i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini dan teman-teman S1
keperawatan B yang telah memberi dukungan penuh untuk menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa maupun dari segi isinya.Oleh
sebab itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran demi kebaikan kami dan makalah yang kami susun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang kita buat dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat memberikan pengetahuan lebih kepada pembaca yang
membutuhkan.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 2
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Definisi ISPA.......................................................................................... 4
2.2 Etiologi ISPA .......................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi ISPA....................................................................................... 4
2.4 Penyebab ISPA......................................................................................... 5
2.5 Tanda dan Gejala ISPA............................................................................. 6
2.6 Pemeriksaan Penunjang............................................................................. 6
2.7 Pencegahan ISPA...................................................................................... 7
2.8 Pathway..................................................................................................... 8
2.9 Peran Perawat............................................................................................
10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
3.2 Saran........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah menjadi penyakit umum bagi
masyarakat. ISPA berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran
pernapasan atas dan infeksi saluran pernapasan bawah. Penyebab dari infeksi saluran
pernapasan pada umumnya yaitu dikarenakan adanya berbagai mikroorganisme, namun
yang terbanyak yakni karena adanya infeksi virus dan bakteri (Depkes RI, 2005).
Penyakit yang termasuk kedalam ISPA adalah influenza, campak, faringitis, trakeitis,
bronchitis akut, bronkiolitis dan pneumonia (Yuliastuti, 1992).
Infeksi saluran pernapasan bawah merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
dan virus yang menyerang saluran napas bagian bawah (Amelinda, 2014). Data
Indonesia, menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia tahun 2003 dari hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001 penyakit infeksi saluran pernapasan
bagian bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian tertinggi di
masyarakat.
Infeksi pernapasan bawah akut terbagi atas croup (epiglottitis dan laringo-trakeo-
bronkitis), bronchitis, bronkiolitis dan pneumonia (Prober, 1996). Pneumonia adalah
penyakit saluran pernapasan yang menyerang bagian bawah paru-paru, yang ditandai
dengan batuk dan disertai nafas cepat dan atau nafas sesak serta tarikan ke dalam pada
dinding dada bagian bawah (Profil Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta, 2017
4
9. Bagaimana Peran Perawat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi ISPA
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi ISPA
3. Untuk mengetahui klasifikasi ISPA
4. Untuk mengetahui penyebab ISPA
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala ISPA
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang ISPA
7. Untuk mengetahui pencegahan ISPA
8. Untuk mengetahui pathway ISPA
9. Untuk mengetahui peran perawat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
a. Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun
sampai kurang dari ½ volume yang biasa diminum)
b. Kejang
c. Kesadaran menurun
d. Stridor
e. Wheezing
f. Demam / dingin.
b. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun
1.) Pneumonia Berat Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di
dinding dada bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik
nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang,
tidak menangis atau meronta).
2.) Pneumonia Sedang Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat
ialah:
a. Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
b. Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
3.) Bukan Pneumonia Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada
bagian bawah dan tidak ada napas cepat. Tanda bahaya untuk
golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu :
a. Tidak bisa minum
b. Kejang
c. Kesadaran menurun
d. Stridor
Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :
a. ISPA ringan Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala batuk,
pilek dan sesak.
b. ISPA sedang ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih dari
390 C dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.
c. ISPA berat Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu
makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.
Edema dan
fasodilatasi Hipertermi
Resiko infeksi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
10
2.9 Peran Perawat
Perawat harus memiliki berbagai peran dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien secara komprehensif. Menurut Potter dan Perry (2005) peran perawat
adalah:
a. Perawat Sebagai Care Givers
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care givers), sebagai
pemberi asuhan keperawatan perawat membantu klien sembuh secara holistik.
Holistik adalah kesembuhan yang tidak hanya sembuh dari penyakit tetapi pasien
dapat peningkatan kesehatan emosi, sosial, dan spiritual. Pemberi asuhan dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga sesuai tujuan bersama
dan mencapai tujuan tersebut dengan saling berketjasama antara perawat dan
pasien.
b. Peran perawat sebagai pemberi keputusan klinis
Perawat mampu dalam berpikir kritis dimulai dari pengkajian pasien hingga
evaluasi setiap tindakan. Pemberian keputusan berdasarkan rencana tindakan
dengan pendekatan paling efektif pada klien. Perawat dalam membuat keputusan
bisa dengan cara sendiri atau berkolaborasi dengan keluarga dan pasien. Tenaga
kesehatan lain juga diperlukan dalam keputusan klinis.
c. Peran perawat sebagai pelindung dan advokat klien
Sebagai pelindung perawat dapat mempertahankan lingkungan yang aman
bagi pasien dengan cara menjauhkan resiko-resiko yang dapat mencciakai pasien.
Perawat dapat melindungi pasien dengan mencegah efek yang tidak diinginkan dari
tindakan medis dan diagnosis. Perawat membantu klien daiam keputusan tindakan
yang akan dijalani adalah sebagian peran sebagai advokat. Pasien sebisa mungkin
mendapatkan perawatan yang efektif dan juga teijangkau serta sesuai dengan status
ekonomi klien. Perawat harus mampu memberikan pendampingan pada pasien
dalam memilih tindakan maupun obat.
d. Perawat sebagai manajer kasus
Perawat bertugas untuk mengkoordinasikan aktivitas tenaga kesehatan lain
dalam pemberian asuhan kepada klien. Selain itu perawat juga mengatur tenaga
kerja di bangsalnya serta waktukerja. Pemantauan tenaga kesehatan juga termasuk
dalam peran perawat sebagai manajer kasus.
11
e. Peran perawat sebagai rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana pasien kembali ke tingkat kesehatan
setelah melalui proses sakit. Pada proses rehabilitasi klien masih beradaptasi
sehingga dibutuhkan peran perawat untuk memfasilitasi klien dalam beradaptasi
dengan lingkungan. Perawat berperan untuk memfasilitasi klien dalam mencapai
tingkat kesehatan tinggi.
f. Peran perawat sebagai pemberi kenyamanan
Pasien selama proses perawatan membutuhkan rasa nyaman sebagai bentuk
penghargaan dirinya sebagai manusia. Perawat tidak hanya memberikan asuhan
keperawatan saja tetapi juga memberikan rasa nyaman pada pasien dengan
menggunakan komunikasi terapeutik dan informasi yang adekuat pada pasien.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14
hari penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus,
Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (Suhandayani, 2007).
3.2 Saran
Kepada seluruh mahasiswa/i prodi S1 Keperawatan Institut Bhakti Wiyata
Kediri, mari kita pelajari dan pahami lebih dalam untuk materi yang ada di makalah
ini agar dapat menambah wawasan yang lebih luas mengenai penyakit ISPA dan
asuhan keperawatan ISPA
13
DAFTAR PUSTAKA
14
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. P DENGAN ISPA
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan simpatis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang terdiri dari, pengkajian, perencanaan, observasi, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal bertujuan untuk mengumpulkan
data tentang status kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien.
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengkajian tehadap kesehatan pasien sangat diperlukan dalam menindaklanjuti suatu
intervensi keperawatan kepada pasien. Dengan adanya pengkajian yang menyeluruh maka
intervensi keperawatan kepada pasien akan semakin optimal, hal ini di awali dengan
menetapkan kapan gejala mulai timbul, menetapkan kapan gejala timbul, apa yang menjadi
pencetusnya, apa yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala tersebut dan apa
yangmemperburuk gejala adalah bagian dari pengkajian, juga mengidentifikasi setiap riwayat
alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data pada keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah
keperawatan pada keluarga khususnya dengan masalah hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
b. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga.
15
c. Mengetahui struktur keluarga.
d. Mengetahui fungsi keluarga.
e. Mengetahui stress dan koping keluarga.
f. Mengetahui status kesehatan keluarga.
g. Mengetahui harapan keluarga.
h. Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga.
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media dan Alat : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik.
3. Sasaran : Keluarga Tn. P
4. Hari/Tanggal : Senin, 18 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. P
6. Waktu : 10.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Mengingat kontrak 3. Menyepakati kontrak
waktu dan tujuan waktu & tujuan
pertemuan pertemuan
4. Menanyakan kesediaan 4. Keluarga bersedia
keluarga
2 30 menit Kerja
1. Melakukan pengkajian 1. Mendengarkan dan
tentang: menyimak
a. Data sosial keluarga 2. Menanggapi
b. Riwayat dan tahap 3. Menjawab pertanyaan
perkembangan
keluarga
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
16
f. Stress dan koping
keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
i. Memberi pujian dan
semangat pada hal-
hal positif yang ada
dalam keluarga
3 10 menit Terminasi
1. Menyampaikan 1. Mendengarkan
kesimpulan 2. Menyetujui kontrak
2. Menyusun kontrak selanjutnya
selanjutnya 3. Menjawab salam
3. Menjelaskan tujuan
kontrak yang akan
datang
4. Mengucapkan salam
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Keluarga Tn. P
: Perawat
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai rencana
b. Keluarga bersedia menerima mahasiswa
c. Menyiapkan media satu hari sebelum pelaksanaan
2. Kriteria evaluasi proses
a. Keluarga dapat menyambut dengan ramah
b. Situasi mendukung tidak ada gangguan
c. Keluarga dapat berpartisipasi aktif selama kegiatan
d. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
17
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Didapatkan data-data keluarga sesuai dengan TUK minimal 80% dapat terkaji
47 41
5
9 5
: Perempuan : Meninggal
: Meninggal
Keterangan: Ny. H adalah dua bersaudara, saudaranya adalah perempuan. Ny. H menikah
dengan Tn. P dan mempunyai dua anak yaitu An. M dan An. G. Saudara Ny. H beserta suami
meninggal karena kecelakaan dan meninggalkan satu anaknya yang masih berusia 5 tahun
19
yaitu An. K. Ny. H kemudian membawa An. K untuk tinggal serumah dengannya, dengan
Tn. P, An. M dan An. G.
d. Type Keluarga:
1. Jenis type keluarga:
Keluarga Tn. P merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family
(keluarga besar) dimana terdiri dari keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah
keponakan.
2. Masalah yang terjadi dengan type tersebut:
Di dalam keluarga Tn. P belum ditemukan masalah.
e. Suku Bangsa
1. Asal suku bangsa:
Keluarga berasal dari suku jawa dan kewarganegaraan Indonesia.
2. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan:
Tidak ada kebudayaan dari sukunya yang dianut keluarga Tn. A yang bertentangan
dengan masalah kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Keluarga Tn. P beragama Islam, taat dalam menjalankan ibadah. Keluarga Tn. P
menganggap bahwa agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan dan manusia sebagai
hambanya harus mengabdi dengan menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-
NYA. Keyakinan yang dianut dalam keluarga Tn. P tidak ada yang bertentangan dengan
kesehatan.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah :
Keluarga mengatakan Tn.P yang mencari nafkah.
2. Penghasilan :
Dari hasil pekerjaannya sebagai karyawan pabrik jumlah pendapatan perbulan adalah
Rp.2.500.000
3. Upaya lain :
Biasanya mendapat penghasilan tambahan dari mengelola sawah dan perkebunan.
4. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Berbagai fasilitas elektronik di rumah seperti tv, kulkas, ricecoocker, mesin cuci dan
alat transportasi motor.
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:
20
Jumlah Pengeluaran per Bulan berkisar Rp 1.500.000,00
6. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Waktu senggang biasanya dihabiskan dengan berkumpul dan bermain dengan anggota
keluarga, sambil menonton TV. Rekreasi di luar rumah dilakukan saat hari libur
panjang.
6. Pemanfaatan ruangan: Kondisi ruangan dalam rumah kurang tertata rapi dan
kurang bersih, rumah berdinding batu bata dan sudah diplester, banyak pakaian
yang bergantungan.
7. Septic tank: tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di sungai (kali)
yang tidak jauh dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
22
8. Sumber air minum: Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari
sumur. Air untuk minum dimasak terlebih dahulu.
9. Kamar mandi/WC: Terdapat kamar mandi berlantai semen, tetapi tidak terdapat
WC
10. Sampah: Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai. Limbah RT Keluarga Tn.P
membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan
meresap ke dalam tanah.
11. Kebersihan lingkungan: Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang
cukup jendela dan meja kursi tampak banyak debu. Halaman rumah dan ruangan
selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di kamar dan ruang makan (di
tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap. Tn. P
mengatakan mereka nyaman dengan kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny
H memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan asap pembakaran keluar
lewat pintu.
1. Kebiasaan
Sebagian besar tetangga Tn P bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan
pedagang. Hubungan dengan anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan
keluarga Ny H mengikuti arisan yang diadakan oleh RT dan setiap bulan sekali
mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu sekali. Ny.R yaitu tetangga
(belakang rumah) Tn.P menderita penyakit TBC.
2. Budaya
23
Tn. P menetap di rumah atau tinggal di rumah yang telah dimilikinya kini, dari
warisan orang tua.
Jumlah anggota keluarga 5 orang yaitu Tn.P, Ny.H, An.M, An. G dan Ny K.
Masyarakat sekitarpun juga sebagai pendukung yang baik ketika keluarga ini
sedang dalam kondisi sakit. Menurut Ny. H biasanya warga masyarakat akan saling
membantu, jika di antara warga masyarakat ada yang membutuhkan pertolongan
atau mempunyai hajat.
Pola hubungan komunikasi Tn. P dengan anggota keluarga lain termasuk dengan
anaknya tampak baik. Dalam berkomunikasi sehari- hari Tn. P dan seluruh anggota
keluarga yang lain menggunakan bahasa jawa banyumasan dan hubungan antar
anggota keluarga tampak baik dan akrab. Selain itu, pola komunikasi yang diterapkan
dalam keluarga ini dengan menggunakan komunikasi terbuka, antar anggota keluarga
jika ada masalah atau ada sesuatu yang terlupa saling mengingatkan.
24
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
1. Tn. P berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh.
2. Ny. H berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga beserta
anak-anaknya.
3. An. M berperan sebagai anak dari pasangan Tn. P dan Ny. H yang merupakan
anak pertama berperan sebagai anak sekolah.
4. An G merupakan anak kedua dari pasangan Tn. P dan Ny. H berperan sebagai
anak sekolah.
5. An. K berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. H yang saat ini diasuh
oleh keluarga Tn. P karena ayah dan ibu dari An. K meninggal dunia karena
kecelakaan mobil.
Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah norma/budaya Jawa, semua
anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ajaran agama, misalnya sholat 5
waktu, mengaji dan sebagainya
V. Fungsi Keluarga
25
a. Fungsi afektif:
Biasanya antar anggota keluarga jika ada masalah atau ada sesuatu yang terlupa saling
mengingatkan
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Didalam keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan terhadap
segala masalah terutama masalah kesehatan adalah Tn. P dengan tidak
mengesampingkan pendapat dari anggota keluarga lain.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Segala kegiatan baik arisan RT, PKK, pengajian ibu-ibu atau pengajian bapak-bapak,
kerja bakti dan kegiatan sosial yang ada baik Tn. P maupun Ny. H selalu aktif
mengikutinya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Saat ditanya tentang kesehatan, Ny. H mengatakan bahwa An. M sudah mengidap
batuk dan pilek 6 hari yang lalu.. Keluarga sendiri sudah tahu tentang penyakit yang
dialami oleh An. M yaitu ISPA, tetapi penyebab, tanda gejala serta perawatannya dari
pihak keluarga belum tahu.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
26
Ny. H mengatakan kalau keluarganya sakit hanya diberikan obat yang dibeli dari
apotik, mereka beranggapan kalau dari keluarga tidak merasakan gejala tidak enak
badan maka keluarga Tn. P tidak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Tetapi
anggota keluarga akan pasti akan berobat jika ada anggota keluarga yang sakit. Pada
keluarga Tn. P khususnya pada An. M umur 10 tahun mengidap batuk, pilek sudah 6
hari yang lalu. Menurut keterangan Ny. H mengatakan bahwa An. M sudah minum obat
beli di apotik. Tetapi kondisi An. M tidak segera membaik, akhirnya keluarga
membawanya ke puskesmas terdekat.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Tn. P mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit akan diberi obat yang dibeli
dari puskesmas, jika tidak ada perubahan anggota keluarga yang sakit akan
diperiksakan ke puskesmas terdekat.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga tidak tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan rumah yang sehat dan
bagaimana menjaga supaya lingkundan rapi. Hal ini dapat dilihat pada kondisi sekitar
rumah yang kotor, ventilasi kurang, penerangan kurang, dan halaman rumah yang
kurang rapi.
e)Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat :
Tn. P mengatakan bahwa selama ini jika ada keluarga yang sakit maka akan berusaha
membawanya ke pusat pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas, namun
sebelumnya jika sudah sembuh dengan pengobatan yang ada di apotik maka tidak perlu
dibawa ke puskesmas. Fasilitas yang digunakan untuk menjangkau ke tempat pelayanan
kesehatan biasanya menggunakan angkutan umum yang ada atau sepeda motor.
d. Fungsi reproduksi
Dari perkawinannya Tn. P dan Ny. H mempunyai dua orang anak
yaitu: An. M dan An. G ditambah keponakannya yang bernama An K tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah dengan anak usia sekolah. Dahulu Ny. H
mengendalikan jumlah anggota keluarga dengan mengikuti beberapa program KB
seperti pil dan KB suntik
e. Fungsi ekonomi
27
a) Upaya pemenuhan sandang pangan :
Keluarga Tn. P setiap bulannya mendapatkan pemasukan untuk kebutuhan keluarga
tidak menentu untuk pengeluaran 1 bulannya tidak menentu.
VI. Stres Dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek:
Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya an.A sedang batuk.
b. Stressor jangka panjang:
Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan keinginan untuk
menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya.
c. Respon keluarga terhadap stressor:
Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian atau cobaan dari
Tuhan.
d. Strategi koping:
Bila ada masalah Tn.N dengan Ny. W selalu membicarakan satu sama lain untuk
mencari jalan keluar.
e. Strategi adaptasi disfungsional:
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam
kondisi yang parah.
VII. Pemeriksaan Fisik
a. Identitas
Nama: An. M
Umur: 5 Tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Pendidikan: TK
Pekerjaan: Belum bekerja
b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini:
Ny. H menyatakan An. M mengidap batuk, pilek. Ny. H mengatakan bila anak sakit,
anak hanya dibelikan obat apotik apabila tidak sembuh kemudian baru diperiksakan
ke Puskesmas terdekat.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada
d. Tanda-tanda vital:
28
Tn.P TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60x/menit
RR : 16x/menit
S : 36,5°C
Kelompok 8
29
30
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
KUNJUNGAN KE : 2
A. Latar Belakang
Menentukan masalah keperawatan merupakan masalah penting dalam proses
keperawatan setelah melakukan pengkajian karena dengan menentukan masalah yang
dihadapi klien secara tepat dan benar akan menentukan keberhasilan dalam membuat
intervensi yang akan diterapkan pada pasien / keluarga sehingga masalah dapat teratasi.
Setelah melakukan pengkajian pada keluarga Tn.P masalah keperawatan yang
didapatkan adalah anggota keluarga yaitu An.M mengalami ISPA
Hasil pengkajian tersebut dianalis untuk menyimpulkan masalah keperawatan,
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, koping
keluarga, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik yang dikaji secara komprehensif sehingga
dapat menyimpulakan masalah keperawatan.
Masalah keperawatan yang ditemukan harus disepakati bersama keluarga.
Keberhasilan dalam mengatasi masalah kesehatan diperlukan partisipasi keluarga terutama
Ny. H. Membantu keluarga untuk menyatakan masalah kesehatan secara benar sehingga
dapat memotivasi keluarga untuk malakukan perawatan secara mandiri, pencegahan dan
tindakan promotif secara aktif.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyepakati prioritas masalah keperawatan dan intervensi keperawatan
diharapkan An.M dan Keluarga dapat menyepakati masalah dan intervensi keperawatan
yang akan dilakukan.
2. Tujuan Khusus
a. Menyepakati intervensi yang akan dilakukan
b. Mengetahui tujuan dari masing – masing intervensi.
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Diskusi
2. Media dan Alat : Alat tulis, format prioritas masalah.
3. Sasaran : Keluarga Tn. P
4. Hari/Tanggal : Selasa, 19 Januari 2021
31
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn.P
6. Waktu : 15.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi
1. Mengucapkan salam Menjawab salam
2. Perkenalan Menerima
3. Mengingat kontrak waktu Memperhatikan
dan tujuan kunjungan Memberikan informasi
4. Menanyakan kesediaan
keluarga
5. Memvalidasi keadaan
keluarga
2 20 menit Kerja
1. Menjelaskan pada keluarga Memperhatikan
prioritas masalah yang
didapatkan saat pengakjian. Klarifikasi
2. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk Menerima
klarifikasi masalah
3. Menawarkan intervensi Menyetujui
yang akan dilakukan pada
keluarga
4. Menyepakati prioritas
masalah dan intervensi yang
yang akan dilakukan
3 10 menit Terminasi
1. Menyampaikan kesimpulan Membuat kesepakatan
2. Menyusun kontrak Menjawab salam
selanjutnya
3. Menjelaskan tujuan kontrak
yang akan dating
4. Mengucapkan salam
32
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Keluarga Tn. P
: Perawat
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Pre planning disiapkan
b. Alat bantu / media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Kriteria evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Keluarga menyepakati masalah kesehatan yang ada dikeluarga dan tindakan
keperawatan yang akan diberikan mahasiswa
b. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
ANALISA DATA
33
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Bersihan jalan nafas Ketidakmampuan
a. Ny. H mengatakan bahwa tidak efektif An. M keluarga merawat
An. M sekarang sedang pada keluarga Tn. P keluarga yang
batuk dan pilek sudah 6 mengalami gangguan
hari. kesehatan
34
ini dapat dilihat pada kondisi
sekitar rumah yang kotor,
ventilasi kurang, penerangan
kurang, dan halaman rumah
yang kurang rapi.
b. Ny H mengatakan tidak
mengerti tentang gejala
penyakit ISPA
DO :
a. Meja ruang tamu tampak
kotor dan kurang rapi
b. Cahaya di dalam tampak
gelap
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif An. M pada keluarga Tn. P b.d Ketidakmampuan
keluarga merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan d.d Ny. H mengatakan
tidak tahu cara merawat An M yang sedang sakit ISPA, kamar An M kurang cahaya dan
berdebu.
2. Defisit Pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA b.d Ketidak mampuan keluarga
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga d.d Tn P
mengatakan tidak tahu bagaimana cara memodifikasi lingkungan rumah yang sehat dan
bagaimana menjaga supaya lingkundan rapi. Hal ini dapat dilihat pada kondisi sekitar
rumah yang kotor, ventilasi kurang, penerangan kurang, dan halaman rumah yang kurang
rapi, Ny H mengatakan tidak mengerti tentang gejala penyakit ISPA.
35
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN
36
Ancaman kesehatan 2 tidak ditangani dapat
Keadaan sejahtera 1 menyebabkan
terjadinya komplikasi
lebih lanjut
Kemungkinan masalah dapat Dapat dicegah dengan
diubah : pengetahuan yang
Skala : Mudah 2 2 1/2 x 2 = 1 cukup dan pola hidup
Sebagian 1 yang sehat
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk Dapat dicegah dengan
dicegah : peningkatan
Skala : Tinggi 3 1 2/3 x 1 = 2/3 pengetahuan
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah : Masalah ada, dan
Skala : memerlukan
Masalah berat, harus segera 2 1 2/2 x 1 = 1 penanganan segera
ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL SKOR 3 1/3
37
gangguan kesehatan d.d Ny. H mengatakan
tidak tahu cara merawat An M yang sedang
sakit ISPA, kamar An M kurang cahaya dan
berdebu.
2 Defisit Pengetahuan keluarga tentang 3 1/3
penyakit ISPA b.d Ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan keluarga
untuk menjamin kesehatan keluarga d.d Tn
P mengatakan tidak tahu bagaimana cara
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
dan bagaimana menjaga supaya lingkundan
rapi. Hal ini dapat dilihat pada kondisi
sekitar rumah yang kotor, ventilasi kurang,
penerangan kurang, dan halaman rumah
yang kurang rapi, Ny H mengatakan tidak
mengerti tentang gejala penyakit ISPA.
INTERVENSI KEPERAWATAN
38
keluarga merawat keluarga sesuai dengan kriteria sebagai
yang mengalami gangguan berikut:
kesehatan d.d Ny. H a. Bersihan Jalan Napas 1. Latihan Batuk Efektif
mengatakan tidak tahu cara 1. Produksi sputum a. Observasi
merawat An M yang sedang menurun (5) 1. Monitor tanda dan gejala
sakit ISPA, kamar An M 2. Mengi menurun (5) infeksi saluran napas
kurang cahaya dan berdebu. 3. Wheezing menurun (5) 2. Monitor input dan output
b. Kontrol Gejala cairan (mis. Jumlah dan
1. Kemampuan memonitor karakteristik)
munculnya gejala secara b. Terapeutik
mandiri meningkat (5)
5. Atur posisi semi-Fowler
2. Kemampuan memonitor
atau Fowler
keparahan gejala
c. Edukasi
meningkat (5)
1. Jelaskan tujuan dan
3. Kemampuan memonitor
prosedur bstuk efektif
tindakan pencegahan
2. Anjurkan tarik napas
meningkat (5)
dalam melelui hidung
4. Kemampuan memonitor
selama 4 detik, ditahan
tindakan untuk
selama 2 detik,
mengurangi gejala
kemudian keluarkan dari
meningkat (5)
mulut dengan bibir
5. Kemampuan melaporkan
mencucu (dibulatkan)
gejala meningkat (5)
selama 8 detik.
3. Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang
ke-3
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
expektoran
2. Dukungan Kepatuhan
39
Program Pengobatan
a. Observasi
1. Identifikasi kepatuhan
menjalani program
pengobatan
b. Terapeutik
1. Buat komitmen
menjalani program
pengobatan dengan baik
2. Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien selama
menjalani program
pengobatan
c. Edukasi
1. Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
2. Informasikan manfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani
program pengobatan
3. Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
4. Anjurkan pasien dan
keluarga untuk
melakukan konsultasi ke
pelayanan kesehatan
terdekat
2 Defisit Pengetahuan keluarga Setelah diberikan asuhan
40
tentang penyakit ISPA b.d keperawatan selama 1 x 24 jam
Ketidakmampuan keluarga diharapkan dapat tercapai
memodifikasi lingkungan sesuai dengan kriteria sebagai
keluarga untuk menjamin berikut:
kesehatan keluarga d.d Tn P a. Tingkat Pengetahuan 1. Edukasi Kesehatan
mengatakan tidak tahu 1. Perilaku sesuai anjuran a. Observasi
bagaimana cara memodifikasi meningkat (5) 1. Identifikasi kesiapan dan
lingkungan rumah yang sehat 2. Kemampuan kemampuan menerima
dan bagaimana menjaga menjelaskan informasi
supaya lingkundan rapi. Hal pengetahuan tentang 2. Identifikasi faktor-faktor
ini dapat dilihat pada kondisi penyakit ISPA yang dapat
sekitar rumah yang kotor, meningkat (5) meningkatkan dan
ventilasi kurang, penerangan 3. Pertanyaan tentang menurunkan motivasi
kurang, dan halaman rumah masalah yang dihadapi perilaku hidup bersih
yang kurang rapi, Ny H sedang (3) dan sehat
mengatakan tidak mengerti 4. Persepsi yang keliru b. Terapeutik
tentang gejala penyakit ISPA. terhadap masalah 1. Sediakan materi dan
42
digunakan selama
pengobatan
2. Anjurkan memonitor
perkembangan
kefektifan pengobatan
3. Anjurkan mengonsumsi
obat sesuai indikasi
4. Anjurkan bertanya jika
ada sesuatu yang tidak
dimengerti sebelum dan
sesudah pengobatan
dilakukan
5. Anjurkan kemampuan
melakukan pengobatan
mandiri (self-
medication)
43
dan sehat dalam upaya meningkatkan status kesehatan pasien serta mencegah
timbulnya penyakit dan memulihkan penyakit. Pada kunjungan sebelumnya perawat
telah menjelaskan masalah kesehatan kepada klien sehingga keluarga diharapkan
dapat berpartisipasi aktif untuk kegiatan selanjutnya atau implementasi yang
diberikan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dan keluarga dapat mengerti,
memahami tentang penyakit ISPA dan mampu mempraktikkan secara mandiri
tentang pola hidup bersih dan sehat pada keluarga dengan penderita ISPA
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan keluargadapat:
1.) Mengerti dan memahami tentang kosep ISPA
2.) Mengerti dan memahami tentang penyebab ISPA
3.) Mengerti dan memahami tentang tanda, gejala dan akibat ISPA
4.) Mengerti dan memahami tentang cara penanganan dan pencegahan ISPA
5.) Mengerti dan memahami cara batuk efektif
C. Strategi perencanaan
1. Metode : Diskusi dan ceramah
2. Media dan Alat : Leaflat
3. Sasaran : Keluarga Tn. P
4. Hari/Tanggal : Rabu, 20 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. P
6. Waktu : 09.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan:
44
4. Memvalidasi
keadaaan keluarga
5. Mengingatkan
kembali kontrak
2 30 menit Kerja
1. Menyampaikan Mendengarkan dan menyimak
informasi mengenai
ISPA Menanggapi
2. Feedback dari materi
yang telah Menjawab pertanyaan
disampaikan
3. Memotivasi dan
memberikan
reinforcement positif
atas usaha yang telah
dilakukan oleh
keluarga.
3 10 menit Terminasi
1. Menanyakan perasaan Mengungkapkan perasaan
keluarga setelah
diberikan penyuluhan Menyetujui kontrak selanjutnya
2. Mengobservasi saat
keluarga Menjawab salam
mengungkapkan
perasaan setelah
diberikan penyuluhan
3. Membuat kontrak
untuk pertemuan
selanjutnya
4. Mengucapkan salam
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Keluarga Tn. P
45
: Perawat
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) disiapkan
b. Media sudah dipersiapkan
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Kriteria evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam Kegiatan
c. Keluarga antusias dengan kegiatan penyuluhan
3. Kriteria evaluasi hasil
a. Keluarga dapat memahami tentang konsep hipertensi, penyebab hipertensi,
tanda, gejala dan akibat hipertensi, cara penanganan dan pencegahan hipertensi
serta nutrisi / diet hipertensi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
46
Ny. H mengatakan tidak tahu berjalannya program pengobatan
cara merawat An M yang 08.40 4. Informasikan program pengobatan √
sedang sakit ISPA, kamar An yang harus dijalani
M kurang cahaya dan berdebu. 5. Informasikan manfaat yang akan √
08.45 diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
6. Anjurkan keluarga untuk √
08.50 mendampingi dan merawat pasien
selama menjalani program
pengobatan
7. Anjurkan pasien melakukan √
08.55 konsultasi ke pelayanan kesehatan
terdekat
47
tentang gejala penyakit ISPA. indikasi √
10.00 9. Anjurkan bertanya jika ada sesuatu
yang tidak dimengerti sebelum dan
sesudah pengobatan dilakukan
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan proses keperawatan paling akhir. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan intervensi keperawatan yang sudah diterapkan. Dari
hasil evaluasi maka perawat dapat menentukan planning selanjutnya. Intervensi keperawatan
pada keluarga Tn. P yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2021 yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan yang ditemukan pada saat pengkajian.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pertemuan sebelumnya Tn. P
2. Tujuan Khusus
48
a. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. P terkait dengan penyakit ISPA
b. Mengevaluasi perubahan pengetahuan keluarga Tn. A terkait dengan kebiasaan PHBS
C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara dan Observasi
2. Media dan Alat : Alat tulis dan Lembar Evaluasi
3. Sasaran : Keluarga Tn. P
4. Hari/Tanggal : Kamis, 21 Januari 2021
5. Tempat : Kediaman keluarga Tn. P
6. Waktu : 10.00 WIB
7. Strategi pelaksanaan :
No Waktu Kegiatan Penyaji Respon Pasien / Keluarga
.
1 5 menit Orientasi
1. Mengucapkan salam Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri Menerima
3. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
kunjungan
2 30 menit Kerja
1. Evaluasi keluarga dan Menanggapi
observasi
2. Mengidentifikasi Menjawab pertanyaan
perubahan pengetahuan
keluarga
3. Mengidentifikasi
pemahaman klien terkait
penyakit hipertensi
4. Memberikan
penghargaan pada hal-
hal yang positif yang
dilakukan klien dan
keluarga
3 10 menit Terminasi
49
1. Mengakhiri pertemuan Mengungkapkan perasaan
2. Mengucapkan salam Menjawab salam
8. Setting Tempat
Keterangan :
: Keluarga Tn. P
: Perawat
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi struktur
a. Format evaluasi disiapkan
b. Alat bantu media berupa alat tulis (pulpen, pensil, dan kertas)
2. Kriteria evaluasi proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
EVALUASI KEPERAWATAN
51
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin. (2018). ISPA Mengenai Struktur Saluran di Atas Laring Kebanyakan Penyakit
Mengenai Bagian Saluran Atas dan Bawah Secara Stimulan atau Berurutan. ISPA
Mengenai Struktur Saluran Di Atas Laring Kebanyakan Penyakit Mengenai Bagian
Saluran Atas Dan Bawah Secara Stimulan Atau Berurutan, 7–30.
Widodo, Y. P., Dewi, R. C., & Saputri, L. D. (2016). Hubungan perilaku keluarga terhadap
kejadian infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Bhamada: Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan (E-Journal), 7(2), 11.
52
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Maria Grachia K (10218045)
2. Mitha Hany Pertiwi (10218050)
3. Munica M (10218052)
4. Yulia Surya D (10218075)
53
SATUAN ACARA PENYULUHAN
54
III. MATERI
Terlampir
IV. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung jawab : Bagus Sholeh Apriyanto, S. Kep., Ns
b. Moderator : Munika
c. Penyaji : Mitha
d. Notulen : Yulia
e. Fasilitator : Maria
f. Dokumentasi : Maria
V. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Wakt
u
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam a. Menjawab 5
2. Memperkenalkan diri salam menit
3. Menyampaikan tentang mendengarkan
tujuan pokok materi dan menyimak.
4. Menyampaikan pokok b. Bertanya
bahasan mengenai
5. Kontrak waktu perkenalan dan
tujuan jika ada
yang kurang
jelas.
VI. METODE
55
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. PPT
2. Leaflet
VIII. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
56
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan
dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
A. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab
ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus
dan lain-lain (Suhandayani, 2007).
B. Klasifikasi ISPA
Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di bawah 2 bulan dan untuk
golongan umur 2 bulan-5 tahun (Muttaqin, 2008):
c. Golongan Umur Kurang 2 Bulan
1.)Pneumonia Berat Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada
bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2
bulan yaitu 6x per menit atau lebih.
2.)Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa) Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat
dinding dada bagian bawah atau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur
kurang 2 bulan, yaitu:
a. Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari ½
volume yang biasa diminum)
b. Kejang
c. Kesadaran menurun
57
d. Stridor
e. Wheezing
f. Demam / dingin.
d. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun
1.) Pneumonia Berat Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada
bagian bawah ke dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa
anak harus dalam keadaan tenang, tidak menangis atau meronta).
2.) Pneumonia Sedang Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:
a. Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
b. Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
3.) Bukan Pneumonia Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan
tidak ada napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun
yaitu:
a. Tidak bisa minum
b. Kejang
c. Kesadaran menurun
d. Stridor
Klasifikasi ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :
d. ISPA ringan Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan gejala
batuk, pilek dan sesak.
e. ISPA sedang ISPA sedang apabila timbul gejala sesak nafas, suhu tubuh lebih
dari 390 C dan bila bernafas mengeluarkan suara seperti mengorok.
f. ISPA berat Gejala meliputi: kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba,
nafsu makan menurun, bibir dan ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.
C. Penyebab ISPA
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu
penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan
masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas
memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap
tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari, sehingga banyak masyarakat
mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu
tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen
dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2002).
58
D. Tanda dan Gejala
Tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :
d. Gejala dari ISPA Ringan Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika
ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
5. Batuk
6. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada
waktu berbicara atau menangis).
7. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
8. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.
59
Untuk mengkaji perubahan pada system saluran pernafasan kandungan oksigen dalam
darah.
F. Pencegahan ISPA
Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain:
1. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan
mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah
raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan
kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan
semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan
masuk ke tubuh.
2. Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak
mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi
polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah
seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA.
Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap
segar dan sehat bagi manusia.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus /
bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang
di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran
pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara),
yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit)
G. Peran Perawat
60
Perawat harus memiliki berbagai peran dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien secara komprehensif. Menurut Potter dan Perry (2005) peran perawat
adalah:
h. Perawat Sebagai Care Givers
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care givers), sebagai
pemberi asuhan keperawatan perawat membantu klien sembuh secara holistik.
Holistik adalah kesembuhan yang tidak hanya sembuh dari penyakit tetapi pasien
dapat peningkatan kesehatan emosi, sosial, dan spiritual. Pemberi asuhan dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga sesuai tujuan bersama
dan mencapai tujuan tersebut dengan saling berketjasama antara perawat dan
pasien.
i. Peran perawat sebagai pemberi keputusan klinis
Perawat mampu dalam berpikir kritis dimulai dari pengkajian pasien hingga
evaluasi setiap tindakan. Pemberian keputusan berdasarkan rencana tindakan
dengan pendekatan paling efektif pada klien. Perawat dalam membuat keputusan
bisa dengan cara sendiri atau berkolaborasi dengan keluarga dan pasien. Tenaga
kesehatan lain juga diperlukan dalam keputusan klinis.
j. Peran perawat sebagai pelindung dan advokat klien
Sebagai pelindung perawat dapat mempertahankan lingkungan yang aman
bagi pasien dengan cara menjauhkan resiko-resiko yang dapat mencciakai pasien.
Perawat dapat melindungi pasien dengan mencegah efek yang tidak diinginkan dari
tindakan medis dan diagnosis. Perawat membantu klien daiam keputusan tindakan
yang akan dijalani adalah sebagian peran sebagai advokat. Pasien sebisa mungkin
mendapatkan perawatan yang efektif dan juga teijangkau serta sesuai dengan status
ekonomi klien. Perawat harus mampu memberikan pendampingan pada pasien
dalam memilih tindakan maupun obat.
k. Perawat sebagai manajer kasus
Perawat bertugas untuk mengkoordinasikan aktivitas tenaga kesehatan lain
dalam pemberian asuhan kepada klien. Selain itu perawat juga mengatur tenaga
kerja di bangsalnya serta waktukerja. Pemantauan tenaga kesehatan juga termasuk
dalam peran perawat sebagai manajer kasus.
l. Peran perawat sebagai rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana pasien kembali ke tingkat kesehatan
setelah melalui proses sakit. Pada proses rehabilitasi klien masih beradaptasi
61
sehingga dibutuhkan peran perawat untuk memfasilitasi klien dalam beradaptasi
dengan lingkungan. Perawat berperan untuk memfasilitasi klien dalam mencapai
tingkat kesehatan tinggi.
m. Peran perawat sebagai pemberi kenyamanan
Pasien selama proses perawatan membutuhkan rasa nyaman sebagai bentuk
penghargaan dirinya sebagai manusia. Perawat tidak hanya memberikan asuhan
keperawatan saja tetapi juga memberikan rasa nyaman pada pasien dengan
menggunakan komunikasi terapeutik dan informasi yang adekuat pada pasien.
n. Perawat sebagai penyuluh
Perawat dapat meberikan data-data kesehatan klien sesuai kebutuhan dan
melakukan penyuluhan tentang kesehatan pada klien. Perawat dapat menilai
pengetahuan pasien dan keluarga sudah cukup atau belum dengan melakukan
evaluasi setelah penyuluhan. Kualitas komunikasi perawat harus baik karena
dengan penyampaian yang jelas otomatis pasien dengan mudah menerima
informasi dari perawat.
Peran perawat dalam menangani kasus ISPA mampu memahami
konsep penyakit yang dialami klien dengan asuhan keperawatan penyakit ISPA.
Sebagai perawat juga harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara tepat
dan komprehensif sesuai dengan tugas perawat. Perawat harus selalu meningkatkan
pelayanan kesehatan
62
DAFTAR PESERTA PENYULUHAN
No. Nama TTD
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
63
24. 24.
25. 25.
26. 26.
27. 27.
28. 28.
29. 29.
30. 30.
31. 31.
32. 32.
33. 33.
34. 34.
35. 35.
36. 36.
64
DAFTAR PUSTAKA
(Muttaqin, 2018)Muttaqin. (2018). ISPA Mengenai Struktur Saluran di Atas Laring
Kebanyakan Penyakit Mengenai Bagian Saluran Atas dan Bawah Secara Stimulan atau
Berurutan. ISPA Mengenai Struktur Saluran Di Atas Laring Kebanyakan Penyakit
Mengenai Bagian Saluran Atas Dan Bawah Secara Stimulan Atau Berurutan, 7–30.
Widodo, Y. P., Dewi, R. C., & Saputri, L. D. (2016). Hubungan perilaku keluarga terhadap
kejadian infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Bhamada: Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan (E-Journal), 7(2), 11.
65
Lampiran 1
MATERI PPT
66
67
68
Lampiran II
LEAFLET
69
Lampiran III
DOKUMENTASI PENYULUHAN KELOMPOK 8
70