Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM KE IV

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

Disusun Oleh:

Yuni Permata Fajarwati

( 200205057)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2020
MODUL IV
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

4.1 PEMBUATAN LARUTAN


A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan mempraktekkan pembuatan larutan.

B. DASAR TEORI
Larutan adalah campuran homogen dari satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut.
Larutan terdiri atas dua bagian yaitu zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat
terlarut merupakan zat yang berjumlah sedikit di dalam larutan sedangkan pelarut
merupakan zat yang berjumlah banyak di dalam larutan dan pelarut yang banyak
digunakan adalah air. Air merupakan pelarut universal yang mampu melarutkan banyak
senyawa. Proses pelarutan NaCl dalam pelarut air ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 4.1. Proses pelarutan NaCl dalam air

(hrsbstaff.ednet.ns.ca)

Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyaknya zat yang terlarut dalam sejumlah
pelarut. Beberapa satuan konsentrasi yang digunakan dalam ilmu kimia untuk menyatakan
jumlah zat terlarut dalam jumlah tertentu diantaranya molaritas (M), persen massa (b/v), dan
ppm (part per million)
1) MOLARITAS (M)

Banyak mol zat terlarut dalam 1000 mL larutan (Brady, 2011).

M= x

2) MOLALITAS (m)

Jumlah mol zat yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol
(Brady, 2011).

m= x

Keterangan
m : molalitas (mol/kg)
Mr : massa relatif zat terlarut (g/mol)

3) NORMALITAS (N)

Banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan (Lister, 2009).

N= x

Keterangan:
BE: Berat Ekivalen (Mr yang telah dipengaruhi oleh reaksi berdasarkan lepas
atau diterimanya atom H. Rumus BE = Mr/Banyak atom H yang dilepas atau di
terima)
4) FRAKSI MOL (X)
menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah
mol larutan (Oxtoby, 2006).

Xt = dan

Xp =

5) PART PER MILLIOIN (ppm)

menyatakan perbandingan bagian dalam satu juta bagian yang lain (Kenkel,
2007).

ppm = x 100% atau ppm = x 100%

6) PART PER BILLION (ppb)

menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut dalam volume atau berat
total larutan (Kenkel, 2007).

ppb = x 100% atau ppb = x 100%

C. PROSEDUR PERCOBAAN
Alat dan Bahan
 Gelas arloji,
 labu ukur 100 mL,
 pengaduk,
 botol semprot,
 corong,
 gelas kimia 100 mL,
 pipet tetes,
 timbangan,
 spatula akuades,
 NaCl, sukrosa

D. MSDS
SUKROSA
Nama Produk: SUCROSE
Sinonim: α-D-Glucopyranosyl β-D-fructofuranoside, α-D-Glc - (1→2) - βD-
Fru,D (+)-Saccharose, Sugar, β-D-Fructofuranosyl -α-Dglucopyranoside
Penggunaan yang teridentifikasi: Reagen untuk analisis
Tindakan pertolongan pertama
 Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
 Setelah terhirup: hirup udara segar.
 Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara
mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Segera hubungi dokter.
 Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih. Periksakan kedokter.
NACL

Nama Produk : SODIUM CHLORIDE


Sinonim : Garam dapur; halit
Rumus Kimia : NaCl
Berat Molekul : 58.44 g/mol
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis
Klasifikasi bahan atau campuran Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya
menurutundang-undang Uni Eropa.
Tindakan pertolongan pertama
 Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
 Setelah terhirup: hirup udara segar. Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
 Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif dan konsultasikan kepada dokter
secepatnya.

E. CARA KERJA
Pembuatan Larutan 100 mL NaCl 0,1 M
1. Persiapan : menghitung massa NaCl menggunakan rumus :
massa (gr) = mol x Mr, dimana mol = M x V.
2. Timbang massa NaCl sesuai perhitungan.

3. Pindahkan NaCl ke dalam gelas kimia.

4. Tambahkan 50 mL akuades dan aduk hingga larut sempurna.

5. Pindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 100 mL.

6. Tambahkan akuades hingga tanda batas.

7. Tutup labu ukur dan homogenkan.

4.2 TEKNIK PENGENCERAN LARUTAN


A. Tujuan :
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan mempraktekkan teknik pengenceran
larutan.

B. DASAR TEORI
Pengenceran merupakan salah satu prosedur yang dilakukan pada larutan dengan
konsentrasi pekat agar menjadi konsentrasi encer. Teknik pengenceran melibatkan teknik
pengukuran volume dan pencampuran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
pengenceran :

a) Pengenceran dari cairan pekat

Penggunaan cairan pekat dalam proses pengenceran harus dilakukan di lemari asam.
Pembacaan skala volume cairan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Teknik
pencampurannya yaitu mengalirkan cairan pekat melalui batang pengaduk ke dalam
gelas kimia yang telah berisi pelarut. Prosedur ini disebut dengan dekantasi.

b) Pengenceran dari cairan kurang pekat

Proses pengenceran ini tidak memerlukan perlakuan khusus dan dapat dilakukan tanpa
menggunakan lemari asam. Misalnya : pengenceran asam sulfat 3 M menjadi 1 M.

Gambar 4.2. Larutan setelah dan sebelum diencerkan


(pharmrx.yolasite.com)

V1 x M1 = V2 x M2

Hubungan matematis pengenceran molaritas (M) ditunjukkan pada rumus berikut dimana,
V1 = volume awal (L)
M1 = molaritas awal (mol/L)
V2 = volume akhir (L)
M2 = molarias akhir (mol/L)

Larutan pekat diambil sejumlah volume tertentu sesuai dengan perhitungan, dimasukkan ke
dalam labu ukur, ditambah dengan akuades dan ditandabataskan.
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
 Gelas kimia 250 mL,
 pipet tetes,
 pengaduk,
 botol semprot,
 pipet volume 50 mL,
 labu takar 100 mL,
 timbangan, corong,
 bola hisap
 Akuades,
 NaCl,
 H2SO4 pekat

D. MSDS
H2SO4
Sifat-sifat Fisika dan Kimia
Bentuk = cair
Warna = tidak berwarna
Bau = Tak berbau
Ambang Bau = Tidak berlaku
pH = kira-kira 1,3 pada 20 °C
Titik lebur = Tidak tersedia informasi.
Titik didih = Tidak tersedia informasi.
Titik nyala = Tidak tersedia informasi.
Laju penguapan = Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) = Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan = Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan = Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap = Tidak tersedia informasi.
NACL

Nama Produk : SODIUM CHLORIDE


Sinonim : Garam dapur; halit
Rumus Kimia : NaCl
Berat Molekul : 58.44 g/mol
Penggunaan yang teridentifikasi : Reagen untuk analisis
Klasifikasi bahan atau campuran Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya
menurutundang-undang Uni Eropa.
Tindakan pertolongan pertama
 Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya
 Setelah terhirup: hirup udara segar. Jika napas terhenti: berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin.Segera hubungi dokter.
 Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: beri air minum (paling banyak dua gelas). Segera cari
anjuran pengobatan. Hanya di dalam kasus khusus, jika pertolongan tidak
tersedia dalam satu jam, rangsang untuk muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif dan konsultasikan kepada dokter
secepatnya.
AQUADEST
Identifikasi Bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:
Non-korosif untuk kulit. Tidak iritasi untuk kulit. Non-sensitizer untuk kulit. Non-
permeator oleh kulit. Tidak menyebabkan iritasi pada mata. Tidak berbahaya jika
tertelan. Tidak berbahaya jika terhirup. Tidak iritasi untuk paru-paru. Non-sensitizer
untuk paru-paru. Non-korosif terhadap mata. Non-korosif untuk paru-paru.
Potensi Efek Kesehatan Kronis:
Non-korosif untuk kulit. Tidak iritasi untuk kulit. Non-sensitizer untuk kulit. Non-
permeator oleh kulit. Tidak menyebabkan iritasi pada mata.
Tidak berbahaya jika tertelan. Tidak berbahaya jika terhirup. Tidak iritasi untuk paru-
paru. Non-sensitizer untuk paru-paru
EFEK KARSINOGENIK: Tidak tersedia. EFEK MUTAGENIK: Tidak tersedia.
PENGARUH TERATOGENIK: Tidak tersedia.
TOKSISITAS PENGEMBANGAN: Tidak tersedia.
Tindakan Pertolongan Pertama
Kontak Mata: Tidak berlaku.
Kontak Kulit: Tidak berlaku.
Kontak Kulit Serius: Tidak tersedia.
Inhalasi: Tidak berlaku.
Inhalasi Serius: Tidak tersedia.
Tertelan: Tidak Berlaku
Serius Tertelan: Tidak tersedia.
Data Api dan Ledakan
dari Produk: Mudah TerbakarTidak mudah terbakar.
Suhu Pengapian Otomatis: Tidak berlaku.
Poin Flash: Tidak berlaku.
Batas Mudah Terbakar: Tidak berlaku.
Produk-produk Pembakaran: Tidak tersedia.
Bahaya Kebakaran di Kehadiran Berbagai Zat: Tidak berlaku.
Bahaya Ledakan di Hadirat Berbagai Zat: Tidak Berlaku
Media Pemadam Kebakarandan Instruksi: Tidak berlaku.
Keterangan Khusus tentang Bahaya Kebakaran: Tidak tersedia.
Keterangan Khusus tentang Bahaya Ledakan: Tidak tersedia.
Tindakan Rilis Terkadang
Tumpahan Kecil: Mengepel, atau menyerap dengan bahan kering lembam dan tempat
di wadah pembuangan limbah yang tepat.
Tumpahan Besar: Serap dengan bahan lembam dan masukkan bahan yang tumpah ke
tempat pembuangan limbah yang tepat.
Penyimpanan
Tindakan Pencegahan: Tidak ada frasa keamanan spesifik yang ditemukan untuk
produk ini.
Penyimpanan: Tidak berlaku.
Pengendalian Eksposur / Perlindungan Pribadi
Kontrol Teknik: Tidak Berlaku
Perlindungan Pribadi: Kacamata pengaman. Jas laboratorium.
Perlindungan Pribadi dalam Kasus Tumpahan Besar: Tidak Berlaku
Batas Pemaparan: Tidak tersedia.
Sifat Fisik dan Kimia
FisikKondisi fisik dan penampilan: Cair.
Bau: Tidak berbau
Rasa: Tidak tersedia.
Berat Molekul: 18,02 g / mol
Warna: Tidak berwarna.
pH (1% soln / air): 7 [Netral.]
Titik didih: 100 ° C (212 ° F)
Titik lebur: Tidak tersedia.
Suhu Kritis: Tidak tersedia.
Gravity Spesifik: 1 (Water = 1)
Tekanan Vapor: 2,3 kPa (@ 20 ° C)
Densitas Uap: 0,62 (Air = 1)
Volatilitas: Tidak tersedia.
Odor Threshold: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff .: Tidak tersedia.
Ionicity (dalam Air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Tidak berlaku
Kelarutan: Tidak Berlaku
Stabilitas dan ReaktivitasData
Stabilitas: Produk stabil.
Suhu Ketidakstabilan: Tidak tersedia.
Kondisi Ketidakstabilan: Tidak tersedia.
Ketidakcocokan dengan berbagai zat: Tidak tersedia.
Korosivitas: Tidak tersedia.

Keterangan Khusus tentang Reaktivitas: Tidak tersedia.


Keterangan Khusus tentang Corrosivity: Tidak tersedia.
Polimerisasi: Tidak akan terjadi.
E. CARA KERJA
1) Pengenceran NaCl 0,1 M menjadi NaCl 0,01 M

1. Persiapan : Hitung berapa volume larutan yang diperlukan untuk pengenceran

dengan menggunakan rumus V1M1 = V2M2


2. Pipet x mL (sesuai perhitungan) NaCl 0,1 M

3. Pindahkan ke dalam labu ukur 100 mL

4. Tambahkan 50 mL akuades dan homogenkan

5. Tambahkan akuades kembali hingga volumenya sedikit di bawah tanda batas

6. Keringkan bagian atas skala dengan tisu secara hati-hati

7. Tambahkan akuades hingga tanda batas menggunakan pipet tetes

8. Tutup labu ukur dan homogenkan

Catatan: Ulangi percobaan di atas pada sampel Methylene Blue.

2) Pengenceran H2SO4 pekat menjadi H2SO4 3 M

1. Persiapan: Hitung berapa volume larutan yang diperlukan untuk pengenceran

dengan menggunakan rumus V1M1 = V2M2. Hitung pula berapa molaritas H2SO4
pekat

Penting: suatu bahan kimia yang bersifat eksotermis ketika diencerkan (misal:
H2SO4), maka proses pengencerannya adalah dengan menuangkan bahan tersebut
sedikit demi sedikit ke dalam wadah yang sudah berisi pelarut

2. Diambil 50 mL akuades dan dimasukkan ke dalam gelas kimia

3. H2SO4 pekat sebanyak x mL (sesuai perhitungan)

4. Tuangkan ke dalam gelas kimia yang sudah berisi akuades

Penting: Penuangan H2SO4 pekat harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati dengan
sesekali digoyang. Perhatikan perubahan suhu sebelum dan setelah penambahan H 2SO4
pekat. Proses ini dilakukan di lemari asam

5. Pindahkan sampel ke dalam labu ukur 100 mL


6. Tambahkan akuades hingga tanda batas

Anda mungkin juga menyukai