Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

BAHASA INDONESIA
MAKALAH KELOMPOK
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing: Sri Hargianti, S,Pd., M.Hum

Oleh:
Nurfila Mandea (20148029)
Fahri Nyong (19148083)
Rizka Pratiwi Putri (20148040)
Ferawati U. Ishak (20148024)
Agustira Husen (20148039)

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadiran Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang telah membimbing kita
menuju jalan yang lurus.

Penulisan makalah yang berjudul “sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia” dapat
diselesaikan tepat waktu karena bantuan materi dan pikiran beberapa pihak. Makalah “sejarah dan
perkembangan Bahasa Indonesia” disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Bahasa
Indonesia di FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca

Selama proses penyusunan makalah, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak. oleh karena itu, kami berterima kasih kepada:

1. Ibu Sri Hargianti, S,Pd., M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan
3. Serta teman teman sekalian

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan kami
agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Ternate, 30 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 1

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………... 1

1.4 Manfaat ………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………… 3

2.1 Sejarah Bahasan Indonesia ………………………………………………….... 3

2.2 Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan ……………. 3

2.3 Sejarah Perkembangan EYD ………………………………………………….. 4

2.4 Peristiwa-Peristiwa yang mempengarugi perkembangan Bahasa Indonesia ..... 5

2.5 Sejarah Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia ……………….... 6

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….…. 8

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….…... 8

3.2 Saran …………………………………………………………………….….… 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...…... 9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga
memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi yaitu
Bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia dalam menyampaikan pikiran,
gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir berbeda-beda sesuai dengan daerahnya sehingga
muncul Bahasa yang beraneka ragam.

Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini dikarenakan
kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri atas banyak suku
dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak Bahasa daerah, Indonesia memiliki Bahasa
persatuan,yakni Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa Indonesia

Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya Bahasa asing dan Bahasa pergaulan
yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini menyimpang dari kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan Bahasa pergaulan
sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dengan demikian lambat laun, penggunaan Bahasa baku
menjadi berkurang.

Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia,wajib melestarikan Bahasa Indonesia sebagai
Bahasa nasional. Dalam melestarikan Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui sejarah dan
asal-usul terbentuknya Bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam tulisan ini
dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya Bahasa Indonesia sampai
perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan ejaannya

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia?


2. Bagaimanakah proses disahkannya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan Indonesia?
3. Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)?
4. Apa saja peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Bahasa Indonesia ?
5. Mengapa Bahasa melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sajarah Bahasa Indonesia


2. Untuk mengetahui proses disahkannya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan
Indonesia
3. Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
4. Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan 4ahasa
Indonesia

1
5. Untuk mengetahui latar belakang Bahasa malayu menjadi Bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari tulisan ini adalah memberikan kontribusi informasi
kepada masyarakat mengenai sejarah Bahasa Indonesia dari asal-usul munculnya Bahasa
Indonesia hingga perkembangan ejaan Bahasa Indonesia saat ini. Dengan demikian masyarakat
Indonesia dapat melestarikan dan mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
persatuan. Bagi penulis sendiri, tulisan ini merupakan sarana yang baik untuk bertukar pikiran
antar anggota akademis dalam membahas materi sejarah Bahasa Indonesia.

1.4.1 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis tulisan ini, yakni seperti di bawah ini.

1. Menambah wawasan akan sejarah Bahasa Indonesia.

2. Dapat mengetahui asal -usul kata -kata Bahasa Indonesia.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Selanjutnya, secara teoritis tulisan ini bermanfaat sebagai berikut.

1. Dapat memprediksi perkembangan Bahasa Indonesia di masa depan.

2. Dapat mengetahui perkembangan ejaan Bahasa Indonesia sampai saat ini.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah Bahasa resmi dan Bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia,
tepatnya s e h a r i s e s u d a h n ya , be r s a m a a n d e n g a n m u l a i b e r l a k u n y a
k o n s t it u s i . D i timor Leste, Bahasa Indonesia berstatus sebagai Bahasa kerja.

Dari sudut pandang linguist ic, Bahasa Indonesia adalah salah satu d a r i b a n ya k
r a g a m B a h a s a m e l a yu . D a s a r ya ng d i p a k a i a d a l a h B a ha s a melayu Riau
dari abad ke- 19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya
sebagai Bahasa kerja di lingkungan administrasi Bahasa Indonesia dan berbagai
proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak di
rencanakanya sumpah pemuda 28 oktober 1928, untuk menghindari kesan “intimidisi
Bahasa” apabila nama Bahasa melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan
berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian Bahasa melayu yang di gunakan di Riau
maupun di semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan Bahasa
yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bangsa daerah dan bangsa asing.

2.2 Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan

Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad-20, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
melihat pegawai pribumi memiliki kemampuan memahami Bahasa Belanda yang sangat
rendah. Hal itu yang menyebabkan pemerintah Belanda ingin menggunakan Bahasa
Melayu untuk mempermudah komunikasi, yakni dengan patokan Bahasa Melayu Tinggi
yang sudah mempunyai kitab-kitab rujukan.

Sarjana Belanda mulai membuat standarisasi Bahasa, mereka mulai menyebarkan Bahasa
Melayu yang mengadopsi ejaan Van Ophusijen dari Kitab Logat Melayu. Penyebaran
Bahasa Melayu secara lebih luas lagi dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur
(Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908. Pada 1917 namanya diganti menjadi Balai
Poestaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah
Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara yang membantu
penyebaran Bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo
pertama kalinya menggunakan Bahasa Indonesia dalam pidatonya. Disinilah Bahasa
Indonesia mulai berkembang. Pada 28 Oktober 1928, Muhammad Yamin mengusulkan
Bahasa Melayu sebagai Bahasa nasional dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “Bahasa persatuan bangsa”.

3
Muhammad Yamin berkata, “Jika mengacu pada masa depan Bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua Bahasa yang bisa diharapkan menjadi
Bahasa persatuan,yaitu Bahasa Jawa dan Melayu. Namun, dari dua Bahasa itu, Bahasa
Melayulah yang lambat laun akan menjadi Bahasa pergaulan atau Bahasa persatuan.

Tahun 1933 berdiri sebuah Bahasa Indonesia, sastrawan muda yang menamakan dirinya
sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Tiga tahun
kemudian, Sutan Takdir Alisyahbana “Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia”. Pada tanggal
25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Kongres tersebut
menghasilkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia telah
dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.

Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan, ditandatanganilah Undang-Undang


Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa Bahasa Indonesia adalah
Bahasa negara.

2.3 Sejarah Perkembangan EYD

Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu
Bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga terbentuklah kata dan
kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan dalam komonikasi sehari hari.
Sesuai yang telah diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia terdiri dari:

1. Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan Bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen
yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim
ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata Bahasa yang kemudian dikenal dengan
nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah pada tahun 1901

2. Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17
Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu
Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.

3. Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan

4
Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan telah ditandatangani oleh Menteri
Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan tersebut mengandung
persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua
negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus
1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah Bahasa ejaan
Latin (Rumi dalam istilah Bahasa Melayu Malaysia) bagi Bahasa Melayu dan Bahasa
Indonesia. Di Malaysia ejaan baru ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan
pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.

Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih
luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No.
0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.

2.4 Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia

1. Budi Utomo

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan
yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan
sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan, Pada
kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan
keinginan akan penguasaan Bahasa Belanda sebab Bahasa Belanda merupakan syarat
utam untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.

2. Sarikat Islam.

Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. Mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang
perdagangan, namun bergerak dibidang Bahasa dan politik juga. Sejak berdirinya,
sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik
tidak pernah mempergunakan Bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah
Bahasa Indonesia.

3. Balai Pustaka.

Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaka ini didirikan. Mulanya
badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya
berubah menjadi balai Bahasa Selain menerbitkan buku-buku, balai Bahasa juga
menerbitkan majalah.

5
4. Sumpah Pemuda.

Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada
tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan
kongres pemuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres
ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi
perkembangan Bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari
perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh
berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah
yang lebih besar Indonesia muda. Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu
mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan
bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan itu
dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan Bahasa yang satu dalam ikrar
sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan Bahasa Indonesia yang sebenarnya,
Bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu
itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa
dipungkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, Bahasa Indonesia tidak hanya
menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi Bahasa sastra baru.

2.5 Sejarah Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia

Bahasa kita yang dinamai Bahasa Indonesia, berasal dari Bahasa Melayu, yaitu salah
satu Bahasa daerah di bumi nusantara ini. Bahasa Indonesia, digunakan sebagai salah
satu Bahasa alat yang mempersatukan bangsa yang bersuku-suku, untuk mengusir
penjajah Belanda dan meraih kemerdekaan. Selanjutnya, Bahasa ini digunakan dalam
berbagai kehidupan secara luas, maka tidak ada yang memprotes Bahasa Melayu
dinobatkan menjadi Bahasa Indonesia.

Bahasa Melayu mulai dipakai di Asia Tenggara sejak abad ke-7. bukti-bukti yang
menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun
683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur
berangka 686 M (Bangka Barat), Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
Prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa
Melayu Kuno itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya saja karena di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 683 M dan di Bogor ditemukan
prasasti berangka 942 M yang juga menggunakan Bahasa Melayu Kuno.

6
Perkembangan Bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan Bangsa Indonesia. Komunikasi antar
perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan Bahasa Melayu.

Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, yang menjadi Bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan Bahasa Indonesia dengan pesat.
Peranan kegiatan politik, perdagangan, persurat kabaran, dan majalah sangat besar
dalam memodernkan Bahasa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia,
17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara.

7
BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Bahasa adalah kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan
sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan.

Sebagai warga negara Indonesia yang teladan, ada baiknya Anda mengetahui sekilas tentang
sejarah bahasa Indonesia untuk pengetahuan umum. Bahasa yang awalnya dikenal sebagai
bahasa Melayu ini, telah dibentuk dan diresmikan sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Diresmikan satu hari setelah hari proklamasi, bersamaan dengan konstitusi.Ejaan yang
digunakan masyarakat Indonesia hari ini adalah PUEBI, yang diberlakukan sejak tahun 2015
lalu hingga sekarang.

3.2 Saran

kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan kedepannya penyusun akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan sarannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

WEBSITE

https://www.academia.edu/17547943/Sejarah_Perkembangan_Bahasa_Indonesia, diakses
pada Jumat, 30 oktober 2020

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3c680101ff285bcffdcd4eb7e8862e6
7.pdf, diakses pada Jumat, 30 oktober 2020

https://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia/, diakses pada Jumat, 30 oktober 2020

http://wahdaniaekosa17.blogspot.com/2018/11/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa.html,
diakses pada Jumat, 30 oktober 2020

GAMBAR

https://www.google.com/search?q=logo+iain+ternate&safe=strict&client=firefox-b-
d&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=Q6S4rkN_uiQDUM%252CAkKa_NIwP950UM%252
C_&vet=1&usg=AI4_-
kRwemtISHTQhKUYzg0ztKvaH0CDHQ&sa=X&ved=2ahUKEwi229CC8tvsAhVObSsKH
WRQCZcQ9QF6BAgFEC0&biw=1920&bih=976#imgrc=YJUagSOlmGLA0M, diakses
pada Jumat, 30 oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai