Anda di halaman 1dari 7

BLOK 13

Skenario 1
Seorang pasien berusia 40 tahun datang ke RSGM, dengan gigi depan bawah goyah dan
terasa sakit bila digunakan untuk makan. Hasil anamnesa menunjukkan pasien menderita
penyakit kencing manis hasil pemeriksaan satu tahun yang lalu dan saat ini belum tahu
berapa hasil pemeriksaan gula darahnya. Pasien merasa gigi goyah sejak 5 bulan yang lalu
dan setiap gosok gigi berdarah. Pasien belum pernah ke dokter gigi. Ayah pasien menderita
penyakit kencing manis dan ibu menderita penyakit darah tinggi. Pemeriksaan intra oral
menunjukkan kalkulus pada permukaan lingual gigi depan bawah, rata-rata kedalaman
poket periodontal 4-5 mm dan gigi goyah derajat 2. Hasil radiografi menunjukkan adanya
resorbsi horizontal alveolar crest.

 DIAGNOSIS

Setelah dilakukan pemeriksaan tadi, ditemukan adanya karang gigi (kalkulus) yang
merupakan tumpakan sisa makanan yang sudah mengeras pada bagian dalam gigi depan
rahang bawah ibu. Kondisi ini bisa disebabkan karena kurangnya kebersihan rongga mulut
dan pada kondisi ibu ini juga bisa disebabkan karena adanya penyakit penyerta seperti
kencing manis (DM) yang memperparahnya. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan
terbentuknya kantung yang cukup dalam serta gigi-gigi ibu goyah. Dalam kedokteran gigi,
penyakit ini disebut Periodontitis chronic associated with systemic diseases ( Diabetes
Mellitus) .

 PERAWATAN

Untuk perawatannya, ibu harus cek lab terlebih dahulu dulu untuk mengetahui DM dan
tekanan darah tingginya. Lalu saya akan rujuk ke dokter untuk melakukan kontrol DM dan
tekanan darah (jika ada). Setalah kondisi normal, perawatan akan dilanjutkan dengan
scalling dan root planning serta polishing, serta splinting untuk gigi yang goyah. Agar
kegoyahan gigi dan gusi yang berdarah tidak bertambah parah dengan menjaga gula darah
dalam batas normal dan menjaga kebersihan rongga mulut agar kuman tidak berkembang
dengan cepat.

Srp : memperbaiki kesehatan gusi dengan menghilangkan penyebab radang gusi karena
karang gigi

Treatment planning :
 Sebelum melakukan perawatan lebih lanjut, dokter gigi harus meminta pasien ini untuk
mengecek darah pasien di lab untuk mengetahui penyakit DMnya ataupun tekanan
darah tinggi (jika ada).
 Lalu pasien ini dirujuk ke dokter umum atau spesialis terlebih dahulu untuk mengontrol
penyakit DMnya ataupun tekanan darah tinggi (jika ada).
 Setelah DM dan tekanan darah tinggi (jika ada) sudah terkontrol, maka perawatan yang
dapat dilakukan :
 Scaling dan root planning lalu polishing, baik supragingiva maupun subgingigva.
 Splinting pada gigi goyah derajat 2.
 Kontrol.

Catatan :

ada dokter yang bilang untuk pertemuan pertama boleh dilakukan scaling tapi hanya bagian
supragingiva saja. Tapi, ada juga yang tidak melakukan tindakan sama sekali untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

 EDUKASI :

-sikat gigi 2x sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur

-rajin konsumsi buah dan sayur

-datang ke dokter gigi rutin 6 bulan sekali

-mengurangi makanan/minuman yang terlalu panas/dingin

-mengurangi makanan/minuman yang manis (rendah gula)

-olahraga 3x seminggu selama 30 menit,

-mengurangi stress

Scenario 2
Pasien berusia 55 tahun datang dengan mengeluhkan adanya pembengkakan gingiva, tidak
ada kegoyahan pada gigi, gusi memerah dan berdarah, stipplingnya menghilang.

PMH :

- Sedang mengonsumsi obat tidak !!

dx : enlargement gingival  suatu peradangan pada gusi yang ditandai dengan ukuran gusi
yang bertambah besar yang disebabkan karena plak bakteri dan karena konsumsi obat
hipertensisehingga menyebabkan pembuluh darah jadi meelebar untuk menurunkan
tekanan darahnya yg tinggi
Etio: ohi buruk , obat, plak, defisiensi vit.C, masa pubertas dan kehamilan, penyakit sistemik
DM, epulis, tumor benigna dan maligna

TP:

- KIE
- Rujuk ke drg umum untuk mengontrol gula darah dan tekanan darah
- kunjungan 2  scaling dan root planning
- gingivektomi
- medikasi
- control perawatan

Edukasi :

- Menjaga kebersihan rongga mulut


- Sikat gigi 2x sehari
- Control ke drg 6 bulan sekali

STASE 2

Prosedur gingivektomi :
Tahapan :

Jangan lupa cuci tangan menurut WHO dan menggunakan APD

a. Sudah dilakukan srp dan melihat skor plak (<10%)


b. Asepsis daerah kerja dengan Povidone Iodine menggunakan cotton ball
c. Anestesi(menggunakan sitojek) teknik infiltrasi lokasi pada lipatan mukosa bukal dan
sublingual
d. Melakukan Bleeding Point menggunakan probe periodontal pada 3 sisi(mesial, distal, dan
midline) atau Menandai poket dengan poket marker
e. Insisi eksternal bevel dengan sudut angulasi alat 45° pisau kirkland untuk daerah vestibular
f. Insisi eksternal bevel dengan sudut angulasi 45° menggunakan pisau orban untuk daerah
interdental
g. Melakukan Scaling dan Root Planning ataupun kuretase, Permukaan akar harus diperiksa
untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dengan cara alat kuret bagian yang tajam
menghadap ke permukaan akar dan permukaan akar dihaluskan (root planning).
h. Gingiva dapat dirampingkan dan dibentuk ulang kembali menggunakan skapel dan gunting
kecil dan pisau Kirkland (Gingiovoplasty)
i. Kasa steril dapat ditempatkan di atas luka untuk mengontrol perdarahan sehingga dapat
dipasang dressing periodontal pada daerah luka yang relative sudah cukup kering.
j. Dressing periodontal menggunakan periodontal pack untuk menutupi luka shg tidak ada
kontaminasi bakteri
k. Medikasi dengan analgesic, antibiotic Dan antiinflamasi
Control  Dressing dibuka setelah 1 minggu. Luka diirigasi dengan air salin. Bila luka belum
terepitelisasi dengan baik dan masih rentan, maka dressing yang baru dipasang selama 1 minggu
lagi.

Stase 3
Kasus : ada ibu ibu sambat giginya mudah berdarah. Kondisi hamil 5 bulan. OHI 6 PI 4,5
beberapa gigi dicabut gigi 27 karies profunda beberapa elemen gigi mengalami karies.
Verbalkan semua!!!!
1. Diagnosis kasus : gingivitis gravidarum atau gingivitis kehamilan
2. Etiologi utama : plak
3. Faktor predisposisi local : karies, gigi bercelah dan kehilangan gigi
4. Faktor predisposisi sistemik (jelaskan) :
- kehamilan saat hamil terjadi perubahan/kenaikan hormon progesteron sehingga
menyebabkan bakteri plak lebih berisiko menginfeksi gingiva
- Perubahan hormon juga menyebabkan peningkatan aliran darah pada tubuh yang
membuat jaringan di sekitarnya menjadi lunak. Alhasil, ibu hamil lebih mudah
mengalami gusi berdarah terutama ketika menggosok gigi. Peradangan pada gusi
akan meningkat pada saat kehamilan menginjak trimester kedua.
5. Treatment planning : KIE, control ke dokter kandungan, dilakukan scaling jika
memungkinkan dan penambalan untuk kariesnya
6. Cara menjaga kebersihan mulut dan kesehatan jaringan periodontal :
- penuhi nutrisi selama hamil
- sikat gigi 2x sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
- membersihkan sela sela gigi menggunakan dental floss
- kurangi makanan manis

BLOK 10
Stase 1 – Komunikasi

Skenario 1
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke dokter gigi mengeluhkan mulitnya penuh
dengan ebrcak-bercak putih. Pemeriksaan ekstra oral pada wajah, kuku jari tangan, dan kai
tampak pucat. Pemeriksaan intra oral spt gambar. Selain itu lesi yang sam diemukan pada
mukosa pipi, bibir, dan lidah. Mukosa mulut tampak pucat.

1. Perkenalan

Nama, usia, alamat, pekerjaan.

2. Anamnesis

a. CC
Ada keluhan apa?

b. PI

- Bisa diceritakan awal mulanya?

- Apakah sakit?

- Lokasinya di bagian mana?

- Sudah berapa lama?

- Apakah mengganggu makan, tidur, atau berbicara?

- Apakah sebelumnya pernah mengalami kondisi serupa?

- Apakah sudah diperiksakan ke dokter gigi terkait keluhannya?

c. PDH

- Dalam sehari sikat gigi berapa kali? Kapan saja?

- Apakah menggunakan mouth wash?

- Apakah sebelumnya sudah pernah ke dokter gigi? (kalau sudah, untuk perawatan
apa?)

d. PMH

- Apakah dalam satu tahun terakhir pernah dirawat di rumah sakit? (kalau pernah,
karena sakit apa?)

- Apakah ada alergi makanan atau obat tertentu?

- Apakah sedang mengonsumsi obat rutin?

- Apakah punya riwayat penyakit sistemik seperti jantung, darah tinggi, atau
diabetes?

e. FH

- Apakah dari ayah, ibu, saudara kandung, atau keluarga ada yang pernah memiliki
keluhan serupa?

- Apakah dari ayah, ibu, atau saudara kandung ada yang memiliki penyakit sistemik
seperti jantung, darah tinggi, atau diabetes?

f. SH

- Apakah rutin mengonsumsi buah dan sayur?


- Apakah anda merokok? Alcohol?

- Bagaimana konsumsi air putihnya? Sehari berapa gelas?

3. Review

4. Melakukan pemeriksaan

- Apakah saya diizinkan melakukann pemeriksaan?

- Baiklah, saya periksa dahulu, bismillah...

- Alhamdulillah, sudah selesai

5. Diagnosis

Setelah dilakukan pemeriksaan, terlihat adanya bercak putih di mukosa palatumnya.


Diagnosisi untuk kasus ini adalah oral candidiasis atau oral thrush yaitu kondisi dimana
terjadinya infeksi jamur candida albicans yang berakumulasi pada mukosa mulut.

6. Perawatan

Dapat diberikan obat anti jamur, jika lokasi bercak hanya sedikit maka bisa diberikan obat
oles saja. Jika, lokasi bercak menyebar di seluruh permukaan mukosa mulut maka
diberikan obat kumur.

7. Edukasi

- Sikat gigi dua kali sehari

- Control ke dokter gigi

- Menghindari rokok dan alcohol

- Menjaga pola hidup

Skenario 2
PHGS
 Primary herpatic gingivo stomatitis : penyakit pada rongga mulut berupa infeksi yang
ditandai adanya ulcer di rongga mulut dan disertai adanya demam. Untuk phgs ini bisa
sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10-14 hari
Etiologi : virus herpes simpleks tipe 1
Factor yang memperparah : stress dan penurunan imun
Tp : medikasi  pemberian obat kumur benzydamine dan multi vitamin, control perawatan
Edukasi :
-istirahat cukup
- Kurangi stress
-

Anda mungkin juga menyukai