Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Yuliawati Yusri
PO 71.20.22.000.26
A. DEFINISI
Post partum adalah masa pulih kembali,mulai dari bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.lama masa ini
adalah 6 minggu atau 42 hari.(Bobak,2005)
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami
perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan
(Suherni, dkk, 2009).
Post partum adalah periode 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ -
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.Menurut Bobak
(2004) .Post partum (nifas/puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat – alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
berlangsung selama enam minggu atau 42 hari.Ambarwati & Wulandari
(2008) .Periode Post Partum Menurut Saleha (2009) tahapan yang terjadi pada
post partum adalah sebagai berikut :
a. Periode ImmediatePost partum (24 jam)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
sering terdapat masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh
karena itu, dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode EarlyPost partum (24 jam – 1 minggu)
c. Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu mendapatkan
makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
d. Periode Late Post partum (1 minggu – 5 minggu)
Pada periode ini tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling KB.
B. PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIK YANG TERJADI PADA IBU POST
PARTUM
1. Payudara
Perubahan payudara ibu post partum dipengaruhi oleh hormone
esterogen,progesterone,HPL,dan prolactin.sedangkan hormone yang
berfungsi untuk memperlancar ASI yaitu insulin,kortikosteroid dan
tiroksin.pada ibu post partum payudara akan tegang,penuh dan terasa
nyeri bila disusukan pada bayi.
2. Abdomen
Setelah post partum perut akan terasa ringan dan adanya strie serta
linea nigra.
a. Jalan lahir
Pada jalan lahir umumnya pada hari 1-3 lochea berwarna rubra,setiap
pengeluaran lochea bila disertai dengan perpanjangan pengeluaran
darah ada kemungkinan mengalami kedaan abnormal seperti
terdapatnya sisa ketuban atau luka jalan lahir yang masih berdarah
A. Definisi
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 2009).
Sectio Caesaria adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan
abdomen dan dinding uterus (Nugroho, Taufan. 2011).
Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan
diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh
(Gulardi & Wiknjosastro, 2006).
Sectio caesaria atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak
dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang
ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih
(Dewi Yusmiati, 2007).
B. Faktor Predisposisi/Penyebab
Menurut Manuaba (2002) indikasi ibu dilakukan Sectio caesaria adalah ruptur
uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi
dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari
beberapa faktor Sectio caesaria diatas dapat diuraikan beberapa penyebab Sectio
caesaria sebagai berikut:
a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan
jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk
panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga dapat
menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus
dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan
bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang
panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab
kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
c. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar
ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di
bawah 36 minggu.
d. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara
normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada
jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Kelainan Letak Janin
1) Kelainan pada letak kepala
a) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba
UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala
bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
b) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak
paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak
belakang kepala.
2) Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong,
presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna
dan presentasi kaki (Saifuddin, 2002).
C. Klasifikasi
a. Menurut NANDA (2015) operasi SC dapat dibedakan menjadi :
1) Sectio caesaria abdomen
Seksio secara transperitonealis:
a) Sectio caesaria klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada
korpus uteri
b) Sectio caesaria ismika atau profunda atau low cervical dengan
insisi pada segmen bawah rahim
c) Sectio caesaria ekstraperitonealis,yaitu tanpa membuka peritonium
parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan diferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/Hematokrit
f. Golongan darah
g. Urinalisis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi.
j. Ultrasound sesuai pesanan
F. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar
tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi
dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila
kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
b. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus
lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 8
jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar
3) Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
4) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah
duduk (semifowler)
5) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, klien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi.klien bisa dipulangkan
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan.Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan
i. Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap
institusi
ii. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
a) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
b) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
c) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu
d) Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C.
f. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti.
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
G. Komplikasi
a. Infeksi puerpuralis (nifas)
1) Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Sedang : Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi
atau perut sedikit kembung
3) Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering
kita jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi
infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b. Perdarahan, disebabkan karena
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2) Atonia uteri
3) Perdarahan pada placenta bed
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
d. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
WOC
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada wanita pasca partum Sectio caesaria
meliputi:
a. Identitas Klien dan penanggung jawab/suami
b. Yang terdiri atas: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, agama, suku, alamat, No. CM, tanggal MRS, Tanggal
pengkajian, sumber informasi.
c. Penanggung jawab/suami
d. Yang terdiri atas: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat.
e. Alasan dirawat
f. Yang terdiri atas: alasan MRS dan keluhan saat dikaji
g. Riwayat Masuk Rumah Sakit
h. Yang terdiri atas: keluhan utama (saat MRS dan sekarang), riwayat
persalinan sekarang (diuraikan kala I sampai dengan kala IV dan
keadaan bayi saat lahir: APGAR score, BB, Lingkar kepala,lingkar
dada, lingkar perut, dan lain-lain).
i. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
2) Yang terdiri atas: umur menarche dan siklusnya, banyak darah, lama
menstuasi, keluhan saat menstruasi, dan HPHT).
3) Riwayat pernikahan
4) Yang terdiri atas: banyak pernikahan yang dilakukan dan lama
pernikahan berapa tahun
5) Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu
6) Riwayat keluarga berencana
7) Yang terdiri atas: jenis KB yang digunakan dan lama pemakaian,
masalah selama penggunaan KB, rencana KB yang akan digunakan
berikutnya
j. Pola Fungsional Kesehatan
k. Yang terdiri atas:
1) Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
2) Pola metabolik-nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas-latihan
5) Pola istirahat tidur
6) Pola persepsi-kognitif
7) Pola konsep diri-persepsi diri
8) Pola hubungan peran
9) Pola reproduktif-seksualitas
10) Pola toleransi terhadap stres-koping
11) Pola keyakinan-nilai
Airway management
1. Buka jalan nafas,
gunakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan px utk
memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasikan px
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada
jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
7. auskultasi suara
nafas,catat adanya suara
tambahan
8. Lakukan suction pada
mayo
9. Berikan bronkodilator
bila perlu
10 berikan pelembab udara
kassa basah NaCl lembab
11 Atur intake untuk ciran
mengoptimalkan
keseimbangan
12. Monitor respirasi dalam
status oksigen
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2018
Identitas Pasien
Status : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Tani
ALASAN MASUK
Klien masuk Poli Kebidanan di RSUD Raden Mattaher Jambi pada hari
selasa jam 09.00 wib dengan G4P3A0H2 gravid aterm + bekas SC 3x
dengan indikasi CPD(Cephalopelvic disporpotion).
RIWAYAT KESEHATAN
X X
x x
Keterangan:
Laki-Laki : x
Perempuan :
Meninggal : X
Pasien :
Serumah : -------
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 Tahun
Masalah selama Haid : klien mengatakan tidak ada masalah selama haid
6. Riwayat Persalinan
Jenis Persalinan : SC
Penyulit dalam persalinan : Panggul sempit
Lama persalinan : 2 jam
Kesadaran : Composmentis
Gcs : 15
Tanda Vital
: 36,8 o C
Suhu
Nadi : 82x/i
Pernafasan : 20x/i
TD : 120/70 mmHg
Bb : 165 kg
8. Kepala
Rambut
Rambut klien panjang dan kulit kepala tampak bersih tidak berketombe, warna
rambut hitam, tidak teraba adanya benjolan,lesi dan luka.
Mata
Mata simetris kiri dan kanan,fungsi penglihatan baik,reflek pupil (+) ,konjugtiva
tidak anemis, sklera ikterik.
Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ditemukan
peradangan,fungsi pendengaran baik.
Hidung
Hidung tampak simetris,tidak tampak adanya secret,tidak ada sinus dan polip, fungsi
penciuman baik.
9. Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar
thyroid, fungsi menelan baik.
10. Thorax
Payudara
Bentuk payudara simetris kiri dan kanan, Warna sekitar areola hitam kecoklatan,
produksi ASI banyak, tidak ada kelainan pada payudara, puting susu menonjol,
payudara terasa padat.
Paru-Paru
I : Simetris kiri dan kanan pergerakan dinding dada normal
P : tidak ada nyeri tekan, getaran fremitus suara terasa
P : suara sonor
A : bunyi nafas vesikuler terdengar di semua lapang paru
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis tidak teraba
P : suara jantung redup
A : bunyi jantung I dan II murni , tidak ada bunyi jantung tambahan atau
murmur irama regular
Abdomen
I :Bentuk abdomen simetris, terdapat luka operasi SC dengan jenis memanjang
,ukuran panjang post SC sekitar 10 cm, lebarnya sekitar 1-2 cm. Kondisi luka
post operasi belum diketahui karna masih ditutup verban .
A : Bising usus Normal 12x/i
P : involusi uterus Baik, TFU: 2 jari dibawah pusat.
P : tympani
11. Eksremitas
Atas : Terpasang infus Ivfd RL 12 tpm , dibagian tangan sebelah kiri Bawah :
Ekstremitas bawah lengkap, simetris kiri dan kanan tidak ada udema pada kaki
klien,tidak terdapat kelainan, tidak ada nyeri tekan pada betis ibu.
pemeriksaan human sign (-)
12. Genetalia
Terpasang kateter jumlah urin 500 cc.
Lochea
Jenis lochea : Rubra Jumlah : 50cc
Bau : Amis
Konsistensi : Cair
Perineum
Utuh tidak ada jahitan, tidak ada robekan, Keadaan baik,kebersihan baik,tidak ada
varices.
13. Integumen
Keadaan turgor kulit baik, tidak ada lesi,kulit lembab, tidakk ada oedema, tidak
ada nyeri tekan. Warna kulit sao matang.
DATA BIOLOGIS
BAK
Frekuensi 5 kali perhari Terpasang kateter
Warna Bau Kuning Jumlah urin 500 ml
Kesulitan Tidak ada kesulitan ketika Kuning
BAK Tidak ada
3 Istirahat dan tidur
Tidak menentu
Waktu tidur 21.00 wib
5-6 jam
Lama tidur 8 jam Tidak ada
Sering tersentak
Hal yang mempermudah Tidak ada
pada malam hari
tidur Tidak ada karena nyeri post
operasi
Kesulitan tidur
DATA PENUNJANG
TERAPI OBAT
NO NAMA OBAT DOSIS FREKUENSI
1 CEFTRON 2 gr 2x1
2 CEFRIAXONE 1 gr 2x1
3 METRONIDAZOL 500 mg 3x1
4 VIT C 1 amp 3x1
5 RL 500 12tpm
( Yuliawati Yusri )
NIM : PO 71.20.22.000.26
ANALISA DATA
DO :
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak meringis saat mengubah
posisi
- Skala nyeri 5
- TD: 120/70
- S : 36,8
- N : 82 x/i
- RR : 20 x/i
DS : Nyeri pada luka Gangguan
- Klien mengatakan badan terasa berat post op mobilitas fisik
2 - Klien mengatakan sulit bergerak karena
nyeri pada bekas jahitan post SC
-
DO :
- Klien tampak sulit bergerak
- Klien tampak lemah
3. DS : Trauma jaringan Resiko infeksi
- Klien mengatakan takut infeksi pada luka
post SC
DO :
- Luka post sc klien belum tampak karna
masih ditutup verban
DIAGNOSA KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL/ IMPLEMEMTASI EVALUASI PARAF
JAM
Abdul, Bari Saifuddin. (2008). Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal