MAKALAH
disusun oleh:
Afrizal Mustofa
Didik Suryana
Muklas Ripandi
Syifa Inten
Zahra Alliyah
PRODI MANAJEMEN
Tahun 2020
KATA PENGANTAR
Saya berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Pengendalian Tenaga
Kerja yang merupakan salah satu bagian dari tugas mata kuliah Manajemen
Operasional.
Mudah-mudahan makalah yang telah berhasil saya susun ini bisa dengan mudah
dipahami oleh siapa pun yang membacanya. Sebelumnya saya meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa saya juga
berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun demi terciptanya makalah
yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Maksud dan Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 4
A.Desain Pekerjaan.........................................................................................................5
B. Pengukuran Kerja 4
C. Partisipasi Kerja 5
D. Komite Produksi 3
A. Kesimpulan 3
B. Saran 3
DAFTAR PUSTAKA 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kerja merupakan satu elemen terpenting dalam setiap perusahaan atau
entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya salah satu faktor produksi
ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja sangatlah vital dalam sebuah perusahaan
manufaktur maupun perusahaan jasa. Tenaga kerja perusahaan yang telah mengabdikan
dirinya pada perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa gaji atau
upah yang sesuai dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja.
Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah
memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus
memperhatikan produktivitas yang ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai
manajemen perusahaan membiarkan produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal
ini akan menimbulkan dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup perusahaan.
Produktivitas perusahaan yang meningkat akan meningkatkan hasil output yang
dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak dalam jumlah kuantitas paling
tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat naik.
B. Rumusan Masalah
1
2. Untuk mengetahui apa itu Pengukuran Kerja?
3. Untuk mengetahui apa itu Partisipasi Kerja?
4. Untuk mengetahui apa itu Komite Produksi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain Pekerjaan
2
Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah pekerjaa:
3
1) Unsur-unsur Organisasional
Mendorong karyawan agar mampu termotivasi untuk mencapai hasil maksimal.
Meliputi : (a) Indentifikasi da pengelompokan tugas, (b) Aliran kerja, (c) praktek/cara
pelaksanaan kerja
2) Unsur-unsur Lingkungan
Meliputi : (a) Kemampuan dan ketersediaan karyawan potensial, (b) Pengharapan /
tuntutan social masyarakat.
1) Individu
Individu memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya,
norma yang berbeda untuk setiap individunya dalam organisasi yang sama.
Peran individu dalam organisasi sama pentingnya dengan pekerjaan sehingga SDM
menjadi fokus perhatian para Manajer.
Teknologi berdampak pada desain pekerjaan. Jenis pekerjaan, alat yg digunakan, tata
letak, dan teknik untuk menghasilkan output merupakan kendala yg menghambat
kelancaran pekerjaan.
4
direncanakan sebgai awal keberhasilan organisasi. Manajemen harus secara kontinu
menyelaraskan manfaat2 desain pekerjaan dg pertimbangan biaya.
4. Metode Desain
1) Metode Simplikasi Pekerjaan
Melalui metode ini pekerjaan yang sudah tersusun akan disederhanakan. Teknik ini
kemudian akan mengarah ke peningkatan spesialisasi pekerjaan.
5
c) Desain pekerjaan ergonomik yaitu desain pekerjaan yang menggunakan pola
keserasian antara kondisi fisik pekerja dengan peralatan kerja agar dapat
dilaksanakan secara cepat, nyaman dan mudah.
f) Desain pekerjaan tim yaitu desain pekerjaan yang dilakukan dengan membentuk
tim kerja (team work) baik yang bersifat permanen maupun sementara untuk
menyelesaikan serangkaian pekerjaan tertentu.
6
dilakukan menjadi terarah dan jelas. Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan
memiliki tujuan agar :
g) Rotasi pekerjaan (Job rotation) yaitu memindahkan karyawan dari satu posisi ke
posisi yang lainnya dalam sebuah perusahaan, sehingga memungkinkan
karyawan mempelajari tugas-tugas, fungsi dan keterampilan baru dari setiap unit
kerja dalam sebuah perusahaan.
7
h) Pemekaran pekerjaan (Job enlargement) yaitu menambah lebih banyak tugas
yang berkaitan kedalam sebuah pekerjaan.
a) Tim kerja (team work) yaitu sekelompok karyawan yang diminta untuk
merampungkan sebuah tugas besar dalam bentuk penugasan-penugasan khusus
dari perusahaan.
b) Kelompok kerja otonomi (autonomus team work) yaitu tim-tim kerja yang
diberikan tujuan-tujuan khusus dan kendali atas pencapaian tujuan tersebut.
8
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan mencakup hal-hal
berikut ini :
b) Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab
secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui. Rumusan hubungan
hendaknya menunjukkan hubungan antara pelaku organisasi.
c) Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan standar pekerjaan yang
harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas. Pekerjaanpekerjaan yang memberikan
kepada para karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan, berarti
menambah tanggung jawab. Hal ini akan cendrung meningkatkan perasaan dipercaya
dan dihargai.
d) Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin, dan bahan baku
yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
e) Ringkasan pekerjaan atau jabatan harus menguraikan bentuk umum pekerjaan dan
mencantumkan fungsi-fungsi dan aktifitas utamanya.
f) Penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan
dari mana petugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan dipromosikan
9
B. Pengukuran Kerja
Time Study atau Studi Waktu merupakan sebuah metode pengukuran kerja yang
dikenalkan oleh Frederick W Taylor pada tahun 1881 dan merupakan metode yang
paling sering digunakan, bahkan sampai saat ini. Metode ini adalah metode pengukuran
waktu suatu pekerjaan dengan menggunakan alat ukur waktu seperti jam atau stopwatch
untuk hasil yang lebih mendetil.
10
Waktu Cadangan (waktu untuk kejadian tak terduga seperti waktu untuk izin toilet) (%)
yang ditambah 100%.
Dalam melakukan metode ini, penguji juga harus sadar akan adanya kondisi
lingkungan, budaya pekerjaan, psikologi pekerja, dan rating factor yang berbeda-beda
akan berpengaruh pada hasil penyusunan standar yang ditentukan.
Data Waktu Standar Dasar merupakan data pencatatan Waktu Standar Dasar yang
didapat dari kumpulan arsip sebuah bisnis. Data tersebut berisi perkiraan waktu standar
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu
pekerjaan dicatat dari hasil observasi, dilengkapi dengan penjelasan cara perolehan
waktu tersebut.
Metode yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods
Time Measurement). Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan
dari gerakan dasar Therblig yang ditemukan oleh Frank Gilbreth, yang mencakup
aktifitas seperti memilih, mengambil, mengarahkan, merakit, menjangkau, memegang,
beristirahat, meneliti.
11
d) Work Sampling (Sample Kerja)
Metode ini dikembangkan di Inggris oleh L. Tipper pada tahun 1930. Pengambilan
sampel kerja memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja
pada beragam pekerjaan. Hasilnya digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan
mengalokasikan waktu mereka di antara aktivitas yang beragam. Hal ini akan
mendorong adanya perubahan karyawan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas dan
kelonggaran keterlambatan bagi standar pekerja. Apabila pengambilan sampel ini untuk
menetapkan kelonggaran keterlambatan, maka sering disebut penelitian rasio
keterlambatan (ratio delay study).
3. Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka acak digunakan
untuk menapatkan pengamatan yang benar-benar acak.
Pengukuran kerja dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda. Akibatnya,
kontroversi mengenai teknik serta standar kerap kali berakar pada maksud pengukuran
12
kerja. Adalah tanggung jawab manajer operasi untuk mendefinisikan tujuan ini dan
untuk menjamin bahwa teknik pengukuran kerja tersebut digunakan dengan tepat.
Teknik pengukuran kerja dapat digunakan sebagai berikut : \
Standar tenaga kerja, yang diperoleh melalui pengukuran kerja, adalah salah satu
unsur dari system penetapan harga pokok atau harga jual.
C. Partisipasi Kerja
Partisipasi kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
proses produksi. Berhasil tidaknya proses produksi antara lain ditentukan oleh
partisipasi kerja karyawan. Apabila partisipasi kerja karyawan tinggi, maka perusahaan
dapat melaksanakan proses produksinya dengan lancar. Sebaliknya apabila karyawan
tidak mempunyai partisipasi maka proses produksi akan berjalan tersendat-sendat dan
hasil produksi tidak baik.
13
1. Bentuk-bentuk partisipasi kerja karyawan
Partisipasi sering didefinisikan sebagai sikat mental dan emosi yang meliputi
seseorang di dalam suatu kelompok dimana yang bersangkutan akan memberikan
konstribusi untuk pencapaian tujuan bersama serta ikut bertanggung jawab dalam
kelompok dimana dia berada. Dalam definisi tersebut terkandung tiga hal yang perlu
diperhatikan oleh manajer yang akan menerapkan partisipasi karya-wan dalam
perusahaan. Adapun ketiga hal tersebut adalah:
a) Partisipasi berarti suatu sikap yang meliputi keadaan mental dan emosi yang
bukan dalam bentuk physik. Dengan demikian hal ini lebih menitikberatkan
dalam hal sikap mental dan emosional dari pada kehadiran physik yang
bersangkutan. Barang kali karyawan yang bersangkutan berada di tempat kerja
dan melaksanakan tugas yang dibebabankan kepadanya namun hal tersebut tidak
14
c) Partisipasi seseorang juga terlihat dalam bentuk tanggung jawab yang
bersangkutan terhadap hasil kerja yang telah dilaksa-nakan bersama-sama
dengan karyawan lain. Dengan adanya rasa tanggung jawab ini, akan mendorong
karyawan untuk bertindak teliti dan hati-hati, oleh karena pekerjaan yang
dilaksanakan harus dipertanggungjawabkan.
Untuk dapat menentukan partisipasi yang baik diperlukan beberapa persyaratan atau
keadaan yang sedapat mungkin dipenuhi terlebih dahulu. Beberapa persyaratan keadan
ini sebagian akan terdapat di dalam diri karyawan, sedang sebagian lainnya terdapat
dalam lingkungan karyawan atau diluar karyawan secara individu. Adapaun beberapa
persyaratan tersebut adalah:
b. Terdapat pendorong partisipasi, misalnya adanya insentif dan lain sebagainya. Perlu
diingat bahwa pemberian insentif ini dalam batas-batas tertentu sehingga tetap berfungsi
sebagai pendorong adanya partsisipasi kerja.
c. Subjek partisipasi hendaknya relevan dengan kedudukan dan pekerjaan dari karyawan
yang berpatisipasi.
15
Peranan partisipasi karyawan terhadap perusahaan ini sangat besar terutama
pada peningkatan produksi dan produktivitas perusahaan. Beberapa peran penting dari
adanya pertisipasi kerja dari para karyawan adalah:
e. Mendorong adanya tim kerja yang baik serta mengembangkan moral kerja.
Sehubungan dengan adanya peran tersebut, maka partispasi kerja dalam perusahaan
dapat menimbulkan keutungan-keuntungan seperti:
2. Pengembangan Partisipasi
16
a. Pengawasan konsultatif
dengan pengawasan konsultatif, para karyawan akan bekerja dengan baik disertai
partisipasi yang tinggi. Hal ini disebabkan karena karyawan merasa dibimbing oleh
pengawas sehingga berusaha untuk bekerja dengan sebaik mungkin.
b. Pengawasan demokratis
keputusan, akan tetapi terbatas pada beberapa masa-lah yang oleh perusahaan diberi
kebebasan untuk memutuskannya. Dengan demikian seorang pengawas sedapat
mungkin berusaha untuk:
17
d) Bertindak sebagai komunikator baik antar karyawan maupun dengan kelompok
karyawan lain.
D. Komite Produksi
dari para karyawan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya sehingga diharapkan para
karyawan akan mendapatkan kepuasan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.
Dengan keputusan tersebut diharapkan karyawan dapat meningkatkan partisipasinya
kepada perusahaan.
BAB III
PENUTUP
18
A. Kesimpulan
Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh Manajemen Sumberdaya
Manusia. Kegiatan operasi biasanya berperan besar dalam mencapai tujuan
manajemen. Tujuan utama adalah mencapai pemanfaatan sumberdaya manusia yang
efisien dalam lingkup fungsi operasi. Hal ini biasanya menjadi sasaran utama
perusahaan karena tenaga kerja, sering menjadi bagian besar dari biaya total produk
yang dapat dikendalikan. Tujuan kedua adalah desain pekerjaan yang efektif, aman
dan memberikan mutu pelaksanaan kerja yang baik bagi karyawannya dalam
lingkungan yang saling menghormati. Standar kerja diperlukan agar system opersi
dapat berjalan dengan efisien. Standar ini dibutuhkan untuk perencanaan produksi,
perencanaan tenaga kerja, perencanaan biaya dan evalussi kinerja. Standar kerja dapat
pula dijadikan dasar bagi system insentif. Standar kerja dapat di ditetapkan melalui
data masa lalu, studi waktu, standar waktu yang ditentukan sebelumnya, dan pengujian
sample kerja.
B. Saran
Aset terbesar suatu perusahaan adalah pekerja, jadikan pekerja sebagai mitra
kerja jangan jadikan mereka sebagai pesuruhmu
19
Daftar Pustaka
https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/03/job-design-pengertian-tujuan-unsur-metode-
dan-faktor-penentu/
http://14d20001.blogspot.com/2016/12/metode-metode-penentuan-pengukuran-kerja.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/05/pengertian-desain-pekerjaan-serta-
jenisnya.html
20