Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif dan


kuantitatif dengan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2010) penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memaparkan
keadaan sebenarnya yang sama dengan keadaan objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta yang terletak di


Jalan Slamet Riyadi No.445 Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa
Tengah 57416. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap
Tahun ajaran 2019/2020.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah lembar soal dan lembar jawaban
siswa peserta Ujian Akhir Semester (UAS) Genap Mata Pelajaran Kimia kelas
X IPA di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2019/2020.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X IPA
SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 86 siswa.

E. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini yaitu soal Ujian Akhir Semester
Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas X IPA SMA Batik 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda.

F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada penelitian ini yaitu analisis kualitas butir soal
yang ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan
efektifitas pengecoh.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan


teknik dokumentasi. Tujuan menggunakan teknik dokumentasi yaitu untuk
memperoleh data berupa soal UAS Genap Mapel Kimia Kelas X IPA SMA
Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2019/2020, kunci jawaban, lembar jawaban
siswa dan daftar nama siswa.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis deskriptif kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Analisis data
dilakukan terhadap butir soal UAS Mapel Kimia Kelas X SMA Batik 1
Surakarta Tahun Ajaran 2019/2020.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif


a. Analisis Distribusi Jenjang Ranah Kognitif Taksonomi Bloom

Terdapat enam tingkatan ranah kognitif menurut taksonomi


Bloom yang direvisi yaitu mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
membuat/mencipta (C6). Analisis distribusi jenjang ranah kognitif
taksonomi Bloom dilakukan dengan mencocokkan butir soal
dengan kriteria enam tingkatan ranah kognitif taksonomi Bloom.

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data dilakukan untuk mencari reliabilitas,


validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan efektifitas pengecoh.

a. Validitas
Suatu tes dikataka telah valid apabila tes tersebut mengukur
apa yang seharusnya diukur. Teknik korelasi biserial digunakan dalam
penelitian ini. Korelasi biserial digunakan untuk menghitung validasi
setiap item.

Rumus korelasi biserial sebagai berikut :

M p −M t p
r pbi =
St √ q

Keterangan :

rpbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi

item yang dicari validitasnya.

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah

Hasil validitas yang dihitung menggunakan aplikasi


ANATES kemduian dianalisis menggunakan tabel kriteria validitas
menurut Sudijono (2007) yang dapat dilihat pada gambar 3.1
Kriteria Reliabilitas dibawah ini.

Tabel 3.1 Kriteria Validitas

Nilai r11 Interpretasi


0,00 – 0,20 Sangat rendah
0.21 – 0.40 Rendah
0.41 -0.60 Cukup
0.61 – 0.80 Tinggi
0.81 – 1.00 Sangat tinggi
b. Reliabilitas

Uji reliabilitas soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah


hasil yang diperoleh sama bila diujicobakan kepada kelompok yang
sama dalam waktu yang berbeda. Secara matematis, uji reliabilitas
dapat dirumuskan menggunakan formula Kuder-Richardson sebagai
berikut :

n S 2 ∑ pq
( )(
r11 =
n−1 S2 )
Keterangan :

r11 = reliabilitas tes

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawa item dengan salah

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

Hasil reliabilitas yang dihitung menggunakan aplikasi


ANATES kemudian dianalisis menggunakan tabel kriteria reliabilitas
menurut Jihad dan Abdul Haris (2008) yang dapat dilihat pada gambar
3.2 Kriteria Reliabilitas dibawah ini.

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi


0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0.39 Rendah
0.40 -0.59 Cukup
0.60 – 0.79 Tinggi
0.80 – 1.00 Sangat tinggi

c. Tingkat Kesukaran
Kriteria soal yang baik yaitu soal yang terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah akan menjadikan pengetahuan
siswa tidak menjadi berkembang. Soal yang terlalu sukar akan
menjadikan siswa mempunyai sikap menyerah terlebih dahulu

Secara matematis, tingkat kesukaran dapat dirumuskan sebagai


berikut :

B
p=
JS

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran tiap


butir soal digunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran

Nilai P Interpretasi
P = 1,00 Sangat mudah
0,70 < P < 1,00 Mudah
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
P = 0,00 Sangat sukar
(Ali Hamzah, 2014)

d. Daya beda

Soal yang baik adalah soal yang memiliki indeks daya beda
yang tinggi. Indeks daya beda berkisar 0.0 – 1.0. Semakin tinggi
indeks daya beda, maka semakin mudah untuk membedakan antara
siswa yang masih belum paham materi dengan yang sudah paham
dengan materi.

Secara matematis, daya beda dapat dirumuskan sebagai


berikut :

BA BB
D= −
J A JB

Keterangan :

D = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang

menjawab dengan benar

JB = jumlah peserta kelompok bawah

JA = jumlah peserta kelompok atas.

Kriteria daya pembeda menurut Ali Hamzah (2014) yang


digunakan untuk menganalisis daya pembeda dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda

Nilai D Kategori
0,70 < Dp ≤1,00 Sangat baik
0,40 < Dp ≤ 0,70 Baik
0,20 < Dp ≤ 0,40 Cukup
0,00 < Dp ≤ 0,20 Buruk
Dp ≤ 0,00 Sangat buruk

e. Efektifitas pengecoh
Pengecoh merupakan pilihan jawaban yang hampir mirip dengan
kunci jawaban tapi bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh dibuat
agar peserta didik bingng untuk memilih jawaban yang tepat. Menurut
Depdiknas (2009) pengecoh dikatakan efektif apabila pengecoh tidak
dipilih oleh 5% siswa.

Anda mungkin juga menyukai