khususnya pada Program Studi Pendidikan Pahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
sudah pernah dilaksanakan oleh Meilisa Novita Balino (2011) dengan judul
Indonesia di SMAN 1 Mori Atas. Pada penelitian ini ditemukan interferensi kata
mengenai bentuk tuturan. Namun dalam Penelitian ini, peneliti akan meneliti
interferensi bahasa Pamona dalam teks narasi siswa SMP Negeri 3 Pamona
Selatan.
6
7
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbiter yang dipakai oleh
2010:6). Sejalan Menurut Chaer dan Agustina (2012:14) Bahasa adalah alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan. Lynos (dalam buku
Aslinda dan Len, 2010:1) dikatakan bahwa bahasa harus bersistem, berwujud
simbol yang kita lihat dan kita dengar dalam lambang, serta bahasa digunakan
artinya memiliki ciri-ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia
ini. Ciri-ciri universal ini tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum,
yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain. Selanjutnya
pendapat (Chaer 2012:33) bahasa adalah suatu lambang bunyi bersifat arbitrer,
digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi dan
mengidentifikasi diri.
komunikasi dan kerja sama yang paling yang paling efektif dalam berkomunikasi.
bunyi, bersifat arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama,
bahasa adalah: (1) Lambang kebanggan nasional; (2) Lambang identitas nasional;
(3) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial,
budaya, dan bahasa; (4) alat perhubungan antar budaya dan daerah. Menurut
Ismawati. (2006:9) Sebagai bahasa Negara fungsi bahasa adalah : (1) bahasa
bahasa resmi dalam perhubungan antar tingkat nasional, baik untuk kepentingan
bahasa yaitu: (1) alat untuk berinteraksi sosial; (2) alat untuk berkomunikasi; (3)
alat untuk menjalankan kegiatan; (4) alat untuk menesuaikan diri dengan norma-
antardisiplin sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai
9
kaitan sangat erat. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai
manusia di dalam masyarakat, dan proses sosial yang ada dalam masyarakat
sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang
ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Jadi sosiolinguistik adalah
(2008:7) objek utama sosiologi bukan bahasa, melainkan masyarakat, dan dengan
mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan diantara para
bahasawan dengan ciri dan fungsi varian bahasa itu di dalam suatu masyarakat
sebagai kode, dimana sesuai dengan sifatnya dinamis, dan sebagai akibat
mobilitas penutur dimana sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para
pemerataan bahasa lebih menyangkut masalah sikap atau penilaian terhadap suatu
10
lainnya.
1. Perubahan Bahasa
bahasa itu dapat diamati atau diobservasi Wardhaught (dalam Chaer dan
Agustina 2010:134)
sebagai kode, dimana sesuai dengan sifatnya yang dinamis, dan sebagai
2. Pergeseran Bahasa
tempat lain yang menggunakan bahasa yang lain, dan bercampur dengan
mereka. Pendatang ini untuk keperluan komunikasi mau tidak mau, harus
3. Pemerataan Bahasa
Menurut Fasold (Chaer, 2004:153) hal yang pertama yang terbayang bila
atau lebih dan memilh yang mana harus dilakukan. Dalam hal ini, ada tiga jenis
pilihan yang dilakukan, yaitu pertama dengan ahli kodenya artinya menggunakan
satu bahasa pada satu keperluan dan menggunakan bahasa yang lain pada
keperluan lain. Kedua dengan melakukan campur kode, artinya menggunakan satu
2.2.6 Bilingualisme
12
dan istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa maksudnya blingualisme
itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan duabahasa atau dua kode bahasa. Secara
bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara
Pertama, bahasa ibunya sendiri atau bahasa pertamanya (disingkat B1) dan
yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2)
persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh
penutur yang bilingual, bilingual adalah penutur yang menggunkan dua bahasa
penutur yang menguasai B1 dan B2 sama baiknya tetapi ada pula yang tidak.
tidak kesulitan untuk menggunakan kedua bahasa tersebut kapan saja diperlukan.
bidang bahasa. Pencampuran yang dimaksud adalah pencampuran dua bahasa atau
saling pengaruh antara dua bahasa. Menurut Hartman dan Stork (dalam Chaer dan
interferensi yang tampak dalam perubahan sistem suatu bahasa, baik mengenai
bahasa ibu dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional oleh penutur
bilingual. Dengan adanya hal seperti ini akan mengakibatkan persentuhan dengan
mengalihkan unsur bahasa daerah kedalam bahasa Indonesia saa bertutur atau
berinteraksi sehingga menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan
sebagai akibat dari kontak bahasa, yaitu penggunaan dua bahasa, yaitu
penggunaan dua bahasa atau lebih dalam masyarakat tutur yang multilingual.
1. Interferensi Fonologi
Fonologi berasal dari bahasa Yunani yaitu phone yang berarti ‘bunyi’ dan
logos yang berarti ‘ilmu’ sebagai ilmu. Fonologi lazim diartikan sebagai bagian
menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia (Chaer,
2009:1).
dengan aturan fonetik bahasa pertama (BI). Dalam tataran fonologi, keberadaan
menyerap bunyi-bunyi bahasa lain. Diambil contoh kata tidak akan mengalami
2. Interferensi Morfologi
Morfologi berasal dari bahasa Yunani yaitu morf yang artinya ‘bentuk’
dan logi artinya ‘ilmu’. Morfologi yaitu bagian ilmu bahasa yang membicarakan
Aslinda dan Leni (2007:75) interferensi dalam bidang morfologi dapat terjadi
antara lain pada penggunaan unsur-unsur pembentuk kata, pola proses morfologis
dan afiks.
bahasa lainnya yang berkaitan dengan seluk-beluk kata, perubahan kata, dan
makna perubahan kata tersebut. Sebagai contoh kata sekolah menjadi kata
mosikolah
3. Interferensi Sintaksis
dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan
morfem".
16
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena dlam struktur kalimat
bahasa daerah berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Tapi jika ditinjau dari
bahasa yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Sebagai contoh pigi beli mie dua
dan berbagai pengaruh lain dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun
bahasa asing. Hal itu disebabkan terjadinya kontak bahasa dalam diri penutur
akan menimbulkan sikap kurang positif. Hal ini menyebabkan pengabaian kaidah
yang dikuasai penutur secara tidak terkontrol. Sebagai akibatnya akan mucul
bentuk interferensi dalam bahasa penerima yang sedang digunakan oleh penutur,
bersangkutan, serta bagi kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu, jika
masyarakat itu bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan
mengenal konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai
kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa
menghilang. Jika hal ini terjadi, berarti kosakata bahasa yang bersangkutanakan
menjadi kian menipis. Apabila bahasa tersebut dihadapkan pada konsep baru dari
luar, disatu pihak akan memanfaatkan kembali kosakata yang sudah menghilang
dan dilain pihak akan menyebabkan terjadinya interferensi, yaitu penyerapan atau
yaitu sebagai variasi dalam pemilihan kata untuk menghindari pemakaian kata
18
adanya sinonim ini cukup penting, pemakai bahasa sering melakukan interferensi
dalam bentuk penyerapan atau peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber
bahasa ibu (B1) terhadap penggunaan bahasa indonesia (B2) sehingga dengan
antara bahasa ibu dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional oleh penutur
saat bertutur atau berinteraksi sehingga menyimpang dari kaidah atau aturan
suparno dan Yunus (2010:4.31) narasi atau sering disebut juga naratif berasal dari
kata bahasa inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan
narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Dengan kata lain, teks semacam ini
19
terjadi?”
terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007:136) oleh karenanya, pengarang
2017:186) cerita juga bisa dikatakan sebagai karangan yang mengisahkan suatu
Dalam teks narasi, siswa mampu mencritakan atau mengisahkan suatu kejadian
yang baik siswa dituntut memiliki kosa kata yang banyak dan pengetahuan
Menurut Gorys Keraf (2000:136) Ciri-ciri atau karakteristik teks narasi adalah
sebagai berikut:
4. Ada konfiks
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika
tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis.
Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003:31) sebagai
berikut: