Makalah Kimia Polimer Makromolekul

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KIMIA

Polimer ( Makromolekul )

Disusun Oleh :

Adam Wicaksono

0514140130

Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

2014
ABSTRAK

Polimer merupakan makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari


monomer yang merupakan molekul yang kecil, sederhana, dan terikat oleh
ikatan kovalen. Polimer terbentuk melalui serangkaian reaksi yang disebut
reaksi polimerisasi. Dewasa kita ketahui bahwa penggunaan polimer sangat
tinggi terutama polimer sintetis. Hampir setiap kebutuhan sehari-hari kita tak
lepas dari polimer dari mulai perabot rumah tangga, bungkus makanan, hingga
barang perkakas. Polimer berasal dari alam dan ada juga yang dibuat oleh
manusia atau dikenal dengan polimer sintetis seperti plastic dan serat buatan.

Keyword : polimer, polimerisasi, polimer sintetis.

i
PENDAHULUAN

Polimer merupakan bahan yang popular saat ini, seiring perkembangan zaman
yang semakin canggih dan serba cepat, tingkat penggunaan polimer sudah
sangat tinggi sebagian besar peralatan dan perlengkapan disekitar kita
menggunakan atau mengandung polimer, terutama polimer buatan, seperti
plastik dan serat buatan. Pada zaman dulu sebelum dikenal polimer sintetik
sudah ada polimer alam seperti kapas, wool, dan damar. Polimer sintetik mulai
dikenal tahun 1925, dan mulai berkembang pesat setelah hipotesis Staudinger
tentang makromolekul mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955. Beberapa
polimer sintetis yang terdapat di sekitar kita antara lain serat tekstil nilon dan
polyester, plastik, dan karet yang sering kita jumpai.

Produk polimer dapat dibuat melalui sintesa bahan kimia maupun alami melalui
reaksi polimerisasi. Proses pembuatan polimer buatan yang dapat dimanipulasi
berdasarkan ikatan dan monomer menjadikan terdapat berbagai jenis polimer.
Setiap jenis polimer juga memiliki sifat sifat khas yang membedakan antara
masing masing polimer.

ii
MAKSUD DAN TUJUAN

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman serta


pengertian tentang polimer itu sendiri, reaksi yang terjadi pada proses
polimerisasi, jenis jenis polimer yang telah ada dan dapat dimanfaatkan untuk
kemaslahatan manusia saat ini. Sehingga, diharapkan kita dapat menggunakan
pemahaman kita akan ilmu kimia khususnya polimer dengan lebih bijaksana.

iii
Daftar Isi

ABSTRAK ............................................................................................................... i

PENDAHULUAN .................................................................................................. ii

MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................... iii

BAB I MAKROMOLEKUL ( POLIMER ) ........................................................... 1

1.1 Polimer ..................................................................................................... 1

1.2 Monomer .................................................................................................. 1

1.3 Tata Nama ( Nomenklatur )...................................................................... 2

1.4 Sifat Sifat Polimer .................................................................................... 6

BAB II ..................................................................................................................... 7

PENGGOLONGAN POLIMER ............................................................................. 7

2.1 Berdasarkan Asalnya ................................................................................ 7

2.2 Berdasarkan Jenis Monomer .................................................................... 7

2.3 Berdasarkan Sifat Terhadap Pemanasan atau Sifat Kekenyalan .............. 9

2.4 Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya ................................................ 12

2.5 Berdasarkan Aplikasinya ........................................................................ 13

2.5.1 Polimer komersial (commodity polymers) ...................................... 13

2.5.2 Polimer teknik (engineering polymers)........................................... 14

2.5.3 Polimer fungsional (functional polymers)....................................... 14

2.6 Reaksi Reaksi Polimer............................................................................ 14

2.6.1 Polimerisasi adisi ............................................................................ 14

2.6.2 Polimerisasi kondensasi .................................................................. 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

iv
v
BAB I
MAKROMOLEKUL ( POLIMER )
1.1 Polimer
Kata polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly dan meros. Poly berarti
banyak dan meros berarti unit atau bagian. Jadi polimer adalah makromolekul
(molekul raksasa) yang tersusun dari monomer yang merupakan molekul yang
kecil, sederhana, dan terikat oleh ikatan kovalen. Secara umum karakteristik
polimer yaitu sebagai berikut :

• Densitas yang rendah, dibandingkan dengan logam dan keramik.


• Rasio kekuatan terhadap berat (strength to weight) yang baik untuk
beberapa jenis polimer.
• Ketahanan korosi yang tinggi.
• Konduktivitas listrik dan panas yang rendah

1.2 Monomer
Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Contoh, etilena
adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi
berikut).

1
Asam amino termasuk monomer, yang dapat dipolimerisasi menjadi
polipeptida dengan pelepasan air

Asam amino polipeptida

1.3 Tata Nama ( Nomenklatur )


Jumlah yang sangat besar dari struktur polimer menuntut adanya sistem tata
nama yang masuk akal. Berikut ini adalah aturan pemberian nama polimer vinil
yang didasarkan atas nama monomer (nama sumber atau umum), taktisitas dan
isomer :

1.3.1 Nama monomer satu kata :


Ditandai dengan melekatkan awalan poli pada nama monomer.

Contoh :

2
Polistirena

Polietilena

Politetrafluoroetilena (teflon, merk dari du Pont)

1.3.2 Nama monomer lebih dari satu kata atau didahului sebuah huruf atau angka
Nama monomer diletakkan dalam kurung diawali poli

Contoh :

Poli(asam akrilat)

Poli(α-metil stirena)

3
Poli(1-pentena)

1.3.3 Untuk taktisitas polimer diawali huruf i- untuk isotaktik atau s-


(sindiotaktik) sebelum poli
Contoh : i-
-polistirena (polimer polistirena dengan taktisitas isotaktik)

1.3.4 Untuk isomer struktural dan geometrik


Ditunjukkan dengan menggunakan awalan cis- atau trans- dan 1,2- atau 1,4
sebelum poli
Contoh : trans -1,4-poli(1,3-butadiena)
IUPAC merekomendasikan nama polimer diturunkan dari struktur unit dasar,
atau unit ulang konstitusi (CRU singkatan dari constitutional repeating unit)
melalui tahapan sebagai berikut :

1) Pengidentifikasian unit struktural terkecil (CRU)


2) Sub unit CRU ditetapkan prioritasnya berdasarkan titik pengikatan dan
ditulis prioritasnyamenurun dari kiri ke kanan (lihat penulisan nama
polistirena)

3) Substituen-substituen diberi nomor dari kiri ke kanan


4) Nama CRU diletakkan dalam kurung biasa (atau kurung siku dan kurung
biasa kalau perlu), dandiawali dengan poli.

4
Tabel 1-1Contoh pemberian nama berdasarkan sumber monomernya dan IUPAC

Nama Sumber Nama IUPAC


Polietilena Poli(metilena)
Politetrafluoroetilena Poli(difluorometilena)
Polistirena Poli(1-feniletilena)
Poli(asam akrilat) Poli(1-karboksilatoetilena)
Poli(α-metilstirena) Poli(1-metil-1-feniletilena)
Poli(1-pentena) Poli[1-(1-propil)etilena]

Untuk tata nama polimer non vinil seperti polimer kondensasi umumnya lebih
rumit darpada polimer vinil. Polimer polimer ini biasanya dinamai sesuai
dengan monomer mula-mula atau gugus fungsional dariunit ulangan.

Contoh : nylon, umumnya disebut nylon-6,6 (66 atau 6/6), lebih deskriptif
disebut poli(heksametilenadipamida) yang menunjukkan poliamidasi
heksametilendiamin (disebut juga 1,6-heksan diamin) denganasam adipat.

Lihat gambar berikut :

Mengikuti rekomendasi IUPAC, kopolimer (polimer yang diturunkan dari lebih


satu jenis monomer) dinamai dengan cara menggabungkan istilah konektif yang
ditulis miring antara nama-nama monomer yangdimasukkan dalam kurung atau
antara dua atau lebih nama polimer. Istilah konektif menandai jenis kopolimer
sebagaimana enam kelas kopolimer yang ditunjukkan dalam tabel 2.2.

5
Tabel 1-2Jenis kopolimer

Jenis kopolimer Konektif Contoh


Tak dikhususkan -co- Poli[stirena-co-(metil metakrilat)]
Statistik -stat- Poli(stirena-stat-butadiena)
Random -ran- Poli[etilen-ran-vinil asetat)]
Alternating -alt- Poli[stirena-alt-(maleat anhidrida)]
Blok -blok- Polistirena-blok-polibutadiena
Graft -graft- Polibutadiena-graft-polistirena

1.4 Sifat Sifat Polimer


Faktor yang mempengaruhi sifat fisik polimer

a) Panjang rata-rata rantai polimer

Kekuatan dan titik leleh naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer.

b) Gaya antarmolekul

Jika gaya antar molekul pada rantai polimer besar maka polimer akan
menjadi kuat dan sukar meleleh.

c) Percabangan

Rantai polimer yang bercabang banyak memiliki daya tegang rendah dan
mudah meleleh.

d) Ikatan silang antar rantai polimer

Ikatan silang antar rantai polimer menyebabkan terjadinya jaringan yang


kaku dan membentuk bahan yang keras. Jika ikatan silang semakin banyak
maka polimer semakin kaku dan mudah patah.

e) Sifat kristalinitas rantai polimer

Polimer berstruktur tidak teratur memil;iki kristanilitas rendah dan bersifat


amorf (tidak keras). Sedangkan polimer dengan struktur teratur mempunyai
kristanilita tinggi sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap bahaan-
bahan kimia dan enzim.

6
BAB II
PENGGOLONGAN POLIMER
Klasifikasi polimer dapat dibedakan berdasarkasn :

2.1 Berdasarkan Asalnya


Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer
buatan. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti
amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer alam berasal dari
proses metabolisme makhluk hidup, karep merupakan salah produk polimer
alam yang dipake secara luas. Jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer
alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan
dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas.
Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer
regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu
serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer
yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik melalui proses
percampuran bahan kimia. Contoh polimer sintetis yang kita pergunakan
sehari hari seperti kantong plastic, botol, bola, rumput buatan dan berbagai
macam barang yang bebahan plastic.

2.2 Berdasarkan Jenis Monomer


a) Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam
monomer, contoh : PVC, protein, karet alam, polivinil asetat (PVA),
polistirena, amilum, selulosa, dan teflon. Memiliki struktur polimer. . . –
A – A – A – A – A – A -. . . Salah satu contoh pembentukan homopolimer
dari polivinil klorida adalah sebagai berikut.

7
b) Kopolimer

Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih
monomer. Contoh: polimer SBS (polimer stirena-butadiena-stirena).

Berdasarkan susunan monomernya, terdapat empat jenis kopolimer


sebagai berikut:

• Kopolimer bergantian, yaitu kopolimer yang mempunyai beberapa


kesatuan ulang yang berbeda berselang-seling adanya dalam rantai
polimer. Strukturnya:. . . – A – B – A – B – A – B – A – B – . . .
• Kopolimer blok, yaitu kopolimer yang mempunyai suatu kesatuan
berulang berselang-selingdengan kesatuan berulang lainnya dalam

8
rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – A – A – A – B – B – B – B
– A – A – A – A -. . .
• Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu
macam kesatuan berulang menempel pada polimer tulang punggung
lurus yang mengandung hanya satu macam kesatuan berulang dari
satu jenismonomer. Strukturnya

• Kopolimer tidak beraturan yaitu kopolimer yang mempunyai


sejumlah satuan berulang yang berbeda tersusun secara acak dalam
rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – B – A – A – B – B – A – A -. .
..

2.3 Berdasarkan Sifat Terhadap Pemanasan atau Sifat Kekenyalan


a) Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan
terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi
lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi
berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk
melalui cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang
baru. Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis polimer
plastik. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai
polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang.

9
Polimer termoplastik memiliki sifat-sifat khusus sebagai berikut:
1) Berat molekul kecil
2) Tidak tahan terhadap panas.
3) Jika dipanaskan akan melunak.
4) Jika didinginkan akan mengeras.
5) Mudah untuk diregangkan.
6) Fleksibel.
7) Titik leleh rendah.
8) Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
9) Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
10) Memiliki struktur molekul linear/bercabang.

Contoh plastik termoplastik sebagai berikut:

Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum,


pipa saluran, isolasi kawat dankabel, kantong plastik dan jas hujan.

Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit
sintetis, ubin plastik, piringanhitam, bungkus makanan, sol sepatu,
sarung tangan dan botol detergen.

Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air,insulator


, kursi plastik, alat-alatrumah sakit, komponen mesin cuci, pembungkus
tekstil, dan permadani.

Polistirena= Insulator, sol sepatu, penggaris, gantungan baju.

10
b) Termosetting
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat tahan
terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh.
Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini
bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat
pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung
atau diperbaiki lagi. Polimer ini terdiri dari molekul rantai lurus dengan
ikatan yang kuat antarsesamanya.

Atau bisa dikatakan Polimer thermosetting adalah polimer network.


Polimer ini menjadi keras secara permanen selama pembentukannya dan
tidak melunak ketika dipanaskan. Polimer network mempunyai crosslink
kovalen di antara rantai polimer yang berdekatan. Selama pemanasan,
ikatan ini mengikat rantai polimer menjadi satu untuk menahan gerakan
vibrasi dan rotasi rantai pada temperatur tinggi. Hal inilah yang menjadi
penyebab mengapa material tidak melunak ketika dipanaskan.

Polimer termoseting memiliki ikatan-ikatan silang yang mudah dibentuk


pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer menjadi kaku dan
keras. Semakin banyak ikatan silang pada polimer ini, maka semakin
kaku dan mudah patah. Bila polimer ini dipanaskan untuk kedua kalinya,
maka akan menyebabkan rusak atau lepasnya ikatan silang antar rantai
polimer. Hanya pemanasan yang berlebih yang akan menyebabkan
beberapa ikatan crosslink dan polimer itu sendiri mengalami degradasi.
Polimer termosetting biasanya lebih keras dan kuat daripada termoplastik
dan mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik. Kebanyakan
polimer crosslink dan network termasuk vulcanized rubbers, epoxies,
phenolics dan beberapa resin polyester adalah thermosetting

11
Sifat polimer termoseting sebagai berikut :
1) Ketika dipanaskan pada tahap awal, termoset melunak dan mampu
mengalir di dalam cetakan.
2) Tapi pada temperatur yang tinggi, terjadi reaksi kimia yang
mengeraskan material sehingga akhirnya menjadi padatan yang
tidak mampu lebur kembali (infusible solid ).
3) Jika dipanaskan ulang, tidak mampu melunak kembali melainkan
akan terdegradasi menghasilkan arang.
4) Keras dan kaku (tidak fleksibel)
5) Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
6) Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
7) Tahan terhadap asam basa.
8) Mempunyai ikatan silang antar rantai molekul.

Contoh plastik termoseting :Bakelit = asbak, fitting lampu listrik, steker


listrik, peralatan fotografi, radio, perekat, polywood

2.4 Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya


Berdasarkan bentuk susunan rantainya polimer dibedakan menjadi tiga
yaitu:
a) Polimer Linier

12
Polimer linier yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang
berikatan satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang
panjang.
b) Polimer Bercabang.
Polimer bercabang yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit
ulang membentuk cabang pada rantai utama.
c) Polimer Berikatan Silang (Cross-Linking)
Polimer berikatan silang yaitu polimer yang terbentuk karena
beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai
utamanya.

2.5 Berdasarkan Aplikasinya


2.5.1 Polimer komersial (commodity polymers)
Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak
dipakai dalam kehidupansehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini
ditunjukkan dalam tabel . Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena
(PS), polivinilklorida (PVC), melamin formaldehid

Tabel 2-1Contoh dan keguanaan polimer komersial

Polimer Komersial Kegunaan/manfaat


Polietilena massa jenis rendah(LDPE) Lapisan pengemas, isolasi kawat,
dan kabel, barang mainan, botol
yang lentur, bahan pelapis
Polietlena massa jenis tinggi(HDPE) Botol, drum, pipa, saluran,
lembaran, film,isolasi kawat dan
kabel
Polipropilena (PP) Tali, anyaman, karpet, film
Poli(vinil klorida) (PVC) Bahan bangunan, pipa tegar, bahan
untuk lantaui, isolasi kawat dan
kabel
Polistirena (PS) Bahan pengemas (busa), perabotan
rumah, barang mainan

13
2.5.2 Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di
negara maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang
unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam
bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng),
barang- barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin
industri dan barang-barang konsumsi. Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon,
polyester.

2.5.3 Polimer fungsional (functional polymers)


Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk
tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil, Contoh : kevlar, nomex,
textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya, membran,
biopolymer.

2.6 Reaksi Reaksi Polimer


Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan dari monomer membentuk
molekul yang besar. Reaksi polimerisasi dibedakan menjadi dua yaitu adisi dan
kondensasi.

2.6.1 Polimerisasi adisi


Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan
rangkap diikuti oleh adisi monomer.

Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai.


Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

Tahap inisiasi, yaitu tahap pembentukan pusat-pusat aktif.

14
Tahap propagasi, yaitu pembentukan rantai lewat adisi monomer secara
kontinyu.

Tahap terminasi, yaitu tahap deaktivasi pusat aktif.

Polimerisasi adisi dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

1) Polimerisasi adisi alami

Polimerisasi adisi alami misalnya pembentukan karet alam atau poliisoprena.


Monomernya berupa isoprene atau senyawa 2-metil-1,3-butadiena.

2) Polimerisasi adisi sintesis

Contoh : pembentukan PVC, polipropena, Teflon, polifenil etena atau


polistirena, dan polietilena.

2.6.2 Polimerisasi kondensasi


Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan
molekul kecil (H2O, NH3).

Polimerisasi kondensasi dibagi menjadi dua sebagai berikut.

1) Polimerisasi kondensasi alami

Contoh : pembentukan selulosa, amilum dan protein.

2) Polimerisasi kondensasi sintesis

Contoh : pembentukan nilon, tetoron, bakelit, dan urea-metanal.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
• Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari
monomer yang merupakan molekul yang kecil, sederhana, dan terikat
oleh ikatan kovalen.
• Sifat fisik polime dipengaruhi oleh : panjang rantai polimer; gaya antar
molekuk; percabangan; ikatan silang antar rantai polimer; kristalinitas
rantai polimer.
• Klasifikasi polimer dibedakan berdasarkan enam hal. Polimer
berdasarkan asalnya; Polimer berdasarkan jenis monomernya; polimer
berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau kekenyalan; berdasarkan
bentuk susunan rantai; berdasarkan aplikasinya; dan berdasarkan reaksi
reaksi polimernya.
• Polimer berdasarkan asalnya diagi menjadi dua yaitu polimer alami dan
polimer sintetis atau buatan. Polimer alami diperoleh dari proses
metabolisme makhluk hidup. Polimer buatan diperoleh melalui hasil
raksi kimia.
• Berdasarkan jenis monomernnya polimer dibagi menjadi dua yaitu
homopolimer dan kopolimer. Homopolimer merupakan polimer yang
terdiri dari satu jenis monomer. Kopolimer merupakan polimer yang
terdiri dari dua atau lebih monomer. Berdasarkan susunan rantainya
kopolimer dibedakan menjadi empat yaitu kopolimer bergantian,
kopolimer blok, kopolimer tempel/grafit dan kopolimer acak.
• Bersarkan sifat terhadap pemanasan polimer dibedakan menjadi dua
yaitu polimer termoplastik dan polimer termosetting. Polimer
termoplastik adalah plastik yang pada suhu tinggi akan lunak, tetapi
akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier
atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan
mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Polimer termosetting adalah

16
polimer yang disusun secara permanen dalam bentuk pertama kali
dicetak, mempunyai sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak
meleleh jika dipanaskan,lebih tahan terhadap asam dan basa, jika
dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan
struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai.
• Berdasarkan bentuk susunan rantai terdapat polimer linier, polimer
bercabang, dan polimer berikatan silang.
• Berdasarkan aplikasinya polimer dibedakan menjadi polimer komersial,
polimer teknik, dan polimer fungsional.
• Berdasarkan reaksi pembentukannya dibagi menjadi polimer adisi dan
polimer kondensasi. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai
dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi monomer.
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan
pembentukan molekul kecil (H2O, NH3).

17
DAFTAR PUSTAKA

Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry: An Introduction, diindonesiakan oleh


Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR :
New Jersey

A. Katz, David. 1998. Polymers. Briar Hill Road, Gladwyne : USA

______. 2001. Modul Descriptor : Pastics Materials and Processing.


www.fetac.ie (diakses 7 Oktober 2014)

Shakhashiri. Polymers, Chemical Of The Week. www.scifun.org (diakses 7


Oktober 2014)

http://usupress.usu.ac.id/files/Polimer;%20Ilmu%20Material_Normal_bab%2
01.pdf (diakses 8 Oktober 2014)

http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/makromolekul/polimer/ (diakses 8
Oktober 2014)

https://www.scribd.com/doc/128612525/MAKALAH-KIMIA (diakses 8
Oktober 2014)

18

Anda mungkin juga menyukai