Wrap Up Blok Etik sk-1.1 B15
Wrap Up Blok Etik sk-1.1 B15
Skenario .................................................................................................................................................2
Sasaran Belajar dan Learning Objective ...............................................................................................3
SASARAN BELAJAR & Learning Objective
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis
LO. 1.1 Menjelaskan Definisi Rekam Medis ............................................................................4
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
LO. 1.2 Menjelaskan Manfaat Rekam Medis ............................................................................5
LO. 1.3 Menjelaskan Isi Rekam Medis .....................................................................................6
LO. 1.4 Menjelaskan Tata Cara Penyimpanan Rekam Medis ...................................................8
................................................................................................................................................................
1
SKENARIO
Polisi Enggan Beberapa Rekam Medis Cicit Soeharto
2
SASARAN BELAJAR dan Learning Objective
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis
LO. 1.1 Menjelaskan Definisi Rekam Medis
LO. 1.2 Menjelaskan Manfaat Rekam Medis
LO. 1.3 Menjelaskan Isi Rekam Medis
LO. 1.4 Menjelaskan Tata Cara Penyimpanan Rekam Medis
LO. 1.5 Menjelaskan Kaitan Rekam Medis Dengan Hukum
LO. 1.6 Menjelaskan Tata Cara Pembuatan Rekam Medis
LI. 2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis
LO. 2.1 Menjelaskan Definisi Rahasia Medis
LO. 2.2 Menjelaskan Hubungan KODEKI dan UU yang mengatur Rahasia Medis
LO. 2.3 Menjelaskan Pandangan Agama apabila seseorang membuka Rahasia
Medis orang lain
LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Pemakaian Narkotika dari segi agama
3
LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis
LO. 1.1 Menjelaskan Definisi Rekam Medis
Banyak kepustakaan yang menjelaskan mengenai definisi dari rekam medis.
Menurut Edna K Huffman: Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa, apa,
mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama
dirawat atau menjalani pengobatan.
Waters dan Murphy: Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan
pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI): Sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau
gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan
kepada seorang pasien.
Dari berbagai pendapat maka dapat disimpulkan bahwa Rekam Medis adalah
kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala
kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu.
4
LO. 1.2 Manfaat Rekam Medis
Rekam medis memiliki fungsi yang disingkat sebagai CIALFREDS yang artinya
memiliki nilai Communication, Information, Administration, Legal, Finansial, Research,
Education, Documentation, dan Statistic.
5
LO. 1.3 Isi Rekam Medis
Di rumah sakit terdapat dua jenis rekam medis, yaitu rekam medis untuk pasien
rawat jalan, dan rekam medis untuk pasien rawat inap. Untuk pasien rawat jalan, termasuk
pasien gawat darurat, rekam medis memiliki informasi pasien antara lain:
a. Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa)
b. Riwayat penyakit (anamnesis) tentang:
1. keluhan utama
2. riwayat sekarang
3. riwayat penyakit yang pernah di derita
4. riwayat tentang penyakit yang mungkin di turunkan
c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen,
scanning,MRT dan lain-lain.
d. Diagnosis dan diagnosis banding
e. Instruksi diagnosis dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang
berwenang.
Sedangkan untuk rawat inap, memuat informasi yang sama dengan rawat jalan, dengan
tambahan:
1. Persetujuan
2. Catatan konsultasi
3. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya
4. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan
5. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.
6
k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain; dan
l. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
2. Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah dengan :
a. jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan;
b. kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan
c. identitas yang menemukan pasien.
3. Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
4. Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam
rekam medis sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada
sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.
- Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan
sekurang kurangnya jangka waktu 2 tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien
berobat
- Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilampaui rekam medis
dapat dimusnahkan
Rekam medis yang diperkirakan pasti tidak aktif lagi, dapat dimusnahkan bila ruang
penyimpanan rekam medis tidak ada lagi atau dapat dibuat mikro film dll.
7
LO. 1.5 Hukum yang ada kaitannya dengan Rekam Medis
Pasal 46 : (1) Setiap dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktik wajib membuat
rekam medis
(2) Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi setelah pasien
menerima pelayanan
(3) Setiap catatan harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan petugas
yang memberi pelayanan.
Pasal 47 : (1) Dokumen rekam adalah milik dokter, sedangkan isinya merupakan
milik pasien
(2) Rekam Medis yang dijelaskan pada ayat (1) harus dijaga kerahasiaannya
oleh dokter
Undang Undang
- UU Praktik Kedokteran 29 tahun 2004
- UU No. 11 Tahun 2008 Informasi Transaksi Elektronik
- UU No. 14 Tahun 2008 Keterbuka Informasi Publik
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
- UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 29 ayat 1 : “setiap RS mempunyai
kewajiban menyelenggarakan rekam medis
Peraturan Pemerintah
- Peraturan Pemerintahan No. 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966, Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran
RAHASIA KEDOKTERAN
8
LO. 1.6 Memahami dan Menjelaskan Tata Cara Pembuatan Rekam Medis
1. Pencatatan
Pencatatan memuat data yang akan menjadi bahan informasi. data pasien
dikelompokan menjadi dua. data sosial dan data medis. data sosial adalah diperoleh
pada saat pasien mendaftarkan diri ditempat penerimaan pasien. sedangkan data
medis diperoleh dari pasien apabila pasien telah memasuki unit pelayanan
kesehatan.
2. Pengolahan
Dari nhasil pencatatan kemudian dilakukan pengeleloaan untuk selanjutnya
dipakai sebagai bahan laporan rumah sakit. sebelum dilakukan pengolahan, bekas
rekam medis teliti kelengkapannnya baik isi maupun jumlahnya. apabila ada
kesalahan dalam penulisan rekam medis non elektronik maka data yang salah
dicoret dan diberi paraf sedangkan apabila data elektronik maka data yang salah
dibuatkan adendum.
3. Penyimpanan
Penyimpanan ada dua cara :
- Sentralisasi adalah menyimpan rekam medis suatu pasien, baik catatan
poliklinik maupun catatan selama pasien dirawat yang dilakukan dalam satu
kesatuan.
- Desentralisasi adalah proses pemisahan antara rekam medis poliklinik dan
rekam medis pasien selama dirawat. rekam medis poliklinik disimpan di
suatu tempat penyimpanan sedangkan rekam medis pasien selama dirawat di
simpan pada bagian pencatatan medis.
Sebelum rekam medis dimusnahkan, yang harus dilakukan terhadap berkas tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Diambil informasi-informasi utama.
2. Menyimpan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Inggris,
Departemen Kesehatan merekomendasi masa retensi rekam medis, minimum :
Rekam medis obstetri, 25 tahun
Rekam medis anak-anak dan usia muda, disimpan sampai ulang tahun ke-
25; atau 8 tahun sesudah kunjungan terakhir.
Rekam medis pasien gangguan mental, 20 tahun sesudah dokter yang
merawat menyatakan sudah sembuh.
Rekam medis yang lain, 8 tahun dan resume akhir dibuat.
9
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis
LO. 2.1 Definisi Rahasia Medis
Rahasia medis berasal dari kata rahasia dan medis. Rahasia adalah sesuatu yang
disembunyikan dan hanya diketahui oleh satu orang, oleh beberapa orang saja, atau oleh
kalangan tertentu. Medis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kedokteran. Jadi,
dapat disimpulkan rahasia medis adalah segala sesuatu yang disembunyikan perihal
kesehatan/penyakit atau apapun yang berkaitan dengan hal pribadi pasien yang hanya
diketahui dokter yang bersangkutan, keluarga pasien/kalangan tertentu saja, dimana
kewajiban menyimpan rahasia medis ini merupakan suatu kewajiban moril.
LO. 2.2 Hubungan KODEKI dan UU yang mengatur Rahasia Medis
1. Sumpah Dokter Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960:
“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan karena keilmuan saya sebagai dokter”.
2. Bab II KODEKI:
“ Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
pasien karena kepercayaan yang diberikan kepadanya bahkan juga setelah pasien
meninggal dunia.
3. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia kedokteran,
dinyatakan:
Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan pasal 11
Undang-undang Tentang Kesehatan jika tidak dapat dipidanakan menurut KUHP
4. Pasal 48 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada
paragraf 4 mengenai Rahasia Kedokteran, dinyatakan:
“Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hokum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan”.
10
Tingkah laku yang bersangkutan dengan pekerjaan sehari-hari
a. Pasal 322 KUHP yang berbunyi :
(1) Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib ia
menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang
maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya enam ratus rupiah.
(2) Jikan kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang tertentu, ia hanya dituntut
atas pengaduan orang itu.
11
LO. 2.3. Pandangan Agama apabila seseorang membuka rahasia medis orang lain
Membeberkan rahasia adalah pengkhianatan
Akan tetapi, sungguh menjaga rahasia orang lain lebih sulit daripada menjaga harta
orang lain. Al-Munaawi rahimahullah berkata :
ِ َرt ِة اأْل َ ْسt ُر ِمنَ ْال ِعفَّ ِة ع َِن إِ َذا َعt َوا ِل أَي َْسt َو ْال ِعفَّةُ َع ِن اأْل َ ْم.ار أَ ِم ْينًا
ار ِ َرtانَ َعلَى األَ ْسtt َوا ِل أَ ِم ْينًا َكtانَ َعلَى األَ ْمttلُّ َم ْن َكttْس ُك
َ فَلَي
Artinya:
"Tidak setiap orang yang amanah menjaga harta juga amanah menjaga rahasia. Menjaga
diri dari harta lebih mudah dari pada menjaga diri untuk tidak menyebarkan rahasia"
(Faidhul Qodiir 1/493, syarh hadits no 985).
12
Sungguh benar perkataan Al-Munaawi ini, lebih mudah bagi kita tatkala diberi
amanah untuk menjaga harta orang lain dari pada tatkala diberi amanah untuk tidak
menceritakan rahasia orang lain.
Ar-Rooghib berkata :
Artinya:
"Menyebarkan rahasia muncul dari sedikitnya kesabaran dan sempitnya dada, dan ini
merupakan sifat para lelaki yang lemah, para wanita, dan anak-anak" (lihat Faidhul Qodiir
1/493).
ُ َو َك َما أَنَّهُ الَ َخ ْي َر فِي آنِيَ ٍة الَ تُ ْم ِس،ار يَدُلُّ َعلَى َج َوا ِه ِر ال ِّر َجا ِل
ك َما فِ ْيهَا فَالَ خَ ْي َر فِي إِ ْن َسا ٍن الَ يَ ْكتُ ُم ِس ًّرا ِ ِك ْت َمانُ األَ ْس َر
Artinya:
"Menyembunyikan rahasia menunjukkan akan para lelaki yang mulia seperti permata,
sebagaimana tidak ada kebaikan pada sebuah bejana yang tidak bisa menampung isinya
maka tidak ada kebaikan pula pada seseorang yang tidak bisa menyembunyikan rahasia".
ُ َوالَ َم َعلَـ ْي ِه غَـ ْي َرهُ فَـهُ َو أَحْ َم إِ َذا ْال َمرْ ُء أَ ْف َشـى ِسـ َّرهُ بِلِ َسـانِ ِه
ق
"Jika seseorang membeberkan rahasianya sendiri dengan lisannya (kepada orang lain)…
lantas ia mencela orang lain tersebut (karena membeberkan rahasianya) maka orang ini
13
adalah orang bodoh…Jika hatinya sempit untuk bisa menahan rahasia pribadinya…maka
dada orang lain yang ia simpan rahasianya tentunya lebih sempit lagi…".
Jika kita tidak mampu untuk menyimpan rahasia kita lantas kita sampaikan kepada
orang lain maka jangan menyesal jika akhirnya rahasia kita akan menjadi rahasia umum,
sebagaimana perkataan seorang penyair ;
َو ُكلُّ ِس ٍّر َجا َو َز ا ِال ْثنَ ْي ِن َشا َع ضا َع ِ َْس فِي ْالقِرْ ط
َ اس َ ُكلُّ ِع ْل ٍم لَي
Artinya:
"Seluruh ilmu yang tidak tercatat di kertas akan lenyap. Dan seluruh rahasia yang telah
melewati dua bibir maka akan tersebar.
14
LI 3. Memahami dan menjelaskan pemakaian Narkoba dari segi Agama.
Setiap yang memabukan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram. (HR. Bukhari).
Dari beberapa ayat di atas dijelaskan bahaya khamr termasuk di dalamnya narkoba, yaitu :
15
3. Minum khamr adalah perbuatan syaitan dan bagian dari penyakit masyarakat seperti
judi, klenik (musyrik) dan mengundi nasib.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, M Jusuf, dan Amir, Amri. 2008. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan.
Jakarta : EGC.
Sachrowardi, Qomariyah, dan Basbeth, Ferryal. 2013. Isu dan Dilema Dalam
Bioetika. Jakarta : Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia bekerja sama dengan
Universitas Yarsi.
www.indonesiabergegas.com
www.islam.or.id
www.medicalredord.webs
www.referensimakalah.com
16