Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Skenario .................................................................................................................................................2
Sasaran Belajar dan Learning Objective ...............................................................................................3
SASARAN BELAJAR & Learning Objective
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis
LO. 1.1 Menjelaskan Definisi Rekam Medis ............................................................................4
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
LO. 1.2 Menjelaskan Manfaat Rekam Medis ............................................................................5
LO. 1.3 Menjelaskan Isi Rekam Medis .....................................................................................6
LO. 1.4 Menjelaskan Tata Cara Penyimpanan Rekam Medis ...................................................8
................................................................................................................................................................

LO. 1.5 Menjelaskan Kaitan Rekam Medis Dengan Hukum ....................................................9


LO. 1.6 Menjelaskan Tata Cara Pembuatan Rekam Medis .......................................................10
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis
LO. 2.1 Menjelaskan Definisi Rahasia Medis............................................................................11
LO. 2.2 Menjelaskan Hubungan KODEKI dan UU yang mengatur Rahasia Medis
................................................................................................................................................................11
LO. 2.3 Menjelaskan Pandangan Agama apabila seseorang membuka Rahasia
Medis
orang lain ......................................................................................................................14
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Pemakaian Narkotika dari segi agama .........................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................................................ 18

1
SKENARIO
Polisi Enggan Beberapa Rekam Medis Cicit Soeharto

JAKARTA-MICOM: Tersangka kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu, Putri


Aryanti Haryowibowo, 21, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati,
Jakarta Timur.
Agar cicit mantan penguasa Orde Baru itu dapat kembali ke rutan narkoba Polda
Metro Jaya, penyidik masih menunggu keterangan dari dokter soal kondisi kesehatan Putri.
“Sekarang masih di rumah sakit nanti kalau sudah ada surat dari dokter, apakah dia
sudah layak dikembalikan ke sini tentu penyidik segera menjemputnya,” terang Kepala
Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Djafar, Senin (11/4).
Baharudin mengatakan, penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya
sudah menerima rekam medis milik Putri. Namun, Baharudin berdalih bahwa hasil rekam
medis itu tidak sepenuhnya harus diketahui oleh publik.
“Kita kan ada, medical record kan kita ambil. Itu medical record kita dapat. Untuk
yang pertama kali dia dimasukkan, dia dalam keadaan muntah-muntah dan tidak semua
keadaan ini kita sampaikan pada publik,” kata Baharudin.
Seperti yang sudah diberitakan, Putri Aryanti Haryowibowo ditangkap Jajaran
Reserse Narkoba Polda Metro Jaya karena mengonsumsi markotika jenis sabu di Hotel
Maharani, Jakarta Selatan beberapa waktu yang lalu.

2
SASARAN BELAJAR dan Learning Objective
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis
LO. 1.1 Menjelaskan Definisi Rekam Medis
LO. 1.2 Menjelaskan Manfaat Rekam Medis
LO. 1.3 Menjelaskan Isi Rekam Medis
LO. 1.4 Menjelaskan Tata Cara Penyimpanan Rekam Medis
LO. 1.5 Menjelaskan Kaitan Rekam Medis Dengan Hukum
LO. 1.6 Menjelaskan Tata Cara Pembuatan Rekam Medis
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis
LO. 2.1 Menjelaskan Definisi Rahasia Medis
LO. 2.2 Menjelaskan Hubungan KODEKI dan UU yang mengatur Rahasia Medis
LO. 2.3 Menjelaskan Pandangan Agama apabila seseorang membuka Rahasia
Medis orang lain
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Pemakaian Narkotika dari segi agama

3
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis
LO. 1.1 Menjelaskan Definisi Rekam Medis
Banyak kepustakaan yang menjelaskan mengenai definisi dari rekam medis.
Menurut Edna K Huffman: Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa, apa,
mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama
dirawat atau menjalani pengobatan.

Menurut Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989: Rekam Medis adalah berkas


yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat
jalan maupun rawat inap.

Menurut Gemala Hatta: Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang


kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini
dan saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien.

Waters dan Murphy: Kompendium (ikhtisar) yang berisi  informasi tentang keadaan
pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI): Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau
gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan
kepada seorang pasien.

Dari berbagai pendapat maka dapat disimpulkan bahwa Rekam Medis adalah
kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala
kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu.

4
LO. 1.2 Manfaat Rekam Medis

Rekam medis memiliki fungsi yang disingkat sebagai CIALFREDS yang artinya
memiliki nilai Communication, Information, Administration, Legal, Finansial, Research,
Education, Documentation, dan Statistic.

a) Communication: Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan


lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberi pelayanan, pengobatan dan
perawatan pasien, sehingga jika dokter akan merujuk kepada dokter ahli dan
sebagainya maka dokter ahli dapat mengetahui penyakit, perkembangan penyakit,
terapi yang diberikan , dan lain-lain tanpa harus berjumpa satu sama lain. sehingga
komunikasi ini menjadi efektif.
b) Information: Sebagai dasar perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus
diberikan kepada pasien. segala instruksi kepada peraawat atau komunikasi antar
dokter lain ditulis agar rencana pengobatan dan perawatan dapat dilaksanakan.
c) Administration: Sebagai bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien dirawat di rumah sakit. Bila suatu saat
diperlukan bukti-bukti medis bahwa pasien pernah dirawat atau jenis pelayanan
yang diberikan serta perkembangan penyakit selama dirawat, tentu data dari rekam
medis dapat mengungkapkan dengan jelas.
d) Research: Sebagai dasar analisis, studi, evaluasi terhadap mutu pelayanan yang
diberikan kepada pasien.
e) Legal: Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakir maupun dokter,
serta tenaga kesehatan lainnya. Bila catatan dan data terisi lengkap maka rekam
medis akan menolong semua yang terlibat baik itu rumah sakit, dokter maupun
tenaga medis.
f) Education: Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
g) Finansial: Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran, pelayanan medik
pasien.
h) Documentation: Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

5
LO. 1.3 Isi Rekam Medis
Di rumah sakit terdapat dua jenis rekam medis, yaitu rekam medis untuk pasien
rawat jalan, dan rekam medis untuk pasien rawat inap. Untuk pasien rawat jalan, termasuk
pasien gawat darurat, rekam medis memiliki informasi pasien antara lain:
a. Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa)
b. Riwayat penyakit (anamnesis) tentang:
1. keluhan utama
2. riwayat sekarang
3. riwayat penyakit yang pernah di derita
4. riwayat tentang penyakit yang mungkin di turunkan
c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen,
scanning,MRT dan lain-lain.
d. Diagnosis dan diagnosis banding
e. Instruksi diagnosis dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang
berwenang.

Sedangkan untuk rawat inap, memuat informasi yang sama dengan rawat jalan, dengan
tambahan:
1. Persetujuan
2. Catatan konsultasi
3. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya
4. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan
5. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.

Adapun yang menyebutkan isi rekam medis diantaranya:


1. Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat :
a. identitas pasien;
b. kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesahatan;
c. identitas pengantar pasien;
d. tanggal dan waktu;
e. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
g. diagnosis;
h. pengobatan dan/atau tindakan;
i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat
dan rencana tindakan lanjut;
j. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan;

6
k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain; dan
l. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
2. Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah dengan :
a. jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan;
b. kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan
c. identitas yang menemukan pasien.
3. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
4. Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam
rekam medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada
sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.

LO. 1.4.Penyimpanan Rekam Medis


Berpedoman pada permenkes tahun 1989 pasal 7 dinyatakan :
- Lama penyimpanan RM sekurang-kurangnya 5 tahun terhitung tanggal terakhir
pasien berobat
- Lama penyimpanan RM yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat khusus dapat
ditetapkan sendiri
Berdasarkan Permenkes 269 tahun 2008 :
Pasal 8
- Rekam medis pasien rawat inap di RS wajib disimpan sekurang kurangnya 5 tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat
- Setelah batas waktu 5 tahun sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilampaui rekam
medis dapat dimusnahkan kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik
- Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat
2 harus disimpan jangka waktu 10 tahun terhitung dari tanggak dibuatnya ringkasan
tersebut
Pasal 9

- Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan
sekurang kurangnya jangka waktu 2 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien
berobat
- Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilampaui rekam medis
dapat dimusnahkan
Rekam medis yang diperkirakan pasti tidak aktif lagi, dapat dimusnahkan bila ruang
penyimpanan rekam medis tidak ada lagi atau dapat dibuat mikro film dll.

7
LO. 1.5 Hukum yang ada kaitannya dengan Rekam Medis

Pasal 46 : (1) Setiap dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktik wajib membuat
rekam medis
(2) Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi setelah pasien
menerima pelayanan
(3) Setiap catatan harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas
yang memberi pelayanan.

Pasal 47 : (1) Dokumen rekam adalah milik dokter, sedangkan isinya merupakan
milik pasien
(2) Rekam Medis yang dijelaskan pada ayat (1) harus dijaga kerahasiaannya
oleh dokter

Undang Undang
- UU Praktik Kedokteran 29 tahun 2004
- UU No. 11 Tahun 2008 Informasi Transaksi Elektronik
- UU No. 14 Tahun 2008 Keterbuka Informasi Publik
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
- UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 29 ayat 1 : “setiap RS mempunyai
kewajiban menyelenggarakan rekam medis

Peraturan Pemerintah
- Peraturan Pemerintahan No. 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966, Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran

RAHASIA KEDOKTERAN

KUHP pasal 48 : Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan karena


terdorong oleh
daya paksa
KUHP pasal 50 : Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan
undang-
undang tidak dipidana
KUHP pasal 322 : (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesatu rahasia yang menurut
jabatannya atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, ia
diwajibkan menyimpannya, dihukum penjara selama-lamanya sembilan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9000,-

8
LO. 1.6 Memahami dan Menjelaskan Tata Cara Pembuatan Rekam Medis
1. Pencatatan
Pencatatan memuat data yang akan menjadi bahan informasi. data pasien
dikelompokan menjadi dua. data sosial dan data medis. data sosial adalah diperoleh
pada saat pasien mendaftarkan diri ditempat penerimaan pasien. sedangkan data
medis diperoleh dari pasien apabila pasien telah memasuki unit pelayanan
kesehatan.
2. Pengolahan
Dari nhasil pencatatan kemudian dilakukan pengeleloaan untuk selanjutnya
dipakai sebagai bahan laporan rumah sakit. sebelum dilakukan pengolahan, bekas
rekam medis teliti kelengkapannnya baik isi maupun jumlahnya. apabila ada
kesalahan dalam penulisan rekam medis non elektronik maka data yang salah
dicoret dan diberi paraf sedangkan apabila data elektronik maka data yang salah
dibuatkan adendum.
3. Penyimpanan
Penyimpanan ada dua cara :
- Sentralisasi adalah menyimpan rekam medis suatu pasien, baik catatan
poliklinik maupun catatan selama pasien dirawat yang dilakukan dalam satu
kesatuan.
- Desentralisasi adalah proses pemisahan antara rekam medis poliklinik dan
rekam medis pasien selama dirawat. rekam medis poliklinik disimpan di
suatu tempat penyimpanan sedangkan rekam medis pasien selama dirawat di
simpan pada bagian pencatatan medis.
Sebelum rekam medis dimusnahkan, yang harus dilakukan terhadap berkas tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Diambil informasi-informasi utama.
2. Menyimpan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Inggris,
Departemen Kesehatan merekomendasi masa retensi rekam medis, minimum :
 Rekam medis obstetri, 25 tahun
 Rekam medis anak-anak dan usia muda, disimpan sampai ulang tahun ke-
25; atau 8 tahun sesudah kunjungan terakhir.
 Rekam medis pasien gangguan mental, 20 tahun sesudah dokter yang
merawat menyatakan sudah sembuh.
 Rekam medis yang lain, 8 tahun dan resume akhir dibuat.

9
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis
LO. 2.1 Definisi Rahasia Medis
Rahasia medis berasal dari kata rahasia dan medis. Rahasia adalah sesuatu yang
disembunyikan dan hanya diketahui oleh satu orang, oleh beberapa orang saja, atau oleh
kalangan tertentu. Medis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kedokteran. Jadi,
dapat disimpulkan rahasia medis adalah segala sesuatu yang disembunyikan perihal
kesehatan/penyakit atau apapun yang berkaitan dengan hal pribadi pasien yang hanya
diketahui dokter yang bersangkutan, keluarga pasien/kalangan tertentu saja, dimana
kewajiban menyimpan rahasia medis ini merupakan suatu kewajiban moril.
LO. 2.2 Hubungan KODEKI dan UU yang mengatur Rahasia Medis
1. Sumpah Dokter Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960:
“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan karena keilmuan saya sebagai dokter”.
2. Bab II KODEKI:
“ Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien karena kepercayaan yang diberikan kepadanya bahkan juga setelah pasien
meninggal dunia.
3. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran,
dinyatakan:
Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan pasal 11
Undang-undang Tentang Kesehatan jika tidak dapat dipidanakan menurut KUHP
4. Pasal 48 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada
paragraf 4 mengenai Rahasia Kedokteran, dinyatakan:
“Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hokum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan”.

10
Tingkah laku yang bersangkutan dengan pekerjaan sehari-hari
a. Pasal 322 KUHP yang berbunyi :
(1) Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib ia
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang
maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.
(2) Jikan kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang tertentu, ia hanya dituntut
atas pengaduan orang itu.

b. Pasal 1365 KUH Perdata:


“Barang siapa yang berbuat salah sehingga orang lain menderita kerugian, berwajib
menganti kerugian itu”.
Tingkah laku dalam keadaan khusus
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang berlaku sejak tanggal 31
Desember 1981. Tentang hak undur diri terdapat pasal-pasal 120 dan 168, dan secara
khusus tercantum pada passal 70 KUHAP sebagai berikut:
1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan
menyiman rahasia, dapat dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan
sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.
2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut,
pengadilan negeri memutuskan apakah alasan yang dikemukakan oleh saksi atau
saksi ahli untuk tidak berbicara itu, layak dan dapat diterima atau tidak.

Adapun pasal-pasal lain berkaitan dengan Rahasia Kedokteran/Medis:

KUHP pasal 48 : Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan karena


terdorong oleh
daya paksa
KUHP pasal 50 : Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan
undang-
undang tidak dipidana
KUHP pasal 322 : (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang menurut
jabatannya atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, ia
diwajibkan menyimpannya, dihukum penjara selama-lamanya sembilan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9000,-

11
LO. 2.3. Pandangan Agama apabila seseorang membuka rahasia medis orang lain
Membeberkan rahasia adalah pengkhianatan

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ٌ‫ث ثُ َّم ْالتَفَتَ َع ْنهُ فَ ِه َي أَ َمانَة‬ َ ‫ال َّر ُج ُل إِ َذا َح َّد‬


ٍ ‫ث ال َّرج َُل بِ َح ِد ْي‬
Artinya:
“Jika seseorang mengabarkan kepada orang lain suatu kabar, kemudian ia berpaling dari
orang yang dikabari tersebut maka kabar itu adalah amanah (atas orang yang dikabari)
(HR At-Tirmidzi (1959) dan Abu Dawud (4868). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-
Albani dalam as-Shahiihah (1090).
Makna berpaling yaitu si penyampai kabar tatkala hendak menyampaikan kabarnya
menengok ke kanan dan ke kiri karena kahwatir ada yang mendengar. Sikapnya
memandang ke kanan dan ke kiri menunjukkan bahwa dia takut kalau ada orang lain yang
ikut mendengar pembicaraannya, dan dia mengkhususkan kabar ini hanya kepada yang
akan disampaikan kabar tersebut. Seakan-akan dengan sikapnya itu ia berkata kepada orang
yang diajak bicara, "Rahasiakanlah kabar ini!" (Lihat Tuhfatul Ahwadzi (VI/81) dan
‘Aunul Ma’bud (XIII/178).
Hadits ini menjelaskan bahwa seseorang hendaknya menjaga rahasia saudaranya jika
dia faham bahwasanya saudaranya tidak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, bahkan
meskipun ia tidak meminta untuk merahasiakannya. Hadits ini juga tegas menjelaskan
bahwasanya menjaga rahasia adalah amanah dan membongkar rahasia adalah bentuk
pengkhianatan.

Akan tetapi, sungguh menjaga rahasia orang lain lebih sulit daripada menjaga harta
orang lain. Al-Munaawi rahimahullah berkata :

ِ ‫ َر‬t‫ ِة اأْل َ ْس‬t‫ ُر ِمنَ ْال ِعفَّ ِة ع َِن إِ َذا َع‬t‫ َوا ِل أَي َْس‬t‫ َو ْال ِعفَّةُ َع ِن اأْل َ ْم‬.‫ار أَ ِم ْينًا‬
‫ار‬ ِ ‫ َر‬t‫انَ َعلَى األَ ْس‬tt‫ َوا ِل أَ ِم ْينًا َك‬t‫انَ َعلَى األَ ْم‬tt‫لُّ َم ْن َك‬tt‫ْس ُك‬
َ ‫فَلَي‬

Artinya:
"Tidak setiap orang yang amanah menjaga harta juga amanah menjaga rahasia. Menjaga
diri dari harta lebih mudah dari pada menjaga diri untuk tidak menyebarkan rahasia"
(Faidhul Qodiir 1/493, syarh hadits no 985).

12
Sungguh benar perkataan Al-Munaawi ini, lebih mudah bagi kita tatkala diberi
amanah untuk menjaga harta orang lain dari pada tatkala diberi amanah untuk tidak
menceritakan rahasia orang lain.

Ar-Rooghib berkata :

ِّ ‫صفُ بِ ِه ضعفُ الرِّ َجا ِل َوالنِّ َسا ِء َوال‬


‫ص ْبيَا ِن‬ َ ْ‫ْق الصُّ ُدوْ ِر َويُو‬
ِ ‫ضي‬ َّ ‫َوإِ َذا َعةُ ال ِّس ِّر ِم ْن قِلَّ ِة ال‬
ِ ‫صب ِْر َو‬

Artinya:
"Menyebarkan rahasia muncul dari sedikitnya kesabaran dan sempitnya dada, dan ini
merupakan sifat para lelaki yang lemah, para wanita, dan anak-anak" (lihat Faidhul Qodiir
1/493).

Sebaliknya seseroang berkata :

ُ ‫ َو َك َما أَنَّهُ الَ َخ ْي َر فِي آنِيَ ٍة الَ تُ ْم ِس‬،‫ار يَدُلُّ َعلَى َج َوا ِه ِر ال ِّر َجا ِل‬
‫ك َما فِ ْيهَا فَالَ خَ ْي َر فِي إِ ْن َسا ٍن الَ يَ ْكتُ ُم ِس ًّرا‬ ِ ‫ِك ْت َمانُ األَ ْس َر‬

Artinya:
"Menyembunyikan rahasia menunjukkan akan para lelaki yang mulia seperti permata,
sebagaimana tidak ada kebaikan pada sebuah bejana yang tidak bisa menampung isinya
maka tidak ada kebaikan pula pada seseorang yang tidak bisa menyembunyikan rahasia".

Menjaga rahasia sendiri saja sulit apalagi rahasia orang lain?


Jangankan untuk menjaga rahasia orang lain, bahkan rahasia sendiri saja kita tidak
kuasa untuk menyimpannya dan memendamnya dalam hati kita.

Seseorang penyair berkata:

ُ ‫ َوالَ َم َعلَـ ْي ِه غَـ ْي َرهُ فَـهُ َو أَحْ َم‬      ‫إِ َذا ْال َمرْ ُء أَ ْف َشـى ِسـ َّرهُ بِلِ َسـانِ ِه‬
‫ق‬

ُ َ‫ع ال ِّس َّر أَضْ ي‬


‫ق‬ َ َ‫ ف‬     ‫ص ْد ُر ْال َمرْ ِء ع َْن ِس ِّر نَ ْف ِس ِه‬
ُ ‫ص ْد ُر الَّ ِذي يَ ْستَوْ ِد‬ َ ‫ق‬ َ ‫إِ َذا‬
َ ‫ضا‬

"Jika seseorang membeberkan rahasianya sendiri dengan lisannya (kepada orang lain)…
lantas ia mencela orang lain tersebut (karena membeberkan rahasianya) maka orang ini

13
adalah orang bodoh…Jika hatinya sempit untuk bisa menahan rahasia pribadinya…maka
dada orang lain yang ia simpan rahasianya tentunya lebih sempit lagi…".
Jika kita tidak mampu untuk menyimpan rahasia kita lantas kita sampaikan kepada
orang lain maka jangan menyesal jika akhirnya rahasia kita akan menjadi rahasia umum,
sebagaimana perkataan seorang penyair ;

‫ َو ُكلُّ ِس ٍّر َجا َو َز ا ِال ْثنَ ْي ِن َشا َع‬    ‫ضا َع‬ ِ َ‫ْس فِي ْالقِرْ ط‬
َ ‫اس‬ َ ‫ُكلُّ ِع ْل ٍم لَي‬

Artinya:
"Seluruh ilmu yang tidak tercatat di kertas akan lenyap. Dan seluruh rahasia yang telah
melewati dua bibir maka akan tersebar.

14
LI 3. Memahami dan menjelaskan pemakaian Narkoba dari segi Agama.

‫ك‬ ِ ‫اس َو َم َنافِ ُع َك ِبي ٌر إِ ْث ٌم ف‬


َ ‫ِيه َما قُ ْل َو ْال َميْسِ ِر ْال َخمْ ِر َع ِن َيسْ أَلُو َن‬ ِ ‫ك َن ْفع ِِه َما مِنْ أَ ْك َب ُر َوإِ ْث ُم ُه َما لِل َّن‬
َ ‫ون َما َذا َو َيسْ أَلُو َن‬
َ ُ‫ُي ْنفِق‬
َ ِ‫ت لَ ُك ُم هَّللا ُ ُي َبيِّنُ َك َذل‬
(219) ‫ك ْال َع ْف َو قُ ِل‬ ِ ‫ُون لَ َعلَّ ُك ْم اآْل َيا‬
َ ‫َت َت َف َّكر‬
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah : “Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfa`atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah : “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir, (QS. Al-Baqarah : 219)

(90) ‫ِين َياأَ ُّي َها‬


َ ‫صابُ َو ْال َميْسِ ُر ْال َخ ْم ُر إِ َّن َما َءا َم ُنوا الَّذ‬َ ‫ان َع َم ِل مِنْ ِرجْ سٌ َواأْل َ ْزاَل ُم َواأْل َ ْن‬ ِ ‫ْط‬َ ‫ُون لَ َعلَّ ُك ْم َفاجْ َت ِنبُوهُ ال َّشي‬
َ ‫ُت ْفلِح‬
(91) ْ‫َاو َة َب ْي َن ُك ُم يُوق َِع أَن‬
َ ‫ضا َء ْال َعد‬ َ ‫ص َّد ُك ْم َو ْال َميْسِ ِر ْال َخم ِْر فِي َو ْال َب ْغ‬ َّ ‫ُون أَ ْن ُت ْم َف َه ْل ال‬
ُ ‫صاَل ِة َو َع ِن هَّللا ِ ِذ ْك ِر َعنْ َو َي‬ َ ‫ُم ْن َته‬
َّ
‫ْطانُ ي ُِري ُد إِن َما‬ َ ‫ال َّشي‬

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban


untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di
antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu). (QS. Al-Maidah : 90-91)

(‫حرام خمر كل و خمر مسكر كل )البخارى رواه‬

Setiap yang memabukan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram. (HR. Bukhari).

Dari beberapa ayat di atas dijelaskan bahaya khamr termasuk di dalamnya narkoba, yaitu :

1. Bahaya sosial (menimbulkan permusuhan dan kebencian sesama)

2. Bahaya ritual (menghalangi untuk ingat kepada Allah).

15
3. Minum khamr adalah perbuatan syaitan dan bagian dari penyakit masyarakat seperti
judi, klenik (musyrik) dan mengundi nasib.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, M Jusuf, dan Amir, Amri. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.
Jakarta : EGC.

Hidayat, AA. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Sachrowardi, Qomariyah, dan Basbeth, Ferryal. 2013. Isu dan Dilema Dalam
Bioetika. Jakarta : Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia bekerja sama dengan
Universitas Yarsi.

www.indonesiabergegas.com

www.islam.or.id

www.medicalredord.webs

www.referensimakalah.com

16

Anda mungkin juga menyukai