Penemuan teknik membuat keramik atau pengetahuan mengenai sifat tanah liat yang mengeras setelah
dibakar, diperoleh secara tidak sengaja oleh orang primitif pada zaman Pra-sejarah. Mayer menyatakan
bahwa kebanyakan seni primitif dibuat dari kayu, batu dan tanah liat, yang diciptakan untuk beberapa
tujuan relegi atau tujuan yang praktis (Mayer, 1969). Awal mulanya keramik dibuat cenderung sebagai
“wadah”. Inspirasi pembuatan wadah tersebut berasal dari pemanfaatan buah-buahan berkulit tebal
seperti labu, kelapa dan sebagainya, yang isinya dikeluarkan. Juga dari ruas-ruas pohon bambu, daun-
daunan berukuran besar seperti daun pisang daun talas dan lainnya. Adanya cekungan bekas telapak
kaki dan batu pada tanah basah yang digenangi air hujan juga memberi inspirasi, dimana air yang
tergenang tersebut dapat bertahan lama bahkan bisa berhari-hari lamanya. Berdasarkan kenyataan
tersebut, suatu ketika orang memakai keranjang bambu yang dilapisi tanah liat sebagai tempat atau
wadah cairan (liquid) dan wadah semacam ini tentu tidak bertahan lama. Secara tidak sengaja keranjang
tersebut dibuang keperapian dengan maksud untuk dimusnahkan. Namun yang terjadi keranjangnya
musnah, sedang tanah pelapis masih tersisa dan ditemukan mengeras dengan meninggalkan bekas
anyaman keranjang. Dari pengalaman-pengalaman itulah, orang mulai dengan sengaja membentuk
tanah liat secara utuh sebagai wadah keperluan sehari-hari dan untuk keperluan religi lainnya.
1. Definisi keramik
Makna keramik adalah suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin dan lain sebagainya. Namun tidak semua keramik terbuat dari tanah liat.
2. 1.Penutup Lantai