Anda di halaman 1dari 10

Journal Of Marine Research.

Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 159-168


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Pengaruh Perbedaan Ukuran Fragmen dan Metode Transplantasi Terhadap


Pertumbuhan Karang Pocillopora damicornis di Teluk Awur, Jepara

Rr. Tiwi Ajeng Prameliasari, Munasik, Diah Permata Wijayanti*)

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Diponegoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698

email:rhoro.ajeng@yahoo.com

Abstrak

Transplantasi karang merupakan salah satu metode budidaya karang dengan memotong
sebagian dari koloni karang tertentu untuk ditanam di tempat yang baru. Berbagai macam metode
transplantasi karang telah dilakukan diantaranya dengan menggunakan substrat beton hingga metode
elektrolisis yang menggunakan aliran listrik. Berbagai macam metode tersebut dilakukan untuk
mendapat metode transplantasi yang paling efektif. Metode transplantasi dilakukan dengan
menggunakan 2 faktor, yaitu ukuran awal (3 dan 5 cm) dan metode transplantasi (metode tali dan
semen). Hasil penelitian didapatkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi terjadi pada transplantasi
menggunakan metode tali dengan ukuran awal fragmen 5 cm, dengan nilai survival rate mencapai 100%.
Sedangkan survival rate karang transplan dengan menggunakan metode tali dengan ukuran awal
fragmen 3 cm dan pada metode substrat semen dengan ukuran awal fragmen 3 dan 5 cm masing-masing
menunjukkan nilai yang sama yaitu 83%. Hal ini dikarenakan ada beberapa fragmen yang mati dan atau
hilang. Laju pertumbuhan karang transplan tertinggi perbulan terlihat pada metode tali dengan ukuran
fragmen 3 cm yaitu (0,56 cm/bulan). Sedangkan laju pertumbuhan karang terendah terlihat pada
metode tali dengan ukuran fragmen 5 cm yaitu (0,43 cm/bulan). Analisa data pertumbuhan karang
transplan menggunakan program SPSS 16 menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata (p > 0,05) pada
laju pertumbuhan karang terhadap perbedaan ukuran awal dan metode transplantasi yang digunakan
serta tidak terdapat interaksi antara ukuran awal dan metode transplantasi.

Kata Kunci : Transplantasi karang, kelangsungan hidup, Pocillopora damicornis.

Abstract

Coral transplantation is one of culture methods by cutting a part of coral colony to be planted in
the other place. Many kinds of coral transplantation methods have been applied such as electrolysis
methods and coral transplantation using concrete substrate. Transplantation method used 2 factor, they
are initial size (3 and 5 cm) and transplantation media method (used line and cement). The highest
survival rates was shown by the fragment that were transplanted using hanging method on rope with an
initial size of fragments was 5 cm. The survival rates of the transplants achieved 100%. While the rest of
transplants both with the initial size 3 and 5 cm of substrate cement method and hanging on rope with
the initial size 3 cm, only 83% of coral transplant were survived due to some fragments were dead and or
disappeared. The highest growth rate of coral transplants to monthly look at the string method with
fragment size is 3 cm (0.56 cm / month). While the lowest rate of coral growth seen in the string method
with fragment size is 5 cm (0.43 cm / month). The growth of coral transplants to data analysis using
SPSS 16 indicates no significant difference (p> 0.05) at the rate of coral growth on initial size differences
and transplantation methods used and there is no interaction between initial size and method of
transplantation.

Keywords: Transplantation of corals, survival, Pocillopora damicornis.

*) Penulis penanggung jawab


Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 160

Pendahuluan sukses dibudidayakan di tengah laut atau di


dasar laut hingga cukup besar. Soong dan
Terumbu karang memiliki bentuk Chen (2003) mengatakan bahwa semakin
dan struktur yang membuatnya unik panjang ukuran fragmen maka akan
sebagai salah satu ekosistem yang hidup di semakin cepat laju pertumbuhannya.
dalam laut. Ekosistem terumbu karang Pengambilan fragmen yang terlalu panjang
disusun oleh karang-karang dari Kelas akan menyebabkan eksploitasi berlebihan
Anthozoa, Ordo Scleractinia (Tomascik et pada koloni karang induk. Oleh karena itu
al., 1997). Diperkirakan lebih dari 3.000 diperlukan ukuran panjang fragmen yang
spesies biota laut dapat dijumpai pada tepat untuk transplantasi karang..
ekosistem terumbu karang. Suharsono Banyaknya pendapat dari beberapa peneliti
(2008) mencatat, jenis-jenis karang yang sehingga penelitian ini perlu dilakukan
ditemukan di Indonesia diperkirakan untuk mengetahui metode transplantasi
sebanyak 590 spesies yang termasuk dan ukuran awal fragmen yang paling
dalam 80 genus karang. Namun saat ini optimal untuk transplantasi pada karang
terumbu karang menghadapi ancaman Pocillopora damicornis.
yang besar dari dampak berbagai kegiatan Penelitian ini bertujuan untuk
manusia, baik dari pembangunan yang mengetahui tingkat kelangsungan hidup
tidak berwawasan lingkungan, overfishing, dan perbedaan pertumbuhan karang
maupun polusi. Dampak tersebut kini telah transplan jenis P. damicornis pada
mengarah pada kerusakan ekosistem perbedaan ukuran fragmen dan metode
terumbu karang secara global. Terumbu transplantasi.
karang telah mengalami perubahan besar
dalam beberapa waktu terakhir serta
kondisinya memburuk hingga 60% untuk Materi dan Metode
50 tahun yang akan datang (Wilkinson,
2002 dalam Hughes et al., 2003). Terumbu Materi yang diamati dalam penelitian
karang dengan kriteria baik hanya tersisa ini adalah fragmen karang P. damicornis
5,3 % dari luas terumbu karang Indonesia yang diambil dari perairan Pulau Panjang,
(Suharsono, 2008). Jepara. Metode penelitian ini adalah metode
Usaha pemulihan terumbu karang, eksperimen lapangan, yaitu suatu cara
salah satunya dengan budidaya karang untuk mengetahui hubungan sebab akibat
dengan memanfaatkan metode dengan cara memberikan satu atau lebih
transplantasi karang menggunakan teknik perlakuan dan membandingkan hasilnya
fragmentasi. Transplantasi karang pada untuk dilihat pengaruhnya terhadap obyek
prinsipnya adalah memotong cabang penelitian yang dilakukan di lapangan
karang dari karang hidup, lalu ditanam (Nazir, 1988).
pada suatu daerah tertentu. Namun Percobaan faktorial transplantasi
pelaksanaan tidak semudah yang karang ini menggunakan Rancangan Acak
dibayangkan, karena harus pula Kelompok (RAK), dengan 2 faktor yaitu
diperhatikan faktor-faktor yang ukuran fragmen dan metode transplantasi
mempengaruhi keberhasilan transplantasi. serta 6 kali ulangan pada metode tali dan
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan 12 kali ulangan pada metode semen.
reproduksi karang dengan fragmentasi Berikut pada Tabel 1 rancangan percobaan
meliputi ukuran fragmen, tipe substrat penelitian.
tempat fragmen diletakkan, dan jenis
karang (Thamrin, 2006).
Ukuran awal fragmen yang
digunakan adalah 3 cm dan 5 cm. Edwards
dan Gomez (2008) menjelaskan, fragmen
yang kecil (sekitar 1-3 cm) dapat secara
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 161

Tabel 1. Rancangan Percobaan substrat dibuat patok tiang menggunakan


paku setinggi ± 5 cm dan sebelah kanan
kiri paku diberi lubang kecil sebagai tempat
mengikat substrat pada media penanaman.
Jumlah substrat yang dibuat sebanyak 24
buah.
Penelitian ini mengggunakan rak
Keterangan : bertingkat dua yang berbentuk persegi
panjang terbuat dari rangka besi dengan
Sp : Jenis karang yang ditransplantasi
ukuran 1,75 m x 1 m. Rak ini digunakan
(P. damicornis)
untuk dua metode penanaman. Metode
Ia.3 : Metode transplantasi tali dengan
pertama menggunakan rak bagian atas (A)
ukuran awal fragmen 3 cm
yaitu dengan metode tali tambang. Kedua
Ia.5 : Metode transplantasi tali dengan
sisi rak diberi tali tambang 1,75 m sebagai
ukuran awal fragmen 5 cm
media penanaman fragmen karang. Metode
Ib.3 : Metode transplantasi substrat
kedua menggunakan rak bagian bawah (B)
semen dengan ukuran awal fragmen
yaitu metode substrat semen. Rak diberi
3 cm
jaring mesh size 2 inci dengan ukuran (1,75
Ib.5 : Metode transplantasi substrat
x 1 m) sebagai alas substrat. Setiap ujung
semen dengan ukuran awal fragmen
rak terdapat kaki-kaki tegak lurus yang
5 cm
berfungsi untuk menahan rak masing-
X1-6 : Ulangan pada tiap faktor (6
masing berukuran 50 cm. Adapun desain
ulangan)
rak tanam dapat dilihat pada Gambar 1.
X1-12 : Ulangan pada tiap faktor (12
ulangan)

(Santoso, 2001)

Pelaksanaan Penelitian

Penentuan Ukuran Awal Fragmen

Penelitian ini menggunakan ukuran


awal fragmen 3 cm dan 5 cm. Ukuran awal
fragmen yang biasa digunakan untuk
keperluan transplantasi adalah 7-8 cm Gambar 1. Desain rak tanam
(Ferse, 2004). Kemudian ukuran awal 3 cm
digunakan untuk mewakili ukuran yang Pengambilan Induk Karang P.
lebih kecil dan ukuran awal 5 cm mewakili damicornis
ukuran yang lebih besar. Selisih ukuran 2 Koloni indukan karang P. damicornis
cm ditentukan dengan pertimbangan dan diperoleh dari perairan Teluk Awur, Jepara.
perkiraan bahwa karang sudah memiliki Glynn et al. (2006) menyatakan penentuan
pertumbuhan yang berbeda. koloni indukan karang didasarkan pada
karang yang telah memiliki ukuran
Pembuatan Substrat dan Rak Tanam diameter minimal 40 cm, bebas penyakit
Substrat yang digunakan dalam penelitian dan tidak mengalami pemutihan
ini adalah substrat dari bahan mortar (bleaching). Koloni yang diambil yaitu
(campuran semen dan pasir). Bahan sebanyak 3 karang induk, pengambilan
kemudian dicetak berbentuk bulat menggunakan pahat dan martil.
menggunakan pipa PVC berdiameter ± 6
cm dengan tinggi ± 2 cm. Bagian tengah
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 162

Persiapan Fragmen Karang dibawa menggunakan perahu kecil menuju


Penelitian ini menggunakan dua lokasi di sebelah selatan dermaga Kampus
ukuran fragmen yaitu 3 cm sebanyak 12 Ilmu Kelautan UNDIP, Teluk Awur, Jepara.
fragmen dan 5 cm sebanyak 24 fragmen. Rak diletakkan di laut pada kedalaman ±2
Ukuran fragmen 3-10 cm biasa digunakan meter.
untuk restorasi dan dapat dibudidayakan
secara in situ di kolom air (Edwards dan Metode Pengambilan Data
Gomez, 2008). Fragmen karang tersebut Pengukuran pertumbuhan karang
diambil dari 3 indukan karang P. diukur dari sisi terpanjang fragmen.
damicornis. Pengambilan fragmen Pengukuran pertumbuhan karang
diperkirakan kurang 10% dari total luasan menggunakan jangka sorong (caliper)
induk, hal ini bertujuan untuk menghindari karena dapat digunakan untuk mengukur
stres atau kematian induk setelah panjang fragmen dengan ketelitian hingga
pengambilan fragmen yang terlalu banyak 0,1 mm.
(Epstein et al., 2001 dalam Guest et al.,
2009). Pengolahan Data
Pengukuran pencapaian
Pemasangan Fragmen dan Penanaman pertumbuhan karang yang
Rak Transplantasi ditransplantasikan dengan menggunakan
Pemasangan fragmen terbagi rumus (Sadarun, 1999) :
menjadi dua bagian yaitu rak bagian atas
(A) dan rak bagian bawah (B). Fragmen α = Lt – Lo
yang dipasang di rak bagian atas (A)
Keterangan :
berjumlah 12 fragmen, masing-masing 6
fragmen di setiap tali tambang. Sedangkan, α = Capaian pertambahan panjang
untuk pemasangan fragmen di rak bagian fragmen karang transplantasi
bawah (B) yaitu dengan cara fragmen Lt = Rata-rata panjang fragmen
diikatkan pada substrat lalu dilekatkan pada setelah bulan ke-t
jaring menggunakan klem plastik (cable Lo = Rata-rata panjang fragmen
tie). Jumlah fragmen sebanyak 24 buah, setelah bulan ke-o
masing-masing 6 fragmen di setiap deret.
Jarak antara fragmen satu dengan fragmen Metode yang digunakan untuk
lain adalah 25 cm. menghitung tingkat kelangsungan hidup
. (Survival Rate) fragmen karang
transplantasi adalah (Ricker, 1975) :

Dimana :

SR = Survival Rate (Tingkat kelangsungan


hidup)
Nt = Jumlah individu akhir
Gambar 2. Skema penempelan substrat No = Jumlah individu awal
pada rak
Laju pertumbuhan menyatakan
Setelah fragmen dipasang pada rak, pertambahan biomassa biota per satuan
maka proses selanjutnya yaitu penanaman waktu. Laju pertumbuhan (cm/bulan)
rak transplantasi di laut. Rak transplantasi diperoleh dari perhitungan panjang akhir
dikurangi panjang awal dan dibagi lama
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 163

penelitian, sehingga akan terlihat laju 25 September 2010 dan 16 Oktober 2010.
pertumbuhan karang transplan (Effendi, Setelah 2 bulan penanaman yaitu pada
1997). pengamatan keempat tanggal 30 Oktober
bekas luka akibat pemotongan sudah
GR = Lt - Lo tertutup 100%. Lebih jelasnya bisa dilihat
t pada Gambar 3.
Keterangan:

GR : Growth Rate / Laju Pertumbuhan


(cm/bulan)
Lt : Panjang karang pada waktu t
Lo : Panjang karang awal
t : Lama pengamatan (empat bulan)

Hasil dan Pembahasan

Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini berlangsung di


perairan Teluk Awur, Jepara. Perairan Teluk
Awur, Jepara tersusun atas 3 ekosistem,
yaitu mangrove, lamun, dan terumbu Gambar 3. Proses penutupan luka:
(A). Pengamatan pertama;
karang. Tingkat sedimentasi di perairan
(B). Pengamatan kedua;
Teluk Awur sangat tinggi, hal ini dapat
(C). Pengamatan ketiga; dan
dilihat dari kondisi perairannya yang keruh.
(D). Pengamatan keempat.
Sesuai dengan pengamatan di lapangan
karang-karang yang mendominasi di sekitar
lokasi penelitian yaitu tipe-tipe karang Pertumbuhan Karang Transplan
massive dan encrusting. Pengukuran Pocillopora damicornis
pertumbuhan karang diamati secara Karang P. damicornis merupakan
berkala setiap 2 minggu sekali selama 4 karang dengan bentuk pertumbuhan
bulan. Pengamatan dimulai sejak bercabang (branching). Pertumbuhan
September 2010 – Januari 2011. karang berlangsung secara vertikal maupun
horizontal, dengan arah vertikal lebih
Pemulihan dan Penyembuhan Luka dominan. Percabangan dapat memanjang
Karang Transplan atau melebar (Timotius, 2003).
Proses pemotongan fragmen Pertumbuhan karang transplan P.
meninggalkan bekas luka, sehingga damicornis diawali dari proses penutupan
fragmen butuh waktu untuk melakukan luka dan adanya pertumbuhan pada
proses penutupan luka. Pengeluaran lendir fragmen tersebut. Hasil yang didapatkan
(mucus) akibat proses pemotongan diduga menunjukkan bahwa pada metode tali,
merupakan tanda bahwa karang mengalami fragmen karang tumbuh secara vertikal.
stres. Pengamatan pertama terhadap Hal ini dimungkinkan karena tidak adanya
jaringan karang yang luka akibat media yang menghalangi fragmen sehingga
pemotongan yang dilakukan pada tanggal pertumbuhan lebih kearah vertikal (Gambar
18 September 2010 menunjukkan bahwa 4.a). Berbeda dengan metode substrat
bekas luka pada fragmen karang masih semen, pertumbuhan lebih kearah
sangat terlihat jelas. Bekas luka pada horizontal, hal ini dimungkinkan karena
fragmen karang mulai menutup pada fragmen tumbuh menjalar mengikuti
pengamatan kedua dan ketiga yaitu tanggal
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 164

bentuk dari substrat yang melebar (Gambar Berbeda dengan pertumbuhan pada
4.b). fragmen dengan ukuran awal 5 cm,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada fragmen
karang yang menggunakan metode
substrat semen dengan ukuran awal
(4,69±0,35 cm) menjadi (6,86±1,22 cm),
sedangkan pada metode tali menunjukkan
pertumbuhan yang lebih rendah dengan
ukuran awal (5,12±0,25 cm) menjadi
(a) (6,83±0,57 cm). Dari pengamatan yang
telah dilakukan tidak terdapat pertumbuhan
fragmen karang yang mengalami
penurunan. Grafik pertumbuhan karang
transplan dengan ukuran awal fragmen 5
cm ditunjukkan pada Gambar 6.

(b)

Gambar 4. Kondisi awal dan akhir karang


transplan P. damicornis; (a).
Metode tali; (b). Metode
substrat semen.

Hasil pengukuran pertumbuhan yang


dilakukan, menunjukkan bahwa fragmen
karang dengan ukuran awal 3 cm,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada karang
yang menggunakan metode tali dari ukuran Gambar 6. Grafik pertumbuhan karang
awal (2,9±0,65 cm) menjadi (4,94±0,71 transplan ukuran fragmen 5 cm.
cm), sedangkan pada metode substrat
Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival
semen menunjukkan pertumbuhan yang
Rate) Karang Transplan
lebih rendah yaitu dengan ukuran awal
Tingkat kelangsungan hidup adalah
(2,83±0,40 cm) menjadi (4,52±0,53 cm).
suatu kondisi yang menunjukkan adanya
Berikut adalah grafik pertumbuhan panjang
organisme yang bertahan hidup dan tetap
karang transplan dengan ukuran awal
aktif secara fisika dan biologi selama waktu
fragmen 3 cm (Gambar 5).
tertentu (Margono, 2009). Tingkat
kelangsungan hidup bergantung pada
ketepatan metode khususnya dalam
perlakuan fragmen, faktor biologis seperti
faktor fisiologi karang yang
ditransplantasikan dan respon terhadap
kondisi lingkungan (Clark dan Maldive,
1995 dalam Arvedlund et al., 2001)
sehingga kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan sangat berpengaruh bagi
tingkat kelangsungan hidup karang yang
ditransplantasikan di habitat yang berbeda
Gambar 5. Grafik pertumbuhan karang dengan habitat asalnya.
transplan ukuran fragmen 3 cm Tingkat kelangsungan hidup karang
transplan pada metode tali dengan ukuran
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 165

awal fragmen 3 cm, serta metode semen Laju pertumbuhan pada metode semen
dengan ukuran awal fragmen 3 cm dan 5 dengan ukuran awal fragmen 5 cm lebih
cm semuanya menunjukkan nilai sebesar rendah dibanding pada metode tali dengan
83%. Hal tersebut karena pada karang ukuran awal fragmen 3 cm. Hal ini
transplan terdapat karang yang hilang dan dikarenakan pada metode semen
mati, sehingga kelangsungan hidupnya berkompetisi dengan alga, alga tumbuh di
tidak mencapai nilai 100%. Sedangkan atas jaringan karang sehingga menutupi
tingkat kelangsungan hidup karang sebagian permukaan fragmen karang
transplan pada metode tali dengan ukuran transplan. Menurut Yap et al. (2011) alga
awal fragmen 5 cm menunjukkan nilai yang diketahui sebagai kompetitor karang baik
tinggi, yaitu sebesar 100%. ruang maupun cahaya. Alga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan karang
dan akhirnya terjadi kematian koloni
Laju Pertumbuhan Karang karang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Transplantasi P. damicornis Gambar 8.
Laju pertumbuhan dinyatakan
sebagai pertambahan biomassa biota per
satuan waktu (Effendi, 1997). Pertumbuhan
panjang sangat bervariasi sesuai dengan
jenis, ukuran fragmen, bentuk koloni dan
percabangan serta kondisi lingkungan
perairan.
Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa laju pertumbuhan karang memiliki
nilai positif. Laju pertumbuhan fragmen
perbulan tertinggi terlihat pada metode tali
dengan ukuran fragmen 3 cm yaitu 0,56
cm/bulan. Hal ini dimungkinkan karena Gambar 8. Fragmen karang pada metode
pertumbuhan pada metode tali dengan semen yang berkompetisi dengan Alga.
ukuran 3 cm mengalami pertumbuhan
secara vertikal sehingga laju
pertumbuhannya tinggi. Sedangkan laju
pertumbuhan karang terendah terlihat pada
metode tali dengan ukuran fragmen 5 cm Pembahasan
yaitu 0,43 cm/bulan. Histogram laju
pertumbuhan dapat dilihat pada Gambar 7 Pertumbuhan Karang Transplan P.
berikut ini. damicornis
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa transplan karang dengan
ukuran awal fragmen 5 cm mempunyai
pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan ukuran awal fragmen 3 cm
baik yang menggunakan metode tali
maupun metode substrat semen. Fragmen
dengan ukuran awal 3 cm dimungkinkan
mengalokasikan energi yang semestinya
digunakan untuk pertumbuhan koloni
menjadi kurang maksimal (Harrison dan
Wallace, 1990). Semua makhluk hidup
pada dasarnya mempunyai alokasi energi
Gambar 7. Histogram laju pertumbuhan
dalam fungsi kehidupan, yaitu
karang transplan P. damicornis (cm/bulan)
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 166

pemeliharaan, pertumbuhan dan pembersihan alga. Hasil yang didapatkan


reproduksi, apabila banyak energi yang menunjukkan bahwa pada karang tersebut
digunakan untuk pemeliharaan, maka mengalami pertambahan panjang sebesar 2
energi untuk pertumbuhannya akan cm setelah 3 bulan ditanam. Hal serupa
berkurang (Harrison dan Wallace, 1990). juga terjadi pada penelitian yang dilakukan
Selain itu fragmen dengan ukuran kecil (3 oleh Soong dan Chen (2003) pada karang
cm) belum mencapai ukuran tertentu yang A. pulchra menggunakan metode gantung
dapat terhindar dari besarnya resiko dan dilakukan pembersihan alga
kematian. Hal ini sesuai dengan pernyataan menunjukkan hasil positif dengan
Jackson, (1985) yang menyatakan bahwa munculnya banyak cabang baru setelah 4
pada dasarnya setiap karang mempunyai bulan penanaman.
ukuran tertentu untuk terhindar dari resiko Hal ini ditunjukkan dengan
kematian. Pada fragmen berukuran 5 cm persamaan hasil pertumbuhan dari
dimungkinkan telah mencapai ukuran penelitian ini dengan penelitian yang
tersebut, sehingga alokasi energi lebih pernah dilakukan. Pada penelitian ini,
banyak untuk pertumbuhan dan transplantasi menggunakan metode tali
pertambahan panjang lebih cepat pertumbuhannya cenderung vertikal.
dibandingkan dengan ukuran yang lebih Sedangkan yang menggunakan metode
kecil. substrat semen pertumbuhannya
Pertumbuhan karang transplan cenderung horizontal.
tertinggi terlihat pada metode tali dengan
ukuran 3 cm (4,94±0,71 cm) dan pada Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival
metode substrat semen dengan ukuran 5 Rate) Karang Transplan
cm (6,86±1,22 cm). Tingkat kelangsungan hidup
Hal ini dikarenakan pada metode tali (Survival Rate) karang P. damicornis
terletak dekat dengan permukaan air laut dipengaruhi oleh kemampuan karang
sehingga karang transplan memiliki peluang tersebut beradaptasi dengan lingkungan
yang lebih besar untuk menerima cahaya yang baru. Tingkat kelangsungan hidup
matahari yang dapat membantu bergantung pada ketepatan metode
zooxanthellae dalam proses fotosintesanya. khususnya dalam perlakuan fragmen,
Connel (1973) dalam Wood (1983) faktor biologis seperti fisiologi karang yang
menyatakan bahwa percobaannya ditransplantasikan dan respon terhadap
menemukan jumlah atau lama penyinaran kondisi lingkungan (Clark dan Edward,
adalah faktor yang sangat mempengaruhi 1995). Transplantasi karang dengan
pertumbuhan karang. Sedangkan pada metode substrat semen, baik yang
metode substrat semen, karena letak berukuran 3 cm maupun 5 cm terdapat
karang transplan yang berada di bawah karang yang hilang dan mati. Begitu juga
dekat dengan dasar laut sehingga pada yang dialami pada metode tali dengan
metode ini karang lebih mengandalkan ukuran awal fragmen 3 cm. Hal ini
pertumbuhannya dengan mengambil disebabkan karena faktor alam di lokasi
nutrien yang ada pada sedimen. Menurut penelitian.
Timotius (2003) pertumbuhan karang Penelitian ini dapat dikatakan
dipengaruhi oleh faktor abiotik dan biotik. berhasil karena nilai rata-rata dari tingkat
Faktor abiotik dapat berupa intensitas kelangsungan hidup karang transplan P.
cahaya, lama penyinaran, suhu, nutrisi, dan damicornis menunjukkan nilai 87,5 %.
sedimentasi. Menurut Harriot dan Fisk (1988) bahwa
Penelitian tentang karang bercabang kegiatan transplantasi dikatakan berhasil
yang pernah dilakukan oleh Budiman apabila jumlah karang yang hidup dari
(2007) pada karang A. gomezii yang keseluruhan yang ditransplantasikan lebih
menggunakan metode gantung dengan besar dari 50 %.
posisi karang secara vertikal dan dilakukan
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 167

Laju Pertumbuhan Karang Terdapat perbedaan pertumbuhan karang


Transplantasi P. damicornis transplan antara metode tali dan metode
Laju pertumbuhan karang transplan substrat semen. Pertumbuhan transplan
yang tertinggi terlihat pada metode tali karang tertinggi terlihat pada metode tali
dengan ukuran awal fragmen 3 cm yaitu dengan ukuran awal fragmen 3 cm yaitu
0,56 cm/bulan. Hal ini dikarenakan pada (2,9±0,65 cm) menjadi (4,94±0,71 cm)
metode tali tidak terdapat kompetisi dan metode substrat semen dengan ukuran
dengan alga dan dimungkinkan karena 5 cm yaitu (4,69±0,35 cm) menjadi
karang transplan menggunakan metode tali (6,86±1,22 cm). Hasil dari penelitian
terletak pada rak bagian atas. Pada rak menunjukkan pada metode tali lebih bagus
bagian atas dekat dengan permukaan air pertumbuhannya dibandingkan dengan
laut sehingga dapat dengan mudah metode substrat semen.
menerima cahaya sehingga fotosintesa
akan lebih banyak menghasilkan energi Ucapan Terima Kasih
untuk laju pertumbuhannya.
Penulis mengucapkan terima kasih
Penelitian yang dilakukan oleh
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Diah
Yarmanti (2001) terhadap dua spesies
Permata W, M.Sc dan Dr. Ir. Munasik, M.Sc
karang yaitu Acropora nobilis dan A.
selaku dosen pembimbing serta rekan-
formosa. Parameter yang diamati yaitu
rekan satu tim penelitian atas bantuan
tingkat kelangsungan hidup, laju
tenaga dan fikiran selama penelitian.
pertumbuhan dan pertambahan tunas.
Kepada reviewer Jurnal Penelitian Kelautan
Perlakuan yang diberikan kepada dua
disampaikan penghargaan atas review yang
spesies tersebut adalah perbedaan
sangat berharga pada artikel ini.
kedalaman penanaman yaitu 3 dan 10
meter. Dari penelitian tersebut diketahui
Daftar Pustaka
bahwa laju pertumbuhan kedua spesies di
kedalaman 3 meter lebih cepat Ariyanto, G. 2011. Studi transplantasi
dibandingkan 10 meter. Begitu pula tingkat karang Pavona decussata di perairan
kelangsungan hidupnya pada kedalaman 3 teluk awur, jepara. Skripsi. Fakultas
meter lebih baik daripada kedalaman 10 Perikanan dan Ilmu Kelautan.
meter. Pada perbandingan antar spesies Universitas Diponegoro.
laju pertumbuhan A. formosa lebih cepat Budiman, Y. M. 2007. Pengaruh Ukuran
daripada A. nobilis baik pada kedalaman 3 Awal Fragmen Terhadap Pertumbuhan
meter dan 10 meter. Vertikal dan Horizontal Karang
Hasil dari penelitian ini tidak sama Transplan Acropora gomezi. [Skripsi].
dengan penelitian yang dilakukan oleh Jurusan Ilmu Kelautan FPIK-UNDIP.
Yarmanti (2001). Dimana kedalaman 3 Semarang.
meter tidak terlalu mempengaruhi tinggi Clark, S. and Edward, J. 1995. Coral
rendahnya laju pertumbuhan pada metode Transplatation: A Usefull Management
transplantasi. Tool or Misguided. Mar Poll Bull.
Edwards, A.J. & Gomez, E.D. 2008. Reef
Kesimpulan
Restoration Concepts and Guidelines:
Berdasarkan hasil dari penelitian Making Sensible Management Choices
yang telah dilakukan, maka dapat In The face of uncertainty. 38:363.
disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan Diterjemahkan oleh Yayasan Terumbu
kelangsungan hidup karang secara Karang Indonesia.
keseluruhan mencapai 87,25%. Tingkat Effendie, Moch Ichsan. H. 1997. Biologi
kelangsungan hidup tertinggi terlihat pada Perikanan. Yayasan Pustaka
metode tali dengan ukuran awal fragmen 5 Nusatama. Yogyakarta.
cm menunjukkan nilai yaitu sebesar 100%. Ferse, S. 2004. Growing Corals in an
Ocean-Based Nursery: the Use of
Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 168

Cages. Thesis in University of Ricker, W.E. 1975. Computation and


Bremen, Faculty for Biology & Interpretation of Biologycal Statistic of
Chemistry. Bremen. 63:109 - 118. Fish Populations. John Willey and
Glynn, Elizabeth , Richard E. Dodge, Daniel Sons. 444 p.
P, T. Patrick Quinn, David S. Gilliam, Sadarun. 1999. Transplantasi Karang Batu
Richard E. Spieler. 2006. Growth and Di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta.
Survivorship of Scleractinian Coral Tesis. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Transplants and The Effectiveness of Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Plugging Core Holes in Transplant 67p.
Donor Colonies. Proceedings of 10th Soong, K. and Chen. T. 2003. Coral
International Coral Reef Symposium, Transplantation: Regeneration and
8:1657-1664. Growth of Acropora Fragments in a
Nursery. Restoration Ecology. 1: 62 –
Guest, James R., Rommi M. Dizon, Alasdair 71.
J. Edwards, Chiara Franco, and
Edgardo D. Gomez. 2009. How Santoso, S. 2001. SPSS Versi 10 :
Quickly do Fragments of Coral “Self- Mengolah Data Statistik Secara
Attach” after Transplantation?. Profesional.
Restoration Ecology. 19:234. Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang yang
Harriot, V. J. and D. A. Fisk. 1998. Coral Umum Dijumpai di Perairan
Transplantation as Reef Management Indonesia. Puslitbang Oseanologi-
Option. in: Proceeding of 6th LIPI, Jakarta.
International Coral Reef Symposium. Thamrin. 2006. “Karang” Biologi Reproduksi
Australia. 2: 375-379. dan Ekologi. Minamandiri Pres,
Harrison, P. L. and C. C. Wallace. 1990. Pekanbaru.
Reproduction, Dispersal and Timotius, S. 2003. Biologi Terumbu Karang.
Recruitmen of Scleractinian Coral. Makalah Training Course. Yayasan
Coral Reefs. Dubinsky Elsevier Terangi.
Science Publisher B. B., Amsterdam. Tomascik, T., A.J. Mah., A. Nontji. and M.K.
2: 187 – 206. Moosa. 1997. The Ecology of The
Herdiana, Y. 2001. Respon Pertumbuhan Indonesian Seas. Periplus Edition.
serta Keberhasilan Transplantasi Koral Republic of Singapore. 7: 192 – 221.
Terhadap Ukuran Fragmen dan Posisi Wilkinson, C. 2002. Status of Coral Reefs of
Penanaman pada Dua Spesies Karang The World : 2002. Australian Institut
Acropora micropthalma (Verill,1869) of Marine Science. Australia.
dan Acropora intermedia (Brook, Wood, E.M. 1983. Reefs of the World.
1891) di Perairan Pulau Pari, Biology and Field Guide. T.T.H.
Kepulauan Seribu. Skripsi. FPIK-IPB. Publications, Inc., LTD, Hongkong.
Tidak dipublikasikan. Yap, H. T. and E. D. Gomez. 1984. Growth
Margono, Widyarto, 2009. Perkembangan of Acropora pulchra : Responses of
dan Pertumbuhan Karang Jenis Natural and Translaned Colonies to
Lobophyllia hemprichii Yang Temperatur and Day Length. Marine
Ditransplantasikan di Pulau Pramuka, Biology. 81: 209-215.
Kepulauan Seribu, Jakarta [Skripsi]. Yarmanti, K. D. 2001. Studi Laju
FPIK, IPB, Bogor. Pertumbuhan dan Tingkat Ketahanan
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Hidup Karang Batu Spesies Acropora
Indonesia, Jakarta. nobilis dan Acropora Formosa pada
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Dua Kedalaman yang Berbeda di
Pendekatan Ekologis. Gramedia Pulau Pari, kepulauan Seribu.
Pustaka Utama, Jakarta. 459. (Skripsi). FPIK-IPB. Bogor. Tidak
dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai