Anda di halaman 1dari 6

wilayah dan juga kesamaan cita-cita serta tujuan sehingga menimbulkan atau

memunculkan rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal atau


juga eksternal.

Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli


Supaya lebih memahami ini arti nasionalisme, maka dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli. Dibawah ini merupakan pengertian nasionalisme
menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:

1. Menurut Otto Bauar


Pengertian nasionalisme ini merupakan suatu persatuan perangai atau juga
karakter yang timbul disebabkan perasaan senasib.

2. Menurut Ernest Renan


Sejarah bimbingan dan konseling di-
indonesia/international

Sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system


pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan
Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun
1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian
disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya.
Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.

Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan

Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa didiik untuk mengabdi emi
kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha
untuk memperjuangkan kemajun bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah satunya adalah taman
siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya.
Dari sudut pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

Dalam bidang pendidikan, pada decade 40-an lebih banyak ditandai dengan perjuangan merealisasikan
kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang serba darurat mkala pada saat itu di upayakan
secara bertahap memecahkan masalah besar anatara lain melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai
dengan jiwa pancasila dan UUD 45. Hal ini pulalaah yang menjadi focus utama dalam bimbingan pada
saat itu.

Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan masalah kebodohan dan
keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini lebih banyak tersirat dalam
berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar menghadapi tantangan dalam membantu siswa disekolah
agar dapat berprestasi.

Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :

1. Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional


2. Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
3. Lahirnya kurikulum 1968
4. Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963

Keadaan diatas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan bimbinga dan konseling disekekolah

Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas sistem, dan
pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada pemecahan masalah utama
pendidikan yaitu :

1. Pemerataan kesempatan belajar,


2. Mutu,
3. Relevansi, dan
4. Efisiensi.

Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional. Melalui upaya ini
semua pihak telah merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan dimana bimbingan dan konseling.

Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk
menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam dekade 80-an pembangunan telah
memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju lepas landas.

Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:

1. Penyempurnaan kurikulum
2. Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
3. Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
4. Penataan perguruan tinggi
5. Pelaksnaan wajib belajar
6. Pembukaan universitas teruka
7. Ahirnya Undang – Undang pendidikan nasional

Beberapa kecenderungan yang dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan profesionalisasi layanan,
keterpaduan pengelolaan, sistem pendidikan konselor, legalitas formal, pemantapan organisasi,
pengmbangan konsep – konsep bimbingan yang berorientasi Indonesia, dsb.

Meyongsong era Lepas landas

Era lepas landas mempunyai makna sebagai tahap pembangunan yang ditandai dengan kehidupan
nasional atas kemampuan dan kekuatan sendiri khususnya dalam aspek ekonomi. Cirri kehidupan lepas
landas ditandai dengan keberadaan dan berkembang atas dasar kekuatan dan kemampuan sendiri, maka
cirri manusia lepas landas adalah manusia yang mandiri secara utuh dengan tiga kata kunci : mental,
disiplin, dan integrasi nasional yang diharapkan terwujud dalam kemampuannya menghadapi tekanan –
tekanan zaman baru yang berdasarkan peradaban komunikasi informasi.

Bimbingan berdasarkan pancasila

Bimbingan mempunyai peran yang amat penting dan strategis dalam perjalanan bangsa Indonesia secara
keseluruhan. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia pancasila dengan cirri-ciri
sebagaimana yang terjabar dalam P-4 sebanyak 36 butir bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan
dasar Negara, pandangan hidup, kepribadian bangsa dan idiologi nasional. Sebagai bangsa, pancasila
menuntut bangsa Indonesia mampu menunjukkan ciri-ciri kepribadiannya ditengah-tengah pergaulan
dengan bangsa lain. Bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan mempunyai
tanggung jawab yang amat besar guna mewujudkan manusia pancasila karena itu seluruh kegiatan
bimbingan di Indonesia tidak lepas dari pancasila.

Sejarah bimbingan dan konseling di Dunia Internasional

Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor
masih ditangani oleh para guru.

Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan keragaman
latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang
konselor di Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun
1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut.

Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini diantaranya; Eli
Weaper, Frank Parson, E.G Will Amson, Carlr. Rogers.

Eli Weaper pada tahun 1906 menerbitkan buku tentang “memilih suatu karir” dan membentuk komite
guru pembimbing disetiap sekolah menengah di New York. Kamite tersebut bergerak untuk membantu
para pemuda dalam menemukan kemampuan-kemampuan dan belajar tentang bimbingan menggunakan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja yang produktif.

Frank Parson dikenal sebagai “Father of The Guedance Movement in American Education”. Mendirikan
biro pekerjaan tahun 1908 di Boston Massachussets, yang bertujuan membantu pemuda dalam memilih
karir uang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiyah dan melatih guru untuk memberikan pelayanan
sebagai koselor.
Bradley (John J.Pie Trafesa et. al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga tahapan tentang sejarah
bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut:

1. Vocational exploration : Tahapan yang menekankan tentang analisis individual dan pasaran kerja
2. Metting Individual Needs : Tahapan yang menekankan membantu individu agar meeting memperoleh
kepuasan kebutuhan hidupnya. Perkembangan BK pada tahapan ini dipengaruhi oleh diri dan
memecahkan masalahnya sendiri.
3. Transisional Professionalism : Tahapan yang memfokuskan perhatian kepada upaya profesionalisasi
konselor
4. Situasional Diagnosis : Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi pada tahapan ini
memfokuskan pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan gerakan cara-cara yang hanya
terpusat pada individu.
3. Menurut Hans Koh
Pengertian asionalisme ini ialah formalisasi (bentuk) serta rasionalisasi dari
kesadaran nasional berbangsa dan juga bernegara sendiri.

4. Menurut L. Stoddard
Nasionalisme ini ialah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian besar
masyarakat yang mana mereka itu menyatakan rasa kebangsaan ialahsebagai
perasaan “memiliki “secara bersama di dalam suatu bangsa.

5. Menurut Smith
Definisi nasionalisme ini ialah suatu gerakan ideologis yang digunakan untuk
dapat meraih serta memelihara otonomi, kohesi, dan juga individualitas.
Gerakan tersebut dilaksanakan oleh satu (1) kelompok sosial tertentu yang
diakui oleh beberapa anggotanya guna membentuk atau menentukan satu
bangsa atau juga yang berupa potensi saja.

Tujuan Nasionalisme
Sikap nasionalisme di suatu negara mempunyai tujuan tertentu. Dibawah ini
merupakan beberapa tujuan nasionalisme:

1. Menumbuhkan serta meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan


juga bangsa.
2. Membangun hubungan yang rukun serta harmonis antar individu dan
juga masyarakat.
3. Membangun serta mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota
masyarakat.
4. Berupaya supaya menghilangkan ekstrimisme,atau juga tuntutan
berlebihan dari warga negara kepada pemerintah.
5. Menumbuhkan semangat rela berkorban bagi tanah air serta bangsa.
6. Menjaga tanah air serta bangsa dari serangan musuh, baik itu dari luar
atau juga dari dalam negeri.

Bentuk Nasionalisme
Terdapat beberapa bentuk nasionalisme yang di suatu negara. Dibawah ini
merupakan beberapa bentuk nasionalisme itu ialah sebagai berikut:

1. Nasionalisme Kewarganegaraan
Disebut juga dengan nasionalis sipil, yakni bentuk nasionalisme yang mana
negara mempunyai kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya,
kehendak rakyat, atau juga perwakilan politik.

2. Nasionalisme Etnis
Bentuk nasionalisme ini ialah semangat kebangsaan yang mana negara
mempunyai kebenaran politik dari budaya asal atau juga etnis suatu
masyarakat.

3. Nasionalisme Romantik/ Organik/ Identitas


Bentuk nasionalisme yang mana negara memiliki kebenaran politik itu secara
organik, yakni hasil dari suatu bangsa atau juga ras menurut semangat
romantisme.

4. Nasionalisme Budaya
Bentuk nasionalisme yang mana negara itu mempunyai kebenaran politik
yang berasal dari budaya bersama, serta bukan dari “sifat keturunan” seperti
ras, warna kulit, dan lain lainnya.

5. Nasionalisme Kenegaraan
Bentuk nasionalisme disini ialah masyarakatnya itu mempunyai perasaan
nasionalistik yang kuat serta diberi keutamaan mengatasi hak universal dan
juga kebebasan. Nasionalisme kenegaraan ini sering dihubungkan
dengannasionalisme etnis.

6. Nasionalisme Agama
Bentuk nasionalisme yang mana negara itu mempunyai legitimasi politik dari
adanya persamaan agama.

Ciri-Ciri Nasionalisme
Nasionalisme ini dapat kita kenali dari karakteristiknya. Menurut Drs. Sudiyo,
ciri-ciri nasionalisme ini diantaranya ialah sebagai berikut:

 Adanya persatuan serta kesatuan bangsa.


 Adanya organisasi modern yang memiliki sifat nasional.
 Perjuangan yang dilakukan sifatnya itu nasional.
 Nasionalisme ini bertujuan untuk kemerdekaan serta mendirikan
sebuah negara merdeka yang mana kekuasaan tertinggi itu berada di
tangan rakyat.
 Nasionalisme ini lebih mengutamakan pikiran, sehingga pendidikan
mempunyai peranan penting didalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semangat nasionalisme ini juga tertuang dalam Pancasila, yakni pada sila ke-3
Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” dengan ciri-ciri:

 Rasa cinta terhadap tanah air dan juga bangsa Indonesia.


 Rela berkorban demi kepentingan bangsa serta negara.
 Bangga mempunyai tanah air dan bangsa Indonesia.
 Memposisikan kepentingan bangsa serta negara di atas kepentingan
pribadi dan juga  golongan.

Contoh Sikap Nasionalisme


Beberapa contoh sikap serta juga perilaku nasionalisme diantara :

1. Mematuhi aturan yang berlaku


2. Mematuhi hukum negara
3. Melestarikan budaya Indonesia
4. Menciptakan dan mencintai produk dalam negeri
5. Bersedia melakukan aksi nyata membela, mempertahankan, dan
memajukan negara
Dan lain-lain.

Sekian dan Terima kasih sudah membaca mengenai Pengertian Nasionalisme


Menurut Para Ahli, Ciri, Bentuk, dan Contoh Sikap, semoga apa yang
dipaparkan mengenai Nasionalisme ini dapat bermanfaat untuk anda.

Anda mungkin juga menyukai