Anda di halaman 1dari 35

Disampaikan dalam Webinar Keperawatan Gigi Poltekkes Palembang

“The New Normal: Living and Working During Covid-19”

Adapting to the New Normal by


Knowing The Transmission of Covid-19

drg. Dian Yosi Arinawati, MDSc, PhD

30 Juni 2020
INTRODUCTION
• Dilaporkan pertama kali pada
Desember 2019, di Wuhan, China,
kejadian penumonia berat.
• Sampai saat ini sdh menyebar ke 182
negara.
• Penyebab: virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV-2).
• Nama lain coronavirus disease 2019:
2019-nCOV, (COVID-19) à oleh
WHO.
CHARACTERISTICS OF
COVID-2019
• Susunan nucleotida memiliki kesamaan dengan
MERS-CoV (50%), SARS-CoV (79%).
• Virus ini lebih berbahaya dibanding 2 virus
lainnya.
• Identik dengan virus pada kelelawar (96,2%).
• Natural host: kelelawar?
• Tidak identik 100% , mengapa bisa menyerang
manusia?
• Intermediate host: Pangolins (trenggilling)
• Corona virus yang diisolasi dari Pangolins
identik 99%.
TANDA DAN GEJALA
• Asimptomatik sampai acute respiratory distress syndrome (ARDS)
• Demam (tidak semua)
• Batuk kering
• Myalgia/fatigue
• Pusing
• Sakit tenggorokan
• Kehilangan pengecapan
• Konjungtivitis
• Ganguan fungsi organ: kerusakan ginjal, jantung, hati, sepsis, and septic
shock.

• ==> Periode inkubasi 1-14 hari ; rata-rata 5-6 hari

https://doi.org/10.1007/s00784-020-03413-2
KOMORBIDITAS
Kondisi penyakit lain yang menyertai selain penyakit utama

• Hypertension
• Diabetes
• Penyakit kardiovaskuler
• Aging > 60 tahun
• Obesitas
• Hepatitis B
• Penyakit ginjal
• Keganasan
• Imunodefisiensi
• Cerebrovaskuler

https://doi.org/10.1007/s00784-020-03413-2; Eur Respir J. 2020 May; 55(5): 2000547.


STRUKTUR SARS-CoV-2

S protein: memfasilitasi binding ke sel inang ACE2: pintu gerbang masuknya virus ke inang

https://pdb101.rcsb.org
PATOGENESIS

Patogenesis SARS-CoV-2

https://doi.org/10.1002/jmv.25766
EKSPRESI ACE2 PADA ORGAN TUBUH

International Journal of Oral Science (2020)12:8


EKSPRESI ACE2 PADA RONGGA MULUT

• Lidah (paling banyak)


• Dasar mulut
• Mukosa bukal (sel epitel)
• Gingiva

International Journal of Oral Science (2020)12:8


Transmisi SARS-CoV-2
Penyebaran melalui udara:
• Splatter > 50 µm
• Droplets < 50 µm (0,000005 meter)
• Tidak menetap di udara
• Langsung jatuh ke berbagai permukaan (lantai, meja, dll)
• Virus dapat menular bila kita menyentuh benda yang sudah terkontaminasi
tersebut dan masukk tubuh melalui mukosa
• Aerosol < 5 µm
• Bisa menetap di udara untuk beberapa waktu
• Bisa terbang sampai > 1 m (bahkan 6 meter)

Penyebaran melalui Kontak langsung: saliva, mukosa, darah


Penyebaran melalui Permukaan terkontaminasi: logam, kaca, kayu, dll

http://dx.doi.org/10.1016/j.jiph.2014.11.004 https://doi.org/10.1007/s00784-020-03413-2
HASIL PENELITIAN:
1. Kontaminasi terbesar berada
pada sebelah kanan lengan
operator dan sebelah kiri lengan
asisten.
2. Lokasi kontaminasi pada tubuh:
Kepala, dada, lengan kiri,
lengan kanan, bagian dalam
masker baik operator maupun
asisten
3. Aerosol masih tetap ada di
udara selama 30 menit setelah
tindakan
STABILITAS SARS-CoV-2 pada LINGKUNGAN

Permukaan
Berdasarkan temperatur Permukaan Tidak terdeteksi (waktu)
Suhu (ºC) Waktu (hari) Kertas 3 jam
4 14 Tisu 3 jam
22 7 Kayu 2 hari
37 1 Baju 2 hari
56 10 (menit) Kaca 4 hari
70 1 (menit) Stainless steel 7 hari
Plastik 7 hari
SARS-CoV-2
sensitif terhadap panas Masker (lapisan daam) 7 hari
Masker (permukaan luar) > 7 hari

https://doi.org/10.1101/2020.03.15.20036673
POTENSI RONGGA MULUT SEBAGAI
AGEN PENULARAN COVID-19

• Virus SARS-CoV-2 terdeteksi dalam saliva (11 dari 12 pasien)


• Viral load (dosis) pada oral berpengaruh pada tingkat keparahan
covid-19
• Pencegahan : menurunkan oral viral load sehingga menurunkan
jumlah virus dan menurunkan resiko penularan, alasan:
1. Selama 10 hari pertama, virus akan terakumulasi pada nasal,
oral dan area pharingeal
2. Jumlah ACE2 lebih banyak terdapat pada glandula saliva
dibandingkan pada paru-paru
3. penularan terbesar: melalui droplets

DOI: 10.1093/cid/ciaa149 https://doi.org/10.1007/s00784-020-03413-2


Transmisi SARS-CoV-2 pada klinik gigi

Gambar ilustrasi

https://doi.org/10.1038/s41368-020-0075-9
NEW NORMAL
Pidato Resmi PRESIDEN 15 MEI 2020
“Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk
mengatasi risiko wabah ini. Ini keniscayaan.
Itulah yang oleh banyak orang disebut
sebagai New Normal atau tatanan kehidupan
baru”.

Pengertian:
Suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan
oleh masyarakat dan semua institusi yang ada
di wilayah tersebut untuk melakukan pola
harian atau pola kerja atau pola hidup baru
yang berbeda dengan sebelumnya. Bila tidak
dilakukan, akan terjadi resiko penularan.
Tujuan:
Agar masyarakat tetap produktif dan aman
dari Covid-19 di masa pandemi
KEWASPADAAN STANDART WAJIB DILAKUKAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2017
TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

• Kebersihan Tangan
• Alat Pelindung Diri (APD)
• Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
• Pengendalian Lingkungan
• Pengelolaan Limbah
• Perlindungan Kesehatan Petugas
• Penempatan Pasien
• Kebersihan Pernapasan/ Etika Batuk dan Bersin
KEBERSIHAN TANGAN

Cuci tangan menggunakan


sabun dan air
o Lama waktu 40-60 detik
o Indikasi kebersihan tangan:
- Sebelum kontak pasien;
- Sebelum tindakan aseptik;
- Setelah kontak darah dan cairan
tubuh;
- Setelah kontak pasien;
- Setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien
Cara Kebersihan tangan dengan Sabun dan Air

Diadaptasi dari: WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety Challenge, World HealthOrganization, 2009.
KEBERSIHAN TANGAN

Cuci tangan menggunakan


antiseptik berbasis alkohol
o Lama waktu 20-30 detik

Cara Kebersihan Tangan dengan Antisepsik Berbasis Alkohol

Diadaptasi dari: WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety Challenge, World HealthOrganization, 2009.
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

1. Sarung tangan
3
4 2. Masker
5
3. Pelindung mata
(goggle)
4. Perisai/pelindung
wajah
6 5. Kap penutup kepala
7 2
6. Gaun
pelindung/apron
1 7. Sepatu pelindung
Alat pelindung diri
APD
Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam menghadapi Covid-19
(Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan)
Masker Bedah Jubah/Gown
• 3 Lapisan (tidak dijahit) • Gaun bedah yang tertutup
• Loose-fitting sekali pakai • Melindungi lengan dan area tubuh tenaga
• Efektif memblokir percikan droplet kesehatan
• Disposable dan reusable
Masker N95 • Syarat:
• Terbuat dr polyurethane dan polypropylene • Mampu mencegah penetrasi cairan,
• Segel ketat sekitar hidung dan mulut fungsi/mobilitas, nyaman, tidak
• Menyaring hampir 95% partikel <0,3 mikron mudah robek, pas di badan, tidak
• Preventif kontaminasi airborne toksik, flammability, odor, quality
maintenance.
Pelindung wajah (face shield)
• Terbuat dari plastik bening transparan Pelindung mata (goggles)
• Pelindung wajah yang menutupi wajah • Pelindung mata yang menutup
sampai ke dagu dengan erat area sekitarnya
• Proteksi ganda bagi tenaga kesehatan dari • Terhindar dari cipratan yang dapat
percikan infeksius mengenai mukosa
• Prosedur menghasilkan aerosol
PENGGUNAAN APD DALAM PRAKTEK
DROPLET DAN KONTAK AEROSOL

Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam menghadapi Covid-19


(Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan)
Ingatlah bahwa bagian luar APD telah terkontaminasi

Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam menghadapi Covid-19


(Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan)
Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam menghadapi Covid-19
(Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan)
Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam menghadapi Covid-19
(Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan)
Petunjuk Teknis Penggunaan APD dalam menghadapi Covid-19
(Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan)
PERSYARATAN TEKNIS RUANG PRAKTEK

• Tata Udara: udara segar >12 ACH (Air change per hour)
• Ventilasi:
• Alami, mekanik, kombinasi
• Satu arah dari bersih ke kurang bersih
• Ruang Praktek: 1 ruang 1 pasien
• Zonasi
• Kuning: resepsionis, ruang tunggu, mushola (harus memakai
masker dan prosedur hand higiene
• Merah: ruang tindakan, toilet (memakai APD yang sesuai)
• Alur masuk pasien diatur agar tetap jaga jarak
• Alur pergerakan tenaga medis diatur agar tidak bertemu dengan
petugas atau ruang tunggu pasien langsung
AGENT ANTISEPTIK
Untuk berkumur sebelum dan sesudah tindakan gigi

• Untuk mengurangi oral viral load


• Beberapa agent antiseptik oral yang dilaporkan mempunyai efek
virucidal:
• Povidone-iodine (kumur 15 detik)
• Mekanisme antivirucidal: merusak enveloped dan non-enveloped virus
• Cetylpyridinium chloride (CPC): detergen dan antiseptik
• Mekanisme: merusak lipid enveloped
• Chlorhexidine: antiseptik dan disinfektan
• Mekanisme: secara cepat menginaktif lipofilik virus tetapi tidak untuk
enveloped virus kecil
• Masih diperdebatkan keefektifannya
• Hydrogen peroxide

https://doi.org/10.1007/s00784-020-03413-2
STERILISASI ALAT

• Sterilisasi alat diagnostik


• Sterilisasi area kerja
• Sterilisasi ruangan: ruangan
harus disterilkan sebelum
pasien berikutnya
AGEN DISINFEKTAN
Untuk disinfeksi permukaan kerja

• Ethanol (70%)
• Povidone-iodine (7.5%)
• Chloroxylenol (0.05%)
• Chlorhexidine (0.05%)
• Benzalkonium chloride (0.1%)
• Hydrogen peroxide (0.5%)
• Sodium hypochlorite (0.1%)
PENGELOLAAN LIMBAH

APD masuk tempat sampah infeksius (kuning)


KEBERSIHAN PERNAPASAN/ETIKA
BATUK DAN BERSIN

http://promkes.kemkes.go.id/category/media-publikasi
INTERAKSI TENAGA MEDIS-PASIEN

• Secara langsung: Menggunakan APD


• Dental telemedicine
• Rujuk
KESIMPULAN
1) Semua pasien harus dipertimbangkan sebagai patien yang berpotensi infeksius:
mengingat adanya pasien presimptomatik dan OTG; medical history maupun
temperatur tubuh bukanlah jaminan untuk mengidentifikasi pasien yang
terinfeksi à dengan alasan ini semua pasien harus diperlakukan sama dan
diwaspadai penyebaran airborne partikel nya seperti droplets
2) sumber utama penularan adalah droplets dan aerosol à Personal Protective
Equipment (PPE) sangat penting (handwashing, gloves, goggles, face shields,
N95 face masks, and protective gowns)
3) Infeksi melalui udara (airborne) mungkin memerlukan tindakan pengendalian
infeksi yang lebih tinggi daripada tindakan pencegahan standar Covid
4) Nakes yang comorbid harus lebih waspada
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai