8 Picung
8 Picung
1, 2008, 86 - 94
86
Yuningsih dan R. Damayanti : Studi Awal : Efektivitas Ekstrak Air Biji Picung (Pangium edule) terhadap Mencit dan Anjing
sebagai Pengganti Racun Strychnine dalam Upaya Eliminasi Anjing Liar
lesions and histopathological features were biasanya tumbuh di hutan dan di tepi
observed. The study showed that LD50 was sungai, mulai berbuah pada umur 6-10
21.88 mg/kg cyanide (0.23ml of PSWE) whe-
reas the lethal dose for the dogs (3.5 kg body tahun (Heyne, 1987). Semua bagian
weight) was 5.0 ml of PSWE (the dogs died dari tanaman mengandung sianida dan
less than 1.5 hours) and 10,0ml of PSWE was biji merupakan bagian paling tinggi
not effective (vomited). Gross lesions in mice kandungan sianidanya (Van Valken-
and dogs consistently showed general conges- burg and Bunypraphatsara, 2001).
tion and hemorrhage in most of the visceral
organs which its according to the result of the Walaupun kandungan racun si-
histopathological features but the most severe anida cukup tinggi dalam biji tersebut,
lesion was hemorrhagic lung, stomach and tetapi banyak manfaatnya karena sifat
intestine which can be associated with violent racun sianida tersebut yang mudah la-
death, so application of PSWE can be used as a rut dan mudah menguap. Contohnya
susbtitute for strychnine to eliminate wild dogs.
di Kabupaten Pandeglang (Banten),
Keywords : Picung seed, picung seed water extract, campuran biji picung dengan garam
rabies, cyanide
dipakai untuk mengawetkan ikan se-
PENDAHULUAN gar. Begitu juga hasil penelitian dari
Hangesti dari Institut Pertanian Bogor,
Penyakit rabies atau dikenal de-
bahwa dengan pemakaian 2% biji pi-
ngan nama penyakit anjing gila masih
cung dan 2% garam dapat mengawet-
sering terjadi di daerah-daerah, seperti
kan ikan kembung segar (Rastrelliger
antara tahun 1998-2003. Daerah yang
brachysoma) selama 6 hari, tanpa me-
tertular rabies di Indonesia diantaranya
ngubah mutu (Republika, 2006). Me-
Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Ti-
nurut Muhammad (2000), bahwa biji
mur, Kalimantan Selatan, Sulawesi,
picung diharapkan dapat digunakan
Flores dan Pulau Seram (Tempo,
sebagai bahan baku alternatif pem-
2004). Selama ini pemberantasan rabi-
buatan minyak goreng, karena me-
es dengan program eliminasi anjing liar
ngandung asam lemak linoleat dan
dilakukan dengan cara pemberian ba-
oleat yang cukup tinggi. Sementara
han sintetik strychnine yang sulit diper-
menurut Andarwulan et al. (1999),
oleh karena harus impor dengan harga
bahwa terjadi perubahan biokimia dari
yang cukup mahal. Upaya untuk meng-
kedua asam lemak tersebut (linoleat
atasinya masalah ini, perlu mencari
dan oleat) dan senyawa penol selama
pengganti strychnine dengan bahan ala-
masa tunas biji picung dan ada hu-
mi yang mudah diperoleh dan cukup
bungannya dengan keaktifan sebagai
murah. Berdasarkan hasil percobaan
antioksidan.
pemberian (oral) ekstrak air dari 13 je-
Sianida merupakan jenis racun
nis tanaman toksik terhadap mencit, di-
yang paling toksik dan tergolong pa-
antaranya pemberian ekstrak biji pi-
ling cepat reaksinya, maka dengan do-
cung merupakan efek yang paling cepat
sis yang cukup kecil (0,5-2,5 mg/kg)
mematikan mencit (1-2 menit) (Yu-
dapat mematikan hampir semua spe-
ningsih et al., 2004). Tanaman picung
sies hewan dalam beberapa menit se-
(Pangium edule) adalah sejenis pohon
telah mengkonsumsinya (Osweiler et
besar yang tumbuh dengan ketinggian
al., 1976; Clarke and Clarke, 1976).
10-1000 m di atas permukaan laut dan
87
Bul. Littro. Vol. XIX No. 1, 2008, 86 - 94
Sianida pada level tinggi menyebab- Tahap 3 : pemberian ekstrak air biji
kan terjadinya oksigenasi (level oksi- picung (EABP) dengan
gen tinggi dalam darah) karena sianida konsentrasi 100% (b/v) ter-
bereaksi dengan ferric (trivalent) iron hadap hewan percobaan
dari cytochrome oxidase dan memben- mencit dan aplikasinya pa-
tuk cyanide cytochrome oxidase yang da anjing.
tinggi, sedangkan haemoglobin tidak
Pembuatan ekstrak air biji picung
mampu membebaskan oksigen (warna
(EABP)
darah merah terang) pada sistem trans-
portasi elektron. Tingkat metabolisme Sampel yang digunakan biji pi-
oksidasi menjadi tinggi seperti pada su- cung yang mengandung sianida paling
sunan syaraf pusat dan otot jantung, tinggi. Bagian daging bijinya dipisah-
maka terjadi perdarahan pada suben- kan dengan cara memisahkan biji dari
docardial dan subepicardial yang ber- buahnya, kemudian dikupas untuk
akibat pada tingkat keparahan kemati- membuang kulitnya. Daging biji diha-
annya. Sianida juga menyerang susun- luskan dengan menggunakan alat
an syaraf pusat, sehingga pemberian blender. Sebanyak 100 gram daging
subletal sianida pada anjing dapat me- biji yang telah dihaluskan, ditambah-
nyebabkan degenerasi multiple foci kan 100 ml akuades (konsentrasi
atau langsung menjadi nekrosis 100%, b/v), kemudian dikocok dengan
(Osweiler et al., 1976). menggunakan shaker selama 30 me-
Biji picung mengandung siani- nit. Hasil pengocokan disaring untuk
da cukup tinggi sehingga berpotensi di- memisahkan filtratnya sebagai ekstrak
pakai sebagai pengganti strychnine un- air biji picung (EABP) yang siap
tuk mematikan anjing (eliminasi anjing untuk diaplikasikan.
liar) dalam rangka pemberantasan pe- Pemberian EABP secara oral pada
nyakit rabies. Pada penelitian ini akan hewan percobaan
dikaji efektivitas ekstrak biji picung
tersebut terhadap efek kematian anjing. 1. Mencit
Percobaan penetapan LD50
BAHAN DAN METODE
(Weil, 1954) dilakukan dengan pem-
Penelitian dilakukan di Balai berian (cekok) EABP dalam 5 macam
Penelitian Veteriner Bogor, sejak Sep- dosis : 0,05; 0,10; 0,20; 0,40 dan 0,80
tember 2004 sampai dengan Maret ml terhadap 10 ekor mencit untuk ma-
2005. Penelitian dilakukan dalam 3 ta- sing-masing dosis. Parameter yang di-
hap, yaitu : amati volume dosis, total mencit mati
Tahap 1 : mencari contoh buah picung dan lama waktu kematian serta peme-
kebeberapa daerah, yaitu Ci- riksaan patologi anatomi dan histopa-
anjur (Bojongpicung), Suka- tologi dari mencit yang mati.
bumi (Pelabuhanratu) dan
2. Anjing
Garut (Pameungpeuk).
Tahap 2 : analisis sianida terhadap biji Pemberian EABP pada hewan
picung dengan cara spektro- anjing dilakukan dengan cara mema-
fotometri (Anderson, 1960). sukkan EABP ke dalam makanan (ma-
88
Yuningsih dan R. Damayanti : Studi Awal : Efektivitas Ekstrak Air Biji Picung (Pangium edule) terhadap Mencit dan Anjing
sebagai Pengganti Racun Strychnine dalam Upaya Eliminasi Anjing Liar
kanan baso) dengan dosis : 0,5; 1,0 dan HASIL DAN PEMBAHASAN
2,0 ml, kemudian baso tersebut diberi- Sesuai dengan tujuan peneliti-
kan pada anjing. an yaitu pemberian ekstrak biji picung
Pemberian dosis tunggal EABP
yang dapat membunuh anjing, maka
(tanpa makanan baso) : 2,5; 5,0 dan ekstrak biji picung yang dipilih yang
10,0 ml EABP terhadap 1 ekor anjing
mempunyai kandungan sianida tinggi.
pada masing-masing dosis dengan rata- Hasil sampling biji picung dari 3 loka-
rata b.b. 3,5 kg, pengamatan dilakukan
si tersebut menunjukkan biji picung
selama 24 jam. Kemudian anjing dipo- asal Garut (EABP) mengandung siani-
tong paksa untuk pengamatan Patologi
da paling tinggi, yaitu 2837,5 mg/kg
anatomi (PA) dan Histopatologi (HP) dibandingkan dengan sampel asal Ci-
terhadap anjing yang terlihat gejala
anjur (2406,81 mg/kg) dan Sukabumi
sekarat.
(2726,16 mg/kg) (Tabel 1).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA) Tabel 1. Hasil analisis kandungan sia-
dan histopatologi (HP) nida dalam sampel biji pi-
Pemeriksaan PA dengan mela- cung dari 3 lokasi di Jawa
kukan pengamatan pada semua kelain- Barat
an dari hasil bedah bangkai. Untuk pe- Table 1. The result of cyanide analy-
meriksaan HP dengan cara mengambil ses in picung seed sample
sampel organ yang terlihat terjadi ke- from three location in West
lainan (tidak normal) pada otak, jan- Java
tung, paru-paru, hati, lambung, usus,
Hasil rata-rata
pankreas, limpa dan ginjal yang diam- Nama daerah
kandungan sia-
bil dari hewan mencit dan anjing yang asal sampel
No nida (mg/kg)
Name region
baru mati atau dipotong dalam keadaan No Avarage yield of
of sample
sekarat. Organ tersebut dipotong sete- cyanide contain
source
bal 0,5 cm dan difiksasi dalam larutan (mg/kg)
formalin yang sudah dibufer (BNF) 1. Bojongpicung 2406,81
(Cianjur)
10% selama minimal 24 jam. Selanjut-
2. Pelabuhanratu 2726,16
nya diproses sebagai blok paraffin, di- (Sukabumi)
potong setebal 3-4 µm dan diwarnai 3. Pameungpeuk 2837,50
dengan hematoksilin dan eosin (H & E) (Garut)
sesuai prosedur standar (Drury and
Hasil pengamatan perlakuan pem-
Wallington, 1980). Pemeriksaan HP di- berian ekstrak air biji picung
lakukan secara deskriptif dengan ban-
(EABP) terhadap hewan
tuan mikroskop untuk menentukan de-
rajat keparahan lesi dan diagnosa pe- Mencit
nyakit. Penentuan lesi derajat keparah- 1. Penetapan LD50
an berdasarkan 3 kriteria, yaitu : de-
rajat keparahan ringan : +, lesi sedang : Hasil pengamatan total kemati-
++ dan lesi parah : +++. an mencit setelah pemberian (cekok)
EABP dengan berbagai variasi dosis
(Tabel 2), menunjukkan persentase
89
Bul. Littro. Vol. XIX No. 1, 2008, 86 - 94
kematian semakin tinggi dan waktu besar dari area mukosa lambung yang
kematian semakin cepat dengan me- berupa selaput tipis dan berwarna
ningkatnya dosis EABP. Berdasarkan transparan. Secara histopatologis ter-
total kematian mencit pada masing- lihat bahwa lambung tersebut meng-
masing dosis (Tabel 2), maka nilai alami atropi (Gopinath et al., 1987).
LD50 dapat dihitung berdasarkan rumus
Anjing
menurut Weil, (1954), sebagai berikut :
Sesuai dengan nilai LD50 :
log LD50 = log D+ d (f+1) 21,88 mg/kg sianida atau 7,71 ml
EABP, telah dicoba pemberian dengan
Keterangan/Note : dosis di atas dan di bawah LD50 dan
D = dosis mulai kematian (283,75 ug)/Die hasilnya sebagai berikut :
starting dose (283,75 ug) 1. 10,0 ml EABP : beberapa menit
d = log kelipatan (2)/multiple log (2)
f = daftar kematian (2, 4, 7)/die list (2, 4, 7) setelah pemberian menunjukkan
gejala sekarat, tetapi tidak menye-
LD50 = 656,35 µg (untuk mencit babkan kematian karena sebagian
dengan berat badan rata-rata 30 g) atau larutan EABP dimuntahkan.
dosis pemberian 0,23 ml EABP 2. 5,0 ml EABP : untuk menghindar-
(656,35 : 2837,5 ml). Nilai LD50 harus kan dimuntahkan lagi, telah dicoba
dalam satuan kg berat badan (1/0,03 pemberian dengan dosis 5,0 ml
kg) dan sianida dalam satuan mg (dibawah LD50) dan ternyata da-
(0,65635 mg sianida), maka nilai LD50 lam beberapa menit setelah pem-
yang diperoleh adalah : 21,88 mg/kg berian menunjukkan gejala berpu-
(1/0,03 x 0,65635 mg) sianida dalam tar-putar, tidak bergerak, lemah
EABP atau 7,71 ml EABP (21,88: dan 1,5 jam kemudian mati.
2,8375). 3. 2,5 ml EABP : diharapkan dapat
mati dengan dosis yang lebih ke-
2. Hasil pengamatan PA dan HP cil, tetapi ternyata tidak mati sam-
Hasil pengamatan PA pada pai pengamatan selama 24 jam,
mencit yang mati setelah pemberian hanya gejala berputar-putar, tidak
pada semua dosis, umumnya terjadi bergerak dan lemah dalam 15 me-
perdarahan dan pembendungan umum nit setelah pemberian.
paru-paru, jantung, hati serta sebagian
Tabel 2. Hasil pengamatan pada mencit (b.b. 30 g) setelah pemberian EABP
(cekok)
Table 2. The result in mice (body weight : 30 g) after treated with PSWE (oral)
Lama waktu
No. Dosis (ml)/dosage (ml) Total mati/total die
kematian/take time of die
No. (ug sianida)/(ug syanide) (ekor)/(piece)
(menit)/(minute)
1. 0,05 (141,88) - -
2. 0,10 (283,75) 2 dari 10 ekor (20%) 60- 120
3. 0,20 (567,5) 4 dari 10 ekor (40%) 20-40
4. 0,40 (1135) 7 dari 10 ekor (70%) 5- 10
5. 0,80 (2270) 10 dari 10 ekor (100%) 3-5
Keterangan/Note : EABP = Ekstrak air biji picung PSWE = Picung seed water extract
90
Yuningsih dan R. Damayanti : Studi Awal : Efektivitas Ekstrak Air Biji Picung (Pangium edule) terhadap Mencit dan Anjing
sebagai Pengganti Racun Strychnine dalam Upaya Eliminasi Anjing Liar
91
Bul. Littro. Vol. XIX No. 1, 2008, 86 - 94
92
Yuningsih dan R. Damayanti : Studi Awal : Efektivitas Ekstrak Air Biji Picung (Pangium edule) terhadap Mencit dan Anjing
sebagai Pengganti Racun Strychnine dalam Upaya Eliminasi Anjing Liar
Tabel 3. Hasil pengamatan pada anjing (b.b. 3,5 kg) setelah pemberian EABP
(cekok)
Table 3. Result of dog (body weight : 3.5 kg) treated with EABP (oral)
Dosis EABP Bahan/ Gejala klinis/ Pengamatan PA/ Pengamtan HP/
(ml)/dosage material klinic sympton observation PA observation HP
PSWE (ml)
0,5 EABP + baso (1 15 menit setelah meng- - -
butir) konsumsi, putar-putar,
tidak bergerak, diam
dan lemah
2 x 0,50 Sda. (2 butir baso) sda - -
1,00 Sda. (1 butir baso) Dimuntahkan - -
2,50 EABP Sama seperti perlakuan - -
dosis 0,5ml.
5,00 EABP (anjing b.b. sda - -
7,0 kg)
5,00 EABP Gejala sda, kemudian Perdarahan pa- Hati : degene-
mati dalam 1,5 jam ru-paru, usus rasi lemak area
dan lambung peri acenarpa-
(difus dan pa- rah, paru-paru,
rah), limpa interstinal,
bengkak, me-rah lambung dan
kehitaman dan usus perdarah-
perdarahan an parah
pankreas
10,00 Sda Dimuntahkan sebagian sda sda
EABP dan gejala sda,
kemudian sekarat da-
lam beberapa menit se-
telah pemberian dan
setelah 4 jam dipotong
paksa.
Kontrol - Tidak ada gejala klinis
- -
Keterangan/Note : PA = Patologi anatomi/Pathology of anatomy
EABP = Ekstrak air biji picung/Picung seed water extract
HP = Histopatologi/Histopathology
PSWE = Picung seed water extract
93
Bul. Littro. Vol. XIX No. 1, 2008, 86 - 94
penetapan LD50 ekstrak air biji picung Muhammad, 2000. Penentuan kadar
pada anjing. asam lemak dan sianida serta
kualitas minyak dari daging buah
DAFTAR PUSTAKA picung (Pangiun edule Reinw).
Andarwulan, N., D. Fardiaz, G.A. http://digilib.itb.ac.id/go.php?id=jbpt
Wattimena and K. Shetty, 1999. itbpp=gdl-s2-2000-muhammad-594-
Antioxidant activity associated with sianida diakses 05/12/2006.
lipid and phenolic mobilization Osweiler, G.D., T.L. Carson, W.B. Buck
during seed germination of Pangium and G.A.Van Gelder, 1976. Cyanide
edule Reinw. J.Agric. Food Chem. 47 and cyanogenic plants. Clinical and
(8) : 3158-63. Diagnostic Veterinery Toxicology.
Anderson, L., 1960. Precise Estimation of Kendall/Hunt. Pub. Co. 455-459.
Hydrocyanic Acid in Sudangrass and Republika, 2006. Picung atawa Kluwak.
shorgum. Dept. Biochemistry Uni of Iptek dan Kesehatan. http://www.
Wisconsin, pp. 1-4. republika.co.id/Koran_detail.asp?id=
Bartik, M. and A. Piskac, 1981. Poisoning 231631&kat_id=13 diakses
by hydrogen cyanide and other 2/27/2008.
cyanides. Veterinary Toxico-logy. Tempo, 2004. Daerah tertular rabies di
Elsevier Sci. Pub. Co. 59-62. Indonesia th. 2003. Tempo interaktif.
Clarke, E.G.C. dan M.L. Clarke, 1976. www. tempo interaktif.com/hg/
Cyanides. Veterinary Toxicology. 1st narasi/2004/07/14.
Ed. Collier Macmillan Publisher. Van Valkenburg, J.L.C.H. and N.
New York. pp. 250-255. Bunyapraphatsara, 2001. Medicinal
Drury, R.A.B. and E.A. Wallington, and poisonous plants 2. Plant
1980. Carleton’s Histological Tech- resources of South-East Asia. No. 12
nique. Oxford University. pp. 36-56 (2) : 400-402.
& pp. 125-150. Weil, C.S., 1954. Tables for Convenient
Gopinath, C, D. E. Prentice and D. J. Calculation of Median Effective
Lewis, 1987. Atlas of Experimental Dose (LD50 or ED50) and Instruc-
Toxicological Pathology. MTP Press, tions in Their Use. Mellon Institute,
USA. Pitsburgh, Pa.
Heyne, K., 1987. Pangium edule Reinw. Yuningsih, Damayanti R, Murdiati dan
Flacourtiaceae. Tumbuhan berguna Darmono, 2004. Laporan Hasil Pe-
di Indonesia. Badan Litbang nelitian APBN 2004. Balai Pene-
Kehutanan Jakarta. 1448-1451. litian Veteriner. Bogor.
94