menggunakan logaritma natural dari total aset.
Hal ini dikarenakan, perusahaan yang memiliki total aset yang besar tentunya
memiliki suatu sumber daya yang besar dan memiliki lebih banyak sumber
informasi dimana memiliki sistem informasi yang lebih canggih, memiliki lebih
banyak staf akuntansi, dan memiliki sistem pengendalian internal yang kuat
keuangan.
perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aset (kekayaan) adalah badan hukum
yang memiliki total aset tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan
besar adalah badan hukum yang total asetnya diatas seratus milyar. (Ani Yuliyanti
2011: 13).
dihitung sebagai persentase perubahan aset pada tahun tertentu terhadap tahun
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dalam pecking order
theory memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pendanaan. Dalam hal
ini, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang cepat harus lebih
Pernyataan tersebut didukung oleh Joni dan Lina (2010) yang berpendapat bahwa
Peningkatan jumlah aset, baik aset lancar maupun aset jangka panjang
eksternal.
daya berupa aset yang dimiliki perusahaan dan diukur dari perbedaan nilai total
dalam jumlah yang tinggi sehingga melebihi jumlah laba ditahan, maka akan
sedangkan faktor lain dianggap ceteris paribus, maka peningkatan aset akan
(2010),
perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
Laba/Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas
Perusahaan yang telah mendapatkan opini audit going concern pada tahun
sebelumnya akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena opini yang
didapatkan oleh perusahaan membuat para investor menjadi ragu untuk me-
nanamkan dananya. Sehingga keadaan sulit yang terjadi pada tahun sebelumnya
tidak dapat diatasi dan berakibat pada memburuknya keadaaan perusahaan dan
kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern lagi akan semakin
besar (Arisandy, 2015). Pernyataan ini didukung oleh (Santosa dan Wedari 2007)
opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan menjadi pertimbangan pen-
ting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun
berikutnya.
penelitian ini ke tiga dari variabel berpengaruh terhadap opini audit going
Tenure, Disclosure, Ukuran Kap, Debt Default, Opinion Shopping, Dan Kondisi
Audit Tenure, Disclosure, Ukuran KAP, Default Debt, Opini Belanja dan Kondisi
Keuangan pada menerima opini audit going concern dari perusahaan. Dari hasil,
Sedangkan yang lain (Audit Tenure, Opinion Shopping dan Financial Condition),
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern suatu
perusahaan.
BEI”. Penelitian ini membahas tentang pengaruh kondisi keuangan, kualitas audit,
bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh reputasi
auditor, pengungkapan, audit tenure, ukuran perusahaan, dan opini audit tahun
disimpulkan bahwa audit tenure, ukuran perusahaan, dan opini audit tahun
Ukuran Perusahaan, Audit Tenure, Dan Reputasi Kap Terhadap Opini Audit
Going Concern”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komite audit,
ukuran perusahaan, audit tenure, dan reputasi KAP terhadap opini audit going
komite audit, ukuran perusahaan, dan audit tenure tidak mempengaruhi opini audit
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kondisi Keuangan Dan Auditor Client Tenure
Yang Terdaftar di BEI”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opini
audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan, masa kerja auditor auditor terhadap
opini audit going concern dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.
Hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa opini
audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan, masa kerja auditor auditor dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hal
ini menunjukkan bahwa banyak faktor lain yang mempengaruhi opini audit going
concern.
30
Ukuran
perusahaan
(X1)
Pertumbuhan
Perusahaan
(X )
Opini audit
Kondisi going concern
Keuangan
(X ) (Y)
Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
X4
GoingConcern
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang akan menunjukkan
Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudahpositif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang
opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai
hipotesis adalah:
2016-2019.
Audit GoingConcern
dihitung sebagai persentase perubahan aset pada tahun tertentu terhadap tahun
35
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dalam pecking order
theory memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pendanaan. Dalam hal
ini, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang cepat harus lebih
yang diperoleh secara teratur atau adanya peningkatan merupakan faktor yang
bagi perusahaan untuk beroperasi. Maka dari itu jika pertumbuhan perusahaan
positif, maka auditor cenderung tidak mengeluarkan opini audit going concern.
GoingConcern
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu, dengan informasi yang didapat dari dari laporan
hipotesis adalah:
Audit GoingConcern.
Perusahaan yang telah mendapatkan opini audit going concern pada tahun
sebelumnya akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena opini yang
didapatkan oleh perusahaan membuat para investor menjadi ragu untuk me-
nanamkan dananya. Sehingga keadaan sulit yang terjadi pada tahun sebelumnya
tidak dapat diatasi dan berakibat pada memburuknya keadaaan perusahaan dan
kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern lagi akan semakin
besar (Arisandy, 2015). opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan
going concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor mengeluarkan opini audit
perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun
berjalan.
3.
H4: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini going concern
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang akan menunjukkan
Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudahpositif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang
opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu, dengan informasi yang didapat dari dari laporan
METODE PENELITIAN
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
2016-2019 melalui situs resminya yaitu www.idx.co.id. Data dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dengan mengakses situs resmi Bursa
Efek Indonesia.
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
1
38
39
periode 2016-2019.
altman z-score
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
No Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2016
1 153
sampai dengan 2018.
Perusahaan yang tidak listing secara continue selama tahun
2 (69)
2016-2018
3 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah. (32)
Perusahaan yang tidak melaporkan laba positif terkait
4 (28)
dengan pengukuran altman z-score
5 Perusahaan yang memenuhi kriteria 22
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian (22 x 3
6 66
tahun)
Sumber :www.idx.co.id tahun 2016-2019 yang sudah diolah
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Dalam Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk d.h Ades Waters Indonesia Tbk
2 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
4 BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk
5 DLTA Delta Djakarta Tbk
6 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
7 GGRM Gudang Garam Tbk
8 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INDS Indospring Tbk
11 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
12 JECC Jembo Cable Company Tbk
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
14 KBLM Kabelindo Murni Tbk
15 KLBF Kalbe Farma Tbk
16 MYOR Mayora Indah Tbk
17 STAR Star Petrochem Tbk
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
19 TRIS Trisula International Tbk
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
21 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
22 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id tahun 2016-2019 yang sudah diolah
sekunder. Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-
perusahaan manufaktur yang telah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang dapat diakses melalui situs BEI yaitu www.idx.co.id periode 2016-2019
Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja, yang
menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (SPAP, 2011).
Variabel ini merupakan variabel dummy yang akan bernilai 1 bila perusahaan
b) Ukuran Perusahan
yang diukur dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan atau
Total Aset dengan tujuan agar mengurangi fluktuasi data yang berlebih.
Dengan menggunakan log natural, jumlah aset dengan nilai ratusan miliar
c) Pertumbuhan Perusahaan
berikut:
d) Kondisi Keuangan
secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode atau kurun waktu
Altman, yang terkenal dengan istilah Z score yang merupakan suatu formula
liabilitas
Bila 1,23 < Z < 2,9 = zona “abu-abu” Bila Z < 1,23 = zona “distress”
diantara 1,2 sampai dengan 2,9 maka kondisi perusahaan tidak diketahui sehat
atau tidak dan diberi nilai 0, nilai dibawah 1,2 maka perusahaan digolongkan
penelitian.Pemberian opini audit going concern tidak terlepas dari opini audit
tahun sebelumnya karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun
(Agustina dan Zulaikha, 2013). Indikator dari variabel ini adalah pemberian
44
opini audit going concern (GCAO) pada tahun sebelumnya atau non going
concern (NGCAO) pada tahun sebelumnya. Variabel ini diukur dengan skala
tahun sebelumnya, dan 0 untuk perusahaan yang diberikan opini audit non
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan Variabel yang
sama.
mempelajari catatan atau dokumen perusahaan (data sekunder) serta studi pustaka
tahun 2016-2019.
logistik. Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka peneliti
perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada bursa efek Indonesia (BEI) 2016-2019. Berikut ini analisis data
dikumpulkan:
diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
46
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Menurut Ghozali
yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar
deviasi.
bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara
model dengan data sehingga model dikatakan fit). Kriteria penentuan data empiris
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test sama dengan
atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berartiada perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model
Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test lebih
besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
mengetahui pengaruh satu variabel independen atau lebih (X) terhadap satu
dua alternatif
IPL
Ln = α + βUP + βUK + βKK+βFC+ ɛ
1-IPL
Keterangan:
α = Konstanta
β = Koefisien
UP = Ukuran Perusahaan
UK = Ukuran KAP
KK = Kondisi Keuangan
menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk
data dapat diterapkan dalm metode regresi. Pengujian yang dilakukan dalam
heteroskedastisitas.
3.7.5 Uji Asumsi Klasik Normalitas
Uji Normalitas ini menguji data variable bebas (X) dan data
jika mempunyai data variable bebas dan data variable terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sekali. Uji asumsi klasik dalam diktat ini ada
1. Cara Statistik
berdistribusi normal atau tidak pada cara statistic ini melalui nilai
skewness α3
Z skewness= atau Zα 3=
6 6
√ N √ N
Ketentuan analisis :
Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Zα 3 atau Z
α4) ¿ Z tabel.
asumsi yang dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi
secara normal dimana data akan mengikuti bentuk distribusi normal dan
Menurut Sunyoto (2013:87), uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk
analisis regresi berganda yang teridiri dari dua atau lebih variabel bebas
lain :0,50; 0,70; 0,80 dan 0;90). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas
jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan
juga diuji mengenai sama atau tidak varian dari residual dari observasi yang
satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang
sama disebut homoskedastisitas dan jika variannya tidak sama atau berbeda
heterokedastisitas.
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
variabel terikat (dependen). Apabilai nilai signifikansi kurang dari 0.05, artinya
Apabila nilai signifikansi lebih dari 0.05, artinya variabel independen tidak
variabel terikat (dependen). Apabilai nilai signifikansi kurang dari 0.05, artinya
Apabila nilai signifikansi lebih dari 0.05, artinya variabel independen tidak
Badera, I Dewa Nyoman., dan Arry Pratama Rudyawan. 2008. Opini Audit Going
Concern : Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan,
Pertumbuhan Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor. Jurnal
Akuntansi. Universitas Udayana.
Bernandus Hutajulu, Restu Agusti, dan Alfiati Silfi (2014) “Pengaruh opini audit
tahun sebelumnya, kondisi keuangan dan auditor client tenure terhadap
opini audit going concern dengan ukuran perusahaan sebagai variabel
kontrol (Studi empiris pada Perusahaan Automotive and Components
yang terdaftar di BEI”.
Debby Tandungan dan I Made Mertha (2016), “Pengaruh komite audit, ukuran
perusahaan, audit tenure, dan reputasi kap terhadap opini audit going
concern
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
IAPI, Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Jakarta: Institut Akuntan Publik
Indonesia, 2008)
Jogiyanto, 2010.Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi IV, Andi Offset,
Yogyakarta.
Murti, NMD Ari dan Widhiyani, NL Sari. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
Dan Profitabilitas Pada Audit DelayDengan Reputasi KAP Sebagai
Variabel Pemoderasi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana16(1) ;
275-305.
Nurul Ardiani, Emrinaldi Nur DP dan Nur Azlina (2012), “Pengaruh audit
tenure, disclosure, ukuran kap, debt default, opinion shopping, dan
kondisi keuangan terhadap penerimaan opini audit going concern pada
perusahaan real estate dan property di bursa efek indonesia”,Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
http://wartaekonomi.co.id/berita19148/bei-catat-20-perusahaan-yang-didelisting-
selama-periode-20092013.html
https://muslim.or.id/24139-memilih-pendapat-yang-berbeda-dari-para-ulama.html
http://hepiprayudi.files.wordpress.com/2011/09/kode-etik-profesi-akuntan-
publik.pdf
http://niia1993.blogspot.com/2013/02/auditing-dalam-perspektif-islam.html
www.idx.co.id
www.wartaekonomi.co.id
www.bisnis.com
www.kontan.co.id
www.investasiku.co.id
www.tribunnews.com
(Sumber:https://www.sahamok.com/emiten/saham-delisting/saham-delisting-
2017-di-bei/