Anda di halaman 1dari 7

Departemen Internal Audit

TUGAS AUDITING

Oleh:
Angelina Herawati Nainggolan
D3 Akuntansi 2B
(3183041)

PROGRAM STUDY D3 AKUNTANSI


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di era Persaingan masyarakat ekonomi ASEAN, sekarang ini telah
banyak berkembang perusahaan. Berbagai peluang usaha terbuka lebar bagi
semua pelaku bisnis, baik dibidang jasa, dagang, maupun manufaktur.
Menghadapi era ini banyak pelaku bisnis yang meramalkan apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang, dimana pada masa mendatang akan
membawa tantangan dan  kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi oleh usaha
bisnis. Walaupun masa mendatang membawa tantangan dan kesulitan, suatu
perusahaan tetap dituntut untuk efektif dalam pengelolaan perusahaannya.
Setiap perusahaan memiliki kegiatan operasi yang menghasilkan
laporan keuangan dan catatan akuntansi maupun ketaatan terhadap kebijakan-
kebijakan manajemen dan ketentuan-ketentuan pemerintah. Olehnya itu di
perlukan suatu internal audit, internal audit itu sendiri  merupakan kegiatan
pemeriksaan dan pengujian  suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang
dilakukan oleh pihak  independen guna memberikan suatu pendapat. Hal ini
bertujuan untuk membantu manajemen mencapai kinerja yang baik dengan
memperkenalkan pendekatan yang sistematis untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas pengendalian intern serta memberikan catatan atas
kekurangan yang ditemukan selama melakukan evaluasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun yang menjadi rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana Departemen Internal Audit yang efektif ?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan Departemen Internal
Audit ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Departemen Audit Internal
Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen
dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
kegiatan-kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk
mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengendalian,
dan proses tata kelola.
Departemen Audit Internal adalah unit kerja dalam perusahaan yang
menjalankan fungsi Audit Internal. Pekerjaan yang berhubungan dengan Audit
Internal dilakukan berdasarkan instruksi Presiden Direktur serta harus bebas dari
kepentingan pihak selain Departemen Audit Internal dalam penentuan ruang
lingkup audit, pelaksanaan audit hingga pelaporan hasil audit. Audit yang
dilaksanakan secara berkala sesuai dengan perencanaan audit yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan berdasarkan perintah dari Presiden Direktur dan
atau sesuai dengan kebutuhan.
2.2 Departemen Audit Yang Efektif
Audit Internal dilakukan secara rutin setiap tahunnya untuk memastikan
koordinasi yang baik di antara fungsi-fungsi pengendalian Perseroan sehingga
setiap fungsi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pemeriksaan operasional
dilakukan untuk mengetahui adanya kelemahan atau penyimpangan yang ada di
dalam setiap fungsi kegiatan operasional. Selanjutnya hasil pemeriksaan
operasional menjadi masukan bagi manajemen untuk memperbaiki sistem
pengendalian internal di masing-masing fungsi operasional yang kurang efektif.
Evaluasi efektivitas sistem pengendalian internal di antaranya dilakukan
dengan:

3. Evaluasi terhadap aktivitas, ketaatan prosedur, efektivitas dan efisiensi


di setiap kegiatan operasional Perseroan. Ketaatan yang dimaksud
adalah ketaatan terhadap kebijakan/SOP dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil evaluasi dibahas
dan dibuatkan corrective action. Tindak lanjut atas tindakan perbaikan
tersebut dipantau oleh Audit Internal dan departemen terkait.

4. Evaluasi pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan yang


dirancang dan diawasi oleh Direktur Utama dan Direktur Keuangan,
dan dilaksanakan oleh Direksi dan seluruh manajemen untuk
memberikan keyakinan yang memadai mengenai keandalan pelaporan
keuangan dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk
keperluan eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh Unit Audit Internal, antara lain
adalah:

1. Menyusun dan melaksanakan Rencana Audit Internal tahunan.

2. Menilai efektivitas sistem pengendalian internal, sistem manajemen risiko,


dan sistem teknologi informasi sesuai kebijakan Perseroan.

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di


bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya

4. Melaksanakan audit investigasi, apabila diperlukan.

5. Menguji ketaatan atas peraturan dan ketentuan yang berlaku di Perseroan


dan entitas anak Perseroan.

6. Mengembangkan dan melaksanakan rencana kerja Audit Internal berbasis


risiko bagi Perseroan.

7. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan


yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

8. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada


Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
9. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut atas
perbaikan yang telah disarankan.

10. Bekerja sama dengan Komite Audit.

11. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

12. Berkoordinasi atas aktivitas pekerjaan audit internal dan eksternal untuk
menghindari duplikasi.
Berdasarkan tugas dan tanggung jawab di atas, Unit Audit Internal memiliki
wewenang untuk:
1. Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan
tugas dan fungsinya.
2. Melakukan komunikasi langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau
Komite Audit.
3. Mengadakan rapat rutin dan khusus dengan Direksi, Dewan Komisaris,
dan/atau Komite Audit.
4. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.
2.3 langkah-langkah audit internal
Sebagai pemilik proses, proses Internal Audit dapat menjadi cara terbaik
untuk mendapatkan pandangan dari orang luar, yang dapat secara langsung
melihat proses Anda dan membantu mengidentifikasi area mana saja yang
diperlukan perbaikan, atau membantu Anda merampingkan proses untuk berjalan
lebih baik, lebih cepat atau lebih efisien. Berikut adalah lima langkah utama
dalam proses Audit Internal dan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat
digunakan oleh pemilik proses internal dalam meningkatkan proses mereka.

1) Perencanaan Jadwal Audit. Bagian terpenting dari suatu proses Audit yang
baik adalah memiliki Jadwal Audit yang tersedia untuk membiarkan semua orang
tahu kapan setiap proses akan diaudit selama siklus yang akan datang (biasanya
jadwal tahunan). Jika Anda tidak memiliki rencana audit dan melakukan audit
secara mendadak, hal itu seperti memberikan kesan bahwa manajemen “sudah
tidak percaya lagi dengan karyawannya.” Dengan menerbitkan jadwal audit, kesan
yang disampaikan adalah bahwa auditor datang untuk membantu pemilik proses
untuk melakukan perbaikan. Hal ini dapat memungkinkan pemilik proses untuk
menyelesaikan perbaikannya sebelum audit dilakukan, sehingga mereka mendapat
informasi berharga tentang hasil pelaksanaan perbaikan yang telah mereka
lakukan, atau meminta auditor untuk fokus membantu  mengumpulkan informasi
untuk melakukan perencanaan improvement di area lainnya.
2) Perencanaan Proses Audit. Langkah pertama dalam perencanaan audit adalah
mengkonfirmasi dengan pemilik proses kapan audit akan dilakukan. Rencana
diatas lebih kepada pedoman seberapa sering proses akan diaudit dan kapan kira-
kira akan dilakukan, tetapi dengan mengkonfirmasi memungkinkan auditor dan
pemilik proses untuk berkolaborasi dalam menentukan waktu terbaik dan secara
bersama-sama meninjau proses yang ada. Auditor dapat meninjau hasil audit
sebelumnya dan melihat apakah ada tindak lanjut yang diperlukan pada komentar
atau masalah yang sebelumnya ditemukan, dan ketika pemilik proses dapat
mengidentifikasi daerah yang perlu perbaikan maka auditor dapat melihat dan
membantu pemilik proses untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan.
Sebuah rencana audit yang baik dapat memastikan bahwa pemilik proses akan
mendapatkan nilai tambah dari proses audit yang dilakukan.
3) Melakukan Audit. Audit dimulai dengan pertemuan auditor dan pemilik
proses untuk memastikan bahwa rencana audit selesai dan siap. Maka ada banyak
jalan bagi auditor untuk mengumpulkan informasi selama audit: meninjau catatan,
berbicara dengan karyawan, menganalisis data dari proses kunci atau bahkan
mengamati proses secara langsung. Fokus dari kegiatan ini adalah untuk
mengumpulkan bukti bahwa proses ini berfungsi seperti yang direncanakan dalam
SMM, dan efektif dalam menghasilkan output yang dibutuhkan. Salah satu hal
yang paling berharga yang auditor dapat lakukan untuk pemilik proses, tidak
hanya untuk mengidentifikasi area-area yang tidak berfungsi dengan baik, tetapi
juga untuk menunjukkan proses mana saja yang dapat berfungsi lebih baik jika
dilakukan perubahan.
4) Pelaporan Audit. Pertemuan penutupan dengan pemilik proses adalah suatu
keharusan untuk memastikan bahwa aliran informasi tidak tertunda. Pemilik
proses ingin tahu apakah ada kelemahan yang perlu ditangani, dan juga untuk
mengetahui jika ada proses yang bisa di Improve. Ini harus diikuti dengan catatan
tertulis sesegera mungkin untuk memberikan informasi dalam format yang lebih
permanen untuk membuat tindak lanjut dari informasi tersebut. Dengan
mengidentifikasi tidak hanya area-area yang tidak sesuai dengan proses, tetapi
juga area positif dan area yang memiliki potensi untuk improvement, pemilik
proses akan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik dari Internal Audit yang
dilakukan, dengan melakukan perbaikan proses dari informasi tersebut.
5) Tindak lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang ditemukan. Seperti
banyak standar manajemen mutu, tindak lanjut merupakan salah satu langkah
penting. Jika masalah telah ditemukan dan tindakan lanjut perbaikan telah
dilakukan, lalu memastikan bahwa temuan tersebut telah diperbaiki dan
itumerupakan kunci dari perbaikan. Jika improvement telah selesai dilakukan,
kemudian proses berikutnya adalah melihat berapa banyak proses telah meningkat
dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai