Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Gumilang RBH, M.Pd

disusun oleh
Gaitsa Fakhira
Revan
Hany P
Syifa Inten
Zahra Alliyah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wikara


Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah Bahasa Indonesia tentang ‘Perencanaan dan Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah’ ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang kerangka dan jenis
karangan yang merupakan salah satu bagian dari mata kuliah Bahasa Indonesia.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf
bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami
juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi.

Purwakarta, 1 Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sangat penting peranan Bahasa Indonesia di dalam dunia pendidikan dan dunia sehari -
hari kita. Mengingat hal yang terjadi pada zaman sekarang banyak bagi mereka yang seolah –
olah ingin melupakan Bahasa Indonesia Bahasa persatuan ataupun gengsi dan lain sebagai
nya, karena kebanyakan bagi mereka lebih memilih Bahasa internasional yang sedang tren
saat ini yaitu English Langueage (Bahasa Inggris). Dan pula banyak dari mereka bagi
mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana cara membuat makalah atau karya tulis ilmiah
yang sebenarnya (sempurna).
Karya Tulis Ilmiah adalah tulisan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki
ciri-ciri tertentu. Demikian juga karya nonilmiah dan tulisan popular memiliki ciri khasnya
tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, dan bagaimana proses penulisan
karya tulis ilmiah yang baik dan benar, di dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana
membedakan antara semua jenis karangan, mengetahui jenis–jenis karya tulis ilmiah serta
bagaimana menuliskan karya tulis ilmiah yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa
permasalahan yang bisa diangkat.
1)   Bagaimana proses pembuatan perencanaan karya tulis ilmiah.

1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada satu
tujuan yang ingin dicapai.
1)   Mengetahui Perencanaan karya tulis ilmiah yang baik dan benar

1.4 Manfaat penulisan


Makalah ini dapat dijadikan sebagai modul pembelajaran yang mungkin akan berguna bagi
kegiatan belajar mengajar di masa mendatang. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi
yang mungkin berguna dalam memperlajari materi Bahasa Indonesia Perencanaan penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Pembuatan Perencanaan Karya Tulis Ilmiah


Tahapan-tahapan pembuatan perencanaan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
Tahap Penulisan :
1) Prapenulisan :
Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap
prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa
langkah yaitu:
a. Menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. Menyusun ragangan (garis besar ide dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan
lengkap setelah datanya lengkap),
c. Menetapkan landasan teoritis,
d. Menetapkan sumber data (primer, sekunder)  dan cara mengumpulkannya,
e. Menetapkan metode pembahasan,
f. Menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. Menjadwalkan pelaksanaanya.
2) Penulisan :
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan :
b. Penulisan tersebut mencakup :
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi,
daftar gambar, daftar table.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.
3) Penyuntingan (Editing) :
Penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan Bahasa.
Dengan adanya tahap penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat
diantisipasi.
Dalam merencanakan sebuah karya tulis ilmiah supaya menghasilkan suatu karya tulis ilmiah
yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni, menentukan:
1.      Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan, dan seluruh pembuktian, Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh
karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi topik karangan :
a. Mengikat keseluruhan isi;
b. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis;
c. Memberikan daya tarik dan mudah  dimengerti bagi pembaca;
Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a.       Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b.      Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c.       Dikuasai dengan baik;
d.      Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e.       Didukung data yang relevan;

2.      Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan
promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih
spesifik dan sering menyiratkan permasalahan atau variable yang akan dibahas.
Syarat judul yang baik :
a.       Sesuai dengan topik;
b.      Sesuai denga nisi karangan;
c.       Berbentuk frasa bukan kalimat;
d.      Singkat;
e.       Jelas;
f.       Menarik minat pembaca;

3.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan,
penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada
dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu :
a.       Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengantdung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraph. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat
tesis penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika
penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
Ciri-ciri tesis yang baik :
(1). Berisi gabungan rumusan topik;
(2). Penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
(3). Pembatasan dan ketetapan rumusan;
(4). Berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
(5). Menggunakan kata khusus dan denotative (lugas);
(6). Berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru dan bukan kalimat
negative;
(7). Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
(8). Dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;
Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul :
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar lebih
diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya
saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
4.      Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh–contoh, rincian
atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan, sebab akibat, pengujian dan
pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
a.       Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada dua macam
bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang
bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi pengetian, atau terminology dan
lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua bahan sumber asli yang berasal dari seorang
tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.
b.      Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis.
Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang
digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut
digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
c.       Angket
Angket (questioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opoini)
orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari
atau menyilangnya.
5.      Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana
kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat
konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya. Yang
mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka
pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopic dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik
yang lebih kecil.

Fungsi Kerangka Karangan :


a.       Memperhatikan pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi kemungkinan
perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan menciptakan suasana kreatif
sesuai dengan variasi yang diinginkan;
b.      Mencegah pembahasaan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik judul,
masalah, tujuan, dan kalimat tesis;
c.       Memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh;
d.      Mencegah ketidaklengkapan bahasan;

1)      Tahapan Penyusunan Kerangka Karangan


a.       Tahapan pertama: merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan
yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan suatu
kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud tujuan atau tesis.
b.      Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas
dari tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah inventarisasi).
Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang
terlintas dalam benaknya, dan tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.
c.       Ketiga ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada
langkah kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1.      Apakah semua teman yang sudah dia catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan
tesis atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai hubungan maka
topik tersebut dihapus dari daftar di atas.
2.      Semua teman yang masih tersisa kemudian devaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik atau
lebih yang hamper sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup semua tema
tadi.
3.      Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang
sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau turunan dari topik
lain. Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi
posisinya.
4.      Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang sama, tapi
lebih rendah dari topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian maka usahakanlah agar
mencari satu topik yang lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik tadi.

2)      Manfaat Kerangka Karangan


Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang
pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan. Adapun
manfaat kerangka karangan adalah:
a.       Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih
sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
b.      Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
c.       Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
d.      Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
3)      Bentuk Kerangka Karangan
Lazimnya kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan
setiap topik, subtopic, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan
penalaran yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan
akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan penulisan: Isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan
waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan system pembahasan.
II. Landasan Teori
Rumusan tori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya: pengertian,
bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III. Hasil Penelitian
Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh
penelitian.
IV. Penutup
Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
V. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan bahan-
bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah disusun.  
Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka  adalah sebagai
berikut:
1.      Nama Pengarang
Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
1)        Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial.
2)        Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama  komisi/lembaga dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
3)        Jika tidak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku.
Contoh:  Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
2.      Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1)        Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian.
2)        Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul   buku dan
tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991. Seminar Bahasa     Indonesia
1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
3.      Tahun terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik dan diakhiri
debgan titik.
Misalnya:
Syahrani, Ridwan.1995.
Mustofa, Z. 1996
4.      Judul Buku
Judul digaris bawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan
huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
Misalnya:
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik
5.      Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
Misalnya:
Suhono, Budi. 1991. Ular-ular  Berbisa di Jawa.Jakarta.
Yunus, Ahmad. 1999. Ketenagakerjaan. Bandung.
6.      Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah nama tempat terbit, dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan
diakhiri dengan titik.
Misalnya:
Suhono, Budi. 1991. Ular-ular  Berbisa di Jawa.Jakarta: Antarkota
Yunus, Ahmad. 1999. Ketenagakerjaan. Bandung: Karya Nusantara.

Penyuntingan (Revisi)
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari
karangan yang telah dibuat meliputi:
a)      Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan
penambahan ataupun penggantian data.
b)      Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis
menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu
dilakukan revisi.
c)      Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan
ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan Bahasa
diksi dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang
sesuai EYD.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah laporan yang
secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat
diartikan sebagai karangan yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, dalam
bidang tertentu dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.
Ada beberapa jenis karya ilmiah antara lain makalah, kertas kerja, skripsi, laporan
penelitian, tesis dan desertasi. Istilah-istilah itu dipakai untuk memberi nama suatu karya tulis
yang bersifat ilmiah. Semua jenis karya ilmiah itu selalu menyajikan suatu hasil kegiatan
penelitian tentang suatu pokok masalah berdasarkan data dan fakta di lapangan. Karya ilmiah
seperti itu disusun berdasarkan metode ilmiah yang menyajikan suatu topik secara sistematis
dan dilengkapi dengan data dan fakta yang ada dan menggunakan bahasa yang khas. Jadi
tidak semua karya tulis bisa disebut sebagai karya ilmiah.
B. DAFTAR PUSTAKA
Aditya (2013) Makalah Karangan Ilmiah. Diakses pada 10 Mei 2016
Dari http://ditaraditya04.blogspot.co.id/2013/01/makalah-karangan-ilmiah.html
Saghinarius (2014) Makalah Bahasa Indonesia Perencanaan Karya Tulis Ilmiah. Diakses
pada 10 Mei 2016 Dari http://saghinarius.blogspot.co.id/2014/05/makalah-bahasa-
indonesia-perencanaan_8275.html
Faradita Sarah (2015) Makalah Bahasa Indonesia Perencanaan Penulisan Ilmiah. Diakses
pada 11 Mei 2016 Dari  tps://sarahfaradita.wordpress.com/2015/12/04/makalah-
bahasa-indonesia-perencanaan-penulisan-ilmiah/
(Cious Girly) (2012) Macam-Macam Karya Ilmiah. Diakses pada 11 Mei 2016
Dari https://girlycious09.wordpress.com/tag/macam-macam-karya-ilmiah/
Faradita Sarah (2011) Karya nonIlmiah. Diakses pada 11 Mei 2016
Dari http://ami26chan.wordpress.com/2011/03/08/karya-non-ilmiah/
Dianto Rachman (2011) Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah Dan nonIlmiah. Diakses
pada 11 Mei 2016 Dari http://rachmandianto.blog.com/2011/05/25/tulisan-
%E2%80%9Cperbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah%E2%80%9D/
Achya Nadia(2012) Perbedaan Karangan Ilmiah dan nonIlmiah. Diakses pada 11 Mei 2016
Dari http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-
non.html
Kurniawan Gatot (2011) Karangan Ilmiah nonIlmiah dan Ilmiah Populer. Diakses pada 11
Mei 2016 Dari http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-
ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html

Anda mungkin juga menyukai