Anda di halaman 1dari 12

http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905


Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

PENGARUH ELEVASI KEPALA 30 DERAJAT TERHADAP SATURASI OKSIGEN


DAN KUALITAS TIDUR PASIEN STROKE

Sumirah Budi Pertami1, Siti Munawaroh2, Ni Wayan Dwi Rosmala3


1
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang, Indonesia: sumirahbudip@yahoo.com
2
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang, Indonesia
3
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Malang, Indonesia
(Korespondensi e-mail: sumirahbudi-@yahoo.com)

ABSTRAK

Stroke adalah cedera serebral atau serangan otak yang terjadi karena kurangnya aliran
darah dan oksigen ke otak yang terkait dengan obstruksi aliran darah ke otak atau
pecahnya pembuluh darah serebral sehingga gangguan aliran oksigen ke otak
menyebabkan hipokxia dan penderita mengalami gangguan kualitas tidur. Tujuan kajian
ini adalah memastikan efek kepala atas posisi 30o terhadap saturasi oksigen dan kualitas
tidur pada pasien stroke di rumah sakit Dr. Soedarsono, Pasuruan. Desain studi ini quasi
eksperimental dengan kelompok kontrol Nonequivalent. Populasi adalah pasien dengan
stroke pada 14 Januari-9 Februari 2019 jumlah 34 pasien, sampel digunakan sampling
berturut-turut. Hasil pada tes Mann-Whitney memperoleh nilai P = 0,000 (P < 0,05) dan
P = 0,001 (P < 0,05) yang berarti bahwa ada efek memberi kepala posisi 30 o dalam
kelompok pengobatan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi untuk
meningkatkan nilai saturasi oksigen dan kualitas tidur pada pasien stroke. Berdasarkan
hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan terapi posisi Head up 30 º dalam
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan saturasi oksigen dan kualitas tidur stroke
pasien.

Kata kunci: Elevasi kepala 30o, Kualitas tidur, Saturasi oksigen, Stroke

Abstract

Stroke is a cerebral vesicular injury or brain attack that occurs due to lack of blood flow
and oxygen to the brain associated with obstruction of blood flow to the brain or rupture
of cerebral blood vessels so that disruption of oxygen flow to the brain causes hypoxia
and sufferers to experience disorders sleep quality. The purpose of this study was
ascertain the effect of head up 30o position to oxygen saturation and sleep quality on
stroke patient at Dr. Soedarsono Hospital, Pasuruan. Design on this study Quasi
Experimental with Nonequivalent Control Group. Population was patients with stroke at
14 January -9 February 2019 amount 34 patients, sample used consecutive sampling. The
results on the Mann-Whitney test obtained a value of P = 0.000 (P <0.05) and P = 0.001
(P <0.05) which meant that there was an effect of giving head up 30o position in the
treatment group and the control group that were not given intervention to increase the
value of oxygen saturation and sleep quality in stroke patients. Based on the results of
this study is expected to apply head up 30º position in nursing service to improve the
oxygen saturation and sleep quality of patient stroke.

Keywords: Head up 30o position, Oxygen saturation, Sleep quality, Stroke

134
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

PENDAHULUAN pada perempuan sebanyak 14%. Di


Indonesia berdasarkan diagnosis pada
Stroke merupakan cidera vesikuler penduduk umur >15 tahun menurut provinsi
serebral (CVS) atau serangan otak yang tahun 2013-2018 adalah 10.9 % meningkat
berkaitan dengan obstruksi aliran darah sebanyak 7% dari tahun 2013
pada otak (iskemik) atau pecahnya (Kementerian, Data Riset Kesehatan Dasar,
pembuluh darah otak (hemoragik). Stroke 2018).
merupakan penyebab kematian ketiga
Prevalensi stroke di Jawa Timur
setelah penyakit jantung dan kanker
berdasarkan diagnosis Nakes maupun
(Supadi, 2011).
diagnosis/gejala memiliki estimasi urutan
Penyumbatan pembuluh darah atau ke 15 sebanyak 190.449 orang (6,6‰) dan
pecahnya pembuluh darah merupakan 302.987 orang (10,5‰) (Riskesdas, 2013).
penyebab terjadinya stroke, jika terjadi Berdasarkan survey pendahuluan yang
stroke maka aliran darah ke serebral dilakukan diruang Interna 1 RSUD
menjadi tidak adekuat atau terganggu. hal Dr.R.Soedarsono Pasuruan pada tanggal 22
ini dapat mengakibatkan Oktober 2018 didapatkan hasil data pasien
ketidakseimbangan suplai oksigen di otak, stroke 3 bulan terakhir dari bulan Juli 2018
dan metabolisme dalam otak akan sampai bulan Oktober 2018 yaitu 111
mengalami gangguan. Jika masalah ini kasus.
tidak segera ditangani maka otak yang tidak
Stroke termasuk kasus kegawat
dialiri darah yang mengangkut oksigen
daruratan dan membutuhksn pertolongan
maka dapat mengakibatkan hipoksia
cepat dan tepat. Stroke adalah suatu
jaringan, dan metabolisme dalam otak juga
serangan tiba tiba pada otak akibat
terganggu yang dapat menimbulkan
gangguan pembuluh darah dalam mensuplai
perubahan pada fungsi otak yang terkena.
darah yang membawa oksigen dan glukosa
Individu yang beresiko mengalami stroke
untuk metabolisme sel sel otak agar tetap
adalah diabetes, hiperkolesterolemia, lansia
dapat melaksanakan fungsinya. Serangan
dengan hipertensi, atau penyakit jantung
ini bersifat mendadak dan dan
(Corwin, 2009).
menimbulkan gejala sesuai bagian otak
Stroke dibagi menjadi 2 macam yaitu yang tidak dialiri darah (Soeharto, 2004).
stroke iskemik (sumbatan pembuluh darah)
Penanganan stroke harus dilakukan
dan stroke hemoragik (pecahnya pembuluh
dengan cepat dan tepat karena jika semakin
darah), di negara berkembang seperti Asia
lama stroke tidak segera ditangani maka
kejadian stroke hemoragik sebesar 30% dan
tingkat keparahan stroke semakin tinggi,
stroke iskemik 70%. Setiap tahun 500.000
dan resiko kecacatan yang akan didapat
orang mengalami stroke, didapatkan 25%
makin memburuk karena meluasnya sel
meninggal dunia, dan sisanya mengalami
neuron yang mati dan daerah infark pada
cacat berat dan ringan (Yastroki, 2013).
otak semakin meluas, bahkan dapat
Menurut American Heart Assosiation menyebabkan gangguan kesadaran dan
(AHA, 2015) angka kejadian stroke pada kematian.
laki-laki usia 20-39 tahun sebanyak 0,2%
Salah satu komplikasi stroke yaitu
dan perempuan sebanyak 0,7%. Usia 40-59
gangguan sirkulasi serebral sehingga akan
tahun angka terjadinya stroke pada
menyebabkan beberapa gejala diantaranya
perempuan sebanyak 2,2% dan laki-laki
yaitu hipoksia jaringan serebral dan
1,9%. Prevalensi stroke pada usia lanjut
gangguan kualitas tidur. Berdasarkan studi
semakin meningkat dan bertambah setiap
empiris oleh Setyarini, et al (2017)
tahunnya dapat dilihat dari usia seseorang
membuktikan aliran darah yang tidak lancar
80 tahun keatas dengan angka kejadian
pada pasien stroke mengakibatkan
stroke pada laki-laki sebanyak 15,8% dan

135
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

gangguan hemodinamik termasuk saturasi dikaitkan dengan gagal jantung kongestif.


oksigen. Oleh karena itu perlu diperlukan Kerentanan untuk terjadi CSR selama tidur
pemantauan yang tepat karena kondisi pada belahan otak yang terkena stroke
hemodinamik sangat mempengaruhi mungkin menunjukkan adanya pengaruh
penghantaran oksigen ke seluruh tubuh jaringan infark atau sebuah respon
akhirnya akan mempengaruhi fungsi inflamasi yang mempengaruhi regulasi
jantung (Hermawati, 2017). bangun tidur (Kusumadjaja & Cakrasana, H
(2014)).
Oksigen merupakan kebutuhan vital
bagi setiap makhluk hidup, agar dapat Menurut data empiris dari Bassetti
mengukur berapa banyak prosentase (2011) melaporkan bahwa prevalensi
oksigen yang terkandung dalam darah, atau gangguan tidur-bangun sebesar 20-40%
di dalam air yang di minum ataupun oksigen pada pasien yang terkena stroke. Kualitas
di udara yang di hirup disebut sebagai tidur yang buruk dapat mempengaruhi
saturasi oksigen (Hermawati, 2017). derajat disabilitas pada pasien stroke. Untuk
itu perlu observasi kualitas tidur pasien
Selain gangguan pada otak, seringkali
stroke untuk menghindari gejala keparahan
ditemukan juga gangguan tidur berupa
stroke. Tindakan keperawatan yang
insomnia, hipersomnia, atau parasomnia.
dilakukan untuk dapat membantu
Keluhan berupa insomnia ditemukan 57% -
tatalaksana pasien pasca serangan stroke
68% pasien stroke. Adanya gangguan tidur
yaitu terapi oksigen, pemberian nutrisi
dipercayai dapat mempengaruhi perjalanan
dengan cairan isotonik, pemberian nutrisi
penyakit, melibatkan fungsi dan kualitas
peroral, tirah baring total, membebaskan
hidup, serta mordibitas dan mortalitas
jalan nafas, dan mengatur posisi kepala
stroke. Stroke ditandai dengan adanya lesi
lebih tinggi yaitu 30 derajat.
otak yang akan menghasilkan defisit
neurologis, pada sebuah penelitian diduga Intervensi yang dilakukan dalam
adanya pengaruh lesi pada bagian otak penelitian ini yaitu terapi nonfarmakologi
tertentu yang berpengaruh pada gangguan berupa tindakan elevasi kepala, posisi
tidur. Gangguan tidur tersebut disebabkan kepala yang paling umum yaitu menaikkan
oleh adanya depresi yang timbul ataupun kepala dari tempat tidur sekitar 300,
adanya kerusakan otak (Maulidia, 2014). intervensi ini dilakukan pada pasien pasca
serangan stroke. Elevasi kepala tujuannya
Salah satu fungsi batang otak yaitu
untuk memepengaruhi venous return
sebagai pengatur siklus bangun tidur dan
menjadi maksimal sehingga aliran darah ke
pengatur tingkat kesadaran dan pengatur
serebral menjadi lancar, meningkatkan
pusat pernafasan. Pada stroke terjadi
metabolisme jaringan serebral dan
penyumbatan dan aneurisme hal ini
memaksimalkan oksigenasi jaringan otak,
menyebabkan oksigen dan nutrisi tidak
sehingga otak dapat bekerja sesuai
sampai ke neuron, dan menyebabkan
fungsinya (Summers, dkk., 2009).
gangguan metabolisme pada otak atau
penurunan intake nutrisi pembentuk Menurut hasil penelitian terdahulu
melantonin dan gangguan siklus tidur- (Setyarini et al, 2017) ditarik kesimpulan
bangun seperti gangguan pernafasan saat bahwa dari penelitian ini adalah terdapat
tidur. pengaruh posisi elevasi kepala 30o terhadap
saturasi oksigen pada pasien stroke
Pada sebuah penelitian didapatkan
hemoragik maupun non hemoragik karena
25% pasien stroke yang masuk rumah sakit
dapat memfasilitasi peningkatan aliran
akan memperlihatkan pola nafas Cheyne-
darah ke serebral dan memaksimalkan
Strokes (CSR) saat tidur. CSR diduga
oksigenasi ke jaringan serebral. Menurut
disebabkan oleh disfungsi neurologis atau
penelitian oleh (Yaggi et al., 2011)
kurangnya peredaran darah ke otak yang
mendapatkan bahwa resiko terkena stroke

136
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

oleh sebab apapun lebih besar terjadi pada Lokasi dan Waktu Penelitian
pasien dengan gangguan tidur terutama
Penelitian ini berlokasi di RSUD Dr.
sleep apnea.
Soedarsono Pasuruan. Penelitian di
METODE laksanakan pada bulan periode Januari-Juni
2019.
Jenis Penelitian
Populasi dan Sampel
Desain penelitian ini menggunakan
rancangan jenis eksperimen semu atau Populasi penelitian ini adalah Pasien
Quasi Eksperimental dengan menggunakan stroke. yang rawat inap di Ruang Interna 1
pendekatan Nonequivalent Control Group di RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan,
Design. Jenis penelitian Quasi Pemilihan yang dilakukan terhadap sampel,
Eksperimental adalah metode penelitian berdasarkan kriteria pasien yang bersedia
eksperimen dengan membandingkan hasil ikut serta dalam penelitian menjadi
intervensi menggunakan kelompok kontrol, responden dengan GCS 12-15.
tetapi tidak sepenuhnya mengontrol Pengumpulan Data
variabel variabel luar yang mempengaruhi
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, Kuesioner
Adapun Rancangan penelitian yang Sleep Quality Index Pittsburgh (PSQI),
digunakan dalam penelitian ini sebagai Oksimetri, SOP Saturasi O2, SOP elevasi
berikut: 30o. Dalam penelitain ini subyek penelitian
Tabel 1. Desain Quasi Experimental dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
Keterangan: perlakuan yang mendapatkan intervensi
pemberian elevasi kepala 30o. Adapun
01: Pengukuran saturasi oksigen awal pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi. Dalam penelitian ini peneliti
intervensi
mengobservasi saturasi oksigen dan
02: Pengukuran kualitas tidur awal pada
kualitas tidur pada passien stroke sebelum
Pre Perlakuan Post dilakukan elevasi kepala 30o, kemudian
diobservasi saturasi oksigen dan kualitas
Perlakuan 01 02 X 0 3 04
tidurnya setelah dilakukan elevasi kepala
Kontrol 05 06 07 08 30o.
kelompok perlakuan sebelum diberikan Dimana saat sebelum dilakukan
intervensi intervensi (pretest) terlebih dahulu
X: Pemberian intervensi elevasi kepala 300 dilakukan pengukuran saturasi oksigen dan
pada kelompok perlakuan kualitas tidur terhadap subjek. Setelah
03: Pengukuran saturasi oksigen akhir pada dilakukan intervensi (selama 3 hari,
kelompok perlakuan sesudah diberikan selanjutnya dilakukan pengukuran kembali
intervensi saturasi oksigen dan kualitas tidur terhadap
04: Pengukuran kualitas tidur akhir pada
subjek posttest).
kelompok perlakuan sesudah diberikan
intervensi Pengolahan dan Analisis Data
05: Pengukuran saturasi oksigen awal pada
kelompok kontrol Analisis univariat dalam penelitian ini
06: Pengukuran kualitas tidur awal pada adalah menjelaskan karakteristik dari
kelompok kontrol responden meliputi: Usia (dalam bentuk
07: Pengukuran saturasi oksigen akhir pada Mean), jenis kelamin, pekerjaan, riwayat
kelompok kontrol penyakit, yang ditampilkan dalam bentuk
08: Pengukuran kualitas tidur akhir pada nilai distribusi frekwensi.
kelompok kontrol

137
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Dalam penelitian ini untuk analisis saturasi oksigen sesudah adalah 92,53 hal
bivariate menggunakan uji Wilcoxon sign ini memiliki makna bahwa saturasi oksigen
rank test dan uji Mann Whitney karena setelah diberikan intervensi terjadi
sekala datanya menggunakan penurunan sebanyak 1,41
nonparametrik. Analisa bivariate uji Tabel 3. Kualitas Tidur Sebelum dan
Wilcoxon sign rank test digunakan untuk Setelah Perlakuan
menguji dua sampel data yang saling
berhubungan atau berpasangan (pre- Kelompok perlakuan
posttest) N Mean Min Max SD
Sebelum 10,47 7 15 1,972
Saturasi oksigen dan kualitas tidur 17
pada kelompok perlakuan dan kontrol yang Sesudah
6,65 3 10 1,618
memiliki data distribusi tidak normal,
sedangkan analisa bivariate uji Mann Kelompok control
Whitney digunakan untuk menguji dua N Mean Min Max SD
sampel data yang tidak saling berhubungan Sebelum 9,29 7 15 2,024
17
(two independent samples) saturasi oksigen
Sesudah
dan kualitas tidur pada kelompok kontrol 8,88 5 13 1,900
dan pelakuan yang memiliki data distribusi
Nilai kelompok perlakuan adalah
tidak normal. Tingkat kemaknaan hasil uji
10,47 dan rerata sesudah pada kelompok
statistik adalah 95% dengan tingkat
perlakuan adalah 6,65 hal ini memiliki
kesalahan ditetapkan sebesar 5% (a=0,05).
makna bahwa kualitas tidur setelah
Jika hasil uji statistik didapatkan p<0,05
diberikan intervensi tetap buruk tetapi
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya
terdapat penurunan nilai kualitas tidur
ada pengaruh terapi elevasi kepala terhadap
dengan selesih 3,82. Sedangkan nilai
saturasi oksigen dan kualitas tidur pasien
kualitas tidur pada kelompok kontrol
stroke
sebelum diberikan intervensi adalah 9,29
HASIL dan rerata sesudah pada kelompok kontrol
adalah 8,88 termasuk kategori buruk, hal ini
Tabel 2. Saturasi Oksigen Sebelum dan memiliki makna bahwa terdapat
Setelah Perlakuan peningkatan nilai kualitas tidur sebanyak
Kelompok perlakuan 0,41.
N Mean Min Max SD Tabel 4. Analisis Pengaruh Elevasi Kepala
Sebelum 30 Derajat pada Pasien Stroke
17 93,76 91 95 1,147
Sesudah Saturasi Oksigen
96,24 94 98 1,300 N Mean SD Pvalue
Kelompok kontrol Sebelum 17 96,76 1,300 0,000
N Mean Min Max SD Sesudah 92,53 3,538
sebelum 93,94 90 96 1,784 Kualitas Tidur
17
sesudah 92,53 84 96 3,538 N Mean SD Pvalue
Sebelum 17 6,65 1,618 0,001
Table di atas menunjukkan bahwa
rerata saturasi oksigen pada responden Sesudah 8,88 1,900
sebelum pada kelompok perlakuan adalah
93,76 dan sesudah pemberian elevasi kepala Hasil uji statistik menggunakan
30 derajat adalah 96,24 hal ini memiliki analisis bivariate Mann-Whitney U untuk
makna bahwa terdapat peningkatan nilai menguji data tidak berpasangan saturasi
saturasi oksigen dengan selisih 2,48. oksigen dan kualitas tidur pasien pada
Sedangkan nilai saturasi sebelum pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
kelompok kontrol adalah 93,94 dan rerata karena datanya berdistribusi tidak normal,

138
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

pada tabel 4.5 didapatkan hasil untuk stroke terjadi oklusi lumen (penyempitan
saturasi oksigen Pvalue =0,00< α = 0,05. pembuluh darah) yang disebabkan beberapa
Dan untuk kualitas tidur Pvalue = 0,001< α faktor antara lain aterosklerosis karena
=0,05. terdapat penyempitan pembuluh darah
maka aliran darah ke jaringan akan
Hasil uji Mann Whitney dapat
menurun. Hal tersebut dapat menyebabkan
diartikan bahwa ada pengaruh terapi elevasi
ketidakseimbangan cairan diotak dan suplai
kepala 30 derajat terhadap saturasi oksigen
oksigen ke otak menurun sehingga
dan kualitas tidur pada pasien stroke.
menyebabkan otak kekurangan oksigen dan
PEMBAHASAN mengalami hipoksia, jika komplikasi ini
tidak segera ditangani maka akan
Nilai Saturasi Oksigen Sebelum dan mengalami iskemik otak bahkan kematian.
Sesudah Pemberian Elevasi Kepala 30o Untuk itu perlu mengobservasi prosentase
pada Kelompok Perlakuan dan oksigen (saturasi oksigen) pasien pasca
Kelompok Kontrol Pasien Stroke serangan stroke untuk mencegah terjadinya
keparahan stroke.
Hasil pengukuran saturasi oksigen
menunjukkan bahwa rerata saturasi oksigen Pemberian elevasi kepala 30o dapat
pada responden sebelum pada kelompok meningkatkan saturasi oksigen pada pasien
perlakuan adalah 93,76 hal ini memiliki stroke yang mana pengaturan posisi kepala
makna bahwa saturasi oksigen termasuk yang lebih tinggi dari jantung dapat
kategori hipoksia ringan. Kemudian setelah melancarkan aliran oksigen yang menuju ke
diberikan intervensi elevasi kepala 300 otak serta dapat memfasilitasi peningkatan
selama 3 hari perlakuan didapatkan nilai aliran darah serebral. Hal ini juga
rerata saturasi oksigen 96,76 termasuk dibuktikan dengan teori menurut
kategori normal hal ini memiliki makna Summer,dkk. (2009) menunjukkan bahwa
bahwa saturasi oksigen setelah diberikan posisi kepala yang lebih tinggi dapat
intervensi terjadi peningkatan. Sedangkan memfasilitasi peningkatan aliran darah
nilai saturasi sebelum pada kelompok serebral dan memaksimalkan oksigenasi
kontrol adalah 93,94 hal ini memiliki jaringan seberal sehingga akan memicu
makna bahwa saturasi oksigen termasuk pada peningkatan nilai saturasi oksigen.
kategori hipoksia ringan, sedangkan rerata Penelitian yang dikutip Khandelwal,dkk
saturasi oksigen sesudah pada kelompok (2016) menambahkan elevasi kepala 30 derajat
kontrol adalah 92,53 termasuk kategori adalah dengan memposisikan pasien dengan
hipoksia ringan, hal ini memiliki makna punggung lurus dan elevasi kepala 30 derajat
bahwa saturasi oksigen tidak diberikan dengan tujuan untuk keamanan pasien dalam
kelancaran pemenuhan oksigenasi.
intervensi terjadi penurunan. Pada
penelitian ini penderita stroke berdasarkan Menurut peneliti pengukuran saturasi
dari kelompok umur sebagian responden oksigen dapat diukur dengan menggunakan
berusia dibawah 50 tahun sebanyak 5 orang alat oxymetri. Yang mana cara
dan 29 orang diatas 50 tahun. pemakaiannya alat tersebut dijepitkan
disalah satu ujung jari. Berdasarkan dari
Stroke merupakan suatu gangguan
hasil yang diperoleh tersebut sudah jelas
fungsi otak lokal maupun luas yang terjadi
terlihat bahwa saturasi oksigen pada setiap
secara mendadak, berlangsung lebih dari 24
orang berbeda dan banyak faktor yang
jam, dapat menyebabkan kematian tanpa
mempengaruhi, seperti faktor usia, jenis
adanya penyebab lain selain vaskuler
kelamin, dan pola aktivitas. Usia dalam
(Supadi, 2011). Stroke disebabkan
penelitian ini mayoritas diatas 50 tahun
gangguan pada suplai darah otak, biasanya
yaitu 29 responden. Semakin bertambahnya
karena pecahnya pembuluh darah atau
usia maka peningkatan nilai saturasi
terjadi sumbatan. Biasanya pada pasien

139
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

semakin lambat dikarenakan menurunnya intervensi elevasi kepala selama 3 hari


beberapa fungsi organ seperti jantung. didapatkan rerata kualitas tidur dengan nilai
6,65 termasuk kategori buruk hal ini
Usia sebagai salah satu sifat
memiliki makna bahwa kualitas tidur
karakteristik tentang organ, bertambahnya
setelah diberikan intervensi tetap buruk
umur berhubungan dengan proses penuaan,
tetapi terdapat penurunan nilai kualitas tidur
dimana semua organ tubuh mengalami
dengan nilai selesih rata rata 3,82 antara
kemunduran fungsi termasuk pembuluh
sebelum dan sesudah pemberian intervensi.
darah. Pembuluh darah dalam proses
Sedangkan kualitas tidur pada kelompok
penuaan akan mengalami kemunduran
kontrol sebelum dengan nilai 9,29,
fungsi, seperti pembuluh darah menjadi
sedangkan rerata kualitas tidur sesudah
tidak elastis terutama bagian endotel yang
pada kelompok kontrol dengan nilai 8,88
mengalami penebalan, sehingga
termasuk kategori buruk, hal ini memiliki
mengakibatkan lumen pembuluh darah
makna bahwa kualitas tidur setelah
semakin sempit dan berdampak pada
diberikan intervensi tetap buruk.
penurunan aliran darah ke seluruh jaringan.
Hal ini berhubungan dengan pengantaran Dapat disimpulkan pada kualitas tidur
oksigen ke jaringan menjadi tidak adekut. meskipun tidak dilakukan elevasi kepala
Sehingga akan mempengaruhi saturasi 300 dapat mempengaruhi kualitas tidur
oksigen pada responden. Namun teori responden, akan tetapi jika dilakukan
tersebut dapat diatasi dengan intervensi elevasi kepala 300 (kelompok perlakuan)
elevasi kepala 300 pada pasien stroke untuk akan lebih besar peningkatan nilainya
mengatasi masalah gangguan saturasi daripada kelompok yang tidak diberikan
oksigen. Pada penelitian ini hasil observasi elevasi kepala 300 (kelompok kontrol).
pada pasien stroke yang mengalami Ketika pembuluh darah otak
hipoksia setelah diberikan intervensi 300 terhambat oleh emboli atau trombus maka
terdapat peningkatan nilai saturasi oksigen, oksigen dan nutrisi tidak dapat mencapai
dibandingkan dengan pada kelompok yang neuron. Neuron yang kekurangan oksigen
tidak diberikan intervensi 300 yang dan glukosa akan melepas glutamat secara
mayoritas mengalami penurunan nilai berlebihan dari synaptic bulbs. Akibat dari
saturasi oksigen. pelepasan glutamat yang berlebih ini maka
Pada penelitian ini jenis kelamin lebih akan menjadi racun didalam otak, sehingga
banyak pada perempuan dengan jumlah 18 otak yang tidak dialiri oleh oksigen dan
orang untuk perempuan dan 16 orang pada glukosa ini menjadi nekrosis karena tidak
laki laki namun dalam teori kebanyakan terjadi metabolisme pada jaringan tersebut
menyatakan paling beresiko yaitu laki laki (Nugroho & Ikrar, 2014).
karena riwayat merokok, dan tidak menutup Hipertensi merupakan salah satu
kemungkinan perempuan memiliki resiko faktor resiko stroke yang disebabkan karena
tinggi terjadinya stroke karena faktor pola hidup yang buruk. Tekanan darah
aktivitas yang kurang. tinggi yang dibiarkan akan menyebabkan
Nilai Saturasi Oksigen Sebelum Dan pergeseran dan penebalan arteri dinding
Sesudah Pemberian Elevasi Kepala 30o Pada pembuluh darah arteri, kondisi ini disebut
Kelompok Perlakuan Dan Kelompok dengan ateroskerosis yang menyebabkan
Kontrol Pasien Stroke penyumbatan pembuluh darah, termasuk
pembuluh darah di otak. Hal ini bisa
Hasil pengukuran bahwa rerata
menyebabkan kematian jaringan otak
kualitas tidur pada responden sebelum pada
tertentu sehingga akan mempengaruhi
kelompok perlakuan dengan nilai 10,47 hal
fungsi dari otak tersebut.
ini memiliki makna bahwa kualitas tidur
termasuk kategori buruk, setelah diberikan

140
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Siklus tidur-bangun diatur di batang pembuluh darah otak maka akan


otak, jika pada daerah tersebut mengalami menyebabkan kematian jaringan otak
iskemik maka fungsi siklus bangun-tidur tertentu sehingga tidak terjadi metabolisme
akan terganggu. selain itu pada daerah yang dapat mengakibatkan edema otak, hal
iskemik tidak terjadi metabolisme karen ini dapat mengakibatkan perfusi serebral
aliran darah yang tidak sampai ke jaringan menurun dan tekanan intrakranial
otak maka akan mengakibatkan edema otak meningkat sehingga menimbulkan nyeri
karena gagalnya pompa Na dan K. Hal ini kepala yang dapat mengganggu kualitas
mengakibatkan perfusi serebral menurun tidur responden. Maka salah satu tindakan
dan tekanan intrakranial meningkat untuk menguranginya adalah dengan
sehingga menimbulkan nyeri kepala yang menentukan posisi tidur pasien.
dapat mengganggu kualitas tidur pasien Selain itu kualitas tidur pada
stroke, sehingga pemberian posisi elevasi penelitian ini dapat dipengaruhi oleh factor
kepala 300 salah satu terapi yang dapat lingkungan, seperti pencahayaan yang
digunakan untuk meningkatkan suplai terlalu terang, ruangan bangsal yang ramai
nutrisi ke otak agar metabolisme diotak dan tidak dibatasi pengunjung, yang
tidak terganggu dan dapat menurunkan menimbulkan suara berisik sehingga
nyeri kepala karena peningkatan tekanan mengganggu tidur pasien. Dengan
intrakranial pada pasien stroke. mengarus posisi tidur, diharapkan pasien
Hasil penelitian ini sejalan dengan dapat terpenuhi kenyamanannya dan
penelitian Supadi (2008) Hasil uji keluhan seperti nyeri kepala dapat teratasi.
hubungan proporsi didapatkan p value Dengan tidakan elevasi kepala 300 tersebut
0.032 < α 0.05 artinya ada hubungan yang diharapkan pasien mendapatkan
signifikan antara posisi tidur semi fowler kenyamanan dan meningkatkan kualitas
dengan kualitas tidur. Hasil penelitian ini tidurnya.
menunjukkan bahwa posisi semifowler Analisis Pengaruh Elevasi Kepala 30o Pada
yang tepat akan mempengaruhi kualitas Kelompok Perlakuan Dan Kelompok
tidur klien, posisis elevasi kepala 30 derajat Kontrol Pada Pasien Stroke
yang tepat untuk mengatasi pasien dengan
gangguan kualitas tidur. Menurut hidayat Hasil pengukuran saturasi oksigen
(2006), kualitas tidur seseorang dikatakan pada responden setelah dilakukan
baik apabila tidak menunjukkan tanda tanda pemberian elevasi kepala 30 derajat pada
kekurangan tidur dan tidak mengalami kelompok perlakuan diperoleh rata rata
masalah dalam tidurnya. Tanda tanda saturasi oksigen 96,24 mengalami
kekurangan tidur dapat dibagi menjadi peningkatan sedangkan pada kelompok
tanda fisik dan tanda psikologis. kontrol yang tidak diberikan intervensi
elevasi kepala 30 derajat didapatkan rata
Menurut peneliti kualitas tidur
rata 92,53 mengalami penurunan. Hasil uji
sesorang pada penelitian ini dapat
statistik menggunakan analisis bivariate
dipengaruhi oleh faktor riwayat penyakit
Mann Whitney U untuk menguji data tidak
antara lain yaitu hipertensi, dalam
berpasangan. Saturasi oksigen pada
penelitian ini responden mayoritas memiliki
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
penyakit hipertensi sebanyak 16 responden
apabila datanya berdistribusi tidak normal,
dengan prosentase 47%.
pada tabel 4.3.3 menunjukkan Pvalue
Hipertensi dapat disebabkan karena =0,00< α = 0,05 artinya ada pengaruh yang
penyempitan atau terjadi sumbatan bermakna pada intervensi elevasi kepala 30
pembuluh darah sehingga oksigen dan derajat terhadap peningkatan nilai saturasi
nutrisi tidak sampai ke jaringan dengan oksigen.
maksimal, termasuk pada jaringan otak.
Apabila terjadi emboli atau trombus pada

141
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan pekerjaan atau aktivitas setiap harinya.
pasien stroke diruang rawat inap RSUD Dr. Pada penelitian ini usia pasien stroke yang
R. Soedarsono Pasuruan pada kelompok menjadi responden bervariasi dari dewasa
perlakuan dan kelompok kontrol sebagian sampai usia lanjut, disini usia dapat
memiliki nilai saturasi oksigen dalam mempengaruhi perubahan nilai saturasi
kategori hipoksia ringan. Jika oksigen karena usia merupakan ciri
dibandingkan hasil dari kelompok karakteristik dari berfungsinya organ tubuh
perlakuan dan kelompok kontrol ada manusia. pada penelitian ini jenis kelamin
perbedaan yang lebih signifikan terhadap lebih banyak pada perempuan dengan
peningkatan nilai saturasi oksigen pada jumlah memiliki resiko tinggi terjadinya
kelompok yang diberikan intervensi karena stroke karena faktor aktivitas yang kurang,
masing masing Pvalue intervensi bernilai dengan kurangnya aktifitas maka lemak
tidak sama. Perbedaan antara kedua dalam tubuh akan terakumulasi bahkan
kelompok ini terdapat dalam besarnya dalam pembuluh darah, hal ini dapat
peningkatan nilai saturasi yang terjadi, pada mengakibatkan penyempitan pembuluh
kelompok perlakuan terjadi peningkatan darah dan dapat mengganggu pengantaran
lebih banyak dibandingkan dengan oksigen ke seluruh jaringan termasuk
kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada jaringan serebral.
kelompok kontrol tidak diberikan intervensi Sedangkan hasil pengukuran kualitas
yang dilakukan oleh peneliti tetapi hanya tidur pada responden setelah dilakukan
bergantung pada intervensi yang dilakukan pemberian elevasi kepala 30 derajat pada
oleh pihak rumah sakit saja. kelompok perlakuan menunjukkan bahwa
Dilihat dari perubahan nilai saturasi ada perbedaan nilai kualitas tidur antara
oksigen maka teknik pemberian elevasi sebelum dan setelah diberi intervensi
kepala 30 derajat ini efektif dalam elevasi kepala 30 derajat. diperoleh rata rata
menaikkan nilai saturasi oksigen nilai kualitas tidur 6,65 mengalami
dibandingkan dengan kelompok yang tidak penurunan, sedangkan pada kelompok
mendapat intervensi yang hanya diberikan kontrol yang tidak diberikan intervensi
pengobatan secara farmakologi. elevasi kepala 30 derajat didapatkan rata
rata 8,88.
Saturasi oksigen merupakan salah
satu indikator dari status oksigenasi saat Hasil uji statistik menggunakan
pasien di posisikan elevasi kepala 30 derajat analisis bivariate Mann Whitney U untuk
gravitasi menarik diafragma kebawah menguji data tidak berpasangan kualitas
sehingga memungkinkan ekspansi paru tidur pada kelompok perlakuan dan
yang lebih baik saat klien berada dalam kelompok kontrol apabila datanya
posisi elevasi kepala 30 derajat. Sehingga berdistribusi tidak normal, pada tabel 4.5
proses pernapasan bekerja baik (Kozier, menunjukkan Pvalue =0,001< α = 0,05
2009). Kemudian rotasi rateral dilakukan artinya ada pengaruh yang bermakna pada
untuk meningkatkan ventilasi paru dan intervensi elevasi kepala 30 derajat
perfusi kejaringan serebral dan untuk terhadap penurunan nilai kualitas tidur.
mengoptimalkan pertukaran gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien
Pengaturan elevasi kepala bertujuan stroke diruang rawat inap RSUD Dr. R.
memaksimalkan oksigenasi jaringan otak. Soedarsono Pasuruan pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki
Menurut peneliti perubahan nilai
kualitas tidur yang buruk. Dibandingkan
saturasi yang terjadi pada setiap responden
hasil dari kelompok perlakuan dan
berbeda hal ini dapat disebabkan oleh
kelompok kontrol ada perbedaan yang lebih
beberapa faktor antara faktor yang
signifikan terhadap peningkatan nilai
mempengaruhi perubahan nilai saturasi
kualitas tidur pada kelompok yang
oksigen, meliputi faktor usia, jenis kelamin,

142
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

diberikan intervensi karena masing masing nyamanan yang dirasakan ketika ingin
Pvalue intervensi bernilai lebih kecil dari tidur. Hal ini didukung oleh penelitian
α= 0,05. Melanie (2012) menganalisa pengaruh
pemberian posisi semi fowler 300 dan 450
Perbedaan antara kedua kelompok ini
dan mendapatkan hasil bahwa terdapat
terdapat dalam besarnya penurunan nilai
pengaruh antara sudut posisi terhadap
kualitas tidur yang terjadi, pada kelompok
kualitas tidur akan tetapi tidak ada
perlakuan terjadi penurunan lebih banyak
perbedaan berarti antara skor kualitas tidur
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
kedua kelompok (p ≤ 0,05).
Hal ini dikarenakan pada kelompok kontrol
tidak diberikan intervensi yang dilakukan Hal ini dapat dipengaruhi oleh
oleh peneliti tetapi hanya bergantung pada beberapa faktor selain gangguan pernafasan
intervensi yang dilakukan oleh pihak rumah antara lain faktor lingkungan yang kurang
sakit saja yaitu dengan terapi farmakologi. kondusif untuk mendapatkan istirahat
optimal. Lingkungan yang terlalu berisik
Hasil penelitian ini sejalan dengan
menyebabkan kesulitan tidur karena akan
penilitian menurut Nugroho,dkk (2014)
mengganggu ketenangan. Pasien juga dapat
menjelaskan Ketika pembuluh darah otak
kesulitan tidur karena tekanan stress yang
terhambat oleh emboli atau trombus maka
dirasakan, yang berujung pada ketakutan
oksigen dan nutrisi tidak dapat mencapai
oleh proses penyakit dan tekanan dari
neuron, Hal ini bisa menyebabkan kematian
lingkungan sekitar (Melanie, 2012).
jaringan otak tertentu. Salah satu faktor
penyebabnya yaitu riwayat penyakit Menurut peneliti, kualitas tidur
hipertensi. Hipertensi diakibatkan karena sesorang dipengaruhi oleh faktor penyakit
pembuluh darah yang kehilangan yaitu hipertensi yang diakibatkan karena
keelastisannya sehingga tekanan untuk penyempitan pembuluh darah dan jika tidak
memompa darah dalam pembuluh darah terkontrol akan mengakibatkan emboli atau
menjadi tinggi, hipertensi yang tidak trombus yang dapat mengakibatkan
terkontrol dapat mengakibatkan emboli atau gangguan aliran darah ke jaringan. Faktor
trombus yang dapat mengakibatkan edema penyakit merupakan pengaruh terbesar
otak karena gagalnya pompa Na dan K. Dan yang mempengaruhi kualitas tidur
mengakibatkan perfusi serebral menurun sesorang, dalam penelitian ini riwayat
dan tekanan intrakranial meningkat penyakit pasien terbanyak yaitu dengan
sehingga menimbulkan nyeri kepala yang hipertensi dengan 16 responden dengan
dapat mengganggu kualitas tidur pasien prosentase 47%. Gejala yang sering
stroke. Kemudian penelitian Supadi (2008) ditimbulkan karena hipertensi yaitu nyeri
hasil uji hubungan proporsi didapatkan P kepala. Dengan ketidaknyamanan ini pasien
value 0.032 < α 0.05 artinya ada hubungan menjadi terganggu tidurnya dan sulit untuk
yang signifikan antara posisi tidur semi memulai tidurnya bahkan dapat terbangun
fowler dengan kualitas tidur. Hasil dimalam hari karena nyeri kepala dan nyeri
penelitian ini menunjukkan bahwa posisi bagian tubuh yang lainnya.
semifowler yang tepat akan mempengaruhi Pada penelitian ini 34 responden
kualitas tidur klien, posisis elevasi kepala mengalami kualitas tidur yang buruk, salah
30 derajat yang tepat untuk mengatasi satunya akibat dari faktor lingkungan,
pasien dengan gangguan kualitas tidur. seperti pencahayaan yang terlalu terang,
Pemberian elevasi kepala 30 derajat ruangan bangsal yang ramai pengunjung
menggunakan gaya gravitasi untuk menimbulkan suara berisik yang
membantu pernafasan, sehingga oksigen mengganggu tidur pasien, dan tindakan
yang masuk kedalam paru paru akan lebih keperawatan yang dilakukan dimalam hari.
optimal sehingga pasien dapat bernafas Lingkungan fisik tempat seseorang tidur
lebih lega dan akan mengurangi ketidak berpengaruh penting pada kemampuan

143
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

untuk tertidur. Sehingga mengatur posisi Hemoragik. Surakarta: (https://akper-


tidur menjadi komponen yang harus adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/
diperhatikan untuk membantu kebutuhan article/view/98) diakses pada tanggal 2
istirahat dan tidur pasien terpenuhi. Dengan November 2018.
Faizin, A. 2010. Pengaruh Pengaturan Posisi
tindakan elevasi kepala 30 derajat
Kepala Pada Pasien Stroke.
diharapkan pasien dapat mendapatkan Padang:(http://repository.ump.ac.id/508
kenyamanan dan meningkatkan kualitas 0/3/Ahmad%20Faizin_BAB%20II.pdf)
tidur khususnya pada pasien stroke diakses pada 23 September 2018.
KESIMPULAN DAN SARAN Hermawati. (2017). Analisis Praktik Klinik
Keperawatan Pada Pasien Stroke Dengan
Intervensi Inovasi Pemberian Posisi
Hasil dari penelitian ini dapat Elevasi Kepala Untuk Meningkatkan
disimpulkan bahwa pemberian elevasi Nilai Saturasi Oksigen Di Ruang Unit
kepala 300 pada pasien stroke berpengaruh Stroke Rsud Abdul Wahab Sjahranie
terhadap saturasi oksigen dan kualitas tidur Samarinda Tahun 2017. Stikes
pada pasien tersebut. Dimana tindakan ini Muhammadiyah Samarinda:
dapat mempertahankan kestabilan fungsi (https://dspace.umkt.ac.id) diakses pada
dari kerja organ agar tetap lancar khususnya 4 Oktober 2018.
sistem pernafasan dan sistem regulasi dini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
yang bisa bekerja secara optimal serta (2013) Pusat Data Dan Informasi
memberikan kenyamanan bagi pasien Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta:
stroke.
(http://www.depkes.go.id/download.php
DAFTAR PUSTAKA ?file=download/pusdatin/infodatin/infod
atin-stroke.pdf) diakses pada 24
Arafat, R. Hapsah. (2016). Pengaruh Pemberian September 2018.
Posisi Lateral 300 Terhadap Tingkat Kowalak, Welsh & Mayer. (2011). Buku ajar
Kenyamanan Pasien Stroke Dirumah patofisiologi. Jakarta: EGC
Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo McPhee S.J & Ganong W.F. 2011. Patofisiologi
Makassar. Fakultas kedokteran Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar Klinis, Edisi 5. Jakarta: EGC.
(http://injec.aipniainec.org/index.php/I Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan
NJEC/article/view/103/83) diakses Keperawatan Klien dengan Gangguan
pada tanggal 2 November 2018. Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Medika.
Patofisiologi. Ed.3. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Dahlan, M, S. (2014). Statistic Untuk Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan
ECG. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (2015). Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrument
Profil Kesehatan Kabupaten Pasuruan Penelitian Keperawatan. Jakarta:
Tahun 2015. Pasuruan: Salemba Medika.
(www.depkes.go.id.) Diakses pada Nursalam, 2013. Konsep Penerapan Metode
tanggal 24 September 2018. Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Dinas Kesehatan Profinsi Jawa Timur. (2016). Salemba Medika.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Pearce, Evelyn C. 2013. Anatomi Dan Fisiologi
Tahun 2016. Surabaya: Untuk Paramedis, Edisi 4. Jakarta: PT
(http://www.depkes.go.id.15_jatim_201 Gramedia Pustaka Utama, Anggota
6) Diakses pada tanggal 24 September IKAPI.
2018. Pertami, S.B, et al. (2017). Effect Of 30° Head-
Ekacahyaningtyas, M, dkk. 2017. Posisi Head Up Position On Intracranial Pressure
Up 300 Sebagai Upaya Untuk Change In Patients With Head Injury In
Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Surgical Ward Of General Hospital Of
Pasien Stroke Hemoragik Dan Non Dr. R. Soedarsono Pasuruan. Department

144
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

of Nursing, Polytechnic of Health of Tekanan Rata-Rata Arterial, Tekanan


Malang Ministry of Health Republic of Darah Dan Tekanan Intra Kranial Di
Indonesia. Rumah Sakit Margono Soekarjo
(http://stikbar.org/ycabpublisher/index.p Purwokerto Tahun 2011. Purwokerto:
hp/PHI/index) diakses pada 28 Oktober (jos.unsoed.ac.id) diakses pada tanggal
2018. 23 September 2018
Potter, P.A, & Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Sunarto. (2015). Peningkatan Nilai Saturasi
Fundamental Keperawatan: Konsep, Oksigen Pada Pasien Stroke
Proses dan Praktik, Edisi 4 Volume 2. Menggunakan Model Elevasi
Jakarta: EGC. Kepala.Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,
Priyo, E. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Volume 4, Nomor 1. Kementrian
Air Hangat Terhadap Peningkatan Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kualitas Tidur Lansia Di Desa Argopeni Surakarta Jurusan Keperawatan.
Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. http://jurnal.poltekkes-
Purwokerto: (respiratory.ump.ac.id) solo.ac.id/index.php/Int/article/view/115
diakses pada tanggal 4 November 2018. . Diakses tanggal 14 November 2018.
Riskesdas, 2013. Profil Kesehatan Indonesia, Sujarweni, Wiratna. (2015). Statistic Untuk
Data Dan Informasi Tahun 2013. Jakarta: Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media.
Badan Penelitian dan Pengembangan Sulistyowati, D. (2015). Pengaruh Sudut Posisi
Kementrian Kesehatan RI. Tidur Terhadap Kualitas Tidur Terhadap
Sekeon, S.A dkk. (2015). Hubungan Antara Kualitas Tidur Dan Status
Kualitas Tidur Dengan Keparahan Kardiovaskuler Pada Pasien Infark
Stroke. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Miokard Akut Diruang ICVCU RSUD
Nomor 3. Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/e Kesmadaska
clinic/article/view/10445) diakses pada (http://id.portalgaruda.org/?ref=browse
tanggal 1 November 2018. &mod=viewarticle&article=153496)
Setiadi. 2007. Konsep Dan Penulisan Riset diakses pada tanggal 1 November 2018.
Keperawatan Edisi Pertama. Graha Ilmu Wilson, L. M. & price, S. A. (2005).
: Yogyakarta. Patofisiologi Konsep Klinis Proses
Setiadi. (2013). Konsep & Penulisan Riset Proses Penyakit. Ed. 6. Jakarta: EGC.
Keperawatan Edisi Kedua. Yogyakarta:
INFORMASI TAMBAHAN
Graha Ilmu.
Setyopranoto, I. (2011). Gejala dan Lisensi
Penatalaksanaan Stroke. Yogyakarta:
(http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_ Hakcipta (c) 2019 Health Information :
05_185Strokegejalapenatalaksanaan.pdf Jurnal Penelitian
) diakses pada 03 November 2018.
Stroke Indonesia. (2016). Stroke. Copyright © artikel akses terbuka ini dapat disebarkan
2016 Hospital Authority. All rights seluas-luasnya sesuai aturan Creative
reserved Commons Attribution-ShareAlike 4.0
(https://www.google.co.id/url?sa=t&sou International License dengan catatan tetap
rce=web&rct=j&url=http://www21.ha.or menyebutkan penulis dan penerbit
g.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/E sebagaimana mestinya.
M/EMMedia/Stroke) diakses pada 2
Oktober 2018. Catatan Penerbit: Poltekkes Kemenkes
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kendari menyatakan tetap netral
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. sehubungan dengan klaim dari perspektif
Supadi, 2011. Pengaruh Elevasi Posisi Kepala atau buah pikiran yang diterbitkan dan dari
Pada Klien Stroke Hemoragik Terhadad afiliasi institusional manapun.

145

Anda mungkin juga menyukai