Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pola Makan Berlebihan

Remaja dikategorikan rentan karena tiga alasan. Pertama, percepatan

pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih

banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian

masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga,

kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping

itu, tidak sedikit remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami

kegemukan bahkan obesitas.

Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja merupakan kelanjutan dari masalah

gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat

badan. Masalah ini berpangkal pada kegemaran yang tidak lazim, lupa makan dan

hamil (Arisman, 2009).

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dunia teknologi pengolahan

makanan, transportasi, dan adanya arus globaisasi menyebabkan perubahan mendasar

pada pola makanan masyarakat dihampir semua belahan dunia. Pola makan berlebih

seperti makan berlebihan, makan terburu-buru, menghindari makan pagi dan

kebiasaan makan makanan ringan serta adanya tren dikalanga remaja makan makanan

fast food atau makanan cepat saji. Pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan

asupan makanan yang berlebihan atau sebaliknya kekurangan.

11
12

Asupan makanan yang kurang dari kebutuhan akan menyebabkan tubuh

menjadi kurus, sedangkan asupan makanan yang lebih dari kebutuhan akan

menyebabkan kelebihan berat badan atau overweight. Hal ini bila lama terjadi dalam

kurun waktu yang relatif lama dapat berakibat dan terjadi penumpukan lemak

dibawah kulit yang akhirnya terjadi berat badan lebih bahkan bisa terjadi obesitas.

Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan energi untuk kelangsungan hidup

dan aktivitas fisik, untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara

asupan energi yan masuk dengan asupan energi yang keluar. Pola makan yang

berlebih menjadi salah satu faktor terjadinya gizi lebih. Gizi lebih terjadi jika

seseorang mengkonsumsi energi melebihi jumlah energy yang dibakar.

Ketidakseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan

(Ayu, 2011).

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya pola makan yang berlebihan bisa

menjadi faktor timbulnya kegemukan atau kelebihan berat badan bahkan akan

mengarah pada penderita obesitas jika tidak dapat ditanggulangi sejak dini.

1. Pengertian Kelebihan Berat Badan (overweight)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) overweight adalah keadaan dimana

hampir mendekati obesitas, seseorang dapat dinyatakan overweight apabila orang

tersebut memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) antara 25-29,99. Overweight disini

dibagi menjadi dua bagian , yaitu individu yang memiliki IMT 25-27,49 dan individu

dengan IMT 27,50-29,99.


13

Menurut (Purnamawati, 2009) Overweight adalah kelebihan berat badan

dibandingkan dengan berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan

jaringan lemak

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan

ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak. Overweight pada

remaja terjadi karena ketidakseimbangan asupan zat gizi. Pola makan yang terjadi

pada remaja saat ini yaitu pola makan tinggi energi yang sebagian besar terdiri dari

karbohidrat dan lemak. Asupan energi yang tinggi akan berpengaruh terhadap

terjadinya overweight (Gharib, 2011).

Dari pemaparan definisi diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa overweight

adalah suatu keadaan kelebihan berat badan yang disebabkan oleh penumpkan lemak

yang ditandai dengan IMT 25-29,99.

2. Faktor Penyebab Kelebihan Berat Badan (Overweight) pada Remaja

Penyebab terjadinya masalah overweight adalah multifaktorial yang

disebabkan karena adanya interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan,

seperti asupan makan, aktivitas fisik, gaya hidup, sosial ekonomi, dan perilaku

makan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi overweight pada remaja menurut

(Purwanti, 2002) bahwa ada beberapa faktor utama yang menyebabkan overweight,

yaitu:

a. Faktor genetik

Faktor genetik atau faktor keturunan yang berasal dari orang tua

Jika kedua orang tuanya menderita kegemukan sekitar 80% anaknya akan
14

menjadi gemuk, bila salah satu yang mengalami kegemukan kejadiannya

menjadi 40% dan jika keduanya tidak mengalami kegemukan maka

prevalensinya turun menjadi 14%.

b. Faktor psikologis / emosi

Seseorang dapat mempengaruhi perilaku seperti stres, cemas dan takut

dapat menimbulkan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang dalam

mengatasinya misalnya dengan makan makanan kesukaan secara berlebihan.

Menurut Dariyo tahun 2004 bahwa keadaan psikologis yang dapat

menyebabkan kegemukan adalah ketidakseimbangan keadaan menyebabkan

individu cenderung untuk melarikan diri dengan cara banyak makanan yang

mengandung kalori atau kolestrol tinggi

c. Pola makan yang berlebihan

Pola makan berlebih seperti makan berlebihan, makan terburu-buru,

menghindari makan pagi dan kebiasaan makan makanan ringan. Fast food atau

ready-to-eat-food jadi pilihan utama orang tua yang sibuk atau konsumsi

ketika menghabiskan waktu dengan kelurga pada masyarakat modern. Hal ini

disebabkan karena pengolahannya cenderung cepat karena menggunakan

tenaga mesin, restoran yang mudah ditemukan serta pelayanan yang selalu

sedia setiap saat bagaimanapun cara pemesanannya

(Worthington & William 2000).


15

d. Kurang melakukan aktivitas fisik

aktivitas yang kurang akan menyebabkan penumpukan lemak atau atau

kelebihan kalori dalam tubuh yang pada akhirnya seseorang akan mengalami

kegemukan.

e. Penggunaan obat-obatan.

Seseorang yang dalam keadaan sakit maka bermacam-macam obat dapat

diberikan dengan maksud untuk menyembuhkan, beberapa obat dapat

merangsang cepat lapar sehingga pasien akan meningkatkan nafsu makannya.

Penggunaan obat akan akan menyebabkan peningkatan berat badan

(Rimbawan,2004)

3. Penentuan kriteria kelebihan berat badan (overweight)

Menurut World Health Organisation (WHO) Overweight ditentukan dengan

mengklasifikasikan status gizi berdasakan indeks massa tubuh (IMT). Perhitungan

IMT dilakukan dengan mengukur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) terlebih

dahulu. Setelah itu, perhitungan IMT didapatkan dengan cara :

BB(Kg)
IMT =
TB ¿¿

Keterangan :

BB : Berat badan dalam kilo gram

TB : Tinggi badan dalam meter


16

Table 2.1 Kriteria Indeks Masa Tubuh (IMT) Menurut WHO


Klasifikasi IMT (Indeks Masa Tubuh )
Underweight < 18,5
Normal 18,5 – 24,9
Overweight 25 – 29,9
Obesitas kelas I 30 – 34,9
Obesitas kelas II 35 – 39,9
Obesitas kelas III 40

Tabel 2.2 Kriteria Indeks Masa Tubuh menurut KEMENKES RI 2020


KATEGORI IMT
Kekuragan beratt badan tingkat < 17,0
BERAT
Kurus
Kekuragan beratt badan tingkat 17,0 – 18,4
RINGAN
Normal 18,5 – 25,0
Kelebihan berat badan tingkat 25,1 – 27,0
RINGAN
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat > 27.0
BERAT
4. Dampak overweight

Overweight dan obesitas pada usia anak-anak dan remaja harus segera diatasi

sejak dini. Seseorang yang mengalmai overweight memiliki risiko lebih besar terkena

penyakit kardiovaskuler, obstructive sleep apnea (OSA), gangguan fungsi hati, serta

dapat berpotensi mengalami gangguan psikiatri. Masalah psikososial berpengaruh

terhadap penampilan. Pada remaja dengan overweight dan obesitas sering merasa

kurang percaya diri mengenai penampilan atau bentuk tubuhnya. Hal inilah yang

menyebabkan remaja tersebut memisahkan diri dari teman bermain, sering tidak
17

diikutkan dalam permainan, menjadi bahan ejekan dari teman-temannya, dan

membatasi diri dengan lingkungan sosial.

B. TEKNIK Emotional Freedom Technique (EFT)

1. Pengertian Teknik EFT (Emotional Freedom Technique)

Emotional Freedom Technique (Teknik Pembebasan Emosi) untuk

selanjutnya disingkat EFT saja adalah model terapi energi psikologis yang

dikembangkan oleh Gary Craig pada tahun 1990 dengan menggabungkan Ilmu

Akupuntur dan Mind Body aitu Meicine (www.emofree.com). Cara kerja EFT adalah

dengan mengetok titik tertentu pada bagian tubuh guna melepaskan penyumbatan

dalam sistem energy yang menjadi sumber intensitas emosional dan fisik sehingga

berkembangnya rasa ketidakmampuan individu untuk hidup harmonis.(Sutja,

2018:1).

Emotional freedom techniques atau teknik kebebasan emosi yang biasa

disingkat menjadi EFT adalah terapi psikologi yang diterapkan berdasarkan teori

yang menyatakan bahwa emosi yang berlebihan pada dasarnya bersifat negatif.

Ketika kita merasa kesal, marah, sedih, atau stress, tubuh kita sering kali turut

terganggu. Hal itu disebabkan adanya gannguan system energy didalam tubuh kita.

Keadaan ini dapat berujung pada terhambatnyakemampuan otak dan tenaga saat kita

melakukan berbagai kegiatan. Untuk membebaskan berbagai faktor emosional itu,

EFT memberikan metode penyembuhan yan disebut tapping yaitu dengan cara

mengetuk-ngetuk titik-titik energy meridian tubuh (Eddy Iskandar, 2010:33)


18

EFT adalah terapi yang unik. Semula diarahkan untuk mengatasi persoalan

emosional, tetapi dapat mengatasi gangguan yang bersifat fisik. Lahir dari praktik

psikoterapi, namun tidak dapat disamakan sebagai psikoterapi serta berbeda dengan

psikologi klinis, karena tidak perlu menggunakan diagnosis detail tentang masalah

klien. Oleh sebab itu, EFT bukanlah dimaksudkan untuk mengabaikan pengobatan

medis. EFT tetap menyangkut aspek emosi. EFT tidak mengecilkan upaya medis

dalam menyembuhkan penyakit fisik.

2. Tujuan EFT (Emotional Freedom Technique)

EFT (Emotional Freedom Technique) pada dasarnya memiliki tujuan yang

kompleks dan tergantung pada persoalan yang hendak diselesaikan. Menurut

Iskandar, (dalam Nur Oktavia Hidayati, 2009:86) EFT (Emotional Freedom

Technique) dilakukan dengan mengetukkan dua ujung jari pada beberapa lokasi di

tubuh. Ketukan-ketukan tersebut bertujuan untuk menyeimbangkan energi meridian

dalam tubuh ketika terjadi gejala-gejala kemunduran fisik dan emosional yang

mengganggu. Sedangkan Akmal Sutja (2018:3), EFT (Emotional Freedom

Technique) bertujuan untuk membebaskan individu dari semua emosi negatif yang

tertahan pada dirinya yang menjadi penyebab munculnya masalah emosi dan fisiknya

selama ini.

Tujuan pengetokan yang sebenarnya adalah agar pikiran positif dapat

mengalir dan energy negatif yang berada didalam tubuh menjadi seimbang dan tubuh

tidak dikendalikan oleh pikiran negatif saja dan apabila seseorang sudah melakukan
19

teknik EFT ini maka seseorang tersebut akan merasa lebih baik dan nyaman dalam

waktu yang singkat,meskipun ia mempunyai masalah sebelum nya.

Emotional Freedom Technique (Teknik Pembebasan Emosi) untuk

selanjutnya disingkat EFT saja adalah model terapi energy psikologis yang

dikembangkan oleh Gary Craig pada tahun 1990 dengan menggabungkan ilmu

akupuntur dan mind body medicine (www.emofree.com).

Menurut Kesehatan RI (2015) EFT adalah suatu cara mengatasi gangguan

kesehatan dengan kemampuan diri sendiri melalui penekanan titik akupuntur

menggunakan jari atau benda tumpul. EFT biasanya menggunakan jari jempol atau

alat khusus yang dibuat dari kayu atau fiber. Alat tersebut digunakan untuk menekan

atau memijat titik meridian tertentu,sehingga sering dinamai dengan pijat refleksi.

Cara kerja EFT ini sedikit menakutkan klien,karena rasa sakit yang harus dilawan

saat pijatan atau ketukan yang dilakukan.

Menurut Patterson (2013) mengatakan bahwa EFT selain mampu untuk

mengatasi masalah juga memiliki kelebihan yaitu kesederhanaan dan kemampuan

untuk memberikan perubahan terapeutik terjadi dengan cepat dan instan setelah

melakukan EFT (Patterson, 2013). Emotional Freedom Technique juga memiliki

kelebihan lain, yaitu mudah di pelajari,efektif, dan aman dilakukan sendiri maupun

dalam kelompok. Penelitian terdahuu menegaskan bahwa EFT dapat digunakan tanpa

bantuan dari terapis dan tidak mengakibatkan gangguan emosi lain yang muncul

(Karatzias et al., dalam Boath, Stewart, & Carryer, 2013 ; Jain & Rubino, 2012;
20

Benor, Ledger, Toussaint, Hett, & Zaccaro, 2006); Mollon, Flint, Lammers, &

Mitnick dalam Church, Asis & Brooks, 2012)

Chuch (2012) mengatakan bahwa EFT melibatkan ketukan secara berulang

pada titik akupuntur tertentu dan secara bersamaan mengatur perasaan, ingatan, atau

trauma yang tidak menyenangkan. Freedom (2011) menambahkan bahwa terapi

psikologi energi membantu menyeimbangkan, mengembaikan dan meningkatkan

fungsi manusi dengan merngsang system energi dalam tubuh manusia. System energy

yang berupa titik meridian dalam akupuntur, cakra dan aura dirangsang dengan

mellakukan ketukan, sentuhan atau tekanan (association for comprehensive energy

psychology dalam Feinstein, 2012; Freedom, 2011).

3. Kelebihan Emotional Freedom Technique Dari Terapi Lainnya

Kelebihan EFT antara lain adalah EFT adalah terapi yang sangat mudah

dilakukan karena tidak mempersulit latar belakang dunia pendidikan dan juga tidak

menekankan para terapi untuk pelatihan yang sangat lama hanya menggunakan

ketukan dengan ujung jari dan tanpa alat teknologi tertentu, kemudian EFT juga tidak

banyak yang berkaitan dengan teori hanya berdasarkan permasalahan yang dialami

oleh setiap individu nya bahkan dengan melihat satu kali praktek EFT saja sangat

memungkinkan seseorang tersebut langsung memahami dan sangat mudah untuk

dipelajari.

EFT juga tidak memerlukan alih tangan dari medis seperti suntikan,ataupun

obat-obatan lainnya hanya dengan menggunakan ujung jari untuk mengetok titik-titik

meridian yang ada dibagian tubuh tertentu dan tidak akan membuat kulit
21

tergores.EFT juga dapat dilakukan untuk diri sendiri dengan melakukan teknik EFT

ini ternyata juga bisa dimanfaatkan untuk pemulihan masalah terhadap diri sendiri

dikarenakan teknik EFT ini bisa dilakukan atau dipraktekkan sangat mudah ketika

diri sendiri memiliki masalah.

4. Pelaksanaan EFT (Emotional Freedom Technique)

Dalam menerapkan EFT sesungguhnya ada sejumlah langkah-langkah atau

prosedur yang musti dilalui namun karena EFT adalah teknik yang sangat fleksibel,

maka prosedur itu juga tidak kaku. Craig (2010:253) mengklasifikasikan nya menjadi

tiga tahap saja yaitu : set-up, Tapping dan evaluasi.

a. Langkah set-up, Ada tiga yang perlu dicapai dalam tahap set-up ini, yaitu :

1) Identifikasi mengeni masalah

Hal yang perlu dilakukan pertama kali dalam pelaksanaan EFT adalah

mengindentifikasi atau mengenai masalah kien , apakah maslahnya bersifat fisik

atau emosi atau kedua-duanya. Masalah itu perlu diungkap lalu dideskripsikan

secara eksplisit, jujur dan tegas. Disamping eksplisit, deskripsi hendakya

mengacu pada kondisi sekarang, yaitu yang dialami klien saat ini bukan kondisi

yang dicemaskannya , dipikirkannya atau masalah masa lalunya. Masalah

hendaknya sesuatu yang dialami atau berada pada diri sendiri bukan

mempermasalahkan masalah orang lain. (Sutja,2018:35-36)

2) Mengukur intensitas gangguan

Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya ialah mengukur

intensitas masalah atau tingkat keparahan gangguan melalui satuan gangguan


22

subyektif disingkat SGS, yang dalam bahasa inggris disebt SUD (Subjective Unit

Disturbance). Ukuran SGS/SUD ini bisa kuantitatif atau kualitatif.

b. Tapping dan afirmasi

Kegiatan inti dari EFT adalah melaksanakan ketukan atau juga disebut

tapping, yaitu mengetuk lembut titik meridian tubuh yang terdapat pada tangan, muka

dan dada yang disertai degan kata-kata afirmatif.Aturan mengetok titik meridian itu

bersifat longgar, boleh diketuk sebagian saja. Pada titik meridian yang berpasangan

(kiri-kanan) cukup diketuk salah satu saja. Bagi kien kidal sebaiknya menggunakan

pasangan titik meridian kiri, dan kanan bagi klien normal.

Dalam praktik Tapping EFT, seorang therapist dapat memilih ketukan standar

atau yang kompleks. Apabila masalah klien tidak berat, therapist bisa mengambil

jalan pintas ketukan standar saja sebab ketukan standar ini sudah memadai. Namun

kalau masaah berat, akut, menyangkut fisik serta mengharapkan hasil yang maksimal

atau untuk bertahan lama diperlukan megetok secara kompleks.

Hal penting saat mengetok titik meridian tubuh itu adalah menyertakan

kalimat atau frase afirmasi untuk diucapkan klien. Karena afirmasi dilaksanakan

bersamaan dengan tapping, maka ada baiknya klien diminta untuk membayangkan

bahwa yang diketuk adalah permasalahannya yang ingin dihapus sesuai dengan frase

afirmasi tersebut. (Sutja, 2018:40-41)

Table Perbandingan Titik Meridian Kompleks Dan Standar


23

Urut Lokasi/Titik Meridian Kompleks Standar

1 TH/PK, Top Head/Puncak Kepala V -

2 EB/AA , Eye Brow/Awal Alis V V

3 SE/UAL, Slide Eye/Ujung Alis Luar V V

4 UE/BM, Under Eye/Bawah Mata V V

5 CH/BB, Chin/ Bawah Bibir V V

6 CB/TD, Color Born/Tulang Dada V V

7 CB/TD, Color Born/Tulang Dada V V

8 UA/BK. Under Arm/Bawah Ketiak V V

9 TS/DD, Tender Sport/Dada V -

10 T/J Thrum/Jempol V -

11 IF/T, Index Finger/Telunjuk V -

12 MF/JT Middle Finger/Jari tengah V -

13 LF/K, Little Finger/Kelingking V -

14 KC/TK/Karate Chop/Tulang Karate V V

15 G/PT, Gamut/Punggung Tangan V -

c. Evaluasi

Setelah selesai melaksanaan ketukan, baik yang standar atau kompleks ,

langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai. Ketika

proses tapping selesai dilaksanakan therapist jangan terburu-buru untuk mengevaluasi

nya. Saat ketukan selesai sesuai dengan urutannya, beri waktu klien jeda sejenak
24

sekitar 3 menit atau kalau perlu beri klienminum sambil mengajaknya untuk tetap

rileks. Setelah klien merasa bebas ajukan pertanyaan keci terlebih dahulu seperti

“apakah anda merasa sakit diketuk tadi?” setelah yakin, bahwa klien suda sepenuhnya

bebas dari proses tapping, periksa catatan SGS/SUD dan minta klien membandingkan

itensitas yang dirasakannya sekarang dengan kondisi sebelum tapping (Sutja2018:57).

Gunakan ketas set-up yang diisi sebagai pengukur perubahan yang dialami.

Apabila masih ada persoalan dan anggapan masih seperti sedia kala. Maka lakukan

pengulangan dengan lebih konsentrasi lagi dan dapat dilakukan dengan berulang-

ulang kali sampai amsalah tersebut bisa teratasi.

C. Kaitan Overweight dengan Bimbingan Dan Konseling

Peran bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral di dalam

suatu proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses

pendidikan di sekolah. Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar

membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Setiap sekolah atau madrasah memiliki

peserta didik dengan keunikan dan keragaman yang tidak sama dengan yang lainnya.

Dengan keragaman yang terjadi, terkadang memberikan berbagai masalah

yang dihadapi peserta didik. Secara umum masalah-masalah yang dihadapi siswa

tidak hanya masalah belajar saja, masalah bisa terjadi berkaitan dengan masalah

pribadi, masalah karier atau pekerjaan setelah menyelesaikan studi, menggunakan

waktu senggang dan masalah sosial dan masih banyak lain sebagainya.
25

Dalam kondisi seperti inilah, peranan bimbingan dan konseling sangat penting

untuk di laksanakan di sekolah atau madrasah. Bimbingan dan konseling pada

hakekatnya adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, seperti telah dijelaskan di

atas. Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,

wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap

sejumlah peserta didik.

Siswa yang masih dalam tahap perkembangan remaja akan meyadari dengan

baik masalah fisik yang dialaminya. Mereka tidak ingin terlalu kurus, terlalu pendek,

tidak berharap juga memiliki berat badan yang berlebihan seperti overweight bahkan

obesitas. Remaja dengan kelebihan berat badan bahkan beresiko obesitas akan

berdampak timbulnya rasa tidak percaya diri (self esteem) pada siswa. Karena

beranggapan bahwa mereka yang menarik mendapat perlakuan yang baik ketimbang

mereka yang tidak menarik. Mereka akan lebih merasa tidak puas dengan tubuhnya

dan merasa malu dengan berat badan yang dimiliki dibandingkan dengan temen

teman sebayanya yang memiliki berat badan normal. Sehingga mengakibatkan stigma

negatif yang membawa konsekuensi psikologis maupun sosial. Dimana menimbulkan

kecemasansosial, depresi, persepsi diri yang negatif, dan rendahnya kepuasan hidup

mereka karena mereka lebih sering ditolak dan dikucilkan oleh teman-temannya.

Mengabaikan masalah hingga akhirnya tidak mendapatkan penanganan yang

tepat akan menimbulkan tekanan yang sangat mengganggu dan mengancam

kesehatan fisik dan mental. Menurunnya tingkat kekebalan tubuh, susah tidur, pikiran

kacau, mudah marah, dan afeksi negatif lainnya hanyalah contoh kecil efek samping
26

dari masalah yang dihadapi individu. Untuk itulah konseling sangat dibutuhkan

sebagai media perantara yang dapat membantu mengatasi berbagai macam

permasalahan kehidupan tersebut secara menyeluruh

Pelayanan bimbingan dan konseling (disingkat BK) bisa dilakukan

dalamsetting lembaga pendidikan formal (sekolah atau madrasah) salah satunya.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah termasuk madrasah bertanggung jawab

mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu (berhasil) menyesuaikan diri di

dala masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya

Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini menunjukkan bahwa tujuan

pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum

sepenuhnya mampu menjawab persoalan tersebut. Perlu adanya upayapendekatan

selain proses pembelajaran. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan

konseling yang dilakukan di luar situasi proses belajar mengajar.

D. Kerangka Konseptual

KONDISI AWAL

Kelebihan Berat
Pola Makan
Badan
Berlebihan
(Overweight)

Mengurangi nafsu
makan berlebihan
menggunakan
Teknik EFT
27

Siklus I Siklus II Siklus III


-Rencana -Rencana II -Rencana III
-Tindakan -Tindakan -Tindakan
-Evaluasi -Evaluasi -Evaluasi
-Refleksi -Refleksi -Refleksi

Hasil yang diharapkan


Pola makan menjadi lebih sehat dan mecegah
kemungkinan terjadinya obesitas

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan kerangka konseptual, maka Hipotesis

Tindakan yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut : “Keinginan Makan Berlebihan

pada Siswa Kelebihan Berat Badan (Overweight) akan teratasi bilamana

diselenggarakannya terapi penggunaan teknik EFT (Emotional Freedom Technique)

dalam Layanan Konseling Individual”


28

Anda mungkin juga menyukai