RSUD SUMBAWA
2021
DISUSUN OLEH :
IPA19008
SUMBAWA
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORANN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.J DENGAN
KEHAMILAN SEROTINUS
Hari :
Tanggal :
Oleh :
Nim : IPA19008
Sumbawa Besar,………………......
(………………..…..…..) (………………………..)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
(…………………………….)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Tujuan Penulisan................................................................................................6
BAB II............................................................................................................................7
Tinjauan Pustaka..........................................................................................................7
A. Konsep Penyakit....................................................................................................7
1. Definisi................................................................................................................7
2. Etiologi................................................................................................................8
3. Manifestasi klinis.................................................................................................8
5. Pathway Serotinus............................................................................................11
6. Komplikasi........................................................................................................11
7. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................13
8. Penatalaksanaan medis...................................................................................13
B. Asuhan Keperawatan.............................................................................................15
1. Pengkajian.......................................................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................................15
3. Intervensi Keperawatan..................................................................................16
4. Implementasi...................................................................................................19
5. Evaluasi Keperawatan....................................................................................21
BAB III.........................................................................................................................22
PENUTUP...................................................................................................................22
A. Kesimpulan.......................................................................................................22
B. Saran................................................................................................................22
Daftar Pustaka............................................................................................................23
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dengan judul” Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.J Dengan Kehamilan Serotinus
Di Rangan Poli Kandungan”
Dalam penyusunan Laporan pendahuluan ini saya menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian , kelengkapan isi, dan lain-
lainnya. Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari
para pembaca guna memperbaikan Laporan pendahuluan ini di kemudian
hari.Pembuatan Laporan pendahuluan ini diharapkan dapat berguna bagi para
Mahasiswa yang ingin mempelajari tentang imunitas lebih dalam. Saya
mengharapkan partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan
berguna bagi setiap orang yang membacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat bulan,
kehamilan lewat waktu, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post
datisme atau pascamaturitas adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu
(294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Neagle
dengan siklus haid rata-rata (Prawiroharjo, 2009 : 686). Kehamilan postterm
berpengaruh pada janin. Dalam kenyataannya kehamilan serotinus mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan janin sampai kematian janin. Ada janin yang
dalam masa kehamilan 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada
yang tidak bertambah, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya,
atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen.
Sementara itu resiko bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat berupa partus
lama, inersia uteri, dan perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric
yang menigkat (Prawiroharjo, 2009 : 686). Faktor penyebab kematian ibu dibagi
menjadi dua yaitu, faktor penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung.
Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh
perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung penyebab
kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 (tiga) Terlambat dan 4 (empat)
Terlalu. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan 28%,
eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, aborsi 5%, dan lain-lain 27%, yang
didalam terdapat juga penyulit pada masa kehamilan dan penyulit pada masa
persalinan (Departemen Kesehatan RI,2010).
B. Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi dengan serotinus di
RSUD kota Sumbawa Besar.
2.Tujuan Khusus
Tinjauan Pustaka
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Kehamilan postterm merupakan kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu
atau lebih sejak awal periode haid yang diikuti oleh ovulasi 2 minggu kemudian.
Meskipun kehamilan postterm ini mungkin mencakup 10 persen dari seluruh
kehamilan, sebagian di antaranya mungkin tidak benar-benar postterm, tetapi lebih
disebabkan oleh kekeliruan dalam memperkirakan usia gestasional. Sekali lagi nilai
informasi yang tepat mengenai lama kehamilan cukup jelas, karena pada umumnya
semakin lama janin yang benar-benar postterm itu berada didalam rahim, semakin
besar pula resiko bagi janin dan bayi baru lahir untuk mengalami gangguan yang
berat (Cunningham, 1995).
Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42
minggu lengkap (Sarwono, 1995).
Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu
dihitung berdasarkan rumus neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Rustam,
1998).
Kehamilan Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu
lengkap. Diagnosa usia kehamilan didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan
dengan rumus Naegele atau dengan penghitungan tinggi fundus uteri (Kapita
Selekta Kedokteran jilid 1).
2. Etiologi
Etiologi kehamilan lewat waktu atau kehamilan serotinus sampai saat ini belum
diketahui secara pasti beberapa faktor yang dikemukakan penyebab kehamilan
serotinus adalah:
Herediter karena postmaturitas sering dijumpai pada satu keluarga tertentu (Rustam,
1998).
3. Manifestasi klinis
Gambaran klinis pada kehamilan post matur antara lain:
Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan dengan
demikian menjadi bayi besar yang abnormal pada saat lahir, atau bertambah berat
postterm serta berukuran besar menurut usia gestasionalnya.
Pada USG ditemukan adanya oligohidramnion dan penurunan jumlah cairan amnion
disertai dengan kompresi tali pusat yang dapat menimbulkan gawat janin, termasuk
defekasi dan aspirasi mekonium yang kental.
Pada sisi ekstrim lainnya, lingkungan intrauterin dapat begitu bermusuhan sehingga
pertumbuhan janin yang lebih lanjut akan terhenti dan janin menjadi postterm serta
mengalami retardasi pertumbuhan.
Bayi panjang, kurus dengan penampilan menyusut, kulit seperti kertas dan kulit kuku
dan tali pusat terwarnai mekonium, kuku panjang dan lanugo tidak ada.
Sindrom aspirasi mekonium ditandai dengan hipoksia janin, cairan amnion yang
bercampur dengan mekonium, gawat napas waktu lahir dan mekonium mengotori
pita suara.
Klasifikasi Serotinus.
Menurut Prawiroharjo (2009 : 691), klasifikasi pada serotinus / kehamilan bayi lewat
bulan adalah :
a. Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang
mengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan
hipoglikemia.
b. Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang
adekuat. Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur janin ,
terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin:
1. Tahap I insufisiensi plasenta kronis
Penampilan malnutrisi
Terwarnai mekonium
Depresi perinatal
c. Bayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi yang berhubungan
dengan perfusi utero plasenta yang terganggu dan hipoksia, misalnya: sindrom
aspirasi mekonium.
6. Komplikasi
Komplikasi yang diakibatkan oleh kehamilan serotinus
• Aksi uterus yang tidak terkoordinir dikarenakan kadar progesteron yang tidak
turun pada kehamilan serotinus maka kepekaan terhadap oksitosin berkurang
sehingga estrogen tidak cukup untuk menyediakan prostaglandin yang berperan
terhadap penipisan serviks dan kontraksi uterus sehingga sering didapatkan aksi
uterus yang tidak terkoordinir.
• Janin besar oleh karena pertumbuhan janin yang terus berlangsung dan
dapat menimbulkan CPD dengan derajat yang mengakhawatirkan akibatnya
persalinan tidak dapat berlangsung secara normal, maka sering dijumpai persalinan
lama, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan post partum.
• Stadium III : pewarnaan kekeuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Pada kasus yang lain biasanya terjadi insufisiensi plasenta. Dimana plasenta, baik
secara anatomis maupun fisiologis tidak mampu memberikan makanan dan oksigen
kepada fetus untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan secara
norma. Hal ini dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Volume cairan
amnion akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kehamilan. Pada kehamilan
cukup bulan cairan amnion 1000-1500 ml, warna putih, agak keruh, serta
mempunyai bau yang khas, amis, dan agak manis, cairan ini mengandung sekitar
98% air. Sisanya terdiri dari garam organik dan anorganik yaitu rambut lanugo
(rambut halus yang berasal dari bayi), sel-sel epitel dan forniks kaseosa (lemak yang
meliputi kulit bayi.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vagina.
8. Penatalaksanaan medis
Penalaksanaan pada ibu
a. Pengelolaan persalinan
• Dilakukan induksi persalinan asal tidak ada janin besar, jika janin lebih 4000
gram, dilakukan SC.
3. Pada serviks belum matang (skor bishop < 5) kita perlu menilai keadaan janin
lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
• Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, test dengan
kontraksi (CST) harus dilakukan. Hasil CST positif janin perlu dilahirkan, bila CST
negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari
kemudian.
• Keadaan serviks (skor bishop harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien,
dan kehamilan harus diakhiri bila serviks matang.
4. Pasien dengan kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti DM, preeklamsi,
PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa memandang keadaan serviks. Tentu saja
kehamilan dengan resiko ini tidak boleh dibiarkan melewati kehamilan lewat waktu.
Pengelolaan intrapartum
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan serotinus antara
lain:
10. Intervensi
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Anmnesis :
Obyektif.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko injuri / kematian janin berhubungan dengan berkurangnya cairan
amnion, distorsia,inersia uteri.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit kering, rapuh daan
mudah mengelupas, desquamasi epitel.
c. Resiko perdarahan berhubungan dengan atonia uteri.
d. Nyeri akut berhubungan dengan eksisi post operasi SC, episiotomi.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka post operasi (porte de
entre), pasca persalinan.
f. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer (uterus, plasenta) berhubungan
dengan kolaps plasenta akibat kehamilan lewat waktu / partus lama.
3. Intervensi Keperawatan
1) Resiko injuri / kematian janin berhubungan dengan berkurangnya cairan
amnion, distorsia,inersia uteri.
NOC :
NIC :
Siapkan metode untuk melahirkan yang paling layak, bila janin pada
presentase kening, wajah, dan dagu.
Rasional : presentase ini meningkatkan resiko CPD, karena diameter lebih besar
dari tengkorak janin masuk ke pelvic karena kegagalan kemajuan dan pola
persalinan memerlukan kelahiran secara cesar.
2). Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit kering, rapuh dan mudah
mengelupas,desquamasi epitel.
NOC:
kriteria hasil :
NOC :
Kriteria hasil
NIC :
4). Nyeri akut berhubungan dengan eksisi post operasi SC, episiotomi.
NOC:
Pain level
Pain control
Confort level
Kriteria hasil :
5). Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka post operasi (porte de entre),
post persalinan.
NOC:
Immune status
Knowledge : infection control
Risk control
Kriteria hasil :
a) Monitor tanda dan gejala infeksi pertahankan teknik asepsis pada pasien
yang beresiko.
b) Batasi pengunjung bila perlu.
c) Pertahankan teknik isolasi.
d) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
Pertahankan lingkungan aseptic selama pemasangan alat.
e) Berikan terapi antibiotic bila perlu.
6). Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (uterus, plasenta) berhubungan dengan
kolaps plasenta
NOC :
Circulasi ststus
Tissue perfusion
Kriteria hasil :
a) Tekanan sistole dan diastole dalam rentang yang diharapkan. Tidak ada
ortostatik hipertensi.
b) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial.
4. Implementasi
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan
sumber - sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi diprioritaskan sesuai dengan
kemampuan keluarga dan sumber yang dimilikioleh keluarga (Sudiharto, 2007).
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana
intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan
memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga dididik untuk dapat
menilai potensi yang di miliki mereka dan mengembangkannya melalui implementasi
yang bersifat memampukankeluarga untuk mengenal masalah kesehatannya,
mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi,
merawat danmembina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi
lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007). Sedangkan menurut (Padila, 2012)
tindakan perawatan terhadap keluarga mencakup dapat berupa :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalahdan
kebutuhan kesehatan, dengan cara :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pasien post sectio caesarea dengan indikasi janin letak lintang
ditemukan tiga diagnosa yang ditegakkan yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen cidera fisik (luka post sc), resiko terjadinya anemia berhubungan dengan
penurunan HB, kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang perawatan luka pot sc. Sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang
telah ditargetkan oleh penulis dan setelah melakukan 3 asuhan keperawatan selama
3x24 jam sehingga penulis bisa mencapai tujuan umumnya yaitu menambah
keterampilan, menambah pengetahuan dan dapat melakukan asuhan keperawatan
pada pasien sectio caesarea dengan indikasi janin letak lintang.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis tentang kasus hamil serotinus dan diharapkan dapat melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena teori dan prosedur yang
mendasari setiap praktik yang dapat menghindari kesalahan.
Diharapkan Tenaga Kesehatan lebih trampil dalam menangani kasus ibu hamil
dengan serotinus
Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu hamil dengan
serotinus dan penanganan yang tepat dapat dijadikan sebagai bahan referensi.
Daftar Pustaka