Anda di halaman 1dari 11

TELAAH JURNAL TERAPI KOMPKEMENTER GANGGUAN KESEHATAN AGREGAT LANSIA

Dosen Pembimbing :
Wildan Akasyah, S. Kep., Ns., M. Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITIT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021
No Judul Desain Sampel dan Variabel Instrumen Analisis Hasil
Penelitian Teknik
Sampling
1. PENGARUH pre- Pengambilan - Instrumen yang Penelitian ini dilakukan Analisa
SENAM eksperimental sampel dipakai menggunakan uji beda untuk perbedaan
LANSIA dengan dilakukan lembar pengkajian. mengetahui pengaruh tekanan darah
TERHADAP rancangan one- dengan Alat yang digunakan senam lansia terhadap sistolik pre test
TEKANAN group pretest- menggunakan untuk mengukur lansia dengan hipertensi dan post test
DARAH posttest design cara Non tekanan darah adalah dengan tingkat dilakukan
LANSIA Probability spygnomanometer kemaknaan/kesalahan 5 dengan
DENGAN Sampling pegas dan stetoskop. persen (0,05). Sebelum menggunakan
HIPERTENSI dengan teknik Sebelum alat-alat dilakukan uji beda, non parametrik
PADA Purposive tersebut digunakan, dilakukan uji normalitas test Wilcoxon
KELOMPOK Sampling. alat tersebut akan data untuk mengetahui dengan tujuan
SENAM Populasi dalam dikalibrasi terlebih kenormalitasan data mengetahui
LANSIA DI penelitian ini dahulu agar data yang dengan uji Saphiro Wilk pengaruh
BANJAR KAJA adalah didapatkan valid dan karena jumlah sampel senam lansia
SESETAN seluruh lansia reliable kurang dari 50. Data terhadap
DENPASAR pada kelompok tidak berdistribusi perubahan
SELATAN senam lansia di normal maka dianalisis tekanan darah
(Astari, Putu banjar Kaja dengan uji Wilcoxon sistolik lansia

1
Dyah., DR.dr.I Sesetan untuk hasil. dengan
Putu Gede Denpasar hipertensi.
Adiatmika, Selatan yang hasil
M.Kes, Sp.Erg berjumlah 55 perhitungan
2015) orang. stastistik nilai p
= 0,000 berarti
terdapat
perbedaan
antara hasil pre
test dan post
test. Nilai p <
0,05 yang
berarti
perbedaan
tersebut
signifikan.
Analisis
perbedaan
tekanan darah
diastolik pre

2
test dan post
test dilakukan
dengan
menggunakan
non parametrik
test Wilcoxon
dengan tujuan
mengetahui
pengaruh
senam lansia
terhadap
perubahan
tekanan darah
diastolik lansia
dengan
hipertensi.
Hasil
perhitungan
stastistik nilai p
= 0,000 berarti

3
terdapat
perbedaan
antara hasil pre
test dan post
test. Nilai p <
0,05 yang
berarti
perbedaan
tersebut
signifikan.
2. PENGARUH Quasy Sampel dalam Independen Melalui lembar SOP, Data yang didapat diolah Analisa
ACUYOGA experiment penelitian ini dan dependen lembar observasi dan ditabulasikan perbedaan
TERHADAP pretest-posttest adalah lansia • Variabel tekanan darah, kemudian data tekanan tekanan darah
PENURUNAN without control yang berada di bebas sphygmomanometer darah sebelum dan menurut
HIPERTENSI group design posyandu (Independent) : dengan merk one med, sesudah perlakuan dengan karakteristik
PADA LANSIA yaitu lansia sebesar yaitu tekanan tipe tensi 200 aneroid tehnik acuyoga dianalisa responden
(Levi Tina Sari rancangan 20 responden darah lansia sphygmomanometer, menggunakan uji paired membuktikan
2019) penelitian yang yang sebelum stetoskop dengan merk sample t test yaitu uji bahwa sebelum
akan dilakukan mempunyai dilakukan one med, tipe grandeur parametik yang digunakan dilakukan
oleh peneliti inklusi yaitu intervensi dan dual head dan lembar dalam pengujian hipotesis perlakuan
dengan cara lansia yang tekanan darah wawancara untuk dengan dua buah sampel acuyoga

4
peneliti hadir pada saat lansia sesudah mengetahui data umum berpasangan didapatkan data
membuat penelitian, dilakukan dari responden. yang
kelompok tidak cacat intervensi. menunjukkan 18
perlakuan Fisik. teknik • Variabel responden
nonprobability dependent : memiliki
sampling yaitu - usia, kategori tekanan
totally - jenis darah tinggi.
sampling. - kelami Pada bulan
n, Agustus 2018
- pendidi seluruh
kan responden
- pekerja memiliki
an katagori tekanan
darah normal
setelah diberikan
perlakuan
acuyoga. Setelah
di lakukan
perlakuan
dengan tehnik

5
acuyoga
dianalisa
menggunakan
uji paired sample
t test yang
hasilnya terjadi
kenaikan rata-
rata pada
sebelum dan
sesudah
perlakuan
acuyoga sebesar
0,9 poin. Hasil
uji didapatkan
nilai ρ < α (0,05)
berarti terdapat
perbedaan yang
signifikan
tekanan darah
sebelum dan

6
sesudah.
3. EFEKTIVITAS Non equivalent Sampel 20 lansia - Menggunakan 5 unit Analisis data Analisa
(kelompok menggunakan analisis perbedaan
TERAPI control group spygmomanometer
intervensi : 10 univariat, sedangkan tekanan darah
RELAKSASI pretest- lansia yang rutin digital dan lembar analisis bivariat dengan sistolik pre test
minum obat uji T independen. dan post test
OTOT posttest design ceklis pengukuran
hipertensi & dilakukan dengan
PROGRESIF diberi terapi tekanan darah menggunakan
relaksasi otot histogram dan
DALAM kurva normal,
progresif serta
MENURUNKA kelompok sehingga data
kontrol : 10 berdistribusi
N HIPERTENSI normal dan nilai
lansia yang
PADA LANSIA hanya minum yang digunakan
obat hipertensi). adalah nilai mean.
(M.Ilham, Berdasarkan hasil
teknik
penelitian
Armina, Hasyim random
menunjukkan
sampling.
Kadri 2019) bahwa nilai pretes
mean tekanan
darah (TD) pada
kelompok
intervensi adalah
151,60/90,80
mmHg dan nilai
postes mean TD
adalah
137,90/85,40
mmHg. hasil
pengujian
hipotesis

7
penelitian
menunjukkan
bahwa terapi ROP
memiliki
perbedaan TD
(sistole dan
diastole)
bermakna antara
kelompok
intervensi dengan
kelompok kontrol
dengan p value
sistole = 0,031
dan p value
diastole = 0,009.
lansia yang yang
minum obat
hipertensi dan
diberikan terapi
relaksasi otot
progresif terjadi
penurunan
tekanan darah
dari hipertensi
derajat I
menjadi pra
hipertensi. terapi
relaksasi otot
progresif
memusatkan
perhatian pada

8
suatu aktivitas
otot dengan
mengidentifikasi
otot yang tegang
kemudian
menurunkan
ketegangan
dengan
melakukan teknik
relaksasi untuk
mendapatkan
perasaan relaks
sehingga dapat
menurunkan
kecemasan,
perasaan nyeri,
dan menurunkan
tekanan darah.
tekanan darah
pada kelompok
juga mengalami
penurunan tetapi
tidak terlalu hal
ini dikarenakan
kelompok kontrol
juga
mengkonsumsi
obat hipertensi
sehingga tekanan
darah pun turun,
menurut asumsi

9
peneliti lebih
efektif jika
diberikan terapi
relaksasi otot
progresif. terapi
relaksasi otot
progresif
berpengaruh
terhadap tekanan
darah lansia
penderita
hipertensi apalagi
dilakukan di
tempat yang
tenang dan
nyaman sehingga
lansia benar-
benar merasakan
keadaan rileks.

10

Anda mungkin juga menyukai