Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era modern ini segala sesuatu dapat kita lakukan dan kerjakan dengan
mudah, karena perkembangan tehnologi dan informasi yang pesat sehingga membuat
kita tidak harus bersusah payah untuk mencari tahu informasi ataupun menyelesaikan
suatu hal. Maka dengan semakin canggihnya tehnologi saat ini membuat kita jauh
sosial. Padahal pada dasarnya manusia itu tidak lepas dari manusia lain termasuk
bangsa indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi adat ketimuran sangat
memperhatikan hubungan social ini. Dengan demikian kita patut waspada dari
kehilangan identitas diri tersebut. Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa
bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai – nilai dan etika
bahkan juga hukum. hal – hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial,
antara lain : pola hidup social religious menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama
dan tradisional diera modern menjadi serba boleh dan seterusnya. (Hawari,
Dadang.2013)

           Oleh karena itu manusia dikatakan sehat apabila ia sehat jasmani maupun
rohaninya, sehat fisik maupun mentalnya. Karena sejatinya manusia membutuhkan
manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. menurut WHO (2015) yang
dikatakan sehat tidak hanya fisik tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat
tersebut dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak, karena
perawat mempunyai kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam sehari. Oleh
karena itu kita perlu mempelajari sejarah perawatan jiwa untuk mengetahui sejak
kapan kita mengaplikasikan perawatan jiwa baik di dunia maupun di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Negara mana saja yang berpengaruh dalam perkembangan keperawatan jiwa ?
2. Bagaimana sejarah perawatan jiwa di dunia?
3. Bagaimana sejarah jiwa di indonesia?

1
C. TUJUAN
1. Menebutkan dan menjelaskan negara-negara yang berpengaruh dalam
perkembangan keperawatan jiwa
2. Menjelaskan sejarah perawatan jiwa di dunia
3. Menjelaskan perawatan jiwa di indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Negara-negara yang berpengaruh dalam perkembangan keperawatan jiwa


A. Peru
            Dari zaman purbakala telah terdapat tanda- tanda yang menunjukkan

bahwa pada waktu itu manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati

gangguan jiwa. Ditemukan beberapa tengkorak yang di lubangi, mungkin pada

penderita penyakit ayan atau yang menunjukan perilaku kekerasan dengan

maksud untuk mengeluarkan roh jahat. Kepercayaan bahwa gangguan jiwa itu

timbul karena masuknya roh nenek moyang ke dalam tubuh seseorang lalu

menguasainya merupakan suatu hal yang universal.

B. Mesir
            Kira –kira dalam tahun 1500 SM terdapat tulisan tentang orang yang

sudah tua, sebagai berikut: “... hati menjadi berat dan tidak dapat mengingat lagi

hari kemarin”. Dalam tahun-tahun berikutnya di sana di dirikan beberapa buah

kuil yang terkenal dengan nama “Kuil Saturn” untuk merawat orang dengan

gangguan jiwa.

C. Yunani
    Hippocrates (460-357 SM) yang sekarang di anggap sebagai bapak ilmu
kedokteran yang terkenal karena rumus sumpah dokternya telah menggambarkan
gejala- gejala melancholia dan berpendapat bahwa penyakit ayan itu bukanlah
suatu penyakit keramat akan tetapi mempunyai penyebab alamiah seperti
penyakit lain.Dalam kuil-kuil yang di pakai sebagai tempat perawatan pasien
dengan gangguan jiwa di gunakan hawa segar, air murni dan sinar matahari serta
musik yang menarik dalam pengobatan para penderita itu. Dalam jaman romawi
pada waktu itu di lakukan “pengeluaran darah dan mandi belerang”. Setelah
jatuhnya kebudayaan yunani dan romawi, dan ilmu kedokteran mengalami

3
kemunduran. Penderita gangguan jiwa di ikat, di kurung, di pukuli atau dibiarkan
kelaparan. Ada yang di masukan ke dalam sebuah tong lalu di gulingkan dari atas
bukit ke bawah ada yang di cemplungkan ke dalam sungai secara mendadak dari
atas jembatan.

D. Negara-negara Arab
   Di pakai cara-cara yang lebih berprikemanusiaan. Mereka memakai tempat
pemandian, diit, obat-obatan , wangi-wangian, dan musik yang halus dalam
suasana yang santai.

E. Eropa
    Pada abad ke -17 dan 18 di dirikan rumah perawatan penderita gangguan jiwa

yang dinamakan “rumah amal”, “ rumah kontrak” atau “suaka duniawi”. Cara

pengobatan yang populer pada waktu itu ialah “ pengeluaran darah “, penderita di

pakaikan “ “pakaian gila” dan di cambuk.

F. Prancis
   Pada akhir revolusi abad ke- 18 terjadi perubahan dalam tempat penampungan

penderita gangguan jiwa. PHILLIPE PINEL (1745- 1826) menjadi pengawas

rumah sakit Bicetre ( untuk penderita pria) dan kemudian pada Salpetriere ( untuk

penderita wanita). Keduanya di huni oleh penjahat , penderita retradasi mental dan

penderita gangguan jiwa. Tindakan pertama pinel ialah melepaskan penderita

gangguan jiwa dari belenggu mereka

2. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI DUNIA


Perkembangan keperawatan jiwa di dunia dimulai pada :

1. Masa Peradaban

Masa ini dimulai antara tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai
dengan dimulainya pengobatan terhadap pasien gangguan mental. Para masa ini,
suku bangsa Yunani, Romawi maupun Arab percaya bahwa gangguan mental
(emosional) diakibatkan karena tidak berfungsinya organ pada otak. Pengobatan

4
yang digunakan pada masa ini telah mengabungkan berbagai pendekatan
pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi asupan gizi yang baik,
melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan musik dan melakukan
aktivitas rekreasi. Hippocrates bapak kedokteran abad 7 SM, menerangkan bahwa
perubahan perilaku atauwatak dan gangguan mental disebabkan karena adanya
perubahan 4 cairan tubuh atau hormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin,
kering dan kelembaban. seorang Dokter Yunani Galen, mengatakan ada hubungan
antara kerusakan pada otak dengan kejadian gangguan mental dan perubahan
emosi. Pada masa itui suku bangsa Yunani telah menggunakan sistem perawatan
yang modern dimana telah digunakannya kuil sebagai rumah sakit dengan
lingkungan yang bersih, udara yang segar, sinar matahari dan penggunaan air
bersih. Untuk menyembuhkan pasien dengan penyakit jiwa/gangguan mental
pasien diajak untuk melakukan berbagai aktifitas seperti bersepeda, jalan-jalan, dan
mendengarkan suara air terjun, musik yang lembut dll.

2. Masa Pertengahan

Masa ini merupakan periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa. Bapak
Psikiatric Perancis Pinel, menghabiskan sebahagian hidupnya untuk mendampingi pasien
gangguan jiwa. Pinel menganjarkan pentingnya hubungan pasien-dokter dalam
“pengobatan moral". Tindakan yang diperkenalkan nya adalah menerapkan komunikasi
dengan pasien, melakukan observasi perilaku pasien dan melakukan pengkajian riwayat
perkembangan pasien.

3. Abad 18 dan 19

William Ellis seorang praktisi kesehatan mengusulkan perlunya pendamping


yang terlatih dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836,
William Ellismempublikasikan Treatise on Insanity yaitu pentingnya pendamping
terlatih bagi pasien gangguan jiwa karena pendamping terlatih rterbukti efektif
didalam memberikan ketenangan dan harapan yang lebih baik bagi kesembuhan
pasien. Bejamin Rush bapak Psikiatric Amerika tahun 1783, menulis tentang
pentingnya kerja sama dengan rs jiwa dalam memberikan bantuan kemanusiaan
terhadap pasien gangguan jiwa. Pada tahun Tahun 1843, Thomas Kirkbridge
mengadakan pelatihan bagi dokter di rumah sakit Pennsylvania mengenai cara
merawat pasien gangguan jiwa. Tahun 1872, didirikannya pertama kali sekolah

5
perawat di New England Hospital Women’sHospital Philadelphia, tetapi tidak
untuk pelayan pskiatrik.

Tahun 1882 didirikannya pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean


Hospital diBelmont, Massachusetts. Dan pada tahun 1890 diterimanya lulusan
sekolah perawat bekerja sebagai staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Diakhir
abad 19 terjadi perubahan peran perawat jiwa yang sangat besar, dimana peran
tersebut antara lain menjadi contoh dalam pengobatan pengobatan pskiatrik seperti,
menjadi bagian dari tim kesehatan,mengelola pemberian obat penenang dan
memberikan hidroterapi (terapi air).

4. Keperawatan Jiwa di Abad 20

Keperawatan jiwa pada abad ini ditandai dengan terintegrasinya materi


keperawatan psikiatrik dengan mata kuliah lain. Pembelajaran dilaksanakan
melalui pembelajaran teori, praktek dilaboratorium, praktek klinik di RS dan
Masyarakat. Tingkat pendidikan yang ada pada abad ini adalah D.III, Sarjana,
Pasca Sarjana dan Doktoral. Fokus pemberian asuhan keperawatan jiwa pada abad
21 adalah mengembangkan asuhan keperawatan berbasis komunitas dengan
menekankan upaya preventif melalui pengembangan pusatkesehatan mental,
praktek mandiri, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care (perawatan harian)
yaitu pasien tidak dirawat inap hanya rawat jalan,kunjungan rumah dan hospice
care (ruang rawat khusus untuk pasien gangguan jiwa yang memungkinkan pasien
berlatih untuk meningkatkan kemampuan diri sebelum kembali ke masyarakat).
Selain itu dilakukan identifikasi dan pemberian asuhan keperawatan pada
kelompok berisiko tinggi berupa penyuluhan mengenai perubahan gaya hidup
yang dapat mengakibatkan masalah gangguan kesehatan jiwa. Selain itu
dikembangkan pula sistem management pasien care dimana peran seorang manager
adalah mengkoordinasikan pelayanan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan multidisipliner.

6
3. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIA
Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda,
Inggris dan Jepang. Perkembangannya dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai
pada masa kemerdekaan.

A. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat merupakan penduduk


pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga
orang sakit. Tahun 1799 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Rumah Sakit
Binen Hospital di Jakarta, Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat
yang bertujuan untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda. Jenderal
Daendels juga mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi
tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk
kepentingan tentara Belanda.

B. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)

Gubernur Jenderal Inggris ketika itu dijabat oleh Raffles sangat


memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan
adalah milik setiap manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki
derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain melakukan pencacaran umum,
cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa dan kesehatan para tahanan Setelah
pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk Indonesia
menjadi lebih baik. Pada tahun 1819 didirikanlah RS. Stadverband di Glodok
Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yang sekarang bernama RS.
Cipto Mangunkusumo (RSCM). Antara tahun 1816 hingga 1942 pemerintah
Hindia Belanda banyak mendiirikan rumah sakit di Indonesia. Di Jakarta
didirikanlah RS. PGI Cikini dan RS. ST Carollus. Di Bandung didirikan RS.

7
ST. Boromeus dan RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula
sekolah-sekolah perawat.

C. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)


Pada masa penjajahan Jepang, perkembangan keperawatan di Indonesia
mengalami kemundurandan merupakan zaman kegelapan,Pada masa itu, tugas
keperawatan tidak dilakukan oleh tenaga terdidik dan pemerintah Jepang
mengambil alih pimpinan rumah sakit. Hal ini mengakibatkan berjangkitnya
wabah penyakit karena ketiadaan persediaan obat.

D. Zaman Kemerdekaan
Empat tahun setelah kemerdekaan barulah dimulai pembangunan bidang
kesehatan yaitu pendirian rumah sakit dan balai pengobatan. Pendirian sekolah
keperawatan dimulai pertama kali tahun 1952 dengan didirikannya Sekolah Guru
Perawat dan sekolah perawat setingkat SMP. Tahun 1962 didirikan Akademi
Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta bertujuan untuk
menghasilkan Sarjana Muda Keperawatan. Tahun 1985 merupakan momentum
kebangkitan keperawatan di Indonesia, karena Universitas Indonesia mendirikan
PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) di Fakultas Kedokteran. Sepuluh tahun
kemudian PSIK FK UI berubah menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan.Setelah itu
berdirilah PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Negara-negara yang berpengaruh dalam perkembangan keperawatan jiwa
adalah Peru, Mesir, Yunani, Negara-negara Arab, Eropa, Prancis.
2. Perkembangan keperawatan jiwa di dunia dimulai pada : Masa Peradaban,
Masa ini dimulai antara tahun 1770 sampai dengan tahun 1880, ditandai
dengan dimulainya pengobatan terhadap pasien gangguan mental. Para masa
ini, suku bangsa Yunani, Romawi maupun Arab percaya bahwa gangguan
mental (emosional) diakibatkan karena tidak berfungsinya organ pada otak.
Pengobatan yang digunakan pada masa ini telah mengabungkan berbagai
pendekatan pengobatan seperti: memberikan ketenangan, mencukupi asupan
gizi yang baik, melaksanakan kebersihan badan yang baik, mendengarkan
musik dan melakukan aktivitas rekreasi.
3. Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia sangat dipengaruhi
oleh faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh kolonial
Belanda, Inggris dan Jepang. Perkembangannya dimulai pada masa penjajahan
Belanda sampai pada masa kemerdekaan.

B. SARAN
Dari perkembangan di era sekarang ini yang dapat menyebabkan seseorang
kehilangan identitas diri tersebut karena ang sejatina manusia satu membutuhkan
manusia lain untuk memenuhi kehidupannya. Perubahan yang terjadi tadi dapat
membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai –
nilai dan etika bahkan juga hokum. Sehingga kita perlu untuk memahami dan

9
mempelajari apa itu perawatan jiwa, dimulai dari bagaimana sejarah perawatan
jiwa dimasa saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

2013.The Road To Recovery- A History Of Mental Health


Service.“http://www.health.qld.gov.au/_data/assets/pdf_file/0028/444583/qld-
mh-histor.pdf”.
National instute of mental health (NIMH).2011.The Numbers Count Mental Disorders
in America. http://www.nih.gov/publication/the-number-count-mental-
disorders-in-america/index.shtml
WHO.2015.The Mental Health Context
.“http://www.who.int/mental_health/polic/services/3_context_WEB_07.pdf”.

WHO.2015.Investing Mental Heath


.“http://www.who.int/mental_health/media/investing_mnh.pdf”.

NS. Nurhalimah.2016.Keperawatan Jiwa.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdikdmk/wp-
content/upload/2017/08/Keperawatan-Jiwa-Komprehensif.pdf .Kementerian
Kesehatan RI.
World Health Organisastion (WHO). 2009. The numbers count mental disorder .
http://www.inh.nih.Gov/health/publication/the-numbers-count-mental-
disorders/index.shtml
Depkes RI.2014. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013. Jakarta:Depkes
RI.
Hendry. (2012).Penderita Gangguan Jiwa di Jawa
Tengah.http//www.kesehatanjiwa.co.id.

Djamaludin.(2010). Buku ajar keperawatan jiwa . Jakarta:Salemba Medika

Kusumawati,F & Hartono Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : Salemba


Medika.

Marimis, W. F. (2010). Ilmu Kedokteran Jiwa, Erlangga Universitas Press.

Yoseph, I.(2009). Keperawatan Jiwa edisi revisi. Bandung:PT. Revika Aditama.

10

Anda mungkin juga menyukai