Anda di halaman 1dari 2

1.

Indonesia merupakan salahsatu negara dengan kerawanan bencana yang tinggi salahsatunya bencana
geologi. Jelaskan mengenai salah satu bencana geologi yang Anda pahami disertai parameter
bencananya serta analisa manajemen bencana yang Anda lakukan untuk bencana tersebut.
Jawab:
Salah satu bencana Geologi yang hampir setiap tahunnya terjadi bahkan setiap hari adalah bencana
alam Gempa bumi baik dalam skala makro maupun mikro, dari analisa keteknikannya perlu adanya
untuk pendalaman zona-zona tertentu mencari informasi tentang bangunan atau kekuatan bangunan dan
perlu adanya rekayasa keteknikan seperti rekayasa lingkungan.
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi
dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran
gempa Bumi yang dialami selama periode waktu.

Parameter bencana gempa bumi:


Parameternya dapat berupa:
1. Peta kerentanan gempa
2. Pemetaan daerah rawan gempa
3. Studi kasus dari gerakan massa/ kegempaan

Analisa managemen yang perlu dilakukan adalah :


Infrastruktur di Indonesia setiap tahunya terus bertambah banyak. Namun, Indonesia sering
mengalami kerusakan akibat bencana alam yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Perlu
mengambil langkah Manajemen Risiko untuk mengurangi kerugian akibat kerusakan infrastruktur pada
setiap terjadinya bencana. Tujuan kajian ini adalah untuk mencari pilihan terbaik Teknik Manajemen
Risiko yang dapat digunakan di Indonesia. Perlu memetakan daerah bencana menjadi 4 (empat)
klasifikasi kawasan bencana berdasarkan frekuensi dan tingkat kerusakannya.
1. Kawasan I ( Frekuensi Tinggi – Kemungkinan Tingkat Kerusakan Tinggi)
Pada kawasan ini, tingkat kerugian ketika dibangun suatu infrastruktur akan berdampak besar. Teknik
manajemen risiko yang dapat diaplikasikan adalah menghindari atau relokasi. Infrastruktur yang dapat
dibangun adalah infrastruktur sederhana seperti jalan yang dapat digunakan untuk kegiatan tanggap
darurat. Bangunan Milik Negara pada daerah ini perlu diminimalisir dan hanya diutamakan terdapat
bangunan untuk pertolongan pada bencana seperti kantor polisi, pemadam kebakaran, fasilitas kesehatan.
Untuk infrastruktur dan bangunan milik negara selain untuk kegiatan tanggap darurat, sebaiknya
direlokasi ke zona yang lebih aman. Pada zona sangat rawan ini, bangunan milik negara dibangun tidak
bertingkat atau hanya bertingkat dua sederhana, agar beban yang disangga oleh bangunan tidak melebihi
batas aman. Bentuk bangunan harus regular atau seragam pada semua sisinya dan dan tidak terlalu
panjang seperti bangunan sekolah. Bangunan yang akan dibangun atau telah eksisting harus diperkuat
sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.

2. Kawasan II ( Frekuensi Tinggi – Kemungkinan Tingkat Kerusakan Rendah)


Di zona kedua merupakan zona rawan bencana, dimana masih memliki propabilitas bencana yang sedang.
Teknik manajemen risiko yang dapat diaplikasikan adalah retensi atau memperkuat, Pengendalian yaitu
dengan langkah urban planning dan asuransi. Pada zona ini masih memungkinkan untuk mendirikan
infrastruktur dan bangunan tingkat sederhana dengan melakukan penguatan. Bangunan yang telah
existing dengan fungsi di luar administrasi seperti laboratorium harus direlokasi dari zona ini.
Pembangunan sekolah menggunakan material kayu atau dibuat semi permanen.
3. Kawasan III ( Frekuensi Rendah – Kemungkinan Tingkat Kerusakan Tinggi)
Di zona ketiga propabilitas bencana rendah dengan tingkat kerusakan tinggi. Teknik manajemen risiko
yang dapat diaplikasikan adalah Asuransi dan Pengendalian melaui urban planning. Pada zona ini,
infrastruktur dapat didirikan dengan jumlah yang telah diperhitungkan dan seluruh infrastruktur tersebut
di asuransikan. Bangunan yang telah existing dengan fungsi di luar administrasi seperti laboratorium
harus direlokasi dari zona ini.

4.Kawasan IV ( Frekuensi Rendah – Kemungkinan Tingkat Kerusakan Rendah)


Zona ini merupakan zona aman, dimana semua jenis Infrastruktur vital dapat dibangun seperti bandara,
rel kereta, pipa gas, dan pusat listrik.

Pembiayaan Risiko
Menurut Linnerooth, dkk (2010: 3), asuransi bukan merupakan satu-satunya langkah manajemen risiko.
Langkah asuransi diambil untuk mengurangi risiko yang tersisa setelah langkah manajemen risiko yang
lain telah diambil. Infrastruktur pada daerah rawan bencana yang sudah dibangun (existing) dan telah
diperkuat masih memiliki risiko sehingga perlu dikurangi risikonya dengan pembiayaan risiko. Langkah
pembiayaan risiko meliputi dua hal yaitu dengan cost saving dan asuransi. Apabila tingkat risiko bencana
dari bangunan rendah, sebaiknya dipilih cost saving untuk rencana pembangunan kembali bangunan.

Anda mungkin juga menyukai