Anda di halaman 1dari 2

JASON DWI RENDRAHADI PUTRA ASTONO – XII MIPA 1

1. Saat ditemui di Keuskupan Amboina, Kamis pagi, sejumlah anggota kafilah tengah
menikmati sarapan pagi bersama Uskup Mandagi, suasana hangat penuh kekeluargaan
terlihat jelas saat para anggota kafilah dan uskup duduk semeja memulai sarapan pagi.
Baginya, selain ingin mengharg ai pelaksanaan MTO yang sarat makna keagamaan,
apa yang dilakukan merupakan bentuk dukungan nyata umat Katolik di Maluku
terhadap suksesnya MTQ tingkat nasional ke XXIV di Kota Ambon. "Saya meminta
kepada ketua panitia agar ada anggota kafilah yang ditempatkan di Keuskupan dan
saya jamin mereka," ungkapnya. "Ini sesuatu hal yang sangat unik yang sulit
ditemukan di manapun. Saya sangat senang dan tidak ada kekhawatiran sedikit pun,"
ujarnya. Uetik mengatakan, saat ini ada 15 orang yang tinggal di Keuskupan dan akan
bertambah karena sejumlah anggota kafilah asal Banten, termasuk Bupati Banten,
juga direncanakan akan menginap di Keuskupan.

2. Pesan dan Kesan yang saya dapatkan adalah (pesan) bahwa kita sebagai umat
beragama tidak perlu merasa perlu untuk mengkotak kotakan pergaulan kita
berdasarkan iman kepercayaan kita terhadap orang lain, seperti yang pernah saya
dengar, agamamu, agamamu, agamaku, agamaku, buat apa saya mengurusi nerakamu
jika, surga saja belum tentu buat saya. (kesan) Yang dilakukan oleh Uskup tersebut
menjadi aksi simbolis seperti Tuhan yang menerima siapapun untuk masuk
kerumahnya dan mencari perlindungan, Uskup tersebut secara tidak langsung telah
mengajak kita untuk menghentikan segala perbuatan yang menjauh dari kata damai
dengan umat beragama lainnya.

3. AKAR MASALAH PERTIKAIAN AGAMA

Pertikaian terkait masalah agama yang terjadi antar umat beragama tidak
hanya terjadi di Indonesia, di negara negara lain pun akan terdapati adanya masalah
terkait pertikaian agama namun, tidak semua negara memiliki masalah ini yang
menjadi masalah yang besar. Mindset orang Indonesia terkadang sulit untuk diubah
sehingga sulit untuk diajari tentang kasih.

Akar permasalahannya adalah kurangnya, sangat kurangnya rasa toleransi


yang dimiliki oleh orang Indonesia sehingga terkadang jika merasa paling besar
seperti memiliki kekuatan yang besar untuk bisa semena mena dalam bertingkah laku
terhadap orang yang dianggapnya lebih kecil.

Toleransi yang ada seringkali tidak dihiraukan oleh mereka yang rasa egois
nya lebih besar dari rasa toleransinya dan ini yang menyebabkan masalah, ditambah
segelintir umat yang disebut sebagai “Tokoh Agama” yang sangat tidak
mencontohkan dirinya sebagai umat dari agama tersebut sehingga menggiring orang
orang dengan pola pikir yang pendek dan tidak memiliki pendirian kedalam arus yang
salah.

4. Yang diakibatkan oleh konflik antar umat beragama tidak lain dan tidak bukan adalah
kerugian yang terjadi di dua pihak dan tidak menutup kemungkinan kerugian terjadi
pada orang yang tidak bersalah. Selain itu, antara umat agama yang satu dan umat
agama yang lainnya menjadi ada jarak diantara mereka dan menyebabkan Indonesia
bisa pecah hanya karena ada segelintir umat beragama yang tidak memiliki rasa
toleransi sebagai warga negara Indonesia yang pada dasarnya adalah majemuk.

Anda mungkin juga menyukai