55 162 1 PB
55 162 1 PB
Universitas Lampung
Andy Siswanto, Upik Hamidah, S.H., M.H., Satria Prayoga, S.H., M.H.,
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung,
Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, No. 1, Bandar Lampung, 35154
e-mail : andysiswanto1@gmail.com,
ABSTRAK
Kota Metro memiliki 21 (dua puluh satu) apotek dan 5 (lima) diantaranya tidak memiliki izin
resmi dari Kantor PM-PTSP. Pengaturan mengenai izin apotek di Kota Metro didasarkan
pada keputusan Menteri Kesehatan dan kebijakan pemerintah daerah Kota Metro. Faktor-
faktor penghambat tidak terwujudnya pemberian izin usaha apotek di Kota Metro antara lain
adanya ketidak tahuan sampai ketidak ingin tahuan terhadap kewajiban memiliki izin
operasional, terlalu banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, adanya biaya-biaya tidak
terduga yang harus dikeluarkan pada saat proses pengajuan izin, birokrasi yang rumit, dan
kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Kantor PM-PTSP terhadap apotek yang tidak
memiliki izin.
Kata kunci : kebijakan pemerintah, perizinan usaha, apotek, izin operasional
ABSTRACT
Metro city has 21 (twenty one) pharmacies and 5 (five) pharmacies which do not have official
license from PM-PTSP Office. The admission concerning to the license of pharmacy in Metro
City is based on Health Ministry’s Ministerial Decision and policy of Metro Local
Government. Barrier factors for not being realized for pharmacy operational license
granting in Metro City are the existence of ignorance and the lack of curiousity for the
obligation for having operational license, too much prerequisite that has to fulfill for the
establisher of the pharmaceutical practice for granted operational license, there are
unexpected expenses that have to be expense in the process of license submission,
complicated bureaucracy, and the lack of supervision that should be done by PM-PTSP
Office towards unlicensed pharmacies.
Keywords : Government Policy, Venture Licensing, Pharmacy, Operational License
Andy Siswanto 2
Universitas Lampung
1
http://news.detik.com/read/2012/12/27/
2
130628/2127831/10/sepanjang-2012-bpom- Dikutip dari Mulyana W. Kusuma dalam Mahfud
temukan-451-kasus-obat-makanan- MD, Pergaulan Politik dan Hukum di Indonesia,
ilegal?nd771104bcj Gama Media, Yogyakarta, 1999, hal 224
Andy Siswanto 3
Universitas Lampung
Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas dibawah dan bertanggung jawab kepada
tersebut paling banyak dipilih dikarenakan Walikota melalui Sekertaris Daerah.
cukup mudah dijangkau oleh penduduk
dan biaya berobat yang harus dikeluarkan Berpijak dari tugas-tugas tersebut, salah
relatif murah.4 satu pelayanan izin yang menjadi tugas
3.1.2. Kantor Penanaman Modal dan Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Terpadu Satu Pintu Kota Metro adalah
(KPM-PTSP) Kota Metro mengenai izin penyelenggaraan lembaga
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pelayanan kesehatan. Berdasarkan
tentang Pelayanan Publik Pasal 9 Peraturan Walikota Metro Nomor 04
menyebutkan bahwa dalam rangka Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
mempermudah penyelenggaraan berbagai Sarana Kesehatan, mensyaratkan bahwa
bentuk pelayanan publik, dapat dilakukan izin dalam hal penyelenggaraan sarana
penyelenggaraan sistem pelayanan pelayanan kesehatan yang diajukan setiap
terpadu. orang pribadi atau atas nama badan hukum
yang menyelenggarakan sarana kesehatan
Pasal 56 Peraturan Daerah Kota Metro wajib diberikan oleh Kantor Penanaman
Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Perubahan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Atas Peraturan Daerah Kota Metro Nomor
07 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, 3.1.3. Apotek di Kota Metro
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kota Metro merupakan salah satu kota
Daerah Kota Metro menyatakan bahwa yang mempunyai banyak apotek dengan
Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan jarak yang saling berdekatan satu sama
Terpadu Satu Pintu, merupakan unsur- lain. Hal ini mencerminkan bahwa
unsur perangkat daerah yang mempunyai pendirian apotek tidak semata-mata
kewenangan di bidang penanaman modal, bertujuan untuk melaksanakan
pelayanan perijinan dan non perijinan. pembangunan pelayanan kesehatan, tetapi
Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan juga usaha apotek merupakan bentuk
Terpadu Satu Pintu Kota Metro usaha yang menjanjikan investasi yang
mempunyai tugas melaksanakan lumayan. Dengan luas wilayah yang
koordinasi dan penyelenggaraan serta termasuk kecil, Kota Metro memiliki
pelayanan administrasi yang berkedudukan kurang lebih 21 (dua puluh satu) apotek
yang tersebar diberbagai kecamatan. Hal
4
Profil Kesehatan Kota Metro “terwujudnya Kota
Metro sehat 2013” ini menunjukan banyaknya apotek yang
Andy Siswanto 7
Universitas Lampung
telah berdiri dan telah menjangkau setiap Sebagaimana diatur di dalam Pasal 4
daerah di seluruh kecamatan dan kelurahan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
di Kota Metro. 1332/MENKES/SK/X/2002 mengenai
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Berdasarkan data yang diperoleh dari Apotek, bahwa Izin Apotik diberikan oleh
Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Menteri yang kemudian melimpahkan
Terpadu Satu Pintu Kota Metro, hampir wewenang pemberian izin apotek kepada
seluruh apotek telah memilik surat izin Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
apotek dan hanya beberapa apotek yang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
belum mendapat status izin namun tetap wajib melaporkan pelaksanaan pemberian
dapat beroperasi mengingat apotek izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan
tersebut telah berdiri cukup lama. Apotek pencabutan izin apotik sekali setahun
Ananda, apotek Bunda, apotek Rizky, kepada Menteri dan tembusan
apotek Saras, dan apotek Tina Husada disampaikan kepada Kepala Dinas
merupakan contoh dari Apotek yang tetap Kesehatan Propinsi.
beroperasi walaupun belum memiliki izin.
Untuk menciptakan sarana pelayanan
Selain itu, dari hasil penelitian terhadap kesehatan yang mengutamakan
Apoteker Pengelola Apotek (APA) di kepentingan masyarakat, maka apotek
apotek-apotek yang ada di Kota Metro, harus memenuhi syarat yang meliputi
bahwa dinilai masih banyak para apoteker lokasi, bangunan, perlengkapan apotek,
yang tidak melakukan tugasnya dengan perbekalan farmasi dan tenaga kesehatan
baik. Mereka hanya datang sekali dalam yang harus menunjang penyebaran dan
sebulan ke apotek. Sedangkan tugasnya pemerataan pelayanan kesehatan kepada
hanya diserahkan kepada pegawai apotek masyarakat tanpa mengurangi mutu
tanpa adanya pelaporan tertulis pelayanan.
sebagaimana telah diatur dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Apotek harus mempunyai luas secukupnya
dan memenuhi persyaratan teknis, sehingga
3.2. Pengaturan Perizinan Apotek di dapat menjamin pelaksanaan tugas dan
Kota Metro fungsi apotek serta memelihara mutu
3.2.1. Pengaturan Izin Apotek perbekalan kesehatan di bidang farmasi.
berdasarkan Keputusan Menteri Luas bangunan apotek sekurang-kurangnya
Kesehatan 50 M2 terdiri dari ruang tunggu, ruang
Andy Siswanto 8
Universitas Lampung
dokumen UKL/UPL. Hal ini kemudian berdirinya tidak perlu harus mempunyai
dinilai berlawanan terhadap pengaturan dokumen UKL dan UPL.
izin yang telah ditetapkan sebagaimana
Keputusan Menteri Kesehatan yang di 3.2.3. Tahapan Perizinan Apotek di
dalamnya tidak ada persyaratan mengenai Kota Metro
hal tersebut secara khusus. Menurut Tahapan-tahapan perizinan usaha apotek
Perwali tersebut, ternyata apotek yang dalam rangka memberikan izin operasional
dimaksud haruslah apotek yang berdiri terhadap usaha pendirian apotek di Kota
bersama pelayanan medis dasar dan Metro merupakan tahapan yang wajib
spesialistik lebih dari satu. Pelayanan dilalui oleh pemohon izin. Hal ini
medis dasar ini merupakan pelayanan dilakukan sebagai bentuk agar proses
kesehatan individual yang dilandasi ilmu perizinan dilakukan dengan tertib
kesehatan dalam masyarakat terutama sebagaimana telah diatur di dalam
meliputi upaya penyembuhan penyakit dan peraturan-peraturan yang berlaku. Dari
pemulihan kesehatan yang dilaksanakan tahapan tersebut menggambarkan alur
oleh tenaga kesehatan maksimal misalnya yang secara urut harus dilalui mulai dari
dokter umum. Dengan kata lain bahwa pendaftaran sampai pada penyerahan
apotek tersebut dikatakan wajib memiliki berkas dikeluarkannya surat izin usaha
dokumen UPL dan UKL apabila dalam apotek.
melakukan usahanya berdampingan
dengan praktek dokter atau spesialis lebih Persyaratan yang harus dilengkapi dalam
dari satu seperti spesialis gigi, mata, THT formulir permohonan izin apotek adalah
,dan lain sebagainya. sebagai berikut :
a. Fotocopy Surat Izin Kerja Apoteker
Mengenai apotek-apotek yang banyak b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk
dijumpai di wilayah Kota Metro yang c. Fotocopy Denah Bangunan
sebagian besar berdiri sendiri dan hanya d. Surat yang menyatakan status
menjual obat yang telah jadi, dirasa sangat bangunan dalam bentuk akte hak
jelas bahwa kegiatan usaha tersebut sama milik/sewa/kontrak
sekali tidak akan berdampak terhadap e. Fotocopy izin kerja dan ijazah
lingkungan. Oleh karena itu kepada masing-masing tenaga
seluruh apotek-apotek yang didirikan di f. Asli daftar terperinci alat
Kota Metro untuk mendapatkan izin perlengkapan apotek
Andy Siswanto 10
Universitas Lampung
C. Internet
“Dokumen UKL dan UPL Hambat
Pendirian Apotek di Metro”
http://www.tribunnews.com/regional/20
13/06/23/dokumen-ukl-dan-upl-
hambat-pendirian-apotek-di-metro,
dilihat pada 15/09/2013
http://news.detik.com/read/2012/12/27/130
628/2127831/10/sepanjang-2012-
bpom-temukan-451-kasus-obat-
makanan-ilegal?nd771104bcj, dilihat
pada 20/09/2013
Website Badan POM :
http://www.pom.go.id/, dilihat pada
20/09/2013