MUDHARABAH
KELOMPOK 8
NAMA : M.HAFID
CAMELIA
Puji dan syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini.
Sesuai dengan sifat keterbatasan manusia, Kami menyadari bahwa Makalah yang disusun ini
masih banyak kekurangan, Walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam
membuat ini dan untuk itu pula kami mengharapkan saran serta kritikan dari semua pihak
baik dari Bapak dosen atau pembaca dari makalah ini.
Dan harapan kami mudah-mudahan makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan sebagai akhir kata, Kami mengucapkan
terima kasih.
Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................3
C. TUJUAN MAKALAH..............................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN AL-MUDHARABAH......................................................................................4
B. JENIS-JENIS AL-MUDHARABAH.........................................................................................4
C. LANDASAN SYARI’AH AL-MUDHARABAH.....................................................................6
D. APLIKASI MUDHARABAH DALAM PERBANKAN...........................................................7
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUDHARABAH.......................................9
F. CONTOH KASUS.....................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
Kesimpulan......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya bank syari’ah maka propogandanya dikatakan sebagai bank bagi
hasil. Hal ini dilakukan untuk membedakan bank syari’ah dangan bank konvensional
yang beroperasional dengan sistem bunga. Namun praktik bank syari’ah belum
sepenuhnya menggunakan sistem bagi hasil. Karena selain sistem bagi hasil masih
ada sistem jual beli, sewa menyewa. Dengan demikian, bank syari’ah memiliki ruang
gerak produk yang lebih luas dibandingkan dengan bank konvensional.
Dalam operasional bank Syariah, mudharabah merupakan salah satu bentuk
akad pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabahnya. Sistem dari mudharabah
ini merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Dalam penentuan kontraknya, harus dilakukan diawal ketika akan memulai akad
mudharabah tersebut.
Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi
operasional bank syari’ah secara keseluruhan. Secara syari’ah prinsip berdasarkan
pada kaidah mudharabah akan berfungsi sebagai mitra baik dengan penabung
demikian juga dengan pengusaha yang meminjam dana.
Dalam kontrak mudharabah ini, mudharib (si pengelola) harus menjalankan
kewajibannya menjalankan usaha dengan cara sebaik-baiknya. Dalam menjalankan
usaha, harus jelas dan sesuai dengan prisip syariah. Maka dari itu penulis ingin lebih
jauh mengetahui bagaimana jalannya system pembiayan ini (mudharabah) dalam
suatu operasional bank syariah secara jelas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian mudharabah
2. Jenis-jenis al-mudharabah
3. Landasan syariah al-mudharabah
4. Aplikasi mudharabah dalam perbankan
5. Fakor-faktor yang mempengaruhi mudharabah
C. TUJUAN MAKALAH
Makalah ini dibuat dengan tujuan selain memenuhi tugas kuliah dan dengan
tujuan agar Mahasiswa mengetahui apa itu Mudharabah, Rukun dan Syarat
Mudharabah, Pembatalan Mudharabah dan lain lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AL-MUDHARABAH
Pada umumnya kata mudharabah berasal dari kata dharb, yang berarti
memukul atau berjalan. Pengertian dari memukul atau berjalan diatas yang
maksudnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan
usahanya.
Sedangkan pengertian mudharabah yang secara teknis adalah suatu akad kerja
sama untuk suatu usaha antara dua belah pihak dimana pihak yang pertama ( shahibul
maal ) menyediakan seluruh modalnya dan sedangkan pihal yang lain menjadi
pengelolanya. Keuntungan dari usahanya tersebut secara Mudharabah akan dibagi
hasilnya menurut kesepakatan yang telah disepakati pada perjanjian awal, dan apabila
usaha tersebut mengalami kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh
pihak pemodal selama kerugian tersebut bukan disebabkan kelalaian pengelola modal.
Dan jika kerugian tersebut disebabkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola
modal, maka pengelola modal yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang telah
dialaminya.
Pengertian mudharabah secara definisi adalah suatu bentuk perniagaan di
mana pemilik modal ( shahibul maal ) menyetorkan modalnya kepada seorang
pengusaha yang sering disebut dengan ( mudharib ), untuk diniagakan dengan
keuntungan yang akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah
pihak sedangkan terdapat kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal jika
disebabkan olehnya, dan jika disebabkan oleh pengelola modal maka pengelola modal
yang harus menanggung kerugian tersebut.
Pada hakikatnya pengertian dari mudharabah adalah suatu bentuk kerja sama
antara shohibul maal dan mudhorib, dimana dana 100% dari shohibul maal.
Sedangkan mudhorib hanya sebagai pengelola yang keuntungannya akan dibagi
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati di awal.
Mudharabah adalah salah satu akad kerja sama kemitraan berdasarkan prinsip
berbagi untung dan rugi (profit and loss sharing principle), dilakukan sekurang-
kurangnyaoleh dua pihak, dimana yang pertama memiliki dan menyediakan modal,
disebut shohibul maal, sedang ke dua memiliki keahlian dan bertanggung jawab atas
pengelolaan dana / menejemen usaha halal tertentu, disebut mudhorib.
B. JENIS-JENIS AL-MUDHARABAH
Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu
1. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara penyedia modal
(shahibul maal) dan pengelola modal (mudharib) yang cakupannya sangat luas
dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah yang akan
digunakan untuk usahanya.
2. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah atauspecified mydharabah adalah kebalikan dari mudharabah
muthlaqah, yaitu mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, dan tempat
usahanya. Dengan adanya pembatasan tersebut seringkali mencerminkan
kecenderungan umum shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usahanya.
a. Standar moral
Terdapat anggapan bahwa standar moral ynag berkembang di
kebanyakan komunitas muslim tidak memberi kebebasan penggunaaan
bagi hasil sebagai mekanisme investasi.
b. Ketidakefektifan modal pembiayaan bagi hasil
Pembiayaan bagi hasil (mudharabah) tidak menyediakan berbagai
macam kebutuhan pembiayaan dari ekonomi kontemporer.
c. Berkaitan dengan para pengusaha
Keterkaitan bank dengan pembiayaan sistem bagi hasil untuk
membantu perkembangan usaha lebih banyak melibatkan pengusaha
secara langsung daripada sistem lainnya pada bank konvensional. Bank
syari’ah memerlukan informasi yang lebih rinci tentang aktivitas bisnis
yang dibiayai dan besar kemungkinan pihak bank turut mempengaruhi
setiap pengambilan keputusan bisnis mitranya.
d. Dari segi biaya
Pemberian pembiayaan berdasrkan sistem bagi hasil memerlukan
kewaspadaan yang lebih tinggi dari pihak bank.
e. Segi teknis
Problem teknis menyangkut penggunaan sistem bagi haasil
berkaitan dengan pihak bank, nasabah, perhitungan keuntungan.bank
membutuhkan pengetahuan yang luas mengenai perilaku aktivitas
ekonomi yang berguna untuk memprediksi keuntungan. Dari sisi nasabah,
kebutahurufan masih menyelimuti dunia muslim.
f. Kurang menariknya sistem bagi hasil dalm aktivitas bisnis
Dalam dunia bisnis dan industri, biaya yang dikeluarkan dari dana-
dana yang diperoleh berdasarkan sistem bagi hasil tidak diketahui secara
pasti.
a. Faktor Langsung
Diantara faktor-faktor langsung yang mempengaruhi perhitungan bagi
hasil adalah investment rate, jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil
(profit sharing ratio).
a. Investment rate merupakan presentase actual dana yang diinvestasikan dari
total dana, jika bank menentukan investment rate sebesar 80 %, hal ini
berarti 20% dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas.
b. Jumlah dana yang trsedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana
dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode dibawah
ini:
c. Rata-rata saldo minimum bulanan
b. Rata-rata total saldo harian.
Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk
diinvestasikan akan menghasilkan jumlah dana actual yang digunakan.
c. Nisbah (profit sharing ratio)
1) Salah satu ciri mudharabah adalah nisbah yang hasur ditentukan dan disetujui
pada awal perjanjian;
2) Nisbah antara satu bank dengan bank lainnya dapat berdeda;
3) Nisbah juga dapat berdeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalkan
saja deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan;
4) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan account lainnya sesuai
dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
d. Faktor Tidak Langsung
Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi bagi hasil, yaitu:
1. Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah
a) bank dan nasabah melakukan share dalam dalam pendapatan dan biaya,
pendapatan yang akan dibagi hasilkan merupakan pendapatan yang
diterima dikurangi biaya-biaya;
2. jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.
a) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akuntansi)
bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya
aktivitas yang diterapkan, terutama sehubungan dengan pengakuan
pendapatan dan biaya.
F. CONTOH KASUS
1. Contoh kasus perhitungan dalam bank syari’ah, yaitu:
Bapak Kevin mempunyai deposito Rp 10.000.000, dalam jangka waktu
1 bulan (1 Desember 2001 – 1 Januari 2002), dan nisbah bagi hasil antara
nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang diperoleh untuk
deposito 1 bulan per 31 Desember 2001 adalah Rp 20.000.000 dan rata-rata
deposito jangka waktu 1 bulan adalah Rp 950.000.000, berapakah keuntungan
yang harus diperoleh oleh bapak Kevin?
Jawab:
Keuntungan yang diperoleh bapak Kevin adalah:
(Rp 10.000.000 : Rp 950.000.000) x Rp 20.000.000 x 57% = Rp 120.000
Kesimpulan
A. Mudharabah adalah salah satu bentuk akad pembiayaan yang akan di berikan kepada
nasabah dalam suatu Bank. secara umum Mudharabah terbagi kepada dua jenis,
yaitu: Mudharabah Muthlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.
Ilmi, makhalul SM. Teori dan praktek lembaga mikro keuangan syari’ah. 2002. Yogyakarta:
UII press.
Drs, Muhammad.M.Ag. Manajemen Bank Syari’ah. 2005. Yogyakarta, (UPP) AMPYKPN
Muhammad. Manajemen pembiayaan bank syari’ah. 2005. Yogyakarta: akademi manajemen
perusahaan YKPN
Syafi’I Antonio, Muhammad. Bank Syari’ah: dari teori ke praktik.2001Jakarta : gema insani
press
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institute Bankir Indonesia. “Bank Syari’ah: Konsep,
Produk dan Implementasi Operasional bank syari’ah”. 2002. Jakarta: Djambatan