Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak menggunakan kata-

kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku

sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau

perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu

dinamakan kalimat.

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat

dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari

beebrapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing kalimat dasar

tersebut kita kembangkan, yang perkembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah

yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar kalimat sesuai

dengah kaidah yang berlaku

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kalimat?

2. Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat?

3. Apa saja yang termasuk pola kalimat?

1
4. Apa saja yang termasuk jenis kalimat?

5. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kalimat

2. Untuk mengetahui unsu kalimat

3. Untuk mengetahui pola kalimat

4. Untuk mengetahui jenis kalimat

5. Untuk mengetahui kalimat efektif

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat

Kalimat adalah kumpulan kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat

pun dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa.Kalimat menurut Soelistyowati

(2015) adalah bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara

kebahasaan.

Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh

intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi

bunyi.Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah kalimat ditandai dengan adanya berbagai tanda

baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus seperti apa dibaca.

Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri

sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;

klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan

gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; Jawaban minimal,

seruan, salam, dan sebagainya.

Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002) adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud

lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam

ragam resmi baik lisan dan tulisan harus memiliki subjek dan predikat.

3
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-mat/ adalah:

(1) kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;

(2) perkataan; linguistic

(3) satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara

aktual maupun potensial terdiri atas klausa.

2.2 Unsur Kalimat

Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri setidaknya

terdiri atas unsur subjek dan predikat.

Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.

1. Subjek

Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang, hewan,

benda, sapaan, dan lain-lain.

Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:

Gina adalah teman kami.

Ayah kami sedang lomba memancing.

Subjek memiliki delapan ciri sebagai berikut.

a. Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat berikut, “Ilmu

kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi”.

4
b. Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata sambung) karena kata tugas

mengubah fungsi nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa kata benda

yang diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu kehutanan membahas mengenai

kelestarian pepohonan di hutan.”

c. Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal sebagai suara

burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.”

d. Subjek bukan kata ganti tanya.

e. Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya diikuti artikel

ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”

f. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.

g. Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah tersangka tidak

bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”

h. Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.

2. Predikat

Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun dituliskan oleh

pihak pertama.

Contoh dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.

Merokok membahayakan kesehatan.

Keladi itu tumbuhan.

5
Ciri-ciri predikat dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:

a. Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.

b.Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna, sebagai contoh “Sektor

kehutanan berkembang secara fluktuatif.”

c. Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan (preposisi),

atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa jenis kalimat tunggal.

d. Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya agar kalimat menjadi

lebih lengkap.

e. Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya bagaimana.

f. Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut “Tertawalah ia pada saat

malam itu.”

3. Objek

Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.

Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif, memperjelas

makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran dalam kalimat.

Ciri-ciri objek adalah

a. Objek berada di samping kanan predikat tanpa disisipi kata, kecuali pada kalimat pasif.

Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut, “ITB mengadakan langkah-langkah pelestarian alam

di sekitar kampus.”

6
b. Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda, contohnya “Tingkat pendidikan

petani yang rendah menyebabkan penguasaan teknologi”

c. Objek dapat berpindah posisi menjadi subjek bila predikatnya diubah menjadi pasif, contohnya

“Pemerintah dapat menciptakan kondisi yang kondusif” menjadi “Kondisi yang kondusif dapat

diciptakan oleh pemerintah.”

d. Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada kalimat berikut

“Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi”, sedangkan contoh kalimat

objek tersurat adalah sebagai berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan oleh Panwaslu ke

Mahkamah Konstitusi.”

e. Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.

4. Pelengkap

Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap dalam

sebuah klausa.

Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat lainnya seperti subjek, predikat, objek, dll agar

kalimat tersebut dapat berdiri sendiri.

Ciri-ciri pelengkap adalah

a. Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.

b. Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif. Contoh pada kalimat yang

mengandung verba semitransitif adalah “Hal itu merupakan masalah besar.” Contoh pada

kalimat yang mengandung verba dwitransitif adalah “Pak Wirya menugasi mahasiswa membuat

desain.”

7
c. Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.

d. Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).

5. Keterangan

Keterangan adalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk memperjelas kalimat.

Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah informasi pada kalimat yang akan disajikan

sehingga komunikasi mudah dipahami.

Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat ditemukan terutama

dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu,

sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah

a. Letaknya bisa berpindah-pindah. Misalnya “Hari ini kami akan praktik lapangan ke hutan”

menjadi “Kami akan praktik lapangan hari ini ke hutan.”

b. Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah kalimat.

c. Biasanya, kata atau kelompok kata didahului kata depan.

2.3 Pola Kalimat

Sebelumnya, kita sudah mengetahui ciri-ciri kalimat dalam bahasa Indonesia, serta unsur-

unsur kalimat dalam bahasa Indonesia. Kali ini, kita akan mengetahui beberapa pola dasar yang

terkandung dalam setipa jenis-jenis kalimat. Dengan mengetahui pola dasar dalam suatu kalimat,

maka kita akan mengetahui seperti apa kalimat terbentuk dan bagaimana cara kita membentuk

8
atau membuat suatu kalimat. Adapun pola kalimat dasar beserta contohnya adalah sebagai

berikut.

1. S-P

Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana. Sebab, pola ini hanya berupa

subjek (S) dan predikat (P) saja. Adapun beberapa contoh kalimat yang menggunakan pola ini

adalah sebagai berikut.

 Ayah Bekerja. (S= Ayah, P= bekerja)

 Petani bercocok tanam. (S= Petani, P= bercocok tanam )

 Ibu Guru sedang mengajar. (S= Ibu Guru (subjek berbentuk frasa nomina), P= sedang

mengajar)

2. S-P-O

Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya dipakai pada contoh

kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif transitif. Adapun bebrapa contoh kalimat

dengan pola ini adalah sebagai berikut:

 Ibu menanak nasi. (S= Ibu, P= menanak, O= nasi)

 Adik sedang memainkan piano. (S= adik, P= sedang memainkan, O= piano)

 Anak-anak sedang mengerjakan soal-soal ujian. (S= anak-anak, P= sedang

mengerjakan, O= soal=soal ujian)

3. S-P-Pel

9
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap (Pel). Biasanya, pola ini

digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif intransitif, contoh kalimat deklaratif

semitransitif, kalimat aktif intransitif, dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contoh:

 Tubuhnya berlumuran keringat. (S= tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat)

 Langit malam ini bertaburan bintang-bintang. (S= langit malam ini, P= bertaburan, Pel=

bintang-bintang)

 Anak-anak sedang bermain layang-layang. (S= anak-anak, P= sedang bermain, Pel=

layang-layang)

4. S-P-K

Merupakan pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan Keterangan (K). Pola ini

biasanya dapat dijumpai pada kalimat deklaratif aktiif intransitif dan kalimat aktif intransitif.

Adapun contoh pola ini adalah sebagai berikut:

 Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di lapangan)

 Burung-burung bersahutan di pagi hari. (S= burung-burung, P= bersahutan, K= di pagi

hari)

 Paman sedang bercukur dengan menggunakan pisau cukur. (S= Paman, P= sedang

bercukur, K= dengan menggunakan pisau cukur)

5. S-P-O-K

Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di masyarakat. Sebagaimana

yang telah diketahui, bahwa pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan

keterangan (K). Adapun contohnya adalah sebagai berikut:

10
 Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S= Ibu, P= membeli, O= sayur-sayuran,

K= di pasar tradisional)

 Dimas mengerjakan tugas sekolah dengan sungguh-sungguh. (S= Dimas, P=

mengerjakan, O= tugas, K= dengan sungguh-sungguh)

 Para petani menanam padi di pagi hari. (S= para petani, P= menanam, O= padi, K= di

pagi hari)

6. S-P-O-Pel

Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel). Adapun

contohnya adalah sebagai berikut:

 Ibu membelikan adik pakaian baru. (S= Ibu, P= membelikan, O= adik, Pel= pakaian

baru)

 Adik membelikan kucingnya makanan kucing. (S= Adik, P= membelikan, O= kucingnya,

Pel= makanan kucing)

7. S-P-Pel-K

Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (Pel), dan keterangan (K).

Contoh:

 Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S= tubuhnya, P=

berlumuran, Pel= keringat, K= karena bekerja keras seharian)

 Anak-anak bermain bola di tanah lapang. (S= anak-anak, P= bermain, Pel= bola, K= di

tanah lapang)

8. S-P-O-Pel-K

11
Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena semua unsur kalimat

terkandung di dalamnya. Contoh:

 Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu kemarin. (S= Ibu, P= membelikan,

O= adik, Pel= sepatu baru, K= pada hari Minggu kemarin)

 Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya sendiri. (S= adik, P=

membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing, K= dengan uang sakunya sendiri)

2.4 Jenis Kalimat

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 4 yaitu dilihat dari

bentuknya, dilihat dari tata bahasa modernnya, dilihat dari fungsi subjeknya, dan dilihat dari

maknanya. Jenis jenis kalimat berdasarkan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu

kalimat majemuk dan kalimat tunggal. Untuk jenis kalimat berdasarkan fungsi subjeknya dapat

dibagi menjadi kalimat aktif dan kalimat pasif. Jenis jenis kalimat berdasarkan maknanya dapat

dibagi menjadi kalimat tanya, kalimat berita, kalimat perintah, kalimat emfatik maupun kalimat

seru. Sedangkan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia menurut tata bahasa modernnya dapat

dibagi menjadi kalimat minor dan kalimat mayor. Berikut penjelasan masing masing jenis

kalimat beserta contohnya:

Jenis Jenis Kalimat Dalam Bahasa Indonesia Beserta Contohnya

1. Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuknya

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang pertama dapat dilihat berdasarkan

bentuknya. Menurut bentuknya jenis kalimat bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi kalimat

12
majemuk dan kalimat tunggal. Setiap jenis kalimat ini memiliki pengertian dan ciri ciri masing

masing.

a. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal ialah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang hanya memiliki satu struktur

Subjek Predikat maupun satu klausa. Kalimat tunggal tersusun dengan rapi dan baik dengan inti

maupun tanpa inti. Kalimat ini juga dapat disebut kalimat nomina karena susunannya ditata

menggunakan frasa adjective maupun frasa nomina yang menjelaskan mengenai susunan subjek

dan predikatnya. Apabila susunan subjek dan predikatnya panjang ataupun gabungan keduanya

panjang maka dapat disebut dengan kalimat verbal atau kalimat tunggal berpredikat verba. Jenis

jenis kalimat tunggal berpredikat verba dapat dibagi menjadi tiga yaitu verba semitransitif, verba

transitif maupun verba intransitif. Berikut penjelasan jenis jenis kalimat verbal:

 Kalimat transitif ialah sebuah kalimat yang memiliki objek. Jenis kalimat ini dapat dibagi

lagi menjadi kalimat dwitransitif maupun kalimat ekatransitif. Kalimat Ekatransitif

merupakan sebuah kaimat yang hanya memiliki satu objek. Misalnya Ina bermain bola(Ina =

S, bermain = P, bola = O). Sedangkan kalimat Dwitransitif merupakan kalimat yang

memiliki dua objek. Misalnya Ibu membuatkan Ayah makanan(Ibu = S, membuatkan = P,

Ayah = O, makanan = Pelengkap).

 Kalimay Intransitif ialah jenis jenis kalimat tunggal yang tidak memiliki objek maupun tidak

memiliki pelengkap. Namun seperti kalimat tunggal lainnya, jenis kalimat ini juga diikuti

13
dengan kata keterangan. Maka kalimat intransitif memiliki struktur pola S-P-K. Contohnya

Kakek makan di dapur. (kakek = S, makan = P, di dapur = K)

 Kalimat semitransitif ialah jenis kalimat tunggal yang tidak memiliki objek namun memiliki

pelengkap. Contohnya Pak Joko menjadi ketua RT. (Pak Joko = S, menjadi = P, ketua RT =

Pelengkap)

b. Kalimat Majemuk

Jenis jenis kalimat dalam bahasa indonesia selanjutnya ialah kalimat majemuk. Kalimat ini

juga termasuk kedalam jenis kalimat berdasarkan bentuknya. Kalimat majemuk merupakan

sebuah kalimat yang memiliki susunan klausa dua atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibagi

menjadi beberapa jenis yaitu kalimat majemuk bertingkat maupun kalimat majemuk setara.

Berikut penjelasan masing masing jenis kalimat majemuk.

1). Kalimat Majemuk Setara

Jenis jenis kalimat majemuk yang pertama ialah kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk

setara ialah sebuah kalimat yang tersusun oleh dua klausa yang saling berkaitan secara setara.

Kalimat kalimat yang setara tadi disebut kalimat utama. Hubungan klausa satu dengan klausa

yang lain dikaitkan menggunakan koordinator atau kata penghubung. Maka dari itu kalimat

majemuk setara dapat disebut kalimat gabung atau kalimat koordinasi. Kesetaraan dalam klausa

tersebut dapat digambarkan menjadi sebuah pola:

Kalimat majemuk dapat dibagi lagi menjadi tiga yaitu:

 Kalimat Majemuk Setara dengan Penjumlahan. Jenis jenis kalimat majemuk setara yang

pertama memiliki hubungan yang hampir sama dengan penjumlahan. Dalam kalimat ini

14
menggunakan kata penghubung serta, baik, maupun, dan, atau. Apabila dilihat dari jenis

hubungan penjumlahannya maka dapat dijelaskan sebagai sebab akibat, urutan waktu,

perluasan maupun pertentangan.

 Kalimat Majemuk Setara dengan Memilih. Jenis jenis kalimat majemuk setara adapula yang

hampir sama dengan hubungan pilihan. Dalam kalimat ini menggunakan kata penghubung

atau. Misalnya Mereka dapat memakan buah ini atau minum jus buah itu.

 Kalimat Majemuk Setara dengan Perlawanan. Kalimat ini merupakan jenis jenis kalimat

majemuk yang memiliki hubungan dengan perlawanan. Hubungan kalimat tersebut ditandai

dengan kata penghubung tetapi. Kalimat majemuk setara yang mempunyai hubungan dengan

perlawanan memiliki makna penguatan. Misalnya Riko belum selesai kuliah tetapi berhasil

mendirikan usahanya dengan omset jutaan rupiah.

2). Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis jenis kalimat majemuk selanjutnya ialah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat

majemuk bertingkat ini masih termasuk kedalam jenis kalimat tunggal dalam bahasa Indonesia.

Kalimat majemuk bertingkat ialah jenis kalimat tunggal yang diperluas menjadi sebuah klausa

yang baru. Klausa satu dengan klausa lain dihubungan dengan subordinator. Maka dari itu

kalimat ini juga memiliki nama lain yaitu kalimat kompleks atau kalimat subordinasi. Klausa

satu dengn klausa lain dalam kalimat majemuk bertingkat ini dapat disusun dengan pola:

subordinasi - anak kalimat/klausa sematan - Klausa 1/Kalimat utama

atau

Klausa 1/Kalimat utama - subordinasi - anak kalimat/klausa sematan

15
Jenis jenis kalimat majemuk bertingkat ini juga menggunakan kata sambung misalnya:

 Sehabis/Sebelum : kata penghubung yang menyatakan urutan waktu.

 Sejak : kata penghubung yang menyatakan ikatan awal.

 Ketika/Sewaktu : kata penghubung yang menyatakan persamaan waktu.

 Jika/Andaikan/Kalau : kata penghubung yang menyatakan syarat.

 Sampai/Hingga : kata penghubung yang menyatakan waktu kehadiran.

 Biarpun/Walaupun/Meskipun/Kendatipun : kata penghubung yang menyatakan perlawanan.

 Agar/Supaya : kata penghubung yang menyatakan tujuan.

 Baca juga : 18 Contoh Kata Serapan dan Penggunaan Dalam Kalimat

 Karena/Sebab : kata penghubung yang menyatakan penyebab kejadian.

 Maka/Akibatnya/Sehingga/Sampai sampai : kata penghubung yang menyatakan akibat

kejadian.

 Ibarat/Seperti : kata penghubung yang menyatakan perbandingan.

 Padahal : kata penghubung yang menyatakan kenyataan.

 Maka : kata penghubung yang menyatakan hasil.

 Seolah olah/Seakan akan : kata penghubung yang menyatakan penyangkalan.

 Yang : kata penghubung yang menyatakan keterangan dan atribut.

 Apa/Bahwa : kata penghubung yang menyatakan penjelasan.

2. Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi berdasarkan fungsi subjeknya.

Berdasarkan fungsi subjeknya maka kalimat bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi kalimat aktif

16
maupun kalimat pasif. Kalimat aktif merupakan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang

subjeknya melakukan tindakan. Contohnya Adik menulis buku, Ayah memperbaiki sepeda, Ibu

memasak sayur. Sedangkan kalimat pasif merupakan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang

subjeknya dikenakan tindakan. Contohnya : Buku ditulis Adik, Sepeda diperbaiki Ayah, Sayur

dimasak Ibu. Kalimat aktif dan kalimat pasif berkaitan dengan bentuk verba yang digunakan,

jenis verba yang berguna sebagai predikat serta berkaitan dengan subjek dan objek.

Jenis jenis kalimat pasif masih memiliki hubungan perubahan dengan kalimat aktif transitif.

Hal tersebut dapat terjadi karena :

 Predikat yang memiliki imbuhan Me- diganti dengan Di-, serta apabila tokoh melakukan

pronomina pertama dan kedua maka verbanya tidak diberikan imbuhan Me-.

 Terdapat penambahan kata oleh pada tokoh pronomina ketiga yang memiliki sifat fakultatif.

Namun apabila tindakan dilakukan tokoh pronomina satu atau dua maka tidak perlu

ditambahkan kata oleh.

 Terdapat penukaran Subjek menjadi Objek.

3. Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Maknanya

Berdasarkan maknanya jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi

kalimat tanya, kalimat berita, kalimat perintah, kalimat emfatik maupun kalimat seru. Setiap

kalimat tersebut memiliki pengertian dan ciri ciri yang berbeda beda. Dibawah ini terdapat

penjelasan mengenai jenis kalimat berdasarkan maknanya:

a. Kalimat Berita

17
Jenis jenis kalimat berdasarkan maknanya yang pertama ialah kalimat berita. Kalimat berita

adalah sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna untuk menjelaskan sesuatu

hal kepada pendengar maupun pembaca. Biasanya jenis kalimat ini dapat disebut kalimat

deklaratif. Kalimat berita memiliki ciri ciri yang dapat membedakannya dengan jenis kalimat

lainnya. Berikut ciri ciri kalimat berita :

 Memiliki intonasi yang objektif sehingga suara terakhir memiliki nada yang menurun.

 Isi kalimat ini menjelaskan suatu hal.

 Penulisan dalam jenis kalimat ini ditulis dengan huruf kapital pada awal kalimatnya dan

tanda titik pada akhir kalimatnya.

 Tidak memiliki tanggapan dari pembaca atau pendengarnya.

b. Kalimat Perintah

Jenis jenis kalimat berdasarkan maknanya selanjutnya ialah kalimat perintah. Kalimat

perintah merupakan jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna memerintah

seseorang untuk melakukan tindakan. Biasanya jenis kalimat ini dapat disebut kalimat Imperatif.

Kalimat perintah memiliki ciri ciri yang dapat membedakannya dengan jenis kalimat lainnya.

Berikut ciri ciri kalimat perintah :

 Memiliki intonasi untuk memerintah sehingga memiliki nada suara yang naik.

 Isi kalimatnya ialah sebuah perintah untuk melakukan tindakan.

 Penulisan dalam jenis kalimat ini ditulis dengan pemberian tanda seru (!) pada akhir kalimat.

 Kalimat perintah memiliki tanggapan berupa sebuah tindakan.

18
Kalimat perintah dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis jenis kalimat perintah beserta

contohnya:

 Kalimat permintaan. Contohnya : Coba tuliskan hasil rapat hari ini!

 Kalimat ajakan. Contohnya : Yuk kita jalan sekarang!

 Kalimat perintah biasa. Contohnya : Ambilkan baju itu!

 Kalimat larangan. Contohnya : Jangan sembarangan bicara disini!

 Kalimat ejekan. Contohnya : Dapatkan nilai bagus, jika kamu bisa!

 Kalimat syarat. Contohnya : Kasihkan kue ini kepadanya, pasti dia mau memakannya!

c. Kalimat Tanya

Kalimat tanya juga merupakan jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan

maknanya. Kalimat tanya ialah jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna

untuk bertanya kepada seseorang. Biasanya jenis kalimat ini dapat disebut kalimat

Interogatif. Kalimat tanya dapat dibagi menjadi dua yaitu kalimat tanya parsial dan kalimat

tanya total. Kalimat tanya total ialah kalimat tanya yang memiliki jawaban ya ataupun tidak.

Sedangkan kalimat tanya parsial ialah kalimat tanya yang jawabannya ditentukan

berdasarkan kalimat tanyanya. Kalimat tanya memiliki ciri ciri yang dapat membedakannya

dengan jenis kalimat lainnya. Berikut ciri ciri kalimat tanya :

 Memiliki intonasi yang bertanya sehingga nada akhirnya naik.

 Isi kalimatnya ialah sebuah pertanyaan.

 Penulisan dalam jenis kalimat ini ditulis dengan pemberian tanda tanya (?) pada akhir

kalimat.

19
 Kalimat tanya memiliki tanggapan berupa sebuah jawaban.

Jenis jenis kalimat tanya ini ada yang memiliki sifat total. Maka dari itu muncullah sebuah

kalimat tanya total yang dapat dibuat menggunakan beberapa cara seperti:

 Menambahkan katanya dengan Apakah. Misalnya : Apakah kau lapar?

 Mengubah intonasi dalam kalimatnya. Misalnya : Kau lapar?

 Menambahkannya dengan partikel Kah pada kalimatnya. Misalnya : Laparkah anda?

 Menambahkan katanya dengan ya, tidak, belum, bukan. Misalnya : Anda lapar bukan?, Suka

tidak dengan kue ini?, Sudah datang ya?, Paham belum?

d. Kalimat Seru

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan maknanya juga dapat dibagi menjadi

kalimat seru. Jenis kalimat ini memiliki arti ialah sebuah kalimat yang memiliki makna rasa

kagum. Perasaan kagum tersebut berkaitan dengan kata sifat. Biasanya jenis kalimat ini dapat

disebut kalimat Interjektif. Kalimat seru dapat dibuat menggunakan beberapa cara yaitu:

 Dengan penambahan partikel -Nya pada predikat.

 Dengan penambahan kata seru pada predikat.

 Dengan mengubah pola kalimat S-P menjadi pola P-S.

Kalimat seru ini termasuk jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang sering digunakan.

Contohnya : Rajinnya anak tadi!, Manisnya anakmu!

e. Kalimat Emfatik

20
Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia berdasarkan maknanya yang terakhir ialah

kalimat emfatik. Kalimat emfatik merupakan sebuah kalimat yang maknanya tentang penegasan

kepada subjek. Kalimat emfatik ini dapat dibuat menggunakan beberapa cara yaitu:

 Dengan penambahan kata sambung yang terletak dibelakang subjek sehingga subjek

melakukan penegasan dan berubah menjadi predikat.

 Dengan penambahan partikel -Lah dibelakang subjek.

Berikut contoh kalimat emfatik : Ina(S) mengawali(P) pembicaraan(O) menjadi Inalah(P) yang

mengawali pembicaraan(S)

4. Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Tata Bahasa Modern

Jenis jenis kalimat dalam bahasa Indonesia yang terakhir dapat dibedakan berdasarkan tata

bahasa modernnya. Berdasarkan tata bahasa modernnya maka kalimat tersebut dapat dibagi

menjadi kalimat mayor dan kalimat minor. Kalimat mayor ialah jenis kalimat bahasa indonesia

yang paling tidak memiliki dua unsur inti atau pusat. Contohnya : Ina(S) menulis(P), Adik(S)

menggambar(P), dan lain lain. Sedangkan kalimat minor ialah jenis kalimat bahasa indonesia

yang memiliki satu unsur inti atau pusat. Contohnya : Mari!, Keluar!, Dimana?

Catatan: Dalam jenis kalimat minor apabila hanya terdapat satu contoh kata saja mungkin

belum terlihat maknanya, namun apabila sudah dikaitkan dalam sebuah paragraf atau kalimat

jadi maka maknanya baru akan terlihat dan dipahami. Contohnya Dimana kamu membeli boneka

itu?

21
2.5 Kalimat Efektif

2.5.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan

secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang

menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut

ejaan yang disempurnakan (EYD).

2.5.2 Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

1. Sesuai EYD

Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku

pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat

ejaannya.

2. Sistematis

Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian

ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan

kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan,

subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele

22
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan

terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar

orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu

Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari

pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah

kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak

ada kesan ambigu.

2.5.3 Ciri-ciri Kalimat Efektif

Untuk membuat kalimat efektif tidaklah sulit asalkan sudah memahami ciri-ciri suatu kalimat

dikatakan efektif. Berikut ini adalah 5 ciri-ciri sehingga suatu kalimat dapat kita katakan efektif.

1. Kesepadanan Struktur

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Inilah

yang dimaksud dengan kesepadanan struktur. Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang

satu ini.

a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap, yakni subjek

dan predikat.

b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku di

dalam kalimat tersebut.

Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:

Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)

23
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)

c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi yang di depan predikat karena membuatnya

menjadi perluasan dari subjek.

Contoh:

Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)

Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)

d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun lebih ke

arah menggabungkan subjek yang sama.

Contoh:

Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)

Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)

2. Kehematan Kata

Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak

boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang

memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama

menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk menghindari hal

tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan sinonim yang

menghasilkan kalimat tidak efektif.

Contoh Kata Jamak:

Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)

24
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)

Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-siswi

juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata yang

merujuk pada hal jamak tersebut.

Contoh Kata Sinonim:

Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)

Ia masuk ruang kelas.

Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan arti

yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya yang

merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan ke dalam

dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—kalimat tersebut

akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif menurut prinsip

kesepadanan struktur.

3. Kesejajaran Bentuk

Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,

sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan

pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya imbuhan

yang sama digunakan pada fungsi yang sama.

Contoh:

Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan pengolahannya.

(tidak efektif)

25
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan mengolahnya.

(efektif)

4. Ketegasan Makna

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek

seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian bisa

saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar pembaca

dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini

biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti

partikel lah atau pun.

Contoh:

Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)

Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat

Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian

buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat. Karena itu,

buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar pembaca dapat dengan

mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.

Contoh:

Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)

Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan mempunyai

intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa Indonesia secara sederhana

biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya, yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P).

Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut hanya memiliki satu gagasan dan hanya terdiri

27
dari subjek (S) dan predikat (P) saja. Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua

atau lebih klausa yang membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu Predikat (P).

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis kepada pembaca

secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.

3.2 Saran

Dari pemahaman yang didapat, dapat kita mengaplikasikannya dalam karya tulis dengan

menggunakan kalimat yang efektif. Agar lebih memperhatikan dalam penulisan atau

berbahasa dengan bahasa yang baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA

Hikmat Ade, Dr., BAHASA Indoneia, PT Gramedia Widiasarana Indoneia, Jakarta, 2013.

https://www.inirumahpintar.com/2016/10/jenis-jenis-kalimat-dalam-bahasa-indonesia-serta-

contohnya.html

https://www.studiobelajar.com/kalimat-efektif/

https://dosenbahasa.com/pola-kalimat-dasar-beserta-contohnya

28
https://bahasa.foresteract.com/kalimat/3/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kalimat-menurut-para-ahli-dan-contohnya/

http://www.pengertianku,net/2017/11/pengertian-kalimat-dan-contohnya.html

http://seputarilmu.com/2018/12/kalimat.html

29

Anda mungkin juga menyukai