Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM


Dosen Pegampu:UMI Nahdiyah, M.Pd.

Disusun Oleh:
M. Abdul Fiqri (2085202039)
Mukhlis Zain Amin (2085202052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA BLITAR
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT.yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Etika, Moral dan Akhlak dalam Islam” dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam dan untuk menambah pengetahuan tentang Etika, Moral dan Akhlak dalam
Islam. Dalam pembuatan makalah ini penulis sempat mengalami kesulitan.Namun, berkat
bantuan dari berbagai pihak kesulitan tersebut bisa teratasi.Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu.Adapun pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah sebagai berikut.
1) Bapak Prof. HM. Zainuddin, M.Pd. selaku rektor Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
2) Bapak Puji Wianto, M.Pd. selaku wakil rektor Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
3) Ibu Umi Nahdiyah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.Penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Blitar, 02 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak dalam Islam
2.2 Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan akhlak mulia
secara komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan pelaksanaannya. Ajaran Islam
tentang iman, islam, dan ihsan misalnya, dinilai belum sempurna jika tidak menimbulkan
dampak pembinaan akhlak dan karakter mulia.
Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin beraneka
ragam. Umat muslim cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, yang tidak
mencerminkan bahwa mereka umat muslim yang pada hakikat nya tidak boleh berlebih-
lebihan. Bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang seharusnya dijunjung
tinggi sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Karena pada kenyataannya manusia sekarang
kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.
Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita berada di
Sekolah Dasar, bahkan pengenalan ertika, moral, dan akhlak sudah di ajarkan dalam lingkup
keluarga. Namun ternyata pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di
aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah
disampaikan menjadi sia-sia dan tidak berguna.
Sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para
generasi penerus bangsa tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu kami
menyusun makalah ini agar setidaknya dapat menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral,
dan akhlak masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian etika, moral, dan Akhlak dalam Islam
2. Aktualisasi akhlak dalam Islam
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Etika, Moral, dan Akhlak dalam Islam
2. Mengetahui aktualisasi akhlak dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika, Moral, dan Akhlak
1. Etika
Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi
ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang
menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia,
dan alam.
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang azaz-azaz akhlak (moral).Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika
berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua: obyektivisme
dan subyektivisme.
 Obyektivisme
Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat obyektif, terletak pada
substansi tindakan itu sendiri. Faham ini melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme
dalam etika. Suatu tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang
melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat, melainkan semata
keputusan rasionalisme universal yang mendesak kita untuk berbuat begitu.
 Subyektivisme
Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala sejalan dengan kehendak
atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif,
yaitu masyarakat, atau bisa saja subyek Tuhan.
Macam-Macam Etika
 Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku
manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.
 Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana
harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah
laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket, padahal sebenarnya etika
dan etiket merupakan dua hal yang berbeda. Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus
dilakukan.Sementa etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau tidak.Etiket
juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak bergantung pada hadir tidaknya
orang lain. Etiket itu sendiri bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang
lain. Sementa itu etika bernilaiabsolute atau tidak tergantung dengan apapun.Etiket
memandang manusia dipandang dari segi lahiriah.Sementara itu etika manusia secara utuh.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.
2. Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa
moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan)
baik atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat
mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama
membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau
buruk. Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki
perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan
manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral
tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan
berlangsung di masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan
berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul
dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk mengukur tingkah
laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.
3. Perbedaan Antara Etika dan Moral
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan.
Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing
disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb,
fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang
secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat
diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan
tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan
oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan
memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang
berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai
tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran
moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan
tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar.

4. Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid
af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak
dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang
pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak.Berkenaan dengan ini,
maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim
jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata
tersebut memang sudah demikian adanya.Pengertian akhlak dari segi istilah adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji atau
tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan
manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik bisa buruk yang
tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik
(akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku buruk
(al-akhlaq al-madzmumah).
2.2 Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjunjung tinggi
pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena
akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang mengimplementasikan iman yang
dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam ke dalam tingkah laku sehari hari.
1. Akhlak kepada Allah
a. Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk menyembah-
Nya sesuai dengan syariat islam.
b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,
baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.
c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap
segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan
Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh
dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah.
f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah karena apa yang
diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk hamba-Nya.
2. Akhlak kepada sesama manusia
a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
d. Menepati janji yang telah dibuat
3. Akhlak kepada alam
a. Tidak membuang sampah sembarangan
b. Tidak menebang pohon liyar
c. Reboisasi(penanaman) hutan gundul
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran. moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan,
kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut
maupun tidak patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang
buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting
dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang
mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik
budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan iman
yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-
hari. Seperti akhlak kepada Allah, kepada sesama manusia, dan kepada alam.
B. Saran
Kami sebagai pembuat makalah bukanlah makhluk yang sempurna.Apabila ada
kalimat yang tidak berkenan pada tempatnya. Kami berharap kritik dan saran dari Bapak
pembimbing dan rekan mahasiswa/i sekalian yang bersifat membangun agar kami bisa
membuat makalah yang lebih baik pada waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhry, Majid,1998. Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
https://www.academia.edu/33554560/MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK_Di_aj
ukan_untuk_memenuhi_tugas_pendidikan_agama_islam
Fakhry, Maj.1996.Etika Dalam Islam.Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung

Anda mungkin juga menyukai