Anda di halaman 1dari 6

Apakah Boleh Kepala Dusun Berasal Dari Dusun

Atau Daerah Lain ?

Pertanyaan seperti tersebut diatas sering kita dengar


dari masyarakat, banyak masyarakat yang bertanya dan
berpendapat tentang Jabatan Kepala Dusun, bahkan
terkadang ada perangkat desa juga menanyakan
pertanyaan seperti itu

Atau mungkin sobat sendiri juga bertanya-tanya, boleh


enggak ya Kepala Dusun itu berasal dari dusun atau
daerah lain ?
Sebelum admin membahasnya, terlebih dahulu admin
akan memberikan sekilas gambaran tentang Kepala
Dusun
 
Apakah Yang Dimaksud Dengan Kepala Dusun
Kepala Dusun adalah merupakan Kepala Kewilayahan
atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai unsur
satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu
Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di
wilayahnya, sesuai Struktur Organisasi
PemerintahanDesa
 
Persyaratan Pengangkatan Perangkat Desa
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83
Tahun 2015 Tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa
Pada  Pasal 2 ayat 2 berbunyi :
a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah
umum atau sederajat;
b. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42
(empat puluh dua) tahun
c. Terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat
tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran; dan
d. Memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi.
Pada huruf ( c ) tersebut diatas jelas bahwa calon
Kepala dusun harus terdaftar sebagai penduduk Desa
dan bertempat tinggal di Desa paling kurang 1 (satu)
tahun sebelum pendaftaran
 
PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 Tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa
Sesuai dengan perubahan peraturan tersebut, sehingga
Pasal 2 Ayat 2 berbunyi :

a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah


umum atau sederajat;
b. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42
(empat puluh dua) tahun
c. Dihapus
d. Memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi.

Pada huruf ( c ) tersebut diatas jelas bahwa calon


Kepala dusun harus Terdaftar sebagai penduduk Desa
dan bertempat tinggal di Desa paling kurang 1 (satu)
tahun sebelum pendaftaran, telah dihapus dalam
peraturan ini

Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang


Desa Pasal 50 berbunyi sebagai berikut :
Pada  Pasal 2 ayat 2 berbunyi :
a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah
umum atau sederajat;
b. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42
(empat puluh dua) tahun
c. Terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat
tinggal di Desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran; dan
d. Syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 128/PUU-


XIII/2015
Dalam Petitum (berisi tututan apa saja yang dimintakan
oleh penggugat kepada hakim untuk dikabulkan. Selain
tuntutan utama, penggugat juga biasanya
menambahkan dengan tututan subside atau pengganti
seperti menuntut membayar denda atau menuntut agar
putusan hakim dapat dieksekusi walaupun aka nada
perlawanan dikemudian hari, yang disebut
dengan uitvoebar bij voorrad)

1. Mengabulkan permohonan pengujian Pasal 33


huruf g dan Pasal 50 huruf a dan huruf c Undang-
Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Menyatakan Pasal 33 huruf g dan Pasal 50 huruf a
dan huruf c UndangUndang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa bertentangan dengan UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Menyatakan Pasal 33 huruf g dan Pasal 50 huruf a
dan huruf c UndangUndang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat dengan segala akibat hukumya;
4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita
Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya.
Atau, apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono).

Sesuai dengan Amar Putusan Mahkamah Konstitusi


Nomor 128/PUU-XIII/2015
Dalam Amar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
128/PUU-XIII/2015, menyebutkan bahwa Pasal 33 huruf
g dan Pasal 50 huruf a dan huruf c tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat
hukumya
 
Kepala Dusun Boleh Berasal Dari Dusun maupun
Daerah Lain
Berdasarkan Amar Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 128/PUU-XIII/2015, dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan Dan
Pemberhentian Perangkat Desa

Sehingga Kepala Dusun boleh saja berasal dari warga


dusun lain ( misalnya Kepala Dusun wilayah A berasal
dari warga masyarakat wilayah B ), bahkan Kepala
Dusun boleh berasal dari daerah lain 
Sebagai Bahan Pertimbangan
Walaupun Kepala Dusun Boleh Berasal Dari Dusun
maupun Daerah Lain, dalam hal ini admin sedikit akan
memberikan pandangan sebagai pertimbangan apabila
hal tersebut akan dilakukan :

1. Alangkah lebih bijak jika yang menjadi Kepala


Dusun adalah warga masyarakat yang berasal dari
wilayah dusun setempat 
2. Kepala Dusun seharusnya warga dusun yang
benar-benar disukai oleh warga dusun tersebut
3. Kepala Dusun harus benar-benar memahami
kondisi dan kataristik di wilayah dusun yang
dipimpinnya
4. Kepala Dusun yang berasal dari wilayah dusun
tersebut, akan lebih mudah dalam pendataan
kependudukan ( gimana jadinya jika alamat Kepala
Dusunnya tidak sama dengan data alamat
warganya ?, datanya tentunya campur )

Anda mungkin juga menyukai