Anda di halaman 1dari 13

TERAPI KOMPLEMENTER MANIPULATIVE AND BODY

BASED MOVEMENT PADA PASIEN PALIATIF

• DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. AYU SORAYA
2. DEWI RAHAYU
3. MIFTA KHAIRUNISA
4. MUHAMMAD FADLI
5. NURUL KHOTIFAH
6. NURLEFI SARTIKA
7. RIKA AZHARI
8. TIARA PRASTIWI
9. WIRDA SARAGIH
1. Defenisi Paliatif Care dan Terapi
Komplementer

Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan
“Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan.
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan,
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik
fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011).

Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia.Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan, sehingga  untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara.
B. Tujuan Keperawatan Paliatif

Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi


penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan
kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada
keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara
psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya

C. Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan Keperawatan


Paliatif

Pelaksana perawat yaitu pemberi asuhan keperawatam,


penddikan kesehatan, koordinator, advokasi, kolaborator,
fasilitator, modifikasi lingkungan, kemudian pengelola yaitu
manajer kasus, konsultan, koordinasi. Pada penddik yaitu di
pendidikan / dipelayan, perawat juga berperan sebagai peneliti.
D. Konsep Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan
melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.

E. Klasifikasi Terapi Komplementer Manipulative and


body-based practices

1. Pijat atau massase


2. Gentle massase
3. Refleksi
1. Pijat atau Massage

Pada pasien paliatif sentuhan membuat koneksi,


kenyamanan, dan peningkatan kualitas hidup. Sentuhan
berupa pijat menjadi bagian dari perawatan sehari-hari
yang diberikan kepada setiap pasien yang dirawat di
rumah sakit. Terapi pijat digunakan untuk meringankan
gejala pada pasien kanker Ini menggunakan teknik
manual menggosok, membelai, menekan, atau memijat
jaringan sirkulasi sistemik. Sentuhan dapat menjadi
intervensi terhadap nyeri. Berbagai penjelasan untuk
efektivitas pijat telah diusulkan: pengurangan ketegangan
otot, meningkatkan sirkulasi, relaksasi umum, dan efek
memelihara sentuh.
2. Gentle massase

Untuk memberikan kenyamanan tempatkan telapak tangan seluas mungkin dengan


seluruh tangan berkontak dengan bagian tubuh pasien seperti lengan atau punggung.
Jangan menggunakan ujung jari atau jempol karena dapat memberikan banyak
tekanan terlalu spesifik. Tekanan harus ringan dan tersebar luas. Pilihan pola pijat bias
seperti lingkaran, dua lingkaran, oval, atau dua oval besar. Hal ini penting untuk
memindahkan tangan pada kecepatan dan tekanan yang konsisten.
3. Refleksi

Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada keyakinan bahwa ada titik refleks
atau titik energi pada kaki, tangan, dan telinga yang sesuai dengan setiap kelenjar, organ,
dan bagian tubuh. Dengan stimulasi terampil dari daerah-daerah dan poin dengan
tangan, jari, dan teknik praktis, sistem tubuh yang difasilitasi untuk keseimbangan yang
lebih besar. Ini memfasilitasi pasien dalam keadaan yang lebih santai di mana mereka
dapat fokus pada kesehatan daripada penyakit.

Hal ini digunakan untuk menstimulasi relaksasi dan tidur, untuk mengurangi kecemasan,
untuk mencegah dan mengurangi neuropati perifer sekunder untuk kemoterapi, dan
untuk mengurangi pengalaman rasa sakit secara keseluruhan. Refleksi kaki adalah
noninvasif, dapat dilakukan dalam pengaturan apapun, tidak memerlukan peralatan, dan
tidak mengganggu privasi pasien.
F. Hubungan Terapi Komplementer pada
Keperawatan Paliatif

Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Rahayuwati & Yani (2017) menunjukkan bahwa
pengguna terapi modern sering mengeluh mual muntah terutama pasca kemoterapi.
Pengguna terapi modern dan komplementer (pijat) mengatakan penggunaan pijat
mengurangi lelah dan nyeri pasca terapi modern dilakukan. Pengguna terapi modern dan
komplementer (herbal) mengatakan penggunaan herbal mengurangi mual muntah dan
mempercepat penyembuhan pasca terapi modern dilakukan.
Tujuan

Tujuan dilakukan masase ini adalah:


1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang diberikan masase.
2. Meningkatkan relaksasi tubuh.
3. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada otot atau tulang
4. Membantu mengurangi rasa nyeri akibat sirkulasi yang tidak lancar.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Data obyektif : P : tidak menentu, Q : tumpul, R :
Hari/tanggal : Selasa, 20 Juni 2020 menyebar sampai leher, S : Skala nyeri : 5(nyeri
Jam : 10.00 WIB sedang), T : tidak menentu. Tanda-tanda vital :
Tempat : Ruang Kirana RS. Tk.III dr.Soetarto tekanan darah 170/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu
Yogyakarta 36,2ºC, Pernapasan 23x/menit. Bersarkan data diatas
Oleh : Herry Purwanto penuis dapat merumuskan masalah keperawatan
Sumber data : Pasien, keluarga pasien dan status rekam Nyeri Akut.
medis pasien
Metode : wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi
dokumentasi
Data subyektif : Tn.C.N mengatakan susah tidur
A. Hasil Studi Kasus karena nyeri yang dirasakan.
1. Identitas
a. Pasien Diagnosa
1. Nama Pasien : Tn.C.N
2. Tempat/ Tanggal lahir : Lubuk PAKAM , 22 Mei 1966 Berdasarkan analisa data maka dapat ditegakan
3. Jenis Kelamin : Laki-laki diagnosa keperawatan yaitu : Nyeri akut , gangguan
4. Agama : Kristen Protestan pola tidur dan kurang pengetahuan.
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : PNS
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
9. Alamat : Lubuk pakam
10. Diagnosa Medis : Ca prostat
11. No. RM : 013634
Asuhan Keperawatan
Intervensi Keperawatan NANDA NIC DAN NOC
Diagnosa I nyeri akut : Diagnose II Gangguan Pola Tidur :
NOC : Pain Control dengan kriteria NOC : Sleep And Pattern dengan criteria hasil
1)Mengenali kapan nyeri terjadi , jumlah tidur dalam batas normal, pola tidur
2)Menggambarkan faktor penyebab, kualitas tidur dalam batas norma, persaan segar
3)Menggunakan tindakan pencegahan, sesudah tidur, mampu mengidentifikkasi hal yang
4)Menggunakan tindakan pengurangan nyeri meningkatkan tidur.
tanpa analgesik. NIC : Sleep enhancement :
NIC : Pain Management : 1) kaji pola tidur pasien,
1). Lakukan pengkajian nyeri secara 2) jelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada
komperhensif klien dan keluarga,
.2)observasireaksinon 3) identifikasi penyebab gangguan tidur.
verbal dari ketidaknyamanan.
3). Monitor tanda-tanda vital.
4). Ajarkan teknik nonfarmakologi (relaksasi
dengan tarik napas dalam).
Asuhan Keperawatan
Kesimpulan
Terapi Medis adalah meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.Optimalisasi terapi
medis harus aman, efektif, pemilihan terapi secara bijak dan pelayanan kesehatan secara akurat
serta adanya kesepakatan antara pasien dan pemberi pelayanan berdasarkan informasi terkini.
Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi nonbiomedis. Hasil penelitian tentang
psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengan tubuh, pikiran,
dan interaksi sosial mempengaruhi kesejahteraan seseorang dapat dipengaruhi oleh terapi
komplementer secara garis besar di dasarkan sebagai kategori terapi pikiran penghubung tubuh
(mind – body terapies) sementara terapi biomedis lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan
berfokus pada dampak terapi terhadap respon tubuh dan psikis terutama pada pasien paliatif yang
bertujuan untuk meningkatkan quality of life.

Saran
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi medik dan terapi komlementer
diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat dapat memperoleh manfaat dari makalah yang
kami buat.Jika ada pengembangan yang bermanfaat mohon untuk dilayangkan pada penulis
makalah ini karena masukan dari pembaca atau bapak/ ibu dosen sangat mendukung demi
kesempurnaan makalah yang kami buat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai