Anda di halaman 1dari 8

KISI KISI BIOLOGI

I. 3.7 Pencernaan
 Mekanisme pencernaan : Ingesti  Pemotongan dan penghalusan  Peristaltik
 Digesti  Absorpsi  Defekasi
 Penyakit pencernaan : Sariawan, Sembelit, Gastritis (maag), Diare, Pankreasitis,
Apendisitis, Malnutrisi, Malabsorpsi, Parositis, dll.

II. 3.8 Pernapasan


 Pernapasan dada : otot tulang rusuk berkontraksi  tulang rusuk terangkat ke atas
dank e depan  volume rongga dada membesar  tekanan udara paru-paru
mengecil  udara masuk
 Pernapasan perut : otot diafragma berkontraksi  diafragma menjadi datar 
volume rongga dada membesar  tekanan udara paru-paru mengecil  udara
masuk
 Penyakit : TBC, Faringitis, Difteri, Pneumonia, Hipoksemia, Asfiksia, Dispnea,
SARS, MERS, dll

III. 3.9 Ekskresi


 Mekanisme pembuatan urine :
o Filtrasi Glomerulus : proses penyaringan plasma bebas protein melalui
kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman
o Reabsorpsi Tubulus : penyerapan kembali zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh.
o Augmentasi : transport aktif yang memindahkan zat tertentu dari darah
dalam kapiler peritubular , keluar melewati sel sel tubuler menuju ke
cairan tubuler, dan masuk ke dalam urine.
 Faktor yang memengaruhi pembentukan urine :
Internal : ADH, Insulin, Sistem Renin-angiotensin-aldosteron
Eksternal : Suhu, jumlah air yg diminum

IV. 3.10 Koordinasi


SISTEM SARAF
 Tipe neuron berdasarkan fungsi
o Neuron sensor (aferen) : menghantar impuls dari organ sensor  pusat
saraf
o Neuron motor (eferen) : menghantar impuls dari pusat saraf  organ
motor
o Neuron konektor (interneuron) : menghubungkan neuron satu dengan yang
lainnya.
 Tipe neuron berdasarkan struktur
o Neuron multipolar : 1 akson, 2 dendrit
o Neuron bipolar : 2 juluran berupa dendrit dan akson
o Neuron unipolar : neuron bipolar yang tampak hanya memiliki 1 juluran
dari badan sel, akson dan dendrit berfusi
 Bagian otak
o Serebrum (otak besar) :
o Diensefalon
o Rinensefalon (Sistem limbik) : pengaturan emosi, mempertahankan
kelangsungan hidup, motivasi, belajar, dan pola perilaku sosiosexual
o Mesensefalon (otak tengah) : jalur pengantar dan pusat reflex, penerus
informasi pengelihatan dan pendengaran
o Pons Varolii (Jembatan Varol) : mengatur frekuensi dan kekuatan
bernapas
o Serebelum (otak kecil) : pusat keseimbangan, gerakan mata, peningkatan
kontraksi otot, koordinasi gerakan sadar.
o Medula Oblongata : pengendalian denyut jantung, tekanan darah,
pernapasan, menelan, muntah, batuk, bersin, berkedip, dan gerakan reflex
lainnya.
o Formasi Retikuler : memicu dan memertahankan kesadaran.
 Bagian sumsum tulang belakang (Medula spinalis)
Substansi abu-abu:
o Tanduk abu-abu posterior : menerima impuls
o Tanduk abu-abu anterior : mengirim impuls
o Komisura abu-abu : menghubungkan substansi abu-abu bagian kiri dengan
medulla spinalis bagian kanan
Substansi putih :
o Traktus sensor : penyampaian informasi dari tubuh ke otak
o Traktus motor : menghantarkan impuls untuk koordinasi dan ketepatan
gerakan sadar.
 Struktur Sinapsis : Prasinaps (akson terminal), celah sinaps (ruang antara
prasinaps dan pascasinaps), Pascasinaps (bagian dendrit)
 Mekanisme gerakan sadar :
Impuls  reseptor/indra  saraf sensori  otak  saraf motor  efektor/otot
 Mekanisme gerakan refleks:
Impuls  reseptor/indra  saraf sensori  sumsum tulang belakang  saraf
motor  efektor/otot
 Mekanisme penghantaran rangsang
1. Tahap istirahat (polarisasi) : neuron tidak menghantar impuls, saluran ion K+
dan Na+ tertutup. Luar membrane +, dalam –
2. Tahap depolarisasi : neuron mendapat rangsangan, ion Na+ masuk ke dalam
sel. Perubahan muatan listrik terjadi, bagian dalam sel bermuatan positif, luar
negative. Jika saluran tambahan Na+ terbuka, dan saluran K+ tertutup,
menyebabkan keadaan dalam membrane sel semakin positif
3. Tahap repolarisasi : saluran Na+ tertutup dan tidak aktif, saluran K+ terbuka
menyebabkan bagian dalam bermuatan negative.saluran K+ cenderung
lambat, menyebabkan keadaan luar membrane makin negative, dan kembali
ke tahap istirahat
 Penyakit sistem saraf : Meningitis, Neuritis, epilepsy, Alzheimer, gegar otak,
ensefalitis, kesemutan.

SISTEM HORMON

 Kelenjar hormonial dan produk

Nama Hormon Kelenjar penghasil Fungsi hormon


- Mengendalikan pertumbuhan sel
- Meningkatkan pemakaian lemak untuk
Growth hormone (GH) energy
- Mempercepat laju sintesis protein
-
Meningkatkan pertumbuhan dan
Thyroid stimulating
perkembangan sel kelenjar tiroid dan
hormone (TSH)
metabolisme sel
Adrenocorticotropic Merangsang kelenjar korteks adrenal
hormone (ACTH) untuk menyekresi glukokortikoid
- Wanita : menstimulasi pertumbuhan
Hipofisis lobus anterior
Follicle stimulating folikel ovarium dan produksi estrogen
hormone (FSH) - Pria : menstimulasi pertumbuhan
spermatozoa
- Wanita : berperan dalam ovulasi dan
sekresi progesterone. Bersama FSH
Luteinizing hormone menghasilkan estrogen
(LH) - Pria : menstimulasi sel interstisial
tubulus seminiferous untuk
menghasilkan androgen
Prolactine hormone Dihasilkan saat hamil atau menyusui
(PRL)
Melanocyte stimulating Merangsang pembentukan pigmen dan
hormone (MSH) Hipofisis lobus penghasil pigmen pada epidermis
intermedia Penghilang nyeri, merespons stress, dan
Endorphin
aktifitas sepeerti olahraga
Antidiuretic hormone Menurunkan volume air yang hilang pada
(ADH) Hipofisis lobus urine
posterior Menstimulasi kontraksi otot polos pada
Oksitosin
saat melahirkan dan saat menyusui
Tiroid - Meningkatkan laju metabolism sel
(kelenjar gondok) - Menstimulasi komsumsi oksigen
- Mengatur pertumbuhan noermal
Tiroksin
tulang,gigi, saraf
- Meningkatkan pengeluaran energy
panas
Parathyroid hormone Paratiroid Mengendalikan keseimbangan kalsium
(PTH) (kelenjar anak gondok) dan fosfat dalam tubuh
Meningkatkan frekuensi jantung,
Adrenalin
metabolism, dan konsumsi energy
Adrenal bagian medulla
Meningkatkan tekanan darah dan
Noradrenalin
menstimulasi otot jantung
Aldosteron Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
Glukokortiroid Memengaruhi metabolism glukosa,
(kortisol, kortison, protein, lemak
kortikosteron) Adrenal bagian korteks
Sebagai precursor dalam pengubahan
Gonadokortikoid progesterone dan estrogen pada jaringan
lain
Meningkatkan penguraian glikogen hati
Glukagon
menjadi glukosa
Menurunkan katabolisme lemak dan
Insulin protein, gula darah, dan meningkatkan
Pankreas sintesis protein dan lemak
Penghambat hormone pertumbuhan dan
Somatostatin
penghambat sekresi glucagon dan insulin
Hormone yang dilepaskan setelah makan,
Polipeptida pankreas
fungsi belum diketahui
Berpengaruh pada pertumbuhan organ
Estrogen reproduksi,kelenjar mamae, dan proses
kelahiran
- Merangsang pertumbuhan endometrium
Ovarium
uterus
Progesteron - menghambat kontraksi uterus
- menghambat masuknya sperma
- sedikit meningkatkan suhu tubuh
Testosterone Testis - saat janin : diferensiasi saluran kelamin
internal dan genitalia luar,
menstimulasi penurunan testis ke dalam
skrotum
- saat pubertas : pertumbuhan,
perkembangan dan pemelihara ciri seks
sekunder.
 Penyakit sistem hormone
1. Kerdil (dwarfism) : kekurangan GH saat anak-anak
2. Gigantisme : kelebihan GH saat remaja
3. Akromegali : pembesaran tulang yang tidak proporsional
4. Hipoparatiroidisme : penurunan kadar kalsium pada darah
5. Hiperparatiroidisme : peningkatan aktivitas osteoklas dan pelemahan tulang
6. Hiposekresi : penyakit Addison, ketidakseimbangan natrium dan kalium
dalam darah
7. Hipersekresi : peningkatan tekanan darah, kelemahan otot, penumpukan
lemak di leher dan wajah, sindrom adrenogenital (pubertas dini)

SISTEM INDRA

 Mekanisme melihat :
1. Cahaya ditangkap mata  menembus kornea  diteruskan pupil
2. Pupil mengatur intensitas cahaya  menembus lensa  retina
3. Daya akomodasi lensa mengatur cahaya  jatuh tepat di bitnik kuning retina
4. Impuls cahaya disampaikan saraf optic ke otak
5. Cahaya di otak akan diintepretasikan  tahu apa yang dilihat
 Mekanisme mendengar :
Getaran ditangkap daun telinga menjalar ke kanal auditori eksternal (meatus)
 membentuk getaran pada membrane tympanum  menjalar ke oksikel auditori
 menuju fenestra vestibule  gelombang tekanan pada perilimfa skala
vestibule  menjalar ke skala timpani  menyebabkan getaran pada membrane
basilar  sel rambut melengkung  memicu impuls saraf  menjalar ke serabut
vestibulokoklear (CN VIII)  menjalar ke korteks auditori di otak  bunyi
diinterpretasikan.
 Jenis reseptor pada kulit :
1. Korpuskula pacini : mendeteksi tekanan yang dalam dan getaran
2. Korpuskula Meissner : mendeteksi rangsangan berupa sentuhan
3. Cakram merkel : mendeteksi sentuhan dan sebagai reseptor raba yang
beradaptasi lambat
4. Korpuskula ruffini : reseptor tekanan dan tegangan di sekitar jaringan ikat
5. Ujung bulbus Krause : mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran posisi dan
gerakan
6. Ujung saraf bebas : mendeteksi rasa sakit, sentuhan ringan, dan suhu

V. 3.11 NAPZA dan Psikotropika


 Golongan yg memengaruhi saraf
1. Opiate : opium, morfin, heroin, kodoin, metadon
2. Barbiturate : obat penenang dan obat tidur
3. Alcohol : banyak merk sebutin sendiri wkwkwk
4. Ganja : Pereda rasa sakit pada dunia kedokteran
 Dampak penggunaan
1. Gangguan fisik : mempercepat denyut nadi, jantung, dan paru-paru dapat
mengakibatkan kematian
2. Psikologis : gangguan mental dan emosional, ketergantungan psikologis
3. Ekonomi : jatuh missqueen
4. Sosial : rusak hubungan kekeluargaan atau pertemanan

VI. 3.12 Reproduksi


 Pria
1. Skrotum : melindungi testis
2. Testis : tempat terjadinya spermatogenesis
3. Epididimis : menyimpan sperma hingga menjadi dewasa
4. Vas deferens : saluran lurus lanjutan epididymis yang mencapai rongga perut
menuju vesikula seminalis
5. Ductus ejakulatorius : saluran pendek penerima sperma dari vas deferens dan
menyalurkan sekresi vesikula seminalis
6. Uretra : saluran pembuangan urine dari kandung kemih ke ujung penis
7. Vesikula seminalis : penghasil cairan basa untuk melindungi sperma yang
kaya akan fruktosa
8. Kelenjar prostat : menyelubungi uretra bagian atas dan menghasilkan cairan
basa guna meningkatkan mortilitas sperma
9. Kelenjar cowperry : penghasil cairan basa berupa lender untuk pemlumasan
10. Penis : organ kopulasi dan pengeluaran urine
 Spermatogenesis :
Mitosis, Spermatogonium bersifat diploid membelah secara mitosis  Meiosis,
setpiat spermatosit primer membelah menjadi 2 spermatosit  Spermiogenesis 
setiap spermatid mengalami pematangan menjadi sperma  Spermiasi, pelepasan
sperma yang sudah dewasa ke tubulus seminiferous.
 Wanita
1. Ovarium : tempat oogenesis, penghasil hormone estrogen dan progesterone
2. Tuba fallopi (oviduk) : menyapu oosit terovulasi, menggerakan oosit menuju
uterus, tempat terjadinya fertilisasi
3. Uterus : tempat implantasi zigot, dan pertumbuhan janin
4. Vagina : organ kopulasi, jalan aliran menstruasi, jalan lahir bayi
 Oogenesis
1. Oogenesis pralahir : oogonium berproliferasi melalui pembelahan mitosis
selama kehidupan janin dan menghasilkan 6-7 juta oosit primer yang akan
tetap pada profase meiosis 1 hingga masa sebelum pubertas
2. Oogenesis pascalahir : jumlah folikel primordial 2 jt. Pada saat pubertas
berjumlah 500.000-100.000. setiap bulannya akan diovulasikan selama tahun
produktif
3. Oogenesis pascapubertas : perbulan dihasilkan 20-50 folikel sekunder dan
hanya satu yang matang untuk diovulasikan. Sebelum ovulasi, oosit primer
matang mengalami pembelahan meiosis I yang menjadi oosit sekunder dan
badan polar I.  oosit sekunder mengalami meiosis II dan membebaskan diri
dari sel yang menyelubunginya lalu keluar dari ovarium, ini proses ovulasi 
jika terjadi fertilisasi, pembelahan berlangsung hingga ootid dan badan polar
II  Jika tidak, akan pecah (disintegrasi)
 Siklus Menstruasi
1. Siklus Ovarium
Fase folikel : Hipotalamus mengeluarkan gonadotropin  merangsang hipofisis
mengeluarkan FSH  folikel de Graaf  ovarium menghasilokan estrogen.
Fase Estrus : estrogen meningkat  merangsang pembelahan sel endrometrium
uterus  estrogen menghambat FSH dan merangsang hipofisis untuk
menghasilkan
LH  terjadi ovulasi
2. Siklus Endometrium Uterus
Fase luteal : LH merangsang folikel kosong untuk korpus luteum 
menghasilkan
progesterone untuk memersiapkan dinding Rahim  Progesteron menghambat
FSH dan LH agar tidak terjadi ovulasi dan oogenesis.
Fase menstruasi : tidak terjadi fertilisasi  progesterone menurun korpus
luteum
berdegenerasi dan lapisan dinding Rahim meluruh  terjadi menstruasi.
 Penyakit menular seksual (PMS) : penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual yang tidak sehat.

VII. 3.13 Fungsi ASI


 Bagi bayi :
- ASI sebagai nutrisi
- ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi
- Mengembangkan kecerdasan
- Dapat meningkatkan jalinan kasih saying
 Bagi Ibu bayi :
- Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
- Dengan menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusui
merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.
- Selama ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama
setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
- Dapat mengurangi kanker payudara, kanker indung telur
- Pemberian ASI juga lebih praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu dan
memberi kepuasan pada ibu.
- Mengurangi berat badan ibu. Ketika menyusui berarti sama dengan membakar
kalori sebesar 200-500 kalori per hari.
 Macam alat kontrasepsi
1. Alami : sistem kalender
2. Interuptus : pengeluaran penis dari vagina sebelum ejakulasi
3. Kimiawi : menggunakan jeli, busa, krim, supositoria spermisida (pembunuh
sperma)
4. Metode sawar mekanis :
Tubektomi : tindakan untuk menonaktifkan wanita agar tidak mengalami
kehamilan. Hal ini difokuskan pada Tuba falopi.
Vasektomi : tindakan untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
melakukan pemotongan pada vas deferens, sehingga transportasi sperma
terbatas.

VIII. 3.14 Imunitas


 Pertahanan lapis I : kulit, membrane mukosa, sekresi alami, bakteri alami
 Pertahanan lapis II : fagosit dan sel pembunuh alami, protein komplemen,
interferon, sitokin, inflamasi.
 Tipe immunoglobulin (Ig)
1. IgA : melawan mikroorganisme yang masuk dalam tubuh
2. IgD : membantu memicu respons imunitas
3. IgE : pemicu pelepasan histamine dan mediator kimia lain
4. IgG : pelindung terhadap mikroorganisma dan toksin, megaktivasi
komplemen, meningkatkan efektivitas sel fagositik
5. IgM : mengaktivasi komplemen dan meningkatkan fagositosis
 Penyakit :
1. Hipersensitivitas (Alergi) : peningkatan reaktivitas terhadap antigen yang
pernah dikenal sebelumnya
2. Autoimunitas : kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh
dengan se lasing, sehingga dapat menyerang sel tubuh sendiri
3. Imunodefisiensi : menurunnya keefektifan sistem imunitas.

Anda mungkin juga menyukai