pola PTT lebih besar dari rata-rata pendapatan usahatani PTNT, dengan R/C
baik pada musim tanam 3 dengan hasil produksi mencapai 3,99 ton/ha.
Percobaan dilaksanakan pada musim tanam tahun 1999 di Desa Talang Baru
masing-masing adalah 0,25 ha. Benih yang digunakan adalah beni jagung
hibrida pioner 4 dan pioner 8 serta jagung komposit varietas bisma dan sintetik
9
10
Penelitian tersebut didapatkan, hasil paket A4,61 ton/ha, paket B 4,14 ton/ha
dan paket C 3,99 ton/ha. Hasil rata-rata tidak menunjukan perbedaan hasil ini
menunjukan bahwa pada kondisi kering, varietas komposit (bisma) mampu bersaing
dengan jagung hibrida dan menghasilkan 3,99 ton pipilan kering tiap hektar.
pemupukan 50 kg/ha NPK 15-15-15 nyata meningkatkan bobot pipilan biji jagung.
Bobot brangkasan kering tertinggi dicapai pada pemupukan 300 kg/ha NPK 15-15-
15 ditambah 250 kg. Kontribusi hara N untuk meningkatkan hasil jagung lebih
NPK majemuk 15-15-15 dengan dosis 300 kg/ha ditambah 250 kg urea/ha.
Hasil dari kajian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa dalam
menggunakan faktor-faktor produksi dengan baik hal ini dapat memberi masukan bagi
penulis dapat melakukan penelitian tentang analisis produksi dan pendapatan usahatani
Agribisnis terbentuk dari dua unsur yaitu kata agri yang berasal dari kata
agriculture (pertanian) dan bisnis dari kata business (usaha). Agribisnis adalah suatu
kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantrai produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran yang hubungannya dengan pertanian dalam arti luas,
kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai
Hubungannya dengan pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang di
Agribisnis sebagai mega sektor terdiri atas empat subsektor, yaitu : 1) subsektor
atau usahatani, yakni kegiatan yang menggunakan sarana produksi untuk menghasilkan
produk olahan, baik produk antara (internediate product) maupun produk akhir
(finish product) dan; 4) sub-sektor jasa penunjang agribisnis yakni kegiatan yang
produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Teori produksi dapat dinyatakan
dalam bentuk fungsi produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor
produksi dikenal pula dengan istilah input, dan jumlah produksi disebut output.
12
(Sukirno, 2000). Kaitannya dengan pertanian, produksi adalah suatu proses produksi
yang akan diperoleh. Berproduksi diperlukan sejumlah input, dimana umumnya input
yang diperlukan pada sektor pertanian adalah tenaga kerja dan teknologi, demikian
hubungannya antara produksi dengan input, yaitu output maksimal yang dihasilkan
moderan dalam definisi yang beragam tetapi pada hakekatnya adalah sama. Bidang
pertanian secara teknis dalam arti sempit merupakan suatu proses pendayagunaan
sumber-sumber yang telah tersedia dan diharapkan memperoleh hasil yang telah
produksi dalam arti luas merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber
yang tersedia untuk mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan Terkelola dengan
baik, sehingga menghasilkan komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk
atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi antara lain
disebabkan karena perbedaan kaulitas. Hal ini dapat dimengerti karena kaulitas
yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik dilaksanakan dengan baik
dan begitu pula sebaiknya kualitas produksi kurang baik bila usahatani tersebut
Daniel (2004) menyatakan bahwa faktor produksi adalah terdiri dari tiga
komponen yaitu : 1). Tanah, 2). Modal dan 3). Tenaga kerja. Masing-masing
13
faktor produksi mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama
lain, kalau salah satu faktor tidak tersedia maka peroses produksi tidak akan
berjalan.
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman
tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor produksi memang sangat
menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal
untuk membeli benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja serta aspek manajemen
adalah faktor produksi yang penting. Hubungan antara faktor produksi (Input) dan
b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
sebagainya.
1. Luas lahan
a. Luas total lahan adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani
ditanami/diusahakan.
c. Luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.
2. Benih
berasal dari varietas unggul merupakan salah satu faktor penentu untuk
jagung tersebut sudah dikemas dalam kantong pelastik dan berlebel sertifikat
Jumlah benih yang dibutuhkan dalam luasan lahan ditentukan oleh jarak tanam
berat benih, daya tumbuh benih dan jumlah benih perlubang. Pemilihan varietas
jagung diarahkan kepada varietas unggul yang dapat memberi hasil dan keuntungan
yang lebih besar bagi petani, dengan kebutuhan jagung sebesar 20 kg/ha dengan jarak
3. Tenaga kerja
penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang
cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan
15
macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak
b. Kualitas tenaga kerja, dalam proses produksi, apakah itu proses produksi
jumlah yang terbatas, bila masalah tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka
c. Jenis kelamin, kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,
Bila tenaga kerja pengangguran semacam ini, maka akan terjadi migrasi
tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri. Tenaga kerja keluarga ini
tidak perlu dinilai dengan uang tapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja
tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak
maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah tenaga kerja
ditentukan olah jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila
dibanding dengan upah tenaga kerja wanita. Upah tenaga kerja ternak umumnya
penentu besar kecilnya upah, mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan
menerima upah yang lebih rendah bila dibanding dengan tenaga kerja yang
dewasa. Penilaian terhadap upah perlu disetandarisasi menjadi hari orang kerja
(HOK). Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecinya upah, makin lama
jam kerja makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya,
Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan
besar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor akan lebih tinggi bila
dibanding dengan nilai tenaga kerja orang, karena kemampuan traktor tersebut
dalam mengolah tanah yang relatif lebih tinggi. Begitu pula halnya tenaga kerja
ternak, nilai lebih tinggi bila dibanding dengan nilai tenaga kerja traktor karena
kemampuan yang lebih tinggi dari pada tenaga kerja tersebut (Soekartawi, 2003).
4. Pupuk
17
penambahan zat hara tanaman ke dalam tanah. Pemupukan dalam arti luas
misalnya pemberian pasir pada tanah liat, pemberian tanah mineral pada tanah
alami, keberlanjutan sistem produksi dan keuntungan yang memadai bagi petani.
Penggunan dosis pupuk NPK pada tanaman jagung untuk tanah Inceptisols
adalah 300 kg/ha Urea, 132 kg/ha SP-36, 150 kg/ha KCl dan untuk mencapai hasil
jagung pipilan kering antara 5,0-6,0 ton/ha diperlukan dosis pupuk 90-225 kg/ha N,
kualitas dan hasil kerja pertanian termasuk tenaga kerja itu sendiri. Pendidikan
yang relatif tinggi menyebabkan analisis seorang akan semakin baik dan cermat
seseorang dalam mengambil keputusan yang terkait dalam usaha yang dilakukan.
18
objek dalam hal teknologi usahatani, karena dengan mengamati objek seseorang
akan mengenal dan mengetahui objek tersebut sehingga menimbulkan kesan dalam
pemikiran yang dapat menimbulkan respon terhadap objek apakah senang atau
tidak senang, menerima atau menolak objek. Demikian juga dengan pengetahuan
mengenai teknologi usahatani yang sangat penting dalam menentukan sikap petani
tinggi pendidikan maka semakin luas pula teknologi yang ingin didapatkan.
6. Modal
Modal adalah faktor produksi yang mempunyai peran cukup penting dalam
perusahaan baru atau untuk memperluas usaha yang sudah ada, tanpa modal yang
Menurut Adiwilaga, (1982) modal adalah salah satu faktor produksi dari
tiga faktor yang disatupadukan dalam proses produksi tanah, tenaga dan modal.
Modal (sarana produksi) dalam proses kegiatan produksi pertanian, maka modal
dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan
tesebut dibedakan karena ciri yang dimiliki oleh modal tersebut. Faktor produksi
seperti tanah, bangunan, dan mesin-mesin sering dimasukan dalam kategori modal
tetap, demikian dengan modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut.
Pristiwa ini terjadi dalam waktu yang relativ pendek dan tidak berlaku dalam
19
jangka panjang (Soekartawi, 2003), sebaliknya dengan modal tidak tetap atau
modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis
dalam satu kali proses produksi tersebut, misalnya biaya produksi yang
dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, pestisida atau yang dibayarkan untuk
alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang baik. Sebagi ilmu
sumbernya secara baik pada suatu usaha pertanian atau perternakan dan perikanan.
Selain itu juga dapat diartikan sebagai ilmu mempelajari bagaimana membuat dan
a. Biaya Usahatani
menjadi dua yaitu : biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap umumnya
didefinisikan sebagai biaya yang relaif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh bayak atau sedikit. Biaya tidak tetap atau
b. Peneriamaan Usahatani
jual. Penerimaan juga sangat ditentukan oleh besar kecilnya produksi yang
dihasilkan dan harga dari produksi tersebut, demikian juga bila harga pasaran
antara penerimaan dan biaya atau R/C yaitu singkatan dari Revenue cost ratio
atau dikenal dengan perbandingan antara penerimaan dan biaya. Usahatani yang
akan dilaksanakan dinilai dapat memberikan keuntungan atau layak diterima, jika
c. Pendapatan Usahatani
pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga modal senderi, sewa lahan, milik
sendiri, sewa alat dan penyusustan alat. Winardi (1994), mengemukakan definisi
pendapatan sebagai hasil berupa uang atau hasil material lainya yang dicapai dari
adalah selisi antara peneriaman dan semua biaya, dimana penerimaan uashatani
adalah perkalian antara produksi dan harga jual, sedangkan biaya adalah semua
kotor usaha budidaya dan pengeluaran total usahatani. Pendapatan bersih usaha
faktor-faktor produksi kerja, pengolahan dan modal milik sendiri atau pinjaman
dua atau lebih variabel, dimana variabel satu disebut dengan variabel dependen
22
yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut dengan variabel independen yang
demikian kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi
Y = f ( X1, X2,X3,….Xn)
Keterangan :
Regresi Berganda. Persamaan tersebut dapat terlihat bahwa nilai b 1, b2, b3 dan
bentuk fungsinya menjadi funggsi linier, maka ada beberapa persyaratan yang
a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol, sebab logaritma dari nol
b. Fungsi produksi perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada
pengamatan dan bila diperlukan analisis yang memerlukan lebih dari satu
model, maka perbedaan model tersebut terletak pada intercept dan bukan
c. Tiap Variabel X
Permasalahan diatas terlihat bahwa nilai b1, b2, b3 dan b4 adalah tetap
fingsi lain.
24
hasilnya (return to scala) dengan kata lain bahwa nilai koefisien Regresai
dibanding fungsi-fungsi produksi lain, maka bukan berarti bahwa fungsi produksi
kelemahan dari fungsi produksi ini terletak pada permasalahan pendugaan yang
tersebut banyak faktor yang mepengaruhinya seperti luas lahan, benih, pupuk dan
tenaga kerja yang digunakan. Oleh karena itu dapat upaya peningkatan
menjadi 2 kelompok (Soekartawi, 2003), antara lain ialah faktor aktor biologi,
25
pestisida dan lain sebagainya, sedangkan faktor sosial ekonomi, seperti biaya
produksi, harga, tenaga kerja, tingkat pendapatan, resiko dan ketidak pastian,
pikir:
Usahatani Jagung
Hibrida
Produksi Jagung
Hibrida
Harga
Penerimaan
Pendapatan
Total Biaya Usahatani Jagung
Hibrida
26
dipengaruhi oleh variabel input produksi, yaitu luas lahan, benih, pupuk dan
tenaga kerja. Luas lahan sebagai variabel independen (X1), Varietas benih sebagai
variabel independen (X2), pupuk sebagai variabel independen (X3) dan tenaga
2.4. Hipotesis
Penggunaan input produksi luas lahan, benih, pupuk, dan tenaga kerja,