0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Rambu-rambu K3 memiliki peran penting dalam meminimalisir kecelakaan kerja dengan menarik perhatian terhadap bahaya, memberikan informasi, dan mengingatkan penggunaan alat keselamatan. Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan bahaya di tempat kerja seperti material, mesin, lingkungan, serta daya kerja. Pemahaman terhadap berbagai sumber potensial bahaya penting unt
Rambu-rambu K3 memiliki peran penting dalam meminimalisir kecelakaan kerja dengan menarik perhatian terhadap bahaya, memberikan informasi, dan mengingatkan penggunaan alat keselamatan. Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan bahaya di tempat kerja seperti material, mesin, lingkungan, serta daya kerja. Pemahaman terhadap berbagai sumber potensial bahaya penting unt
Rambu-rambu K3 memiliki peran penting dalam meminimalisir kecelakaan kerja dengan menarik perhatian terhadap bahaya, memberikan informasi, dan mengingatkan penggunaan alat keselamatan. Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan bahaya di tempat kerja seperti material, mesin, lingkungan, serta daya kerja. Pemahaman terhadap berbagai sumber potensial bahaya penting unt
Rambu-rambu K3 memiliki peran untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Berikut adalah kegunaan rambu-rambu K3. 1. Menarik perhatian terhadap adanya kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat. 3. Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan. 4. Mengingatkan kepada karyawan dimana harus menggunakan alat pengaman diri. 5. Mengindikasikan dimana perlatan darurat keselamatan berada. 6. Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan atau perilaku yang tidak diperbolehkan. Kelompok rambu- rambu dibagi dalam tiga bagian antara lain perintah (larangan,dan kewajiban), waspada (bahaya,peringatan, perhatian), dan informasi. Sedangkan berdasarkan jenis rambu antara lain rambu dengan simbol, rambu dengan simbol dan tulisan, serta rambu berupa pesan dalam bentuk pesan. 2. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja Salah satu masalah yang hampir terjadi di bengkel atau tempat kerja adalah kecelakaan kerja. A. Prinsip-prinsip dan pengendalian bahaya di tempat kerja Pada prinsipnya pencegahan dan pengendalian bahaya di tempat kerja dapat dilakukan dengan empat bagian yaitu antisipasi, identifikasi, penilaian dan evaluasi, serta pengendalian. B. Terjadinya cedera dan sakit di tempat kerja cedera dan sakit dapat di cegah dengan menjalankan praktik manajemen oleh tiap orang. Terjadinya cedera dan sakit di tempat kerja disebabkan antara lain : a. Kurangnya komitmen dalam mengatur keselamatan dan kesehatan kerja. b. Kurang tahunya besar manfaat keselamatan dan kesehatan kerja. c. Tempat kerja, Lokasi kerja, dan peralatan kurang baik. d. Rendahnya kominikasi dan instruksi. 3. Mengenali Bahaya di tempat kerja Pemahaman atas semua bentuk sumber bahaya yang muncul dari pekerjaan yang dikerjakan, merasa masihlah cukup pemula beberapa besar pekerja di Indonesia. Walau sebenarnya, pemahaman ada potensi bahaya, akan menolong menghindar terjadinya kecelakaan kerja ataupun penyakibat kerja. Dalam Undang-undang Nomor 1 Th. 1970 Mengenai Keselamatan Kerja dalam pasal 9 keterangan tentang keadaan dan bahaya yang bisa di muncul di tempat kera jadi keharusan dari pengurus atau pemimpin dari tempat kerja yang berkaitan. oleh sebab tiu menggunakan APD di tempat kerja sangat lah penting. minimal menggunakan sepatu safety, seragam dan helm. Sedang dalam pasal 12 tenaga kerja mempunyai hak untuk menyebutkan keberatan atas satu pekerjaan apabila mana kriteria keselamata dan kesehatan kerja. Ketidak pahaman tenaga kerja akan potensi bahaya yang mereka hadapi dalam bekerja bisa mempertinggi kesempatan berlangsung kecelakaan kerja dan penyakibat kerja. Hal semacam ini berlangsung, sebagai akibatnya karena ketidak pedulian pimpinan perusahaan ataupun tenaga kerja pada potensi bahaya yang akan berlangsung dan ketentuan perundangan yang perlu mereka mengerti. Meskpun tujuan dalam bekerja semestinya merujuk pada slogan Safety First, dalam praktik beberapa besar dunia usaha atau industri masihlah fokus pada Production First. Jika di perhatikan dari beragam standard tentang system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, tentang sumber bahaya di tempat kerja jadi langkah awal di dalam pengembangan system keselamatan. Dari semua potensi sumber bahaya berikut bisa dikerjakan penilaian kemungkinan dan pemilihan pada bentuk pengendalian yang pas. Tentang sumber bahaya di tempat kerja dari kerjakan dengan memerhatikan banyak hal tersebut : 1. Material, ada beberapa karakteristik material yang umum diketahui dari mulai yang berbentuk gampang terbakar, korosif, gampang meledak, beracun dan yang lainya, untuk lebih detil dalam mengacu pada ketentuan pemerintah No. 74 Th. 2001 mengenai pengendalian bahan beresiko dan beracun. 2. Cara, ketidaksamaan cara kerja akan menyebabkan ketidaksamaan potensi bahaya yang bisa muncul dari satu pekerjaan. Sebagai sistem manual handling kekeliruan dalam cara pengangkatan bisa menyebabkan cidera serius. 3. Mesin, tiap-tiap perlengkapan dan mesin yang dipakai tentu diperlengkapi dengan manual book atau buku tips didalamnya pastinya akan diterangkan semua potensi bahaya yang bisa muncul. Biasanya ditandai dengan pernyataan Caution!. Butuh di pastikan tenaga kerja akan dari bahaya titik jepit, titik geser, rotasi mesin dan yang lain. 4. Lingkungan kerja, keadaan tempat sebagai satu diantara sumber bahaya yang butuh di perhatikan. Terdapat banyak parameter yang umumnya di perhatikan berkaitan dengan lingkungan kerja seperti, pencahayaan, kebisingan, getaran, dan yang lain. 5. Daya, tiap-tiap sumber daya yang dipakai memiliki kandungan potensi bahaya didalamnya. Pelepasan daya yg tidak teratasi sebagai penyebabnya kecelakaan kerja potential.