Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PERTEMUAN V

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


Pengertian, Uraian Kata dan Diksi

Oleh:

RAUDHATUL HAYATI
201000474201046

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
2020

A. Pengertian Fungsi dan Jenis Kata serta Contoh


a. Pengertian Kata
Adalah merupakan adanya sebuah unit bahasa yang dapat mengandung suatu makna dan terdiri dari satu
atau lebih morfem. Kata tersebut terdiri atas beberapa huruf terhadap bahasa tersebut. Dalam bahasa
kata tersebut berasal dari bahasa Sanskerta, yakni “Katha”, yang berarti percakapan, cerita, bahasa,
atau dongeng. Kata itu juga dapat didefinisikan sebagai elemen terkecil dalam suatu bahasa yang dapat
diucapkan atau ditulis. Dan termasuk dalam suatu kesadaran akan kesatuan perasaan atau pemikiran
yang digunakan dalam bahasa tersebut. Kumpulan beberapa kata dapat membentuk sebuah klausa, frase,
dan kalimat.

b. Fungsi kata
Sebagai unit tata bahasa terkecil yang membentuk sebuah kalimat, kata tersebut mempunyai beberapa
fungsi, yakni fungsi subjek, fungsi objek, fungsi predikat, fungsi deskripsi, dan fungsi pelengkap.
Terdapat beberapa sebuah fungsi, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Fungsi Sebagai Subjek
Subjek merupakan sebuah bagian dari kalimat yang dapat menunjukkan apa yang dikatakan. Namun, ini
tidak selalu sama dengan aktor atau aktor sebagai subjek, bahkan tidak dalam kalimat pasif.Fungsinya
yakni untuk subjek yang bisa ditentukan ialah: Misalnya, dalam kalimat “Ayah bekerja di kantor sampai
sore.” Jika kalimat itu ditanyakan: siapa yang bekerja di kantor sampai sore? Jadi jawabannya ialah
Ayah. Maka dapat ditentukan bahwa ayah bertindak sebagai subjek yang melakukan suatu kegiatan.
2. Fungsi Sebagai Objek
Objek adalah sebuah bagian dari kalimat yang berperan sebagai penderita atau yang telah mengalam
sesuatu. Posisi objek mempunyai sebuah fungsi sebagai deskripsi terhadap predikat.
Contoh:
“Saudara membeli tas di toko dekat rumah”. Tas yakni untuk objek memberikan informasi tentang barang
yang Anda beli di toko dekat rumah Anda
3. Fungsi Sebagai Predikat
sebuah bagian dari sebuah kalimat yang telah mengatakan apa yang dikatakan subjek dan biasanya harus
mengandung dalam sebuah unsur kata kerja. Kemudian objek atau keterangan dapat mengikuti. Fungsi
kata-kata sebagai predikat memberikan informasi tentang apa yang dilakukan terhadap subjek.
Contoh:
“Ayah bekerja di kantor sampai sore.” Pekerjaan sebagai predikat menggambarkan kegiatan atau kegiatan yang
dilakukan ayah di kantor sampai sore.
Fungsi Sebagai Pelengkap
4. Fungsi yang satu ini agak sulit untuk dianalisis. Kadang-kadang dapat berfungsi sebagai deskripsi atau
objek.
Contoh:
“Ayah bekerja di kantor sampai sore.” Sore adalah kata pelengkap karena melengkapi pekerjaan sebagai
batas waktu untuk kegiatan kantor.

5. Fungsi Sebagai Keterangan


Adverbia adalah bagian dari kalimat yang memberikan informasi tentang elemen lain. Keberadaannya tidak
terlalu penting, tetapi bisa memberikan penjelasan lebih lanjut untuk sebuah kalimat.
Contoh:
“Kakak membeli tas di toko dekat rumah.” Di toko dekat rumah, Anda akan menemukan deskripsi di mana
Brother membeli tasnya. Informasi itu tidak harus dalam kalimat, tetapi ketika Anda mengetiknya, pembaca
tidak harus bertanya di mana Brother membeli tasnya.

c. Jenis Kata

Terdapat beberapa jenis kata, diantaranya ialah sebagai berikut:


1. Adjektiva (Kata Sifat)
Adjektiva merupakan sebuah kata yang dapat menggambarkan sifat, karakter, kondisi, sifat seseorang
atau objek atau hewan. Pada umumnya memiliki fungsi untuk predikat.
2. Verba (Kata Kerja)
Kata yang dapat menentukan adanya sebuah tindakan atau perbuatan, proses, dan kondisi yang bukan
atribut. Pada umumnya yakni dapat bertindak untuk predikat dalam sebuah kalimat.Rumpun
3. Kata Benda
Kata benda merupakan adanya sebuah kata-kata yang telah merujuk pada sesuatu (konkret atau abstrak).
Kata benda bertindak sebagai subjek, lampiran, objek, dan informasi dalam kalimat.
4. Adverbia (Kata Keterangan)
Kata keterangan adalah kata yang berisi informasi tentang kata kerja, kata benda, kata sifat
prediksi atau kalimat. Kalimat saya ingin melukis segera, kata itu
segera menjadi kata keterangan yang menjelaskan kata kerja untuk melukis.
B. Pengertian, Fungsi, Jenis, Ciri – ciri Diksi

Diksi mengacu pada pemilihan kata dan gaya seorang penulis dalam menerapkan gagasan/ide.
Sederhananya, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Ketepatan dalam pemilihan dan penempatan
kata dalam kalimat sangat menentukan keberhasilan sebuah tulisan.
Penulis yang mampu menuangkan gagasannya dengan nuansa kata yang berbeda dari penulis lain adalah
penulis yang berhasil. Seorang penulis yang mumpuni akan dapat memadukan kata umum dan kata khusus,
abstrak dan konkret, panjang pendek kata, kata populer dan ilmiah, makna konotatif dan denotatif dalam tulisan
mereka. Kemampuan ini menjadikan kata yang sedikit, tetapi menakjubkan maknanya.
Untuk menambah pemahaman kamu terkait diksi, berikut Mamikos tambahkan pengertian diksi menurut para
ahli:

1. Menurut Susilo Mansurudin, diksi merupakan sebuah pemilihan kata yang sesuai serta tepat yang dapat
memberi suatu nilai pada kata untuk para pembaca. Pilihan kata yang tepat ini berguna untuk mencegah
kesalahan dalam menafsirkan kata-kata yang berbeda.
2. Menurut Keraf, diksi merupakan pemakain kata yang digunakan untuk dapat
menginformasikan sebuah gagasan dalam bentuk kelompok kata yang sesuai serta tepat dalam situasi.

C. Fungsi Diksi
Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata dan cara penyampaiannya
dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang disampaikan. Diksi juga berfungsi
untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi yang baik maka
penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu,
dan lain sebagainya.
Adapun, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:
1. Memudahkan pembaca atau pendengar dalam memahami dan mengerti apa yang ingin disampaikan
penulis atau pembicara
2. Kata yang disampaikan menjadi lebih jelas sehingga terasa tepat dan sesuai dalam konteks
penggunaannya
3. Mengantisipasi terjadinya interpretasi atau tafsiran yang berbeda antara penyampai kalimat dengan
penerimanya
4. Diksi yang bagus dan sesuai dapat digunakan untuk memperindah kalimat sehingga cerita yang dibuat
bisa lebih runtut dengan mendeskripsikan karakter tokoh, latar dan waktu, serta alur cerita
5. Untuk menggambarkan ekspresi terhadap ide dan gagasan yang akan disampaikan
6. Membuat komunikasi yang terjalin menjadi lebih efektif dan efisien
D. Ciri - Ciri Diksi
Diksi juga memiliki ciri-ciri, antara lain:

1. Tepat pada pemilihan kata guna mengungkap gagasan ataupun hal yang diamanatkan.
2. Bisa digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan dan
situasi maupun nilai rasa pembacanya.
3. Memakai pembendaharaan kata yang dipunya oleh masyarakat bahasanya serta bias
4. menggerakan atau memberdayakan kekayaan itu menjadi sebuah kata yang jelas.

E. Jenis-jenis Diksi dan Contohnya


Berdasarkan leksikal, diksi dibedakan berdasarkan makna leksikalnya atau makna kamus karena berasal dari
kamus bahasa Indonesia. Makna leksikal merupakan makna jenis-jenis kata yang bersifat konkret dan denotatif
serta belum mengalami perubahan bentuk. Diksi berdasarkan leksikalnya dibedakan menjadi beberapa jenis
lagi, di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Sinonim

Sinonim disebut juga padanan kata atau persamaan kata karena memiliki makna yang sama. Contoh kata
sinonim, di antaranya:
1. Pandai: pintar
2. Baju: pakaian
3. Matahari: mentari

Contoh kalimat yang menggunakan sinonim:


1. Dini menjadi anak yang paling pandai di kelas karena rajin belajar
2. Dini menjadi anak yang paling pintar di kelas karena giat belajar

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata atau diksi yang berbeda pada pilihan kata “pandai” dan “rajin”.
Namun, keduanya tetap memiliki makna dan pemahaman yang sama meskipun diganti dengan kata “pintar” dan
“giat”.

b) Antonim

Antonim disebut juga sebagai lawan kata atau perbedaan kata karena memiliki makna yang berlawanan.
Contoh kata antonim, di antaranya:

1. Rajin >< Malas

2. Pintar >< Bodoh

3. Besar >< Kecil


Contoh kalimat yang menggunakan Antonim
1. Dini malas belajar sehingga dia menjadi anak yang bodoh.
2. Dini rajin belajar sehingga dia menjadi anak yang pintar.

Ketika dua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlawanan, maka makna yang disampaikan pun
menjadi berbeda dan berlawanan.

c) Homonim

Homonim merupakan jenis kata yang memiliki makna yang berbeda namun lafal atau pengucapan dan
ejaannya sama. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

1. Kalimat 1: Genting rumah bocor sehingga air masuk ke dalam rumah ketika hujan turun.

2. Kalimat 2: Keadaan di sekolah sedang sangat genting karena murid sekolah lain tawuran menyerbu
sekolah.

Kata “genting” pada kalimat pertama mengandung makna yang menunjukkan kata benda berupa atap atau
genting. Sedangkan kata “genting” pada kalimat kedua mengandung makna gawat atau mendesak.

d) Homofon

Berbeda dengan homonim, homofon memiliki lafal yang sama, namun makna dan ejaannya berbeda.
Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

1. Kalimat 1: Aku rindu masa remaja saat masih sekolah dulu.

2. Kalimat 2: Massa demo yang merapat ke gedung DPR semakin banyak.

Kedua kalimat tersebut menggunakan kata “massa dan masa” yang memiliki pelafalan yang sama
namun ejaan dan artinya berbeda. Kata “masa” pada kalimat pertama memiliki makna saat atau waktu.
Sedangkan kata “massa” pada kalimat yang kedua memiliki makna kumpulan orang dalam jumlah yang banyak.

e) Homograf

Homograf merupakan jenis kata atau diksi yang memiliki ejaan yang sama namun makna dan lafalnya
berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai berikut:

1. Kalimat 1: Pagi hari tadi aku sarapan buah apel.


2. Kalimat 2: Setiap pagi sebelum masuk kelas anak-anak harus apel terlebih dahulu.

Kata “apel” pada kalimat pertama diucapkan dengan lafal yang sama seperti kata me pada kata memukul
dan memiliki arti nama buah apel. Sedangkan, kata “apel” pada kalimat kedua dilafalkan seperti melafalkan
ejaan huruf L (el) dan memiliki arti kumpul.
Polisemi merupakan jenis kata yang ejaan dan lafalnya yang sama namun memiliki banyak arti dan pengertian
jika digunakan dalam konteks kalimat yang berbeda. Contoh kalimat penerapannya adalah sebagai
berikut:

1. Kalimat 1: Risna menanam bunga melati yang sangat harum baunya.

2. Kalimat 2: Risna memiliki paras yang sangat cantik sehingga menjadi bunga desa di kampungnya.

3. Kalimat 3: Bank konvensional memberikan bunga sebesar 10% setiap bulannya.

Kata “bunga” tersebut memiliki ejaan dan lafal yang sama namun memiliki arti yang banyak dan berbeda-beda.
Kalimat pertama mengandung arti nama bunga atau tanaman. Kalimat kedua mengandung makna kiasan
sebagai gadis yang paling cantik. Kaimat ketiga mengandung makna keuntungan.

f) Hipernim dan Hiponim

Hipernim merupakan kata umum yang menjadi penyebutan kata lainnya karena dapat mewakili kata
lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang terwakili maknanya oleh kata hipernim. Contoh penerapan
kalimatnya adalah sebagai berikut:
1. Pak Tono memelihara banyak sekali burung di rumahnya seperti merpati, beo, perkutut, dan lain
sebagainya.

Hipernim dalam kalimat tersebut adalah “burung” yang mewakili hiponimnya yaitu “merpati, beo, dan
perkutut”.

DAFTAR PUSTAKA
https://bahasa.foresteract.com/kata/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-kata-fungsi-jenis-jenis.html
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-kata/

Anda mungkin juga menyukai