ABSTRAK
Stroke adalah cedera serebral atau serangan otak yang terjadi karena kurangnya aliran
darah dan oksigen ke otak yang terkait dengan obstruksi aliran darah ke otak atau
pecahnya pembuluh darah serebral sehingga gangguan aliran oksigen ke otak
menyebabkan hipokxia dan penderita mengalami gangguan kualitas tidur. Tujuan kajian
ini adalah memastikan efek kepala atas posisi 30o terhadap saturasi oksigen dan kualitas
tidur pada pasien stroke di rumah sakit Dr. Soedarsono, Pasuruan. Desain studi ini quasi
eksperimental dengan kelompok kontrol Nonequivalent. Populasi adalah pasien dengan
stroke pada 14 Januari-9 Februari 2019 jumlah 34 pasien, sampel digunakan sampling
berturut-turut. Hasil pada tes Mann-Whitney memperoleh nilai P = 0,000 (P < 0,05) dan
P = 0,001 (P < 0,05) yang berarti bahwa ada efek memberi kepala posisi 30 o dalam
kelompok pengobatan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi untuk
meningkatkan nilai saturasi oksigen dan kualitas tidur pada pasien stroke. Berdasarkan
hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan terapi posisi Head up 30 º dalam
pelayanan keperawatan untuk meningkatkan saturasi oksigen dan kualitas tidur stroke
pasien.
Kata kunci: Elevasi kepala 30o, Kualitas tidur, Saturasi oksigen, Stroke
Abstract
Stroke is a cerebral vesicular injury or brain attack that occurs due to lack of blood flow
and oxygen to the brain associated with obstruction of blood flow to the brain or rupture
of cerebral blood vessels so that disruption of oxygen flow to the brain causes hypoxia
and sufferers to experience disorders sleep quality. The purpose of this study was
ascertain the effect of head up 30o position to oxygen saturation and sleep quality on
stroke patient at Dr. Soedarsono Hospital, Pasuruan. Design on this study Quasi
Experimental with Nonequivalent Control Group. Population was patients with stroke at
14 January -9 February 2019 amount 34 patients, sample used consecutive sampling. The
results on the Mann-Whitney test obtained a value of P = 0.000 (P <0.05) and P = 0.001
(P <0.05) which meant that there was an effect of giving head up 30o position in the
treatment group and the control group that were not given intervention to increase the
value of oxygen saturation and sleep quality in stroke patients. Based on the results of
this study is expected to apply head up 30º position in nursing service to improve the
oxygen saturation and sleep quality of patient stroke.
134
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
135
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
136
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
oleh sebab apapun lebih besar terjadi pada Lokasi dan Waktu Penelitian
pasien dengan gangguan tidur terutama
Penelitian ini berlokasi di RSUD Dr.
sleep apnea.
Soedarsono Pasuruan. Penelitian di
METODE laksanakan pada bulan periode Januari-Juni
2019.
Jenis Penelitian
Populasi dan Sampel
Desain penelitian ini menggunakan
rancangan jenis eksperimen semu atau Populasi penelitian ini adalah Pasien
Quasi Eksperimental dengan menggunakan stroke. yang rawat inap di Ruang Interna 1
pendekatan Nonequivalent Control Group di RSUD Dr. R. Soedarsono Pasuruan,
Design. Jenis penelitian Quasi Pemilihan yang dilakukan terhadap sampel,
Eksperimental adalah metode penelitian berdasarkan kriteria pasien yang bersedia
eksperimen dengan membandingkan hasil ikut serta dalam penelitian menjadi
intervensi menggunakan kelompok kontrol, responden dengan GCS 12-15.
tetapi tidak sepenuhnya mengontrol Pengumpulan Data
variabel variabel luar yang mempengaruhi
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi, Kuesioner
Adapun Rancangan penelitian yang Sleep Quality Index Pittsburgh (PSQI),
digunakan dalam penelitian ini sebagai Oksimetri, SOP Saturasi O2, SOP elevasi
berikut: 30o. Dalam penelitain ini subyek penelitian
Tabel 1. Desain Quasi Experimental dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
Keterangan: perlakuan yang mendapatkan intervensi
pemberian elevasi kepala 30o. Adapun
01: Pengukuran saturasi oksigen awal pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
kelompok perlakuan sebelum diberikan intervensi. Dalam penelitian ini peneliti
intervensi
mengobservasi saturasi oksigen dan
02: Pengukuran kualitas tidur awal pada
kualitas tidur pada passien stroke sebelum
Pre Perlakuan Post dilakukan elevasi kepala 30o, kemudian
diobservasi saturasi oksigen dan kualitas
Perlakuan 01 02 X 0 3 04
tidurnya setelah dilakukan elevasi kepala
Kontrol 05 06 07 08 30o.
kelompok perlakuan sebelum diberikan Dimana saat sebelum dilakukan
intervensi intervensi (pretest) terlebih dahulu
X: Pemberian intervensi elevasi kepala 300 dilakukan pengukuran saturasi oksigen dan
pada kelompok perlakuan kualitas tidur terhadap subjek. Setelah
03: Pengukuran saturasi oksigen akhir pada dilakukan intervensi (selama 3 hari,
kelompok perlakuan sesudah diberikan selanjutnya dilakukan pengukuran kembali
intervensi saturasi oksigen dan kualitas tidur terhadap
04: Pengukuran kualitas tidur akhir pada
subjek posttest).
kelompok perlakuan sesudah diberikan
intervensi Pengolahan dan Analisis Data
05: Pengukuran saturasi oksigen awal pada
kelompok kontrol Analisis univariat dalam penelitian ini
06: Pengukuran kualitas tidur awal pada adalah menjelaskan karakteristik dari
kelompok kontrol responden meliputi: Usia (dalam bentuk
07: Pengukuran saturasi oksigen akhir pada Mean), jenis kelamin, pekerjaan, riwayat
kelompok kontrol penyakit, yang ditampilkan dalam bentuk
08: Pengukuran kualitas tidur akhir pada nilai distribusi frekwensi.
kelompok kontrol
137
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
Dalam penelitian ini untuk analisis saturasi oksigen sesudah adalah 92,53 hal
bivariate menggunakan uji Wilcoxon sign ini memiliki makna bahwa saturasi oksigen
rank test dan uji Mann Whitney karena setelah diberikan intervensi terjadi
sekala datanya menggunakan penurunan sebanyak 1,41
nonparametrik. Analisa bivariate uji Tabel 3. Kualitas Tidur Sebelum dan
Wilcoxon sign rank test digunakan untuk Setelah Perlakuan
menguji dua sampel data yang saling
berhubungan atau berpasangan (pre- Kelompok perlakuan
posttest) N Mean Min Max SD
Sebelum 10,47 7 15 1,972
Saturasi oksigen dan kualitas tidur 17
pada kelompok perlakuan dan kontrol yang Sesudah
6,65 3 10 1,618
memiliki data distribusi tidak normal,
sedangkan analisa bivariate uji Mann Kelompok control
Whitney digunakan untuk menguji dua N Mean Min Max SD
sampel data yang tidak saling berhubungan Sebelum 9,29 7 15 2,024
17
(two independent samples) saturasi oksigen
Sesudah
dan kualitas tidur pada kelompok kontrol 8,88 5 13 1,900
dan pelakuan yang memiliki data distribusi
Nilai kelompok perlakuan adalah
tidak normal. Tingkat kemaknaan hasil uji
10,47 dan rerata sesudah pada kelompok
statistik adalah 95% dengan tingkat
perlakuan adalah 6,65 hal ini memiliki
kesalahan ditetapkan sebesar 5% (a=0,05).
makna bahwa kualitas tidur setelah
Jika hasil uji statistik didapatkan p<0,05
diberikan intervensi tetap buruk tetapi
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya
terdapat penurunan nilai kualitas tidur
ada pengaruh terapi elevasi kepala terhadap
dengan selesih 3,82. Sedangkan nilai
saturasi oksigen dan kualitas tidur pasien
kualitas tidur pada kelompok kontrol
stroke
sebelum diberikan intervensi adalah 9,29
HASIL dan rerata sesudah pada kelompok kontrol
adalah 8,88 termasuk kategori buruk, hal ini
Tabel 2. Saturasi Oksigen Sebelum dan memiliki makna bahwa terdapat
Setelah Perlakuan peningkatan nilai kualitas tidur sebanyak
Kelompok perlakuan 0,41.
N Mean Min Max SD Tabel 4. Analisis Pengaruh Elevasi Kepala
Sebelum 30 Derajat pada Pasien Stroke
17 93,76 91 95 1,147
Sesudah Saturasi Oksigen
96,24 94 98 1,300 N Mean SD Pvalue
Kelompok kontrol Sebelum 17 96,76 1,300 0,000
N Mean Min Max SD Sesudah 92,53 3,538
sebelum 93,94 90 96 1,784 Kualitas Tidur
17
sesudah 92,53 84 96 3,538 N Mean SD Pvalue
Sebelum 17 6,65 1,618 0,001
Table di atas menunjukkan bahwa
rerata saturasi oksigen pada responden Sesudah 8,88 1,900
sebelum pada kelompok perlakuan adalah
93,76 dan sesudah pemberian elevasi kepala Hasil uji statistik menggunakan
30 derajat adalah 96,24 hal ini memiliki analisis bivariate Mann-Whitney U untuk
makna bahwa terdapat peningkatan nilai menguji data tidak berpasangan saturasi
saturasi oksigen dengan selisih 2,48. oksigen dan kualitas tidur pasien pada
Sedangkan nilai saturasi sebelum pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
kelompok kontrol adalah 93,94 dan rerata karena datanya berdistribusi tidak normal,
138
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
pada tabel 4.5 didapatkan hasil untuk stroke terjadi oklusi lumen (penyempitan
saturasi oksigen Pvalue =0,00< α = 0,05. pembuluh darah) yang disebabkan beberapa
Dan untuk kualitas tidur Pvalue = 0,001< α faktor antara lain aterosklerosis karena
=0,05. terdapat penyempitan pembuluh darah
maka aliran darah ke jaringan akan
Hasil uji Mann Whitney dapat
menurun. Hal tersebut dapat menyebabkan
diartikan bahwa ada pengaruh terapi elevasi
ketidakseimbangan cairan diotak dan suplai
kepala 30 derajat terhadap saturasi oksigen
oksigen ke otak menurun sehingga
dan kualitas tidur pada pasien stroke.
menyebabkan otak kekurangan oksigen dan
PEMBAHASAN mengalami hipoksia, jika komplikasi ini
tidak segera ditangani maka akan
Nilai Saturasi Oksigen Sebelum dan mengalami iskemik otak bahkan kematian.
Sesudah Pemberian Elevasi Kepala 30o Untuk itu perlu mengobservasi prosentase
pada Kelompok Perlakuan dan oksigen (saturasi oksigen) pasien pasca
Kelompok Kontrol Pasien Stroke serangan stroke untuk mencegah terjadinya
keparahan stroke.
Hasil pengukuran saturasi oksigen
menunjukkan bahwa rerata saturasi oksigen Pemberian elevasi kepala 30o dapat
pada responden sebelum pada kelompok meningkatkan saturasi oksigen pada pasien
perlakuan adalah 93,76 hal ini memiliki stroke yang mana pengaturan posisi kepala
makna bahwa saturasi oksigen termasuk yang lebih tinggi dari jantung dapat
kategori hipoksia ringan. Kemudian setelah melancarkan aliran oksigen yang menuju ke
diberikan intervensi elevasi kepala 300 otak serta dapat memfasilitasi peningkatan
selama 3 hari perlakuan didapatkan nilai aliran darah serebral. Hal ini juga
rerata saturasi oksigen 96,76 termasuk dibuktikan dengan teori menurut
kategori normal hal ini memiliki makna Summer,dkk. (2009) menunjukkan bahwa
bahwa saturasi oksigen setelah diberikan posisi kepala yang lebih tinggi dapat
intervensi terjadi peningkatan. Sedangkan memfasilitasi peningkatan aliran darah
nilai saturasi sebelum pada kelompok serebral dan memaksimalkan oksigenasi
kontrol adalah 93,94 hal ini memiliki jaringan seberal sehingga akan memicu
makna bahwa saturasi oksigen termasuk pada peningkatan nilai saturasi oksigen.
kategori hipoksia ringan, sedangkan rerata Penelitian yang dikutip Khandelwal,dkk
saturasi oksigen sesudah pada kelompok (2016) menambahkan elevasi kepala 30 derajat
kontrol adalah 92,53 termasuk kategori adalah dengan memposisikan pasien dengan
hipoksia ringan, hal ini memiliki makna punggung lurus dan elevasi kepala 30 derajat
bahwa saturasi oksigen tidak diberikan dengan tujuan untuk keamanan pasien dalam
kelancaran pemenuhan oksigenasi.
intervensi terjadi penurunan. Pada
penelitian ini penderita stroke berdasarkan Menurut peneliti pengukuran saturasi
dari kelompok umur sebagian responden oksigen dapat diukur dengan menggunakan
berusia dibawah 50 tahun sebanyak 5 orang alat oxymetri. Yang mana cara
dan 29 orang diatas 50 tahun. pemakaiannya alat tersebut dijepitkan
disalah satu ujung jari. Berdasarkan dari
Stroke merupakan suatu gangguan
hasil yang diperoleh tersebut sudah jelas
fungsi otak lokal maupun luas yang terjadi
terlihat bahwa saturasi oksigen pada setiap
secara mendadak, berlangsung lebih dari 24
orang berbeda dan banyak faktor yang
jam, dapat menyebabkan kematian tanpa
mempengaruhi, seperti faktor usia, jenis
adanya penyebab lain selain vaskuler
kelamin, dan pola aktivitas. Usia dalam
(Supadi, 2011). Stroke disebabkan
penelitian ini mayoritas diatas 50 tahun
gangguan pada suplai darah otak, biasanya
yaitu 29 responden. Semakin bertambahnya
karena pecahnya pembuluh darah atau
usia maka peningkatan nilai saturasi
terjadi sumbatan. Biasanya pada pasien
139
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
140
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
141
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dan pekerjaan atau aktivitas setiap harinya.
pasien stroke diruang rawat inap RSUD Dr. Pada penelitian ini usia pasien stroke yang
R. Soedarsono Pasuruan pada kelompok menjadi responden bervariasi dari dewasa
perlakuan dan kelompok kontrol sebagian sampai usia lanjut, disini usia dapat
memiliki nilai saturasi oksigen dalam mempengaruhi perubahan nilai saturasi
kategori hipoksia ringan. Jika oksigen karena usia merupakan ciri
dibandingkan hasil dari kelompok karakteristik dari berfungsinya organ tubuh
perlakuan dan kelompok kontrol ada manusia. pada penelitian ini jenis kelamin
perbedaan yang lebih signifikan terhadap lebih banyak pada perempuan dengan
peningkatan nilai saturasi oksigen pada jumlah memiliki resiko tinggi terjadinya
kelompok yang diberikan intervensi karena stroke karena faktor aktivitas yang kurang,
masing masing Pvalue intervensi bernilai dengan kurangnya aktifitas maka lemak
tidak sama. Perbedaan antara kedua dalam tubuh akan terakumulasi bahkan
kelompok ini terdapat dalam besarnya dalam pembuluh darah, hal ini dapat
peningkatan nilai saturasi yang terjadi, pada mengakibatkan penyempitan pembuluh
kelompok perlakuan terjadi peningkatan darah dan dapat mengganggu pengantaran
lebih banyak dibandingkan dengan oksigen ke seluruh jaringan termasuk
kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada jaringan serebral.
kelompok kontrol tidak diberikan intervensi Sedangkan hasil pengukuran kualitas
yang dilakukan oleh peneliti tetapi hanya tidur pada responden setelah dilakukan
bergantung pada intervensi yang dilakukan pemberian elevasi kepala 30 derajat pada
oleh pihak rumah sakit saja. kelompok perlakuan menunjukkan bahwa
Dilihat dari perubahan nilai saturasi ada perbedaan nilai kualitas tidur antara
oksigen maka teknik pemberian elevasi sebelum dan setelah diberi intervensi
kepala 30 derajat ini efektif dalam elevasi kepala 30 derajat. diperoleh rata rata
menaikkan nilai saturasi oksigen nilai kualitas tidur 6,65 mengalami
dibandingkan dengan kelompok yang tidak penurunan, sedangkan pada kelompok
mendapat intervensi yang hanya diberikan kontrol yang tidak diberikan intervensi
pengobatan secara farmakologi. elevasi kepala 30 derajat didapatkan rata
rata 8,88.
Saturasi oksigen merupakan salah
satu indikator dari status oksigenasi saat Hasil uji statistik menggunakan
pasien di posisikan elevasi kepala 30 derajat analisis bivariate Mann Whitney U untuk
gravitasi menarik diafragma kebawah menguji data tidak berpasangan kualitas
sehingga memungkinkan ekspansi paru tidur pada kelompok perlakuan dan
yang lebih baik saat klien berada dalam kelompok kontrol apabila datanya
posisi elevasi kepala 30 derajat. Sehingga berdistribusi tidak normal, pada tabel 4.5
proses pernapasan bekerja baik (Kozier, menunjukkan Pvalue =0,001< α = 0,05
2009). Kemudian rotasi rateral dilakukan artinya ada pengaruh yang bermakna pada
untuk meningkatkan ventilasi paru dan intervensi elevasi kepala 30 derajat
perfusi kejaringan serebral dan untuk terhadap penurunan nilai kualitas tidur.
mengoptimalkan pertukaran gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien
Pengaturan elevasi kepala bertujuan stroke diruang rawat inap RSUD Dr. R.
memaksimalkan oksigenasi jaringan otak. Soedarsono Pasuruan pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol memiliki
Menurut peneliti perubahan nilai
kualitas tidur yang buruk. Dibandingkan
saturasi yang terjadi pada setiap responden
hasil dari kelompok perlakuan dan
berbeda hal ini dapat disebabkan oleh
kelompok kontrol ada perbedaan yang lebih
beberapa faktor antara faktor yang
signifikan terhadap peningkatan nilai
mempengaruhi perubahan nilai saturasi
kualitas tidur pada kelompok yang
oksigen, meliputi faktor usia, jenis kelamin,
142
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
diberikan intervensi karena masing masing nyamanan yang dirasakan ketika ingin
Pvalue intervensi bernilai lebih kecil dari tidur. Hal ini didukung oleh penelitian
α= 0,05. Melanie (2012) menganalisa pengaruh
pemberian posisi semi fowler 300 dan 450
Perbedaan antara kedua kelompok ini
dan mendapatkan hasil bahwa terdapat
terdapat dalam besarnya penurunan nilai
pengaruh antara sudut posisi terhadap
kualitas tidur yang terjadi, pada kelompok
kualitas tidur akan tetapi tidak ada
perlakuan terjadi penurunan lebih banyak
perbedaan berarti antara skor kualitas tidur
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
kedua kelompok (p ≤ 0,05).
Hal ini dikarenakan pada kelompok kontrol
tidak diberikan intervensi yang dilakukan Hal ini dapat dipengaruhi oleh
oleh peneliti tetapi hanya bergantung pada beberapa faktor selain gangguan pernafasan
intervensi yang dilakukan oleh pihak rumah antara lain faktor lingkungan yang kurang
sakit saja yaitu dengan terapi farmakologi. kondusif untuk mendapatkan istirahat
optimal. Lingkungan yang terlalu berisik
Hasil penelitian ini sejalan dengan
menyebabkan kesulitan tidur karena akan
penilitian menurut Nugroho,dkk (2014)
mengganggu ketenangan. Pasien juga dapat
menjelaskan Ketika pembuluh darah otak
kesulitan tidur karena tekanan stress yang
terhambat oleh emboli atau trombus maka
dirasakan, yang berujung pada ketakutan
oksigen dan nutrisi tidak dapat mencapai
oleh proses penyakit dan tekanan dari
neuron, Hal ini bisa menyebabkan kematian
lingkungan sekitar (Melanie, 2012).
jaringan otak tertentu. Salah satu faktor
penyebabnya yaitu riwayat penyakit Menurut peneliti, kualitas tidur
hipertensi. Hipertensi diakibatkan karena sesorang dipengaruhi oleh faktor penyakit
pembuluh darah yang kehilangan yaitu hipertensi yang diakibatkan karena
keelastisannya sehingga tekanan untuk penyempitan pembuluh darah dan jika tidak
memompa darah dalam pembuluh darah terkontrol akan mengakibatkan emboli atau
menjadi tinggi, hipertensi yang tidak trombus yang dapat mengakibatkan
terkontrol dapat mengakibatkan emboli atau gangguan aliran darah ke jaringan. Faktor
trombus yang dapat mengakibatkan edema penyakit merupakan pengaruh terbesar
otak karena gagalnya pompa Na dan K. Dan yang mempengaruhi kualitas tidur
mengakibatkan perfusi serebral menurun sesorang, dalam penelitian ini riwayat
dan tekanan intrakranial meningkat penyakit pasien terbanyak yaitu dengan
sehingga menimbulkan nyeri kepala yang hipertensi dengan 16 responden dengan
dapat mengganggu kualitas tidur pasien prosentase 47%. Gejala yang sering
stroke. Kemudian penelitian Supadi (2008) ditimbulkan karena hipertensi yaitu nyeri
hasil uji hubungan proporsi didapatkan P kepala. Dengan ketidaknyamanan ini pasien
value 0.032 < α 0.05 artinya ada hubungan menjadi terganggu tidurnya dan sulit untuk
yang signifikan antara posisi tidur semi memulai tidurnya bahkan dapat terbangun
fowler dengan kualitas tidur. Hasil dimalam hari karena nyeri kepala dan nyeri
penelitian ini menunjukkan bahwa posisi bagian tubuh yang lainnya.
semifowler yang tepat akan mempengaruhi Pada penelitian ini 34 responden
kualitas tidur klien, posisis elevasi kepala mengalami kualitas tidur yang buruk, salah
30 derajat yang tepat untuk mengatasi satunya akibat dari faktor lingkungan,
pasien dengan gangguan kualitas tidur. seperti pencahayaan yang terlalu terang,
Pemberian elevasi kepala 30 derajat ruangan bangsal yang ramai pengunjung
menggunakan gaya gravitasi untuk menimbulkan suara berisik yang
membantu pernafasan, sehingga oksigen mengganggu tidur pasien, dan tindakan
yang masuk kedalam paru paru akan lebih keperawatan yang dilakukan dimalam hari.
optimal sehingga pasien dapat bernafas Lingkungan fisik tempat seseorang tidur
lebih lega dan akan mengurangi ketidak berpengaruh penting pada kemampuan
143
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
144
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
145