Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

MANAJEMEN PROYEK
PROTEKSI

NAMA : Andrian Putra

NOMOR BP : 1701031026

KELAS : III B REGULER

TANGGAL PRATIKUM : 27 April 2020

TANGGAL PENYERAHAN : 02 Mei 2020

INSTRUKTUR : Firmansyah, ST.,MT

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI PADANG


2020
Dari Tayangan 1 (Manajemen)

A. Pengertian Manajemen

Segala sesuatu yang kita lakukan apapun itu, aktivitas kita semuanya
dilaksanakan dalam suatu proses tertentu yang didalamnya terdiri dari beberapa
aktivitas atau kegiatan dan pasti mempunyai tujuan tertentu yaitu berhasilnya dari
kegiatan tersebut.

Gambar 1. Bagan Definisi Manajemen

Penjelasan gambar 1 sebagai berikut.

Gambar 2. Arti dari Kata “Segala Sesuatu”

Misalnya : Pekerjaan dikantor bagi mahasiswa, bagi mahasiswa belajar atau


kuliah, pekerjaan di proyek atau lainnya.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini tentu memerlukan sumber daya atau disebut


dengan resource. Penggunaan sumber daya ini pada awalnya dikenal dengan
istilah 3 M yaitu mungkin pada zaman purba dahulu, manusia dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari penggunaan sumber daya sebanyak 3M.
Kemudian seiring dengan perkembangan peradaban manusia penggunaan sumber
daya berkembang menjadi 5 M dan sampai saat ini penggunaan sumber daya
menjadi 6 M.

Apakah 3 M, 5 M, dan 6 M ini ?

3 M yaitu :

a. Man (manusia);
b. Material (bahan-bahan yang digunakan);
c. Method (cara melaksanakan kegiatan tersebut).

Kemudian peradaban berkembang sehingga memerlukan tambahan sumber


daya manjadi 5 M.

Tambahan 2 M lagi yaitu :


a. Money (Sebagai alat tukar);
b. Machine (Peralatan yang digunakan dalam membantu pelaksanaan kegiatan-
kegiatan ).

Ada referensi yang menyatakan peralatan ini disebut dengan istilah equipment.
Seiring perkembangan zaman sampai saat ini, di zaman modern ini manusia masih
memerlukan tambahan sumber daya menjadi 6 M yaitu :

a. Market atau pasar diartikan sebagai jaringan atau Network.

Didalam melaksanakan kegiatan atau aktivitasnya, manusia pasti berhubungan


dengan yang lainnya, misalnya hubungan individu antara manusia, hubungan
kerja antar perusahaan atau antar kantor.

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan,


mengkoordinasikan, dan mengendalikan sumber daya dengan meng-integrasikan
ilmu dan seni mengatur untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang
telah ditentukan. Maksud dari perpaduan ilmu dan seni mengatur adalah integrasi
atau perpaduan antara ilmu (ilmu manajemen), pengalaman (pengalaman kerja)
dan seni mengatur yaitu mengatur orang dan pekerjaan.
Jadi, manajemen adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan tentang manajemen
kemudian pengalaman kerja dan seni mengatur.

Bagaimana dikatakan berhasil/sukses?

Hampir semua referensi manajemen mengatakan bahwa dikatakan berhasil


atau sukses itu jika telah memenuhi 3 batasan atau constraints yaitu :

1) Cost (biaya)
2) Time (waktu)
3) Performance (mutu atau kualitas)

B. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen atau management Cycle dikenal dengan istilah sebagai


berikut.

a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing & Staffing (Pengaturan dan Penyediaan staf)
c. Directing (Pengarahan)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)

Fungsi manajemen yang dikemukan oleh George R. Terry terdiri dari 4 yaitu :

a. Planning
b. Organizing
c. Actuating (Aktualisasi, Implementasi atau pelaksanaan)
d. Controlling
Penjelasan fungsi manajemen sebagai berikut.

a. Planning

Perencanaan pada dasarnya adalah menjawab pertanyaan-perntanyaan 5 W


+ 1 H yaitu :

What (Apa)

When (Kapan)

Where (Dimana)

Who (Oleh Siapa)

Why (Mengapa)

How (Bagaimana)

Pertanyaan tersebut ditujukan supaya mendapatkan kondisi-kondisi yang


diinginkan dalam periode tertentu. Ada suatu pernyataan didalam referensi yang
disebut dengan rencana yang efektif.

Rencana yang efektif adalah yang memanfaatkan kesempatan-kesempatan


dan menghilangkan halangan-halangan atas dasar pengertian yang obyektif
tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari organisasi. Pengertian
itu berkaitan dengan strategi perencanaan salah satunya adalah dengan
menggunakan SWOT analysis. SWOT merupakan suatu singkatan yang
kepanjangannya yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity
(kesempatan) dan Threat (Ancaman/Hambatan).

Langkah-langkah SWOT analysis adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi selengkapnya hal-hal yang berpengaruh dari faktor internal


(Strength/kekuatan dan weakness/kelemahan) dan faktor eksternal
(Oppurtunity/Kesempatan dan Threat/Hambatan).
2. Paparkan rencana solusinya yaitu dengan memperkuat atau menambahkan
pengaruh yang menguntungkan dan mengurangi atau menghilangkan
pengaruh yang merugikan.

b. Organizing & Staffing

Sekelompok yang mempunyai tujuan bersama untuk membentuk


organisasi sehingga menimbulkan hubungan antara bawahan dan atasan di dalam
organisasi yaitu wewenang (authority), tanggung jawab (responsibility) dan
tanggung gugat (accountability).

c. Directing pengarahan

adalah kemampuan dari pimpinan atau atasan untuk memberikan motivasi


kepada anak buahnya. Faktor yang menentukan adalah kepemimpinan
(leadership). Diperlukan pengembangan sumber daya dan pelatihan kerja, dapat
melalui on the job training.

d. Coordinating

Agar tidak terjadi “tumpang tindih” tugas maka diperlukan koordinasi baik
di dalam organisasi (internal) maupun dengan pihak luar (eksternal). Didalam
koordinasi, diperlukan suatu sistem komunikasi yang terbuka, luwes, dan terpadu
dalam menjalankan fungsi koordinasi, bisa dalam bentuk pertemuan secara
berkala antar pimpinan bagian.

e. Controlling

Fungsi pengendalian untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan oleh


organisasi sesuai dengan rencana atau tidak, bukan untuk mencari kesalahan.
Pengontrolan dapat melalui Laporan-laporan, Cek dilapangan, Proses pekerjaan
prosedur kerja dan metode kerja.

Tujuan pengendalian adalah agar setiap kegiatan dapat dimulai, dilaksanakan dan
di selesaikan sesuai dengan jadwal, budget, mutu dan sumber daya.
B. Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah semua perencanan, pelaksanaan, pengendalian


dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk
menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu,tepat biaya dan tepat mutu.

Pihak –pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi yaitu konsultan, kontaktor
utama dan pemasuk supplier, instruksi keuangan, lembaga internal, tenaga kerja,
badan pemerinthan, lembaga pelayanan dan masyarakat.

C. Manajemen Proyek Ketenagalistrikan

a. Manajemen proyek Instalasi Listrik

Manajemen proyek ketenagalistrikan adalah suatu ilmu terapan yang harus


dikerjakan oleh orang yang dibidang kelistrikan. Karena instalasi listrik
memerlukan data yang spesifik seperti jenis instalasi listrik, dan tegangan yang di
gunakan. Proses perencanaan (planning) proyek dapat dikelompokkan menjadi
dua tahap, yaitu yang pertama planning dalam garis menajemen konsultan dan
yang kedua dalam garis manajemen kontraktor. Perencanaan yang ditangani oleh
konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada
perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani
oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada
perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan. Perencanaan yang ditangani
oleh kontraktor mencakup perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran
dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.

Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek


(kontraktor) baik manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta
manajemen dari organisasi pemilik proyek pada umumnya adalah sama yaitu
dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang disesuaikan dengan
keadaan nyata di lapanga. Laporan-laporan tertulis tersebut bisa berupa laporan
harian, laporan mingguan dan lain-lain.
b. Jenis-jenis Proyek

Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam pengerjaannya,


selalu ada batasan (time, scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan
pelaksanaan proyek. Akan tetapi, jika ditanjau dari aktivitas yang paling dominan
yang dilakukan dalam proyek engineering yaitu :

a. Proyek Engineering Konstruksi dalam kegiatannya, aktivitas yang paling


dominan yang dilakukan dalam proyek adalah pengkajian kelayakan, desain
engineering, pengadaan dan konstruksi.

b. Proyek Engineering Manufacture secara garis besar, kegiatan proyek ini


meliputi seluruh kegiatan yang bersifat untuk menghasilkan produk baru.
Dari Tayangan 2 (Organisasi Proyek)

A. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah kumpulan orang yang dikoordinsikan aktifitas-


aktifitasnya agar tercapai tujuan organisasi.

Fungsi koordinasi memerlukan :

a. komunikasi yang terbuka, luwes dan terpadu

b. Pemahaman mengenai hubungan dan ketergantungan antara sesamanya.

Jadi, Organisasi Proyek merupakan sekelompok orang atau suatu sistem yang
melibatkan banyak pihak dari berbagai latar belakang ilmu dan keahlian yang
terorganisir dan terkoordinasi dalam suatu wadah tertentu.

B. Kegunaan Struktur organisasi

Ada beberapa kegunaan struktur organisasi sebagai berikut :

a. Memberikan gambaran pembagian tugas serta tanggung jawab kepada


individu maupun bagian.
b. Memberikan gambaran hubungan pelaporan secara resmi dalam tingkatan
hirarki.
c. Menetapkan pengelompokkan individu menjadi bagian organisasi, dan bagian
menjadi bagian organisasi, dan bagian menjadi organisasi yang utuh.
d. Menerapkan sistem hubungan hingga tercapai komunikasi, koordinasi dan
pengintegrasian segenap kegiatan.

C. Organizational Workflow

1. Authority (wewenang)

Adalah kekuasaan diberikan kepada seseorang (sesuai dengan kedudukannya)


agar dapat membuat keputusan yang diikuti oleh bawahannya.
2. Responsibility (tanggung jawab)

Adalah kewajiban dari seseorang dalam organisasi agar dapat efektif dalam
melaksanakan tugasnya.

3. Accountability (tanggung gugat)

Adalah kesanggupan memberikan pertangggungan-jawab untuk suatu tugas


khusus yang telah diselesaikan.

D. Struktur Organisasi

Ada beberapa bentuk struktur organisasi sebagai berikut.

1. Struktur Tradisional

2. Struktur Fungsional

3. Struktur Produk

4. Struktur Matriks

a. Struktur Tradisional

Gambar 3. Struktur Tradisional


Keuntungan :

a. Mempunyai jumlah personil


b. Dapat diketahui garis hubungan antara masing-masing level
c. Pengelompokan keahlian untuk pembagian pengetahuan teknis.
d. Jelas garis kolektif dari bertanggung jawab.
e. Personil dapat ditugaskan untuk beberapa proyek
f. Hirarki yang jelas untuk pengawasan
g. Kontinuitas dan konsistensi dari displin fungsional
h. Memungkinkan adanya kebijakan, prosedur, dan misi dari departemen

Kekurangan :

a. Tidak ada individu yang secara langsung bertanggung jawab atas proyek
keseluruhan
b. Perencanaan orientasi proyek bisa terganggu
c. Tidak jelas terdapat garis pelaporan dari level bawah ke atas
d. Koordinasinya kompleks
e. Keputusan biasanya dipengaruhi oleh grup fungsional yang paling kuat
f. Tanggapan untuk customer lambat
g. Kurang dalam motivasi dan inovasi

b. Struktur Fungsional

Gambar 4. Struktur Fungsional


Keuntungan :

a. Accountability lebih baik


b. Garis kontrol jelas
c. Fleksibel dalam penggunaan manpower
d. Hubungan staf teknik lebih dekat
e. Produktifitas dan personil yang mempunyai keahlian khusus lebih baik
f. Potensi untuk kenaikan pangkat sepanjang garis fungsional
g. Sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang
h. Baik untuk organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil produk

Kekurangan :

a. Perhatian terpecah antara sasaran organisasi dan sasaran bagian


b. Timbul konflik antara sasaran organisasi dan sasaran bagian
c. Koordinasi antar bagian kurang
d. Sikap tidak menerima dari wakil departemen
e. Manajemen terdiri dari beberapa lapisan
f. Kurang usaha terpusat

c. Struktur Produk

Gambar 5. Struktur Produk

Keuntungan :

a. Struktur sederhana
b. Penanggung jawab produk jelas
c. Bagian-bagian dapat beradaptasi dengan baik terhadap tuntutan luar
d. Koordinasi antar fungsi baik
e. Wewenang penuh pada manajer proyek
f. Keputusan dapat diambil dengan cepat karena wewenang terpusat
g. Pengembangan keahlian karena spesialisasi produk
h. Motivasi, komitmen dan konsentrasi lebih baik
i. Fleksibel dalam menentukan waktu, biaya, performance
j. Accountablity tim pada satu boss (manajer proyek)
k. Baik bagi organisasi yang menghasilkan banyak produk

Kekurangan :

a. Koordinasi antar produk sulit


b. Duplikasi usaha pada produk yang mirip
c. Keahlian teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional
d. Integrasi ataupun standarisasi antar produk sulit tercapai
e. Monopoli dari sumber daya organisasi

d. Struktur Matriks

Gambar 6. Struktur Matriks


Keuntungan :

a. Interaksi tim yang bagus


b. Konsolidasi dari beberapa tujuan
c. Informasi secara multilateral
d. Peluang kerja pada berbagai macam proyek
e. Penggunaan & pembagian sumber daya efisien
f. Mengurangi biaya proyek dengan membagi personil
g. Kelangsungan fungsi setelah proyek selesai
h. Kerja sama dari garis fungsional untuk membantu uhasa proyek
i. Memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan Keterampilan
fungsional maupun keterampilan integrasi menurut proyek

Kekurangan :

a. Respon waktu lambat untuk proyek yang memerlukan langkah kerja


b. Struktur yang komplek
c. Masalah dari banyak boss (atasan)
d. Ketidaktergantungan operasi dari tiap organisasi proyek
e. Timbul masalah dari prioritas proyek
f. Wewenang ganda menyebabkan kebingungan dan frustasi
g. Menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi penyelesaian masalah

E. Bentuk Struktur Proyek

Dibawah ini beberapa macam bentuk struktur organisasi proyek


berdasarkan hubungan kontak perjanjian kerjasamanya, antara lain :

1. Organisasi Tradisional

Organisasi tradisional biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan


kondisi biasa/umum. Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu :

a. Pemilik proyek yang bertindak sebagai owner sekaligus sebagai manajemen


proyek konstruksi.

b. Konsultan perencana yang bertindak sebagai perancang konstruksi.


c. kontaktor yang bertindak sebagai pelaksana konstruksi.

Skema hubungan ketiga pihak tersebut adalah :

Gambar 7. Organisasi Tradisional

2. Organisasi Swakelola (Owner – Builder)

Pelaksanaan tahapan kegiatan proyek pada organisasi semacam ini bisa


dilakukan overlapping sebab pemilik proyek berfungsi sekaligus sebagai
konsultan dan kontraktor.

Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Organisasi Swakelola (Owner – Builder)


3. Organisasi Manajemen Konstruksi

Pelaksanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan


adanya overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan
konstruksinya sudah terpadu dibawah koordinasi manajemen konstruksi.

Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut :

Gambar 9. Organisasi Manajemen Konstruksi

4. Organisasi Turnkey

Pada model organisasi kali ini kontraktor sekaligus sebagai konsultan


perencana sesuai dengan kontrak antara kontraktor dengan pemilik proyek.

Skema hubungan organisasi ini adalah sebagai berikut :

Gambar 10. Organisasi Turnkey


Contoh struktur proyek

Gambar 11. Struktur Proyek

Unit Organisasi Kontraktor Pelaksana

Gambar 12. Struktur Organisasi Kontraktor


Gambar 13. Struktur Organisasi Sub-Kontraktor

Unit Organisasi Kontraktor Perancana

Gambar 14. Struktur Organisasi Konsultan Perencana


Unit Organisasi Pengawas Proyek

Gambar 15. Organisasi Pengawas Proyek

Anda mungkin juga menyukai