Andriazis Dahono
NRP 07111340000182
Dosen Pembimbing
Dedet C. Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.
Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D.
Andriazis Dahono
07111340000182
Dosen Pembimbing
Dedet C. Riawan, ST. M.Eng., Ph.D.
Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D.
Andriazis Dahono
07111340000182
Advisors
Dedet C. Riawan, ST. M.Eng., Ph.D.
Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D.
ABSTRAK
i
(Halaman sengaja dikosongkan)
ii
DESIGN AND IMPLEMENTATION OF BIDIRECTIONAL
MODIFIED CUK CONVERTER FOR CHARGING STATION
APPLICATIONS
Name : Andriazis Dahono
1st Advisor : Dedet C. Riawan, ST. M.Eng. Ph.D..
2nd Advisor : Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D.
ABSTRACT
iii
(Halaman sengaja dikosongkan)
iv
KATA PENGANTAR
Akhir kata, penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang ingin mendalami ilmu mengenai konverter ini. Semoga
bermanfaat.
Surabaya, Desember 2017
Penulis
v
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................... 2
1.3. Tujuan Tugas Akhir ...................................................... 3
1.4. Metodologi .................................................................... 3
1.5. Sistematika Penulisan .................................................... 4
1.6. Manfaat .......................................................................... 5
vii
4.6. Hasil Pengukuran Aliran Daya Bidirectional................. 40
4.7. Efisiensi.......................................................................... 41
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .................................................................... 43
5.2. Saran .............................................................................. 43
viii
TABLE OF CONTENTS
PAGE TITLE
STATEMENT SHEET
VALIDITY SHEET
ABSTRACT ..................................................................................... i
FOREWORD ................................................................................. v
TABLE OF CONTENTS ................................................................ vii
LIST OF FIGURES ....................................................................... ix
LIST OF TABLES ............................................................................xii
BAB I INTRODUCTION 1
1.1. Background…. ............................................................... 1
1.2. Formulation of Problem ................................................ 2
1.3. The purpose of Final Project ......................................... 3
1.4. Methodology ................................................................. 3
1.5. Writing System ……..................................................... 4
1.6. Merit ….......................................................................... 5
ix
4.6. Bidirectional Power Flow Measurement Results........... 40
4.7. Efficiency....................................................................... 41
BAB V CLOSING
5.1. Conclusion .................................................................... 43
5.2. Advice ........................................................................... 43
BIBLIOGRAPHY ............................................................................ 45
ATTACHMENT............................................................................... 47
AUTHOR’S LIFE HISTORY ……...................................................59
x
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
xi
Gambar 4.7. Perbandingan hasil percobaan dengan perhitungan
tegangan keluaran....................................................... 37
Gambar 4.8. Gelombang arus id (biru), dan arus io (oranye) untuk
dutycycle 0,4(atas) dan 0,7(bawah) ........................... 39
Gambar 4.9. Perbandingan hasil percobaan dengan perhitungan
riak arus induktor........................................................ 40
Gambar 4.10. Gelombang arus induktor saat aliran daya positif dan
negatif......................................................................... 41
Gambar 4.11. Kurva Efisiensi........................................................... 42
xii
DAFTAR TABEL
HALAMAN
xiii
(Halaman sengaja dikosongkan)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
400 Vdc
DC/DC converter
DC loads
PV 36 60 Vdc
DC/DC converter
DC/AC converter
AC loads
36 120 Vdc
Bidirectional
DC/DC converter Bidirectional
DC/AC converter
AC utility
2
boost/buck mempunyai arus masukan yang kontinyu tetapi arus
keluarannya tidak kontinyu. Konverter Cuk mempunyai arus masukan
dan keluaran yang kontinyu. Arus masukan yang kontinyu menunjukkan
riak arus yang kecil. Dengan riak arus yang kecil, kapasitor elektrolit yang
dipakai sebagai tapis bisa berukuran kecil dan berumur panjang. Riak arus
masukan yang kecil juga penting untung memperpanjang umur modul
surya. Untuk rasio tegangan yang sama, konverter Cuk memerlukan duty
cycle yang lebih besar dibanding konverter jenis boost. Sebagai contoh
jika diinginkan rasio tegangan 10 maka diperlukan konverter boost
dengan duty cycle 9/10 sedangkan konverter Cuk memerlukan duty cycle
10/11. Jadi konverter boost mempunyai duty cycle yang lebih kecil
dibanding konverter Cuk untuk rasio tegangan yang sama. Selain itu
polaritas tegangan konverter Cuk terbalik, sehingga mempersulit
penggunaannya.
1.4 Metodologi
Metodologi yang dilakukan dalam melaksanakan tugas akhir adalah
i) Studi literatur
Pengumpulan referensi-referensi dari berbagai sumber,
yang berupa jurnal, buku, dan berbagai paper-paper
penelitian sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman dan
pengertian mengenai tugas akhir yang dilakukan.
3
iii) Melakukan analisis kinerja
Melakukan analisis perhitungan tegangan dan riak arus
induktor dari konverter DC-DC yang baru.
v) Melakukan percobaan
Melakukan percobaan dan pengambilan data di
laboratorium. Data yang diambil berupa nilai tegangan dan
arus di sisi masukan dan keluaran, riak arus induktor, dan
aliran daya bidirectional. Kemudian membandingkan
hasilnya dengan teori hasil perhitungan dan simulasi.
4
1.6 Manfaat
Penelitian Tugas Akhir ini dapat diaplikasikan untuk charging station
pada sebuah mikrogrid DC dimana konverter DC-DC baru ini memiliki
keuntungan jika menggunakan konverter DC-DC yang sudah ada. Selain
itu konverter yang diusulkan bisa mengurangi ketergantungan pada
barang impor.
5
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
6
BAB II
DASAR TEORI KONVERTER
2.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas prinsip kerja berbagai konverter daya DC-
DC konvensional yang umum dipakai dalam mikrogrid DC dan
pembangkit listrik energi terbarukan. Konverter DC-DC konvensional
yang dibahas adalah konverter :
i) Boost
ii) Buck-Boost
iii) Cuk
Selanjutnya dibahas teori dasar yang bisa dipakai dalam menurunkan
konverter DC-DC yang baru. Detail analisis konverter daya DC-DC bisa
dibaca di literatur [3]-[6].
7
id
iD
Ld Q D Beban vo
Ed Co
Gambar 2.1. Skema konverter boost.
id
`
iD `
`
Vo TON TOFF
8
T
ON (2-2)
Ts
adalah faktor kerja (duty cycle) transistor Q1. Sedangkan
Ts 1 / f s (2-3)
adalah periode penyaklaran atau periode switching dan fs adalah frekuensi
penyaklaran.
Berdasarkan Gambar 2.1 dan persamaan (2-1) maka dapat
disimpulkan bahwa konverter boost mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
i) Arus masukan yang kontinyu (riak rendah).
ii) Arus masukan yang tak kontinyu (riak besar)
iii) Rasio tegangan keluaran terhadap tegangan masukan selalu lebih
atau sama dengan satu.
iv) Polaritas tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan.
9
iL `
id `
TON TOFF
iD `
`
Vo
10
Berdasarkan Gambar 2.4, rasio tegangan keluaran konverter terhadap
tegangan masukannya adalah:
Vo
(2-4)
Ed 1
Berdasarkan Gambar 2.4 dan persamaan (2-4) maka dapat
disimpulkan:
i) Arus masukan yang tak kontinyu (riak besar).
ii) Arus keluaran yang tak kontinyu (riak besar)
iii) Tegangan keluaran bisa lebih tinggi maupun lebih rendah dari
tegangan masukan.
iv) Polaritas tegangan keluaran terbalik terhadap tegangan masukan.
Ld
Q C Co
Ed D Beban vo
Lo
io
Gambar 2.5. Skema konverter Cuk.
11
id `
io TON TOFF `
`
VC
12
Vo
(2-5)
Ed 1
Rasio tegangan Vo
1 Vo Vo
Ed 1 Ed 1 Ed 1
Arus sisi Kontinyu Tak kontinyu Kontinyu
masukan
Arus sisi Tak kontinyu Tak kontinyu Kontinyu
keluaran
Polaritas Tidak terbalik Terbalik Terbalik
tegangan
13
menghasilkan tegangan yang lebih tinggi dibanding
konverter buck-boost dan Cuk.
14
BAB III
MODIFIKASI KONVERTER CUK
3.1 Pendahuluan
Berbagai cara telah dikembangkan untuk menciptakan konverter DC-
DC. Secara umum metode yang dipakai adalah:
i. Konsep graph [8]-[9]
ii. Konsep canonical switch [10]-[11]
iii. Konsep duality [12]
iv. Konsep diagram blok [13]-[14]
Pada tugas akhir ini akan digunakan metode karakterisasi tegangan
terminal konverter DC-DC untuk menciptakan konverter DC-DC yang
baru. Metode ini digunakan karena lebih mudah dipahami dibanding
empat metode diatas. Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep
yang dipublikasikan oleh professor William[14]. Dengan menggunakan
konsep ini, konverter DC-DC yang dikembangkan oleh professor Cuk
dimodifikasi.
15
terminal output konvensional. Dengan menggunakan pemikiran ini maka
konverter Cuk bisa kita modifikasi menjadi seperti terlihat di Gambar
3.2(a). Dibandingkan dengan konverter Cuk konvensional, konverter ini
mempunyai kelebihan sebagai berikut:
i) Penguatan tegangan lebih tinggi untuk duty cycle yang sama
ii) Polaritas tegangan tidak terbalik
iii) Efisisensi lebih tinggi karena tidak semua daya diproses
oleh konverter.
Untuk keperluan charging station, diperlukan konverter yang mampu
mengalirkan daya di dua arah. Untuk tujuan ini, konverter di Gambar
3.2(a) dimodifikasi menjadi seperti terlihat di Gambar 3.2(b). Agar riak
sisi masukan dan keluaran bisa lebih kecil lagi, kedua induktor bisa
digandeng dalam satu inti. Untuk selanjutnya, hasil modifikasi konverter
Cuk ini diusulkan mempunyai nama konverter SUKOLILO.
id
C
Ld Co αEd
Ed Q D Lo Beban vo
1 α
io
(a)
Co Ed
Ed Ld Q C
D Lo Beban vo
1
Ed
Beban dipasang pada sisi ini vo
1
(b)
Gambar 3.1. Penurunan konverter baru.
16
iL io
L0
vo Co
D
vL
Ed C vC
1 Beban
Ed Ld Q
id
(a)
io
Lo
Q2 D2
vo Co
vo
Ed C vC
1 Beban
Q1 D1
Ed Ld
id
(b)
Gambar 3.2. Konverter Sukolilo hasil modifikasi konverter Cuk.
17
i. Rasio tegangan seperti konverter boost
ii. Arus masukan dan keluaran yang kontinyu seperti
konverter Cuk
iii. Mempunyai tegangan keluaran dengan polaritas yang
tidak terbalik
iL io
L0
Q2 D2
vo Co
Ed C vC
vL
1 Beban
Ed Ld Q1 D1
id
Gambar 3.3. Aliran arus saat Q1 menerima sinyal ON.
18
iL io
L0
Q2 D2
vo Co
Ed C vC
vL Beban
1
Ed Ld Q1 D1
id
Gambar 3.4. Aliran arus saat Q2 menerima sinyal ON.
Ed Rd 1 2 2 RQ
2
vo IL
1 1 2
(3-4)
E R 1 2 2 2 RQ
vL d d IL
1 1 2 (3-5)
Persamaan (3-4) menyatakan persamaan tegangan keluaran konverter
Cuk konvensional sedangkan persamaan (3-28) adalah persamaan
konverter Sukolilo yang diusulkan. Untuk rasio tegangan yang sama,
19
misal 10 kali, maka konverter Cuk konvensional memerlukan duty factor
α=10/11 sedangkan konverter Sukolilo memerlukan duty cycle α=9/10.
Susut tegangan akibat resistansi pada konverter baru juga lebih kecil
dibanding konverter Cuk konvensional. Artinya, susut daya konduksi di
konverter baru yang diusulkan juga akan lebih kecil dibanding konverter
Cuk konvensional.
20
Q1 ON Q 2 ON
~
id
0 t
0 t
iC
Ts
to t1 t2 t3 t4
Gambar 3.5. Gelombang riak arus induktor dan arus kapasitor C.
Dengan menghitung nilai rms riak arus selama satu periode penyaklaran,
didapatkan riak arus induktor adalah sebagai berikut
~ ~ E d
Id Io (3-12)
2 3 f s L M
Persamaan (3-12) menunjukkan bahwa induktansi mutual antara
kedua induktor bisa menurunkan riak arus di induktor. Riak arus
berbanding terbalik dengan frekuensi penyaklaran. Semakin tinggi α, atau
semakin besar rasio tegangannya maka semakin besar riaknya. Untuk
rasio tegangan yang sama, konverter yang diusulkan mempunyai duty
21
cycle yang lebih kecil dibanding konverter Cuk konvensional sehingga
riak yang dihasilkan juga lebih kecil.
Pada saat saklar Q1 menerima sinyal ON maka arus kapasitor C sama
dengan –io. Sedangkan saat saklar Q2 menerima sinyal ON maka arus
kapasitor sama dengan id. kontribusi riak arus induktor pada riak arus
kapasitor diabaikan. Jika susut daya diabaikan, kemudian menghitung
rasio arusnya. Didapatkan nilai rms arus kapasitor C atau riak arus
kapasitornya sebagai berikut
1/ 2
IC Io (3-13)
1
Riak arus kapasitor Co adalah sama dengan riak arus induktor Lo.
Karena riak arus di kapasitor C cukup besar maka kapasitor C sebaiknya
menggunakan kapasitor nonelektrolit yang mampu dialiri arus yang besar.
Persamaan riak arus yang diturunkan diatas sangat penting untuk
pemilihan nilai komponen induktor dan kapasitor
22
~
I d , pp 2 I d min (3-15)
Sedangkan arus induktor minimum bisa ditentukan dengan
V
I d min L I L ,min (3-16)
Ed
Dalam desain diusahakan arus tetap kontinyu pada beban 20 % (0,832
A). Sehingga nilai minimum arus rata-rata induktor Ld adalah 2,77 A.
Berdasarkan persamaan (3-14) dan (3-15), nilai minimum induktansi Ld
adalah
E
Ld ~ d (3-17)
I d , pp f s
Berdasarkan persamaan (3-15) dan (3-17), maka induktansi minimum
adalah
2 Ed (3-18)
Ld
I d , min f s
Dalam simulasi, frekuensi penyaklaran minimum adalah 5 kHz.
Sedangkan duty cycle minimum adalah 0,2. Dengan memasukan data ini
ke dalam persamaan (3-18) didapatkan induktansi minimum 1 mH.
Skema simulasi PSIM diperlihatkan di Gambar 3.6. Data simulasi
yang digunakan adalah
Ed = 36 Vdc fs = 10 kHz C = 2000 µF Co = 1000 µF Ld=Lo= 2,5
mH
Rd = Ro = 63 mΩ RQ=RD = 55 mΩ RL = 107,4 Ω
Gambar 3.7 dan 3.8 memperlihatkan hasil simulasi pada duty cycle
0,4 dan 0,7. Hasil simulasi menunjukkan kedua arus induktor bersifat
kontinyu. Hasil ini dengan jelas menunjukkan bahwa riak pada kedua
induktor sangat kecil, demikian pula tegangan keluarannya. Simulasi juga
dengan jelas menunjukkan bahwa riak akan mengecil jika kedua induktor
disatukan sehingga mempunyai induktansi gandeng.
Gambar 3.9 menunjukkan tegangan keluaran sebagai fungsi duty
cycle. Adanya resistansi pada induktor dan komponen semikonduktor
menyebabkan tegangan keluaran tidak bisa mendekati tak berhingga saat
duty cycle mendekati satu. Sebaliknya, adanya resistansi menyebabkan
tegangan turun menuju nol saat duty cycle mendekati satu. Gambar 3.9
dengan jelas menunjukkan validitas persamaan yang diturunkan.
23
Gambar 3.10 menunjukkan riak arus induktor Ld sebagai fungsi duty
cycle. Sekali lagi, gambar ini dengan jelas menunjukkan validitas
persamaan yang diturunkan.
24
Tanpa induktansi mutual
1.2
0.8
0.6
0.4
0.8
0.6
25
Tanpa induktansi mutual
8.5
7.5
8.5
7.5
25
× = Hasil Simulasi
20
Hasil Perhitungan
Sukolilo Ideal
Cuk Ideal
v0 15 Sukolilo nonideal
×
Ed Cuk nonideal
10
×
×
5 ×
× ×
× ×
0
0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95
Faktor Kerjaa
Gambar 3.9. Perbandingan Tegangan perhitungan dan simulasi tegangan
keluaran konverter Sukolilo dengan Cuk.
26
0,45 × = Hasil Simulasi
= Hasil Perhitungan
0,4
×
0,3
×
×
×
0,25 ×
×
0,2 ×
0,15
0,1
0,05
0
0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9
Faktor Kerjaa
Gambar 3.10. Perbandingan Hasil perhitungan dan simulasi arus inductor
27
Gambar 3.11. Skema simulasi closed loop.
28
Tegangan Beban
140
120
100
36
34
32
30
28
26
24
22
40
30
20
10
Gambar 3.12. Tegangan beban (atas), tegangan sumber (tengah), dan arus
sumber (bawah) saat tegangan sumber berubah.
29
Tegangan Beban
160
140
120
100
80
10
20
10
-10
-20
Gambar 3.13. Tegangan beban (atas), arus PV (tengah), dan arus sumber
(bawah) saat arus PV berubah-ubah.
30
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab sebelumnya, kinerja konverter Sukolilo telah diuji lewat
simulasi. Metoda analisis yang digunakan juga telah dibuktikan lewat
simulasi. Pada bab ini, konsep dan metoda analisis yang digunakan akan
diuji lewat percobaan, Untuk tujuan ini, konverter Sukolilo skala kecil
(500 Watt) dibuat. Untuk tahap ini, hanya operasi open loop yang diuji.
Pengujian closed loop diharapkan bisa menjadi tema tugas akhir
selanjutnya.
2 4
Gambar 4.1. Skema sistem percobaan
31
io iL
3
Q
2 D2 L0
Co vo
C vC
D1 1
Q Cd
1 Ld
2
4
id
Gambar 4.2. Skema konverter Sukolilo
32
Tabel 4.1. Data MOSFET IRFP260
Absolute Maximum Ratings TC = 25 oC, unless otherwise noted
Parameter Symbol Limit Unit
Drain-Source Voltage VDS 200
V
Gate-Source Voltage VGS ± 2.2
o
Continous TC = 25 C 46
VGS at
Drain I D
10 V TC = 100 oC 29 A
Current
Pulsed Drain Current IDM 180
Linear Dereating Factor 2.2 W/ oC
Single Pulse Avalanche Energy EAS 1000 mJ
Repetitive Avalanche Current IAR 46 A
Repetitive Avalanche Energy EAR 28 mJ
33
digunakan dalam percobaan. Gambar 4.5 memperlihatkan hasil
pengukuran sinyal PWM dengan adanya deadtime.
SN74121 Gate
PWM Driver
Generator
SN74121 Gate
Driver
(a)
34
(b)
Gambar 4.5. Sinyal PWM dengan adanya deadtime
35
Gambar 4.6. Konverter Sukolilo
36
Tabel 4.2. Hasil pengukuran tegangan.
5 kHz
Vin Vout DC Iin Iout
(volt) (volt) (α) (A) (A)
36,14 44,65 0,2 1,607 1,296
36,02 50,64 0,3 2,093 1,474
36,13 59,12 0,4 2,856 1,721
36 70,23 0,5 4,075 2,044
36,13 87,32 0,6 6,337 2,545
36,08 113,09 0,7 11,081 3,311
10 kHz
Vin Vout DC Iin Iout
(volt) (volt) (α) (A) (A)
36,09 44,27 0,2 1,595 1,287
36,03 50,3 0,3 2,073 1,464
36,13 58,57 0,4 2,814 1,702
36,3 70,14 0,5 4,048 2,043
36,07 85,95 0,6 6,185 2,504
36,13 112,08 0,7 10,722 3,266
200
180
Percobaan 5 kHz
160 Ideal
Percobaan 10 kHz
140
Nonideal
120
VL (volt)
100
80
60
40
20
0
0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
37
4.5 Hasil Pengukuran Arus Induktor
Pengukuran arus induktor dilakukan pada frekuensi penyaklaran 10
kHz. Pengukuran ini juga dilakukan dengan berbagai nilai duty cycle dari
0,2 sampai 0,7. Untuk mendapatkan gelombang arus induktor Ld dan Lo
digunakan LEM modul yang dipasang disisi Ld dan Lo agar dapat
membaca arus yang lewat. Dari pengukuran ini didapat juga nilai riak arus
induktornya. Hasil pengukuran riak arus induktor dapat dilihat pada tabel
4.2.
38
Berdasarkan persamaan (4-1) didapatkan riak outputnya sebesar
0,00796178 A.
0 io
id
3.3 A/div
0
io
id
3.3 A/div
Gambar 4.8. Gelombang arus id (biru), dan arus io (oranye) untuk duty cycle
0,4(atas) dan 0,7(bawah).
39
10 kHz
0,4
Hasil Percobaan
0,35
Hasil Perhitungan
0,3
Riak arus 0,25
induktor
(A) 0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8
40
id
3.3 A/div
Gambar 4.10. Gelombang arus induktor saat aliran daya positif dan negatif.
4.7 Efisiensi
Pengukuran efisiensi konverter Sukolilo dilakukan dengan tegangan
masukan 31,5 Vdc dengan tegangan keluaran 36,28 Vdc. Tegangan
keluaran dibuat tetap 36,28 Vdc dengan mengatur nilai duty cycle saat
bebannya diturunkan maupun dinaikan. Data yang diperoleh merupakan
hasil rata-rata dari percobaan yang dilakukan dari daya rendah ke daya
tinggi dengan daya tinggi ke daya rendah. Sehingga efisiensi maksimum
didapat saat beban maksimum, dan efisiensi minimum didapat saat beban
minimum. Efisiensi dapat dihitung dengan cara (Pout/Pin)×100%. Efisiensi
maksimum yang didapat dalam pengukuran ini mendekati 95 %. Hasil
pengukuran efisiensi dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan kurva efisiensi
dapat dilihat pada Gambar 4.11.
41
ChartEfisiensi
Kurva Title
96
96
95
95
Efisiensi (%)
94
94
93
93
92
92
91
91
90
90
89
89
88
88
00 50 100
100 150
150 200 250
250 300
300
Pout (W)
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
i) Konverter Sukolilo, sebagai hasil modifikasi konverter Cuk,
telah diusulkan sebagai konverter dc-dc yang cocok untuk
charging station.
ii) Metoda analisis tegangan keluaran, riak arus induktor, dan riak
arus kapasitor telah diusulkan. Metoda analisis yang diusulkan
telah diverifikasi lewat simulasi dan percobaan.
iii) Konverter Sukolilo yang dibuat telah diuji kemampuan
bidirectionalnya.
iv) Riak keluaran dari konverter Sukolilo sebesar 0,00796178 A.
v) Efisiensi maksimum yang didapat dari konverter Sukolilo
sebesar 94,9 %.
vi) Jika dibandingkan dengan konverter boost, untuk menaikan
tegangan dari 36 Vdc ke 120 Vdc sama-sama membutuhkan duty
cycle sebesar 0,7. Akan tetatpi rugi-rugi yang dihasilkan
konverter Sukolilo akan lebih besar karena penggunaan
komponennya yang lebih banyak.
vii) Tidak seperti konverter Cuk konvensional, konverter Sukolilo
hanya dapat digunakan untuk menaikan tegangan. Akan tetapi,
untuk menaikan tegangan dari 36 Vdc ke 120 Vdc, konverter
Cuk Konvensional membutuhkan duty cycle sebesar 0,77.
Sedangkan konverter Sukolilo hanya membutuhkan duty cycle
sebesar 0,7. Artinya konverter Sukolilo memiliki rugi-rugi yang
lebih kecil dibandingkan dengan konverter Cuk konvensional.
4.2 Saran
i) Studi lebih lanjut mengenai pengendalian konverter
Sukolilo perlu dilakukan.
ii) Studi lebih detil tentang susut daya dan bagaimana
meminimumkan perlu dilakukan.
43
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bacha et al., “Photovoltaic in Microgrids”, IEEE Ind. Elec.
Mag., pp. 33-46, March 2015.
[2] Kouro et al., “Grid-Connected Photovoltaic Systems”, IEEE Ind.
Elec. Mag., pp. 47-61, March 2015.
[3] Wu et al., “Study of a non-isolated Bidirectional DC-DC
Converter”, IET Power Electron., vol. 6, pp. 30-37, 2013.
[4] Rashid, “Power Electronics Devices, Circuits, and
Applications”, PEARSON, 4th ed.,2014.
[5] Kazimierczuk, “Pulse-Width Modulated DC-DC Power
Converters”, Wiley, 2nd ed.,2016.
[6] Hamid et al., “Bidirectional DC-DC Converters for Energy
Storage Systems”, Trans. Power Elec., vol. 8, pp. 162-178,
2011.
[7] Cuk and Middlebrook, “A New Optimum Topology Switching
DC-to-DC Converter”, Proc. IEEE Power Elec. Spec. Ann.
Meet., pp. 160-179, 1977.
[8] Cuk, “General Topological Properties of Switching Structures”,
Proc. IEEE Power Elec. Spec. Ann. Meet., pp. 109- 130, 1979.
[9] Maksimovic and Cuk, “General Properties and Synthesis of
PWM DC-to-DC Converters”, Proc. IEEE Power Elec. Spec.
Ann. Meet., pp. 515-525, 1989.
[10] Landsman, “A Unifying Derivation of Switching DC-DC
Converter Topologies”, Proc. IEEE Power Elec. Spec. Ann.
Meet. pp. 239-243, 1979.
[11] Williams, “Generation and Analysis of Canonical Switching
Cell DC-to-DC Converters, IEEE Trans. Ind. Elec., vol. 61, no.
1, pp. 329-346, 2014.
[12] Freeland, “Techniques for the Practical Application of Duality
to Power Circuits”. IEEE Trans. Power Elec., vol. 7, no. 2, pp.
374-384, April 1992.
[13] Wu et al., “Modelling PWM DC/DC Converters Out of Basic
Converter Units”, IEEE Trans. Power Elec., vol. 13, no. 5, pp.
870-881, September 1998.
[14] Williams, “Basic DC-to-DC Converters”, IEEE Trans. Power
Elec., vol. 23, no. 1, pp. 387-401, January 2008.
45
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
46
LAMPIRAN
47
Percobaan gelombang arus id duty cycle 0,5
Gelombang tegangan (bawah) dan arus (atas) saat saklar ON dan OFF
48
Dua buah MOSFET, tiga modul sensor arus, dan dua induktor yang dipakai pada
konverter Sukolilo
49
Persamaan saat Q1 menerima sinyal ON:
di di
E d v Q 0 RQ ( i d i 0 ) R d i d L d d M 0 0 (1)
dt dt
di di
vC R0 i0 L0 0 M d v 0 vQ 0 RQ (id i0 ) 0
dt dt
(3-6)
dvC i
0 (2)
dt C
dv0 i0 iL
(3)
dt C0 C0
did
Ld M dt ( Rd RQ ) RQ i d E d VQ0
M L0 dio RQ ( R 0 RQ i0 VC V0 VQ 0
)
dt
………………………………… (4)
did L0 M L0 M
dt ( Rd RQ ) RQ i Ed vQ 0
di M M
d
Ld RQ ( R R ) Ld vC v0 vQ 0
0 0 Q
i0
dt
…………………………………… (5)
yang mana M adalah induktansi mutual antara Ld dan Lo, dan = LdLo-
M2.
50
did L0 ( Rd RQ ) MRQ L0 RQ M ( R0 RQ ) M M
dt
di i
M ( Rd RQ ) Ld RQ Ld ( R0 RQ ) MRQ Ld L d
0 d
dt i0
dvC 1 v
0 0 0 C
dt C v0
dv0 0
1
0
0
dt C0
L0 M
( E d vQ 0 ) vQ 0
M ( E d v Q 0 ) Ld v Q 0
0
IL
C0
…………………………… (6)
51
did
Ld M dt ( Rd R D ) RD i d E d v D 0 v C
M L0 dio RD ( R0 R D ) i 0 v 0 v D 0
dt
………………………. (3-16)
did L0 M L0 M
dt
di M ( Rd RD ) RD id
Ed vD0 vC
Ld RD Ld v0 vD0
0 ( R0 RD ) i0 M
dt
……………………….. (3-17)
di d L0 ( R d R D ) MRD L R M ( R0 R D ) L M
0 D 0
dt L R id
di0 d D M ( R d R D ) Ld ( R0 R D ) MRD M L
d
dt i0
dvC 1
0 0 0 v C
dt C v 0
dv 0 0
1
0 0
dt C0
L0 M
( E d v D0 ) v D0
M ( E v ) Ld v
d D 0
D 0
0
IL
C 0
………………………… (11)
State-Space Averaging
Transistor Q1 menerima sinyal ON selama α periode sedangkan
sinyal OFF diterima selama (1-α) periode. Persamaan ruang keadaan rata-
rata didapat dengan merata-ratakan persamaan (3-11) dan (3-18), hasilnya
adalah
52
did
dt
di0
dt
dvC
dt
dv
0
dt
L0 Rd RQ 1 R D M RQ R D 1
L0 RQ R D 1 M Ro RQ R D 1
M L0 1 M
Ld RQ R D 1 M Rd RQ R D 1 Ld R0 RQ R D 1 M RQ R D 1
Ld M 1
Ld
id
i0
1 v
0 0 C
C C v
1 0
0 0 0
C0
L0 E d VQo V D0 1 M VQo V D0 1
M E d VQ 0 V D0 1 Ld VQ 0 V D0 1
0
I
L
C0
…………………………………………………. (12)
Pada keadaan mantap (steady-state), sisi kiri persamaan (12) nilainya
nol sehingga
L0 Rd RQ 1 R D M RQ R D 1
L0 RQ R D 1 M Ro RQ R D 1
M L0 1 M
Ld RQ R D 1 M Rd RQ R D 1
Ld R0 RQ R D 1 M RQ R D 1
Ld M 1
Ld
id
i0
1 v
0 0 C
C C v
1 0
0 0 0
C0
L0 E d VQo V D 0 1 M VQo V D 0 1
M E d VQ0 V D 0 1 Ld VQ0 V D 0 1
0
0
IL
C0
………………………. (13)
53
Ld Rd RQ Ld RQ Ld 1
Ld Ed VQo
0
Ld RQ
Ld Rd RQ Ld L
d
i
d
(14)
i0 Ld VQo
0
1
0
v
0 C 0
C C v0 I
1 L
0 0 0 C0
C0
Jadi
i0 I L (15)
id i0 IL (16)
1 1
Ld RQ
1
I L Ld Rd RQ I L Ld vC Ld v 0 Ld VQ 0 0
………………………….. (17)
Ld Rd RQ 1 I L Ld RQ I L Ld (1 )vC Ld Ed VQ0 0
…………………………. (18)
Berdasarkan (3-24) maka
E d VQ 0 Rd RQ
vC IL (19)
1 1 2
Dari (3-25) dan (3-26) maka
vo
E d VQo Rd 1 2 2 RQ
2
IL
(20)
1 1 1 2
Oleh sebab itu tegangan bebannya adalah
v L E d vo
E d VQo
Rd 1 2 2 2 RQ IL (21)
1 1 2
Analisa Riak
Berdasarkan Gambar 3.3, kita bisa dapatkan persamaan tegangan
berikut:
54
di d
Ld M dt E d vQ1
(22)
M Lo dio vQ 2 vo
dt
yang mana vQ1 dan vQ2 adalah tegangan pada saklar Q1 dan Q2.
Arus dan tegangan bisa kita bagi atas komponen dc dan riak sebagai
berikut:
~
i d I d id (23)
~
io I o io (24)
~
vQ1 VQ1 vQ1 (25)
v V v ~ (26)
Q2 Q2 Q2
vo Vo v~o (27)
yang mana huruf besar dan tanda tilde masing-masing menyatakan nilai
rata-rata dan riak.
Jika (23)-(27) kita subtitusikan ke (22) dan dipisahkan riaknya maka
kita dapatkan
d ~id
Ld M dt vQ1
~
d ~i v~ v~ (28)
M Lo o Q 2 o
dt
Berdasarkan persamaann (28) kita dapatkan persamaan riak arus
berikut
~ L M ~
id o v~Q1 dt vQ 2 v~o dt C1 (29)
~ Ld ~ M
io vQ 2 v~o dt v~Q1 dt C 2 (30)
yang mana C1 dan C2 adalah konstanta yang ditetukan oleh syarat batas.
Riak pada saklar jauh lebih tinggi dibanding riak pada kapasitor,
atau
55
v~Q2 v~o (31)
Sehingga persamaan (3-36) dan (3-37) bisa didekati dengan
~ Lo M ~
id
v~Q1 dt
vQ 2 dt C1 (32)
~ Ld ~ M
io
vQ 2 dt
v~Q1 dt C 2 (33)
Berdasarkan persamaan (32) dan (33), riak tegangan saklar adalah
v~Q1 vQ1 VQ1 (34)
v~Q2 vQ2 VQ2 (35)
yang mana
VQ1 E d (36)
VQ 2 V o Ed (37)
1
Pada saat saklar Q1 menerima sinyal ON dan saklar Q2 menerima
sinyal OFF, tegangan saklar Q1 dan Q2 adalah
vQ1 0 (38)
Ed
vQ 2 vC (39)
1
Oleh sebab itu, persamaan riak pada saat saklar Q1 menerima sinyal
ON adalah
~ Lo M
id
E d dt C1 (40)
~ Ld M
io
E d dt C 2 (41)
Pada saat saklar Q2 menerima sinyal ON, tegangan saklar Q1 dan Q2
adalah
Ed
vQ1 vC (42)
1
vQ 2 0 (43)
Oleh sebab itu, persamaan riak arus saat transistor Q2 menerima
sinyal ON adalah
56
~ L M E d
id o
1
dt C3 (44)
~ L M E d
io d
1
dt C 4 (45)
yang mana C3 dan C4 adalah konstanta.
Nilai konstanta integrasi bisa didapat dari kondisi:
i) Nilai rata-rata riak selama satu periode harus nol.
ii) Nilai awal kondisi ON adalah nilai akhir kondisi OFF,
demikian pula sebaliknya.
Oleh sebab itu, persamaan riak selama satu periode penyaklaran
bisa kita tuliskan sebagai berikut:
ON t t o
T
Lo M untuk t o t t 2
~ 2
id Ed
t t 2 untuk t 2 t t 4
TOFF
1 2 1
……………………………. (46)
ON t t o
T
untuk t o t t 2
~ Ld M 2
io Ed
t t 2 untuk t 2 t t 4
TOFF
1 2 1
………………………….. (47)
57
~ L M E d
Io d (51)
2 3 f s
Jika induktansi Ld=Lo=L maka persamaan (50) dan (51) berubah
menjadi
~ ~ E d
Id Io (52)
2 3 f s L M
Pada saat saklar Q1 menerima sinyal ON maka arus kapasitor C sama
dengan –io. Sedangkan saat saklar Q2 menerima sinyal ON maka arus
kapasitor sama dengan id. Oleh sebab itu, arus kapasitor C bisa kita
tuliskan
I o untuk t o t t 2
iC (53)
Id untuk t 2 t t 4
Pada persamaan (53), kontribusi riak arus induktor pada riak arus
kapasitor diabaikan. Jika susut daya diabaikan, rasio arus adalah
Io 1
(54)
Id
Oleh sebab itu, persamaan (3-62) berubah menjadi
Io untuk t o t t 2
i C I o (55)
untuk t 2 t t 4
1
Nilai rms arus kapasitor C selanjutnya dihitung dengan
1/ 2
1 t T
I C o s iC2 dt (56)
t
Ts o
Jika persamaan (55) disubtitusikan ke persamaan (56) maka
didapatkan
1/ 2
IC Io (57)
1
58
RIWAYAT HIDUP PENULIS
59