Anda di halaman 1dari 2

Bahaya Pernikahan Dini

Pemikahan dini merupakan suatu pernikahan yang dilakukan sebelum mempelai berusia 18
tahun. Pernikahan dini ini sebaiknya tidak dianjurkan karena apa ? Pernikahan yang dilakukan
ketika mempelai masih berusia kurang dari 18 tahun atau 18 tahun akan menimbulkan berbagai
dampak yang kurang bagi kedua pasangan sumai istri yang menikah dengan usia dini.
jika dilihat dari segi pendidikan
Telah kita ketahui, bahwa seseorang yang melakukan pernikahan dengan usia yang masih
tergolong muda, tentu akan membawa berbagai dampak, terutama pada aspek pendidikan.
Seseorang yang mempunyai keinginan untuk menikah dini tentu keinginannya untuk
melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi tidak akan teracapai. Karena dengan
menikah usia dini mengakibatkan motivasi seorang anak untuk belajar akan mengendur, hal ini
disebabkan setelah menikah, tugas seseorang menjadi bertambah. Selain itu dari segi ketenaga
kerjaan, seseorang yang memiliki pendidikan rendah hanya dapat bekerja sebagai buruh, dengan
demikian hal ini tidak dapat mengeksplor bakat dan kemampuan yang dimiliknya.
2. Dilihat dari segi kesehatan
Pernikahan dini yang dilakukan dapat mengakibatkan berbagai resiko yang dilihat dari aspek
kesehatan diantaranya adalah
Resiko penyakit seksual meningkat
Resiko kekerasan seksual meningkat
Resiko kehamilan meningkat.
Perempuan yang menikah dini dengan usia yang kurang dari 18 tahun, meskipun ia telah
mengalami menstruasi. Dapat menybabkan dampak medis yang ditimbulkan yaitu pada
kandungan dan mengakibatkan kanker mulut rahim. Hal ini terjadi karena ketika masa peralihan
sel anak-anak ke sel dewasa terjadi dengan cepat. Pada umumnya pertumbuhan sel yang tumbuh
pada anak-anak akan berakhir pada usia lebih dari 19 tahun. Selain itu kehamilan yang terjadi
pada seorang yang masih muda rentan terjadi pendarahan, keguguran, dan hamil premature di
masa kehamilan.
ekonomi
Sebagian besar alasan pernikahan anak di bawah umur dilandasi permasalahan ekonomi. Orang
tua berpikir jika satu anak mereka lepas dan menjadi tanggung jawab suaminya, maka beban
orang tua sedikit terangkat.

Namun, hal itu justru menjadi beban baru bagi suaminya dan kehidupan pernikahan anak
mereka. Akibatnya, anak-anak menjadi terlantar dan kurang kasih sayang serta perhatian. Sebab,
orang tuanya sibuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga yang terus meningkat
setiap harinya
sosial
Dampak Sosial

Ditinjau dari sisi sosial, perkawinan anak juga berdampak pada potensi perceraian dan
perselingkuhan dikalangan pasangan muda yang baru menikah. Hal ini dikarenakan emosi yang
masih belum stabil sehingga mudah terjadi pertengkaran dalam menghadapi masalah kecil
sekalipun. Adanya pertengkaran terkadang juga menyebabkan timbulnya kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT)/kekerasan seksual terutama yang dialami oleh istri di karenakan adanya relasi
hubungan yang tidak seimbang. Seperti yang terjadi di Perlunya sinergitas masyarakat dengan
organisasi kemasyarakatan mau pun lembaga pemerintah. Pen-didikan kesehatan reproduksi dan
seksual (PKRS) bisa juga ditunjang dengan mempergunakan Organisasi.Ke masyarakatan dan
Agama, seperti Paguyuban Gereja, Pengajian, PKK, Komite Sekolah, Asosiasi
Bidan/Keperawatan, selain tentunya dari BKKBN Provinsi atau program dari Puskesmas dan
pemerintah lainnya.Memberikan pemahaman akan penting-nya legalitas perkawinan untuk
jangka panjang sehingga kekuatan hukum sebagai warga negara atau individu diakui oleh
negara.

Anda mungkin juga menyukai