Jurnal Paper

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER

MATA KULIAH SISTEM SOSIAL BUDAYA POLITIK INDONESIA

Dosen Pengasuh: Ach. Apriyanto Romadhan, S.Ip., M.Si

JUDUL PAPER:

DISINTEGRASI BANGSA

OLEH

1. YOGA MAHENDRATA P. (202010050311056)


2. ANGGITA KIRANA HAYU M. (202010050311077)
3. AISYAH FIRANTI S. (202010050311079)
4. M. RAFI FIRNANDA (202010050311083)
5. NABILA RATU A. (202010050311098)
6. NURDZAKYA MAESAROH S. (202010050311100)
7. AUDIA RAKHMAN (202010050311101)
8. MOCHAMAD ARDIANSYAH (202010050311102)

PROGRAM STUDI S1 ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
ABSTRACT

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk melakukan proses penyesuaian di antara unsur-
unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga membentuk pola penyesuaian atau
keserasian fungsi. Salah satu cara pemerintah untuk membentuk pola keserasian antar budaya di
Indonesia maka harus diadakannya integasi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk bahan evaluasi agar
kedepannya integrasi dapat berjalan dengan maksimal dalam menghilangkan kelas-kelas sosial yang
dapat memecah belah persatuan bangsa yang ada di Indonesia. Peneleitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif karena penelitian ditujuakn untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang ada dan
masih terjadi sampai saat ini atau bahkan terjadi pada masa lampau, sehingga jenis penelitian ini hanya
mendeskripsikan suatu kejadian dengan apa yang terjadi (berpacu pada literature bacaan) tanpa campur
tangan kita sendiri. Hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa integrasi nasional sangat penting dalam
membentuk pola keserasian antar budaya sehingga menciptakan sikap tolrenasi antar budaya serta
menumbukan sikap mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.

INTRODUCTION

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaannya, baik dalam agama, suku, hingga bahasa.
keanekaragaman tersebut dipengaruhi oleh letak Indonesia yang berada diantara Asia Tenggara dan
dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia, karena faktor inilah Indonesia mempunyai banyak 17.508 pulau dan
Indonesia dijuluki sebagai negara kepulauan atau archipelagic state. Menurut kajian (Hildred Geetz,
1963), terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa yang setiap kelompok etnik itu memiliki
identitas kebudayaannya sendiri, termasuk di dalamnya bahasa-bahasa yang digunakan. Saat ini
Indonesia masih mengalami krisis besar yaitu ancaman disintegrasi bangsa yang sampai saat ini masih
belum mereda, pentingnya kesadaran serta sikap toleransi yang tinggi sangat dibuthkan dalam
membentuk keteraturan pola kebudayaan dalam agama, suku, ras,dan budaya, keteraturan pola
tersebut bisa diwujudkan dengan tindakan integrasi nasional.

Integrasi nasional merupakan suatu konsep multidimensional, kompleks, dan dinamis (Filip Litay, 1997;
10). Integrasi berasal dari bahasa inggris”integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan, di
Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembaruan atau asimilasi padahal
kedua istilah itu mempunyai makna yang berbeda. Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan,
integrasu sosial dan pluralisme sosial, sementara pembaharuan dapat berarti penyesuaian anatara dua
atau lebih kebudyaan mengenai berapa unsur kebudayaan (culture traits) mereka yang berbeda atau
bertentangan agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Cara
untuk membentuk keselarasan yaitu dengan melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan
baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan
tradisonal tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan koordinasi dari
unsur-unsur kebudayaan baru dan lama. Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson, 1979
dalam Danandjaja,1999).
Makna integrasi nasional secara terminology, terminology dapat diartikan penggunaan kata sebagai
suatu istiah yang telah dihubungkan dengan konteks tertentu. Konsep integrasi nasional dihubungkan
dengan konteks tertentu dan umumnya dikemukakan oleh para ahlinya. Upaya menyatukan seluruh
unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya (Saafroedin Bahar, 1996), Pembentukan suatu
identitas nasioanal dan penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan
wilayah (Riza Noer Arfani. 2001), Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam
sebuah negara yang berdaulat (Djuliati Suroyo, 2002), Proses pemyatuan berbagai kelompok sosial
buadaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional (Ramlan Surbakti, 2010).

Integrasi nasional adalah kesadaran akan kesamaan identitas di antara warga suatu negara. Ini berarti
bahwa meskipun kita berasal dari kasta, agama, dan wilayah yang berbeda dan berbicara dalam bahasa
yang berbeda, kita mengakui fakta bahwa kita semua adalah satu. Integrasi semacam ini sangat penting
dalam membangun bangsa yang kuat dan sejahtera (Kurana, 2010) National integration is the
awareness of a common identity amongst the citizens of a country. It means that though we belong to
different castes, religions and regions and speak different languages we recognize the fact that we are
all one. This kind of integration is very important in the building of a strong and prosperous nation
(Kurana, 2010)

Tentang pengertian integrasi, Mayer Weiner dalam Ramlan Subakti (2010) lebih cocok menggunakan
istilah integrasi politik daripada integrasi nasional. menurutnya integrasi politik adalah penyatuan
masyrakat dengan sistem politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni; integrasi bangsa,
integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-masa, dan integrasi tingkah laku (perilaku integrative).
Namun, dalam pembahasan jurnal ini lebih focus membahas mengenai integrasi bangsa/nasional.

Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya akan sosial dalam satu
kesatuan wilayah dan salam suatu pembentukan identitas nasional. Integrasi nasional mencerminkan
proses persatuan orang-orang daru berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki berbagai perbedaan
baik etnis, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama karena
sejarah dan politik yang relatif sama (Suroyo, 2002). Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat
dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi (integrasi ekonomi), yakni saling ketergantungan
ekonomi antar daerah yang bekerjasama secara sinergi, dan aspek sosial budaya (integrasi sosial
budaya) yakni hubungan antara suku, lapisan dan golongan. Berdasarkan pendapat ini, integrasi nasional
meliputi; integrasi politik, intgrasi ekonomi, integrasi sosial budaya.

Integrasi politik dalam tatarannya terdapat dua dimensi yaitu vertical dan horizontal. Dimensi yang
bersifat vertical menyangkut hunungan elit dan massa, baik anatar elit politik dengan massa pengikut,
atau antara penguasa dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pembangunan
proses politik yang partisipatif. Dimensi horizontal menyangkut hungan yang berkaitan dengan masalah
territorial, antar aderah, antar suku, umat beragama dan golongan masyarakat Indonesia. Integrasi
ekonomi yaitu saling jetergantungan abtar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhann hidup rakyat.
Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar belakang akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah
menghapusan (pencabutan) hambatan-hambatan antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran
hubungan antar keduanya, missal peraturan, norma dan prosedur dan pembuatan aturan bersama yang
mampu menciptakan keterpaduan di bidang ekonomi. Integrasi sosial budaya merupakan proses
penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur
yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain
sebagainya. Inetgrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-kelompok sosial
budaya di masyarakat, missal suku, agama, dan ras.

Pentingnya integrasi nasional (Myrin Weiner dalam Surbakti, 2010), dalam negara merdeka faktor
pemerintah yang berkeabsahan (legitimate) merupakan hal penting bagi pembentukan negara-bangsa.
Hal ini disebabkan tujuan negara hanya akan dapat dicapai apabila terdapat suatu pemerintah yang
mampu menggerakkan dan mengarahkan seluruh potensi masyarakat agar mau bersatu dan
bekerjasama. Dalam melakukan proses penyatuan unsur budaya atau integrasi nasioanl terddapat faktor
penunjang dan faktor penghambat

Faktor penunjang adanya integrasi nasioanl dilatar belakangi oleh adanya rasa senasib dan
seperjuangan diakibatkan faktor sejarah, adanya rasa ideologi nasional yang tercermin dalam simbol
negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika; Adanya tekat serta keinginan untuk
berstau dalam kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan dalam sumpah pemuda; Adanya
ancaman dari luar yang menyebabkan menculnya semangat nasionalisme dikalangan bangsa Indonesia;
Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa; Adanya kepribadian dan pandangan hidup
kebangsaan yang sama yaitu Pancasila; Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas dan
toleransi keagamaan yang kuat; Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat pernderitaan penjajahan;
Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri. Sedangkan faktor penghambat
terjadinya integrasi nasional disebabkan oleh kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang
bersifat heterogen; Kurangnya toleransi antargolongan; Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia
terhadap ancaman dan gangguan dari luar; Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan
ketidakmerataan hasil-hasil bangunan.

Salah satu contoh keberhasilan adanya integrasi nasional di Indonesia adalah lahirnya Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928. Momentum Sumpah Pemuda menjadi salah satu titik balik perjalanan bangsa
Indonesia menuju Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Sebab, saat itu Indonesia masih terpecah
belah sehingga para pemuda belum memahami siapa musuh mereka dan bersatu untuk melawannya.
Persatuan itu kemudian ditandai dengan Sumpa Pemuda. Sebelum lahirnya Sumpah Pemuda, sudah
mulai bermunculan organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia pada 1908, lalu Tri Koro Darmo
pada 1915. Sebelum 28 Oktober 1928, para pemuda masih terpecah dalam beberapa organisasi
kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatra Bond, Jong Ambon, Jong Batak, Jong Islamieten Bond,
Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), Pemuda Kaum Betawi, Jong Celebes.

Pada saat memperingati lima tahun Jong Sumatranen Bond 1921, Mohamad Yamin menerbitkan sebuah
buku kumpulan sajak yang berjudul Tanah air. Namun, saat itu yang dimaksud Tanah Air oleh Yamin
adalah Andalas, Sumatera , belum termasuk Indonesia. Dalam masa enam tahun, tumbuh berbagai
kesadaran baru di kalangan pamuda karena musuh yang dihadapi mereka sama, yaitu Belanda.
Kesadaran itulah yang menyebabkan mereka berusaha menghalang persatuan dalam sebuah kesadaran
baru. Pada 1926, diselenggarakan Kongres Indonesia Mudaya yang pertama (Kongres Pemuda I).

Kongres Pemuda I menggelar rapat pertama oada 1926 dan Tabrani Soerjowitjitro merupakan salah satu
tokoh penting, peserta kongres pertama sudah bersepakat menjadikan bahasa melayu sebagai bahasa
persatuan. Akan tetapi waktu itu, Tabrani tidak setuju dengan gagasan Yamin. Menurut Tabrani, kalau
nusa itu bernama Indonesia, bangsa itu bernama Indonesia, maka bahasa itu harus disebut bahasa
Indonesia dan bukan bahasa Melayu. Keputusan mengenai penggunaan bahasa akan diputuskan pada
saat rapat berikutnya, yaitu saat kongres pemuda II.

Bahasa Melayu sudah lama menjadi bahasa pergaulan yang dipakai secara luas di seluruh kepulauan
Nusantara. Namun, saat itu bahasa Melayu belum kuat, dan sebagian ahli Belanda menganjurkan
bahasa Belanda menjadi bahasa resmi di seluruh Indonesia (digunakan oleh penduduk Bumipooetra).
Namun, sebagian ahli bahasa Belanda menganggap bahasa Belanda itu begitu tinggi sehingga tidak
pantas dipakai oleh kaum inlander (Indonesia). Karena perbedaan paham ini maka pemerintah kolonial
Belanda tidak segera sampai pada kebijakan untuk menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi
sastu-satunya. Padahal, sebelumnya Prancis dan Inggris mewajibkan bahasanya diterapkan di daerah
jajahannya. Namun, kebijakan Belanda justru membuat bahasa Melayu memiliki kesempatan menjadi
bahasa Indonesia.

Karena perdebatan tersebut pemuda Indonesia sudah membentuk kongres yang melahirkan sebuah
deklarasi yang melahirkan kesatuan bagi rakyat Indonesia. Saat kongres berlangsung, Moh. Yamin
menuliskan gagasan “Sumpah Pemuda” dalam sebuah kertas. Kertas itu kemudian di bererikan kepada
Soegondo Djojopoespito yang saat itu menjabat sebagai ketua kongres, isi dari kertas tersebut adalah
"Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan)," kata
Yamin kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin
Pahlawan Nasional RI (2003), lalu kertas itu diedarkan kepada para peserta rapat yang lain. Siapa sangka,
dari tulisan Yamin di secarik kertas itulah tercetus gagasaan Sumpah Pemuda.

Sumpah itu dibacakan oleh Seogondo, lalu Yamin memberi penjelasan tentang isi rumusan secarik
kertas tersebut. Pada awalnya tulisan tersebut dinamakan sebagai ‘Ikrar Pemuda’, lalu oleh diubah oleh
Yamin menjadi ‘Sumpah Pemuda’. Isi dari Sumpah Pemuda itu adalah

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Indonesia

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbahasa satu, Bahasa Indonesia

Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemuadian setelah kongres pemuda I. Pada 1928, Moh Yamin
menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku. Ketika Kongres
Indonesia Muda kedua (Kongres Indonesia II) diselenggarakan pada 27-28 Oktober tahun 1928, kongres
tersebut rapat mengenai tiga tahap. Tahap pertama berlangsung di gedung Katholieke Jongelingen Bond
di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), lalu pindah ke Oost Java Bioscoop Karamat 106 baru
dipakai untuk rapat ketiga sekaligus penutupan rapat. Dalam rapat pertama hingga ketiga, kongres
pemuda II menghadirkan 15 pembicara yang membahsa mengenai berbagai tema dianataranya;
Soegondo Djojopespito, Mohamad Yamin, Siti Sundari, Peoernomowoelan, Sarmidi Mangoensarkono,
dan Sunario. Selain pembicara hadi pula organisasi pemuda saat itu.

METHOD

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dimana terdapat kegiatan pengumpulan, pengelolaan,
analisis, yang dilakuakn secara sistematis dan objektif dengan menggambarkan apa yang ada sesuai
dengan literature yang ada. Penelitian ini menggunakan metode penelitian perpustakaan, dimana
penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati tulisan-tulisan yang berhubungan dengan topic
pembahasan mengenai Integrasi Nasional dan contoh kasusnya adalah proses lahirnya Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928, literature yang sudah dikumpulkan akan dijadikan sebagai pedoman dalam
penelitian. Pengumpulan data ini dibantu dengan aplikasi data Google dan Explore, dimana dalam
aplikasi tersebut sudah lengkap semua bahan yang akan kita gunakan sebagai bahan penelitian seperti
sumber penelitian jurnal dan website.

Data penelitian ini berdasarkan tinjauan pustaka untuk menemukan arti dan contoh dari integrasi
nasional yang berkaitan dengan kajian serta teori dan data pendukung penelitian ini. Data tersebut
dibuat sebagai kerangka teori yang berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan pengambilan data dan
media yang ada secara tertulis atau kontekstual. Google dan Explore merupakan salah satu software
yang digunakan sebagai tempat untuk mengelola data secara otomatis, sehingga penelitian dapat
dilakukan tanpa ada batasan tempat dan waktu, khususnya dalam studi yang berkaitan dengan big data.
Hasilnya kemudian menjadi bahan analisis dan disesuaikan dengan kerangka berpikir yang ada sebagai
hasil kajian pustaka yang dilakukan di awal. Selanjutnya setelah proses analisis selesai maka hasil
penelitian telah disimpulkan. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan
jurnal dan website.

RESULT AND DISCUSSION

Berdasarkan analisis dari semua literatur bacaan yang tersedia, hasil kami menunjukkan bahwa
integrasi nasional sangat dibutuhkan di masyarakat yang majemuk atau yang memiliki banyak
substansi kebudayaan agar terbentuknya pola keserasian antar kebudayaan dan tidak menimbulkan
disintegrasi atau perpecahan pola kebudayaan.

Hasil dari integrasi nasional ini dapat dilihat dari penyatuan berbagai agama di Indonesia,
penyaatuan agama yang dimaksud adalah tinggi tingkat toleransi antar agama sehingga membentuk
pola kebudayaan yang teratur. Contoh dari keberhasilan integrasi nasional dalam agama adalah
masjid dan gereja dibangun berhadapan, hal ini tidak membuat mereka terpecah belah melainkan
mereka (antar umat beragama) menjunjung tinggi sikap toleransi dan menghargai. Selain contoh
keberhasilan integrasi dalam bidang agama, integrasi nasional juga telah menyatukan rakyat
Indonesia dalam Sumpah Pemuda yang disahkan pada 28 Oktober 2020 dimana didalamnya
menjelaskan bahwa semua masyarakat yang berada di Indonesia dan telah diakui oleh negara
adalah satu yaitu tanah air Indonesia, serta sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional adalah
bahasa Indoensia, dan kebudayaan yang satu adalah bangsa Indonesia. Hal itu menjelaskan bahwa
persatuan dan kesatuan tidak lepas dari sikap toleransi dan saling menghargai yang sangat tinggi.

Pemerintah sebagai peran utama dalam memberi arahan kepada masyarakat akan pentingnya
membentukan pola kebudayaan yang teratur, selain peran pemerintah peran masyarakat juga tak
kalah penting sebagai partisipan integrasi dan sebagai tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam
membentuk keselarasahan antar masyarakat majemuk.

CONCLUSION

Studi ini membuktikan adanya Integrasi Nasional yang berdampak positif bagi keberlangsungan
kebudayaan di Indonesia, dengan mengasilakan pola interaksi yang teratur. Hal tersebut menunjukkan
keseriuasan pemerintah sebagai lembaga public untuk meningkatkan kualitas kebudayaan yang ada agar
menjadi lebih harmonis, dimana kebudayaan yang dimiliki Indonesia sebagai aset kekayaan negara yang
patut dijaga dan dilestarikan agar tidak lekang seiring berjalannya waktu dan pesatnya kemajuan
teknologi.

Kebudayaan yang ada saat ini dapat diselaraskan dengan era globalisasi yang ada, namun bukan berarti
mengganti seluruh instrument kebudayaan, tetapi memodifikasi dari riasan atau pakaian agar Nampak
lebih anggun dan indah. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat Indonesia khususnya
serta masyarakat dari mancanegara, bahwa kebudayaan yang ada di Indonesia ini sangat indah dan
mahal.

Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh
nenek moyang kita, dan kita juga bisa mengenalkan kebudayaan kita ke berbagai manca negara dengan
mengenalkan asal muasal kebudayaan itu berada. Hal ini juga bisa membantu pendapatan devisa
Indoneisa karena banyaknya wisatawan lokal maupun manca negara yang ingin melihat keindahan
kebudayaan yang dimiliki Indonesia.

REFERENCE

https://brainly.co.id/tugas/12376490#:~:text=%2DTujuan%20integrasi%20nasional%20itu
%20sendiri,menjadikan%20Indonesia%20sebagai%20negara%20yang

https://nasional.okezone.com/read/2020/10/28/337/2300616/sejarah-tercetusnya-sumpah-pemuda-
28-oktober#:~:text=Sumpah%20Pemuda%20merupakan%20hasil%20dari,Pelajar%20Pelajar
%20Indonesia%20(PPPI).&text=Sesi%20kedua%20digelar%20pada%2028,di%20Gedung%20Oost
%2DJava%20Bioscoop.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/28/060000965/92-tahun-sejarah-dan-isi-teks-sumpah-
pemuda-28-oktober-1928?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Hari%20ini%2092,RI%20pada
%2017%20Agustus%201945

https://brainly.co.id/tugas/21799860

https://www.sejarahindonesia.web.id/sejarah-lengkap-sumpah-pemuda/#:~:text=Sejarah%20Lengkap
%20Sumpah

https://simposiumjai.ui.ac.id/wp-content/uploads/20/2020/03/Taufik-Abdullah.pdf

https://ojs.unm.ac.id/sosialisasi/article/view/3115

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/25/153317369/integrasi-nasional-pengertian-faktor-
pembentuk-dan-penghambat?page=all - page2

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/26/153000469/disintegrasi-bangsa?page=all - page2

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/03/182859369/upaya-mengatasi-ancaman-integrasi-
nasional-di-berbagai-bidang?page=all - page2

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/graciellaudrey/bhinneka-tunggal-ika-sebagai-
sarana-integrasi-sosial_590fbe2df09673070afa17b5

Anda mungkin juga menyukai