JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk
dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan
kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi
yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta
lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain. Selain itu,
tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik
digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif.
Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia
khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama
Cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman
pangan lainnya. Produksi sorgum Indonesia masih sangat rendah, bahkan secara
umum produk sorgum belum tersedia di pasar-pasar.
Sorgum bukan merupakan tanaman asli Indonesia tapi berasal dari wilayah
sekitar sungai Niger di Afrika. Domestikasi sorgum dari Etiopia ke Mesir dilaporkan
telah terjadi sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Sekarang, sekitar 80 % areal
pertanaman sorgum berada di wilayah Afrika dan Asia, namun produsen sorgum
dunia masih didominasi oleh Amerika Serikat, India, Nigeria, Cina, Mexico, Sudan
dan Argentina.
Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani khususnya di Jawa, NTB
dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, sering ditanam oleh petani
sebagai tanaman sela atau tumpang sari dengan tanaman lainnya. Budidaya,
penelitian dan pengembangan tanaman sorgum di Indonesia masih sangat terbatas,
bahkan secara umum produk sorgum belum begitu populer di mastarakat. Padahal
sorgum memiliki potensi besar untuk dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara
komersial karena memiliki daya adaptasi luas, produktivitas tinggi, perlu input relatif
lebih sedikit, tahan terhadap hama dan penyakit tanaman, serta lebih toleran kondisi
marjinal (kekeringan, salinitas dan lahan masam). Dengan daya adaptasi sorgum yang
luas tersebut membuat sorgum berpeluang besar untuk dikemangkan di Indonesia
sejalan dengan optimalisasi pemanfaatan lahan kosong, yang kemungkinan berupa
lahan marginal, lahan tidur, atau lahan non-produktif lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang cukup potensial untuk
dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daya adaptasi lingkungan yang cukup
luas. Teknik budidaya tanaman yang relatif mudah; tidak banyak perbedaan dengan
budidaya tanaman jagung yang sudah biasa dilakukan oleh petani.
Biji sorgum dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, sebagai bahan
pakan ternak, dan sebagai bahan baku industri. Biji sorgum mempunyai nilai gizi
setara dengan jagung, namun kandungan taninnya tinggi dan biji sulit dikupas.
Perbaikan teknologi pengolahan dengan menggunakan penyosoh beras merek “Satake
Grain Testing Mill” yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu dapat mengatasi
masalah tersebut.
Masalah utama pengembangan sorgum adalah nilai keunggulan komparatif
dan kompetitif sorgum yang relatif rendah, penerapan teknologi pascapanen yang
masih sulit, biji mudah rusak dalam penyimpanan, dan usaha tani sorgum di tingkat
petani belum intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ismunadji, M., Soetjipto Partohardjono, Mahyuddin Syam dan Adi Widjono. (1988).
Padi. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Klingman, G.C. and F.M. Ashton. (1975). Weed Science: Principle and Practices.
New York: John Wiley & Sons.
Mercado, B.L. (1979). Introduction to Weed Science. Laguna: SEARCA.
Morachan, Y.B. (1978). Crop Production and Management. New Delhi: Oxford $
IBH Publishing Co.