SUBJECT:
Asuhan kebidana ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan keluarga berencana
DESCRIPTION:
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di dunia masih cukup
tinggi.Kematian ibu disebabkan karena perdarahan dan pre eklamsi.Kematian bayi
disebabkan karena insfeksi saluran pernafasan dan diare.Tujuan studi kasus ini
adalah menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencanan sesuai dengan
standar asuhan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP dengan
pendekatan managemen kebidanan.
Studi kasus dilakukan di BPM Ni Made, S.Tr.Keb Desa Mlaten
Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto pada tanggal 08 april 2016-23 mei 2016,
subyek penelitian adalah Ny “E”usia 27 tahun. Proses manajemen kebidanan
diselesaikan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP yaitu pengkajian,
merumuskan diagnosa, menyusun rencana asuhan secara menyeluruh,
implementasi dan mengevaluasi.
Pemberian asuhan kehamilan pada Ny “E” dari hasil pemeriksaan tidak
ditemukan masalah. Pada asuhan persalinan terdapat masalah yaitu air ketuban ibu
pecah keruh dan pada kala III dilakukan plasenta manual.Asuhan pada masa nifas
menunjukkan hasil pemeriksaan tidak terdapat masalah. Asuhan bayi baru lahir
menunjukkan, dari hasil pemeriksaan ditemukan pada mata sering keluar kotoran
dan bayi masih di beri susu formula oleh ibu. Pada kunjungan keluarga berencana
ibu menggunakan KB suntik 3 bulan.
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang dilakukan, ibu hamil
seharusnya dapat dapat rutin memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan
agar apabila terdapat komplikasi pada kehamilan dapat segera diatasi dan
melakukan konsultasi ke bidan atau tenaga kesehatan tentang kehamilan,
persalinan, neonatus, nifas dan keluarga berencana.
ABSTRACT
Maternal mortality and perinatal mortality rate in the world is still quite
high. Maternal mortality due to bleeding and pre eclamsia. Perinatal mortality
due to acute respiratory and infection. The purpose of this case study was to
implement comprehensive midwifery care to the mother from pregnancy,
parturition, post partum, family planning and neonatal in accordance with the
standard of care by using SOAP documentation with midwifery management
approach.
The case study conducted in BPM Ni Made, S.Tr.Keb Mlaten Puri
Mojokerto april, 08 2016-may, 23 2016, the subject of the case study was Ms. "E"
age of 27 years. Midwifery management process completed through the five steps
of Varney, namely the assessment, formulate a diagnosis, plan of comprehensive
care, implementation and evaluation.
Antenatal care provision at Mrs. "E" from the results of the examination
did not find any issues. Postnatal care took place physiologically and was not
accompanied by any complications. Postnatal care showed the results of
examination there were no issues. Neonatal care showed the results of the
examination there was no jaundice, the baby's condition was good and normal.
On family planning visits mother chose to use 3 mounthly contraceptive injection.
Based on the results of midwifery care that is done, pregnant mother
should be able to do routine checkups at health personnel so that if there any
complications in pregnancy it can be immediately overcome and do consultation
about pregnancy, parturition, neonatal, post partum and family planning.
Keywords: Midwifery care, pregnant mother, parturition, postpartum, neonatal,
family planning.
Contributor : 1. Dian Irawati, M. Kes.
2. Dyah Siwi Hety, M. Kes..
Date : 25 Mei 2016
Type Material : Laporan Penelitian
Identifier :-
Right : Open Document
Summary :
LATAR BELAKANG
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan ibu bersalin adalah
masalah terbesar di negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasnya
menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak prokduktifitas
(Sunarsih, 2011).Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia
hamil.Kehamilan ini berlangsung dengan aman.Sekitar 15% menderita komplikasi
berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa
ibu.Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap
tahun. Kematian ibu diperkirakan 90% terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10%
dinegara berkembang lainnya, dan kuarang dari 1% di negara maju. Beberapa
negara risiko kematian ibu lebih tinggi dari 1 dalam 10 kehamilan, sedangkan di
negara maju risiko ini kurang dari 1 dalam 6000 (Prawirohardjo, 2009).
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup dan Angka kematian Bayi (AKB) mencapai 19 per 1.000 kelahiran hidup.
Hal tersebut sangat jauh dari target MDG’s (Millennium Development Goals)
Menurunkan (AKI) Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan pada tahun 2015 MDG’s (Millennium Development Goals)
diganti dengan Suntainable Development Goals (SDG’s) yakni menurunkan AKI
menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup AKB menjadi 12 per 1.000 kelahiran
hidup kebijakan ini berlaku hingga tahun 2030 (RI, 2015). Tahun 2010 AKI di
Jawa Timur 90,70/100.000 kelahiran hidup (Jurnal Penelitian Suara FORIKES,
2011).
Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22
kasus yang terdiri dari 6 kasus pada kematian Ibu hamil, 2 kasus pada Kematian
Ibu bersalin dan 14 kasus pada kematian ibu nifas. Jika dirinci menurut kelompok
umur semua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan antara lain yaitu,
kematian Ibu hamil sebesar 5 orang pada usia 20-34 tahun dan 1 orang lagi
meninggal pada usia ≥35 tahun. Jumlah kematian Ibu Bersalin terdapat 2 orang
yang meninggal pada usia 20-34 tahun. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 2 orang
yang meninggal pada usia < 20 tahun, 9 orang yang meninggal pada usia 20-34
tahun, dan 3 orang pada usia ≥ 35 tahun (Profil Kesehatan Dinkes Kabupaten
Mojokerto, 2014).
Angka kematian bayi (AKB) di Jawa Timur pada tahun 2005 sampai 2011
telah mengalami penurunan dari 36,65 per 1000 kelahiran hidup menjadi 27
kelahiran hidup. Angka kematian bayi masih jauh dari target MDGs pada tahun
2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup (Pedoman Jumlah Kematian Bayi di
Provinsi Jawa Timur, 2013).Kelahiran bayi selama tahun 2013 tercatat 16.491
kelahiran. Dari seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian
bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi
perempuan.Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan
tidak adanya kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro.
Dibandingkan dengan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka
telahterjadinyapenurunan angka kematian bayi (Profil Kesehatan Dinkes
Kabupaten Mojokerto, 2014).
Status kesehatan masyarakat di Indonesia pada khususnya bagian kesehatan
ibu dan anak dapat dilihat dari data nasional tahun 2013 bahwa, cakupan K1 pada
ibu hamil mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 96,84% pada
tahun 2012 menjadi 95,25% pada tahun 2013. Cakupan K4 mencapai 86,85%.
Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN)
mencapai 90,88%. Cakupan akseptor Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai
76,73%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mengalami penurunan dari
87,79% pada tahun 2012 menjadi 87,23% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2014).
Capaian cakupan K1 di provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 mencapai
95,07%. Capaian cakupan K4 mencapai 87,36%. Capaian cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan 97,53%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif
mencapai 78,98%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 89,08%
(Kemenkes, 2014).
Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 81,44%.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai87,99%.
Cakupan Neonatus pertama (KN1) mencapai 95,47%. Cakupan Kunjungan
Neonatus Lengkap (KN Lengkap) mencapai94,37% (Profil Kesehatan Dinas
Kabupaten Mojokerto, 2014).
Kematian pada ibu hamil dan melahirkan disebabkan karena perdarahan,
keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang lainnya bila dilihat
dari hasil laporan tersebut. Masyarakat masih belum memahami secara benar
penanganan ibu hamil, masyarakat masih menganggap perdarahan yang dialami
ibu hamil merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini berdampak pada
keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat serta persiapan rujukan
yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan di fasilitas kesehatan
perlu dilakukan secara adekuat sehingga kesiapan peralatan yang memadai serta
ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di fasilitas pelayanan
kesehatan ( Profil Kesehatan Dinkes Kabupaten Mojokerto, 2014).Penyebab
kematian bayi dapat dibedakan menjadi endogen dan eksogen.Kematian bayi
endogen (kematian neonatal) adalah kematian yang terjadi pada bulan pertama
setelah bayi dilahirkan, umumnya disebabkan karena faktor bawaan. Sedangkan
kematian eksogen (kematian post neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi
antara usia satu bulan sampai dengan satu tahun yang umumnya disebabkan oleh
faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Tiga penyebab utama
kematian bayi menurut SKRT 1995 adalah komplikasi perinatal (pertumbuhan
janin lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur, dan berat bayi lahir
rendah), infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan diare (Profil Kesehatan Kota
Mojokerto, 2011).
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif
yang berkualiatas untuk menghindari resiko komplikasi, kunjungan ini minimal
dilakukan 4 kali yatu: 1 kali kunjungan pada trimester pertama atau sebelum
minggu, 1 kali pada trimester ke dua atau antara minggu ke 24-28, dan 2 kali
pada trimester ke tiga atau antara minggu 30-32 dan antara minggu 36-38
(Kemenkes RI, 2013). Adapun dengan progam EMAS yaitu Expanding maternal
and Neonatal Survival dalam rangka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% (RI,
2014).
METODOLOGI
SIMPULAN
1. Kehamilan
Kunjungan Kehamilan pada Ny E GIIP1A0 usia kehamilan 39 minggu
dilakukan 1 kali. Pada kunjungan yang dilakukan hanya satu kali ini keaadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, TFU tidak sesuai dengan
usia kehamilan disebabkan karena kepala janin sudah masuk ke pintu atas
panggul, dan keluhan yang dirasakan ibu pada trimester 3 termasuk dalam
batas normal.
2. Persalinan
Persalinan Ny E GIIP1A0 terjadi pada tanggal 08 April 2016. Proses
persalinan pada kala III ibu terjadi masalah karena plasenta tidak segera lahir
30 menit setelah bayi lahir. Sesuai dengan teori jika terjadi masalah seperti ini
maka dilakukan manual plasenta. Setelah dilakukan manual plasenta dan pada
kala IV Keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital, uterus,TFU dalam batas
normal dan perdarahan tidak lebih dari 250cc.
3. Nifas
Kunjungan nifas Ny E P2A0dilakukan sebanyak 4 kali. Pada setiap
kunjungan tidak didapatkan keluhan yang diluar dalam batas normal.Tanda-
tanda vital, TFU dan lochea semua normal dan sesuai dengan teori.
4. Bayi baru lahir
Kunjungan bayi baru lahir normal Ny E dilakukan sebanyak 4 kali.
Selama 4 kali kunjungan di dapatkan bahwa bayi selain minum ASi bayi juga
mendapatkan PASI, keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital bayi dalam
batas normal, reflek bayi sesuai teori dan berat badan bayi bertambah. Bayi
sudah mendapatkan imunisasi Hb 0 uniject pada hari Ke empat setelah bayi
lahir.
5. Keluarga Berencana
Kunjungan KB pada Ny E dilakukan pada akhir masa nifas.Ibu
dianjurkan bidan setempat untuk melaksanakan KB.Ibu memilih Kb suntik 3
bulan.
REKOMENDASI
1. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan adanya suatu sarana klinik yang
lebih mendukung kegiatan asuhan kebidanan secara komprehensif.Sehingga
asuhan kebidanan komprehensif dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
2. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat memahami pentingnya asuhan kebidanan yang
diberikan secara komprehensif dan dapat melaksanakan konseling yang telah
diberikan oleh petugas agar kesehatan ibu dan bayinya tetap optimal.
3. Bagi Tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan mampu melaksanakan asuhan
kebidanan secara komprehensif dengan tepat guna menjaga kesehatan ibu dan
bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, V. n. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Kamariyah, N. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Info Datin Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta
Selatan: Kementrian Kesehatan RI
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. (2014). Profil Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Mojokerto: Dinkes.
Lailiyana dkk. (2011). Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina pustaka.
Sary, Selfy Atika & latra, I Nyoman, (2013). “Pedoman Jumlah Kematian Bayi di
Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 dengan Pendekatan Regresi Binomial
Negatif”. JURNAL SAINS DAN POMITS. Vol. 2, No.2.(2013) 2337-3520
(2301-928X Print).
Sondakh, J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Malang:
Erlangga.
Subagyo. (2011). ”Jurnal Penelitihan kesehatan Suara FORIKES”. Forum Ilmiah
Kesehatan (FORIKES). Vol II Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional,
November 2011 ISSN: 2086-3098
Suherni, H. W. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Wafi, M. N. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Walyani, E. (2015). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: PT. Pustaka Baru
ALAMAT CORRESPONDENDI
Email : balqis.liulinnuha26@gmaill.com
No. HP : 081357547436
Alamat : Dsn. Sudimoro RT: 001/ RW: 001, Ds. Sampang Agung, Kec.
Kutorejo, Kab. Mojokerto.